Ketika Mantan Kembali

Pada akhirnya Tasya datang ke rumah keluarganya untuk membahas mengenai apa yang terjadi pada rumah tangganya dengan Kevin. Tasya dengan jujur mengatakan bahwa Kevin sudah berubah sekarang dan pria itu juga secara terang-terangan mengatakan bahwa ia mencintainya dan akan menceraikan Runi. Mayra yang mendengar itu semua tentu bahagia bukan main, sebagai seorang ibu tentu saja Mayra sangat sakit sekali ketika mendengar putrinya diduakan oleh Kevin demi Runi yang kala itu mengandung anak mereka namun ketika Mayra meminta Tasya berpisah, Andri selalu mengatakan pada istrinya jangan menghasut untuk supaya Tasya dan Kevin berpisah karena hubungan kedua keluarga bisa renggang sementara Andri butuh sokongan besar keluarga besannya untuk memperlebar perusahaannya. Mayra hanya bisa menahan sakit hati dan mengungkapkannya pada Tasya yang juga mengatakan tak masalah jika Kevin mendua dan memiliki istri lain asal ia tak menunjukannya secara langsung di depannya.

"Lihatlah Nak, ini semua adalah buah kesabaran yang kamu pupuk selama ini."

"Aku tahu Pa, hanya saja apakah rasanya tak aneh selama ini Kevin acuh padaku dan mendadak mulai menunjukan rasa cintanya padaku dan lebih posesif dari biasanya."

"Itu kan tandanya suamimu sudah benar-benar jatuh cinta padamu dan bukankah kamu harus memberikannya kesempatan untuk membuka hatimu?"

"Aku ...."

"Jangan bilang ini semua karena ada hubungannya dengan Desta?"

Tasya tak bisa menjawab pertanyaan sang papa barusan karena sudah berhubungan dengan Desta dan kalau boleh jujur maka Tasya memang masih berharap pada Desta namun pasti papanya ini akan menentangnya habis-habisan.

"Kenapa hanya diam saja? Jadi apa yang Papa katakan tadi benar? Kamu masih saja berharap pada pria itu?!"

Tasya lagi-lagi tak bisa menjawab pertanyaan papanya dan karena dirasa sudah sangat tak nyaman untuk melanjutkan pembicaraan maka Tasya pun gegas pamit pada kedua orang tuanya dan pergi dari rumah ini dan segera pulang ke rumahnya. Sepanjang perjalanan menuju rumahnya, Tasya hanya diam menatap keluar jendela mobil.

****

Selepas Tasya pulang ke rumah, Andri dan Mayra masuk ke dalam kamar, mereka membicarakan mengenai masalah Tasya barusan. Andri tentu saja dengan tegas melarang Mayra untuk menemui atau berhubungan dengan Desta walau Desta adalah ayah dari cucunya namun Andri tetap tak akan mengakui itu karena perbedaan kasta di antara keduanya. Mayra sendiri sebenarnya menentang apa yang suaminya katakan namun ia sadar bahwa suaminya ini adalah tipikal orang yang keras kepala dan sangat sulit untuk diajak bicara.

"Kamu kenapa hanya diam saja?"

"Tidak apa."

"Aku tahu kalau kamu pasti tak setuju dengan apa yang aku katakan barusan kan?"

"Kalaupun aku mengatakan keberatan maka rasanya kamu pun tak akan peduli."

"Jadi sekarang kamu mau menentangku?"

Mayra nampak menggelengkan kepalanya, ia kemudian gegas keluar kamar dan pergi ke dapur untuk mengambil segelas air namun di sana ia justru secara tak sengaja bertemu dengan Ariel yang juga sedang minum air.

"Mama belum tidur?"

"Belum, kamu sendiri kenapa tidak tidur?"

"Apakah Mama dan papa bertengkar lagi?"

"Kamu tak perlu tahu masalah itu."

"Apakah Mama setuju dengan keputusan papa yang masih melarang Desta menemui anaknya sendiri? Aku bisa merasakan bagaimana rasa sakitnya dipisahkan dengan anak sendiri walau aku belum punya anak, Desta pasti sangat sedih sekali saat ini."

****

Kevin setia menanti Tasya untuk kembali ke rumah, ia rutin menelpon Tasya dan mengirimkan pesan untuk menanyakan di mana posisi Tasya saat ini. Kevin memang menjadi lebih romantis dari sebelumnya walau memang kesan kaku masih ada namun Kevin sudah mulai terang-terangan mengungkapkan penyesalan atas apa yang pernah ia lakukan di masa lalu. Ia bersyukur karena mereka belum bercerai dan masih ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan mereka.

"Akhirnya kamu datang juga."

Mobil yang membawa Tasya tiba di halaman rumah dan Kevin membukakan pintu untuk istrinya tanpa dibantu oleh siapa pun padahal Tasya bisa melakukannya sendiri.

"Terima kasih."

"Tidak masalah."

Kevin dan Tasya berjalan beriringan menuju kamar mareka, Kevin meminta Tasya untuk segera mandi dan berganti pakaian. Tasya menuruti saja apa yang Kevin suruh barusan dan selepas ia sudah selesai mandi dan berganti pakaian, kini Tasya tengah mengeringkan rambutnya yang basah dan Kevin memeluknya dari belakang.

"Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Apakah aku salah ketika melakukan ini dengan istriku sendiri?"

"Tidak, hanya saja mungkin aku yang belum terbiasa dengan perubahan sikapmu."

"Kalau begitu, bukankah kamu harus mulai membiasakan diri?"

Tasya menganggukan kepalanya, Kevin yang melihat itu tersenyum senang dan mencium pipi Tasya yang wangi karena habis mandi. Kevin masih setia memeluk Tasya dari belakang.

****

Hubungan Tasya dan Kevin yang makin baik nyatanya membuat Runi hilang akal, wanita itu sungguh tak terima karena apa yang menjadi miliknya hilang begitu saja apalagi kabar dia dan Kevin bercerai sudah tersebar di kalangan sosialita tempat di mana Runi biasa berkumpul. Di sana teman-teman sosialitanya menggunjing Runi tak tahu malu karena masih mau menampakan diri di dalam circle ini.

"Bukannya kamu dan Kevin sudah berpisah? Kenapa masih menampakan diri di sini?"

"Dia itu kan tak tahu malu, sudah tahu merebut suami orang namun berlagak seperti nyonya."

Banyak suara sumbang dari wanita-wanita sosialita itu pada Runi yang membuat telinga Runi panas dan akhirnya ia pergi dari acara kumpul-kumpul wanita kelas atas itu. Runi masuk ke dalam mobilnya dan memukul kemudi dengan keras, kebenciannya pada Tasya makin menjadi dan ia bersumpah akan membalas wanita itu karena sudah merebut Kevin darinya. Ketika tiba di rumah ia dibuat terkejut ketika ada petugas dari bank yang mengatakan mereka akan menyita rumah ini karena utang Runi sudah jatuh tempo namun belum juga dibayar.

"Apa maksud anda?!"

Petugas juru sita dari bank itu nampak acuh dan kemudian mengeluarkan surat tugas dan pernyataan dari manajemen bank mengenai perjanjian yang sudah Runi tanda tangani dan sialnya kala itu ia malah memberikan jaminan sertifikat rumahnya pada bank.

"Tidak, kalian tak bisa melakukan ini padaku!"

****

Brandon nampak tak bersemangat belakangan ini dan Kevin bukannya tak paham dengan keadaan Brandon saat ini namun Kevin tak mau ambil risiko mempertemukan Brandon dan Runi dulu saat ini karena Runi bisa saja menjadikan Brandon alat untuk bisa rujuk kembali dengannya sementara keputusan Kevin untuk berpisah sudah bulat dan tak bisa diganggu gugat lagi.

"Brandon, Papa berangkat kerja dulu, ya."

"Papa, kapan aku bisa bertemu mama?"

"Mama kamu ada di sini, ada mama Tasya."

"Aku bukan mau mama Tasya, aku mau mama Runi!"