Pelabuhan Cinta Triple R

“Dengar! Berikan saja apa yang bajingan gila ini inginkan sebelum Olivia benar-benar menjadi anggota keluarga Xavier. Aku dengar rumor tentang pernikahannya dengan salah satu putra Xavier itu tidak benar dan bahkan sepertinya Olivia saat ini tengah mengandung anak salah satu dari benih kalian berdua,” ujar Renand yang langsung mendapat perhatian keduanya.

“Apa yang baru saja kau katakan?” tanya Karl memastikan pendengarannya tidak bermasalah.

“Baru saja aku mendengar kabar di grup rumah sakit yang mengatakan bahwa hasil pemeriksaan terakhir Olivia menyatakan bahwa dia tengah mengandung dengan usia kandungannya hampir empat minggu yang artinya bukankah itu benih kalian berdua jika terhitung sejak kejadian malam itu?” jelas Renand sembari menunjukan percakapan di grupnya.

“Hahaha … Kau dengar sendiri, bukan? Dia sedang mengandung anak salah satu dari benih kita. Jadi, tidak ada ruginya kalau kita membawanya pergi sejauh mungkin,” ujar Arshan yang tersenyum penuh kemenangan karena dia merasa sangat yakin bahwa anak itu adalah anaknya.

“Baiklah, aku akan membantu untuk bisa membawanya pergi! Entah yang berada di dalam perutnya anakmu atau anakku, setelah kau membawanya pergi maka keduanya telah menjadi milikku. Jadi, jangan pernah menghubungiku lagi setelah kau mendapatkan apa yang kau inginkan itu,” ujar Karl yang akhirnya bersedia membantu Arshan untuk menculik dan membawa pergi Olivia.

“Tentu saja! Aku hanya menginginkan Olivia, untuk masalah anak aku bisa menerimanya meski kalau itu memang benar anakmu,” balas Arshan yang tersenyum senang karena sebentar lagi dia bisa memliki Olivia selamanya.

...****************...

Sedangkan di rumah sakit, setibanya Rayden dan yang lainnya di depan pintu rawat Olivia. Tampak Triple R dan ketiga cucunya tengah menunggu dengan cemas. Rayden, Levi dan Trio Somplak yang memang belum mengetahui apapun apa yang terjadi pada Olivia tentu saja tampak bingung degan suasana tegang yang diliputi kecemasan oleh semua orang.

“Ryuga, apa yang terjadi dengan Dr. Olivia? Mengapa situasi di sini begitu tegang dan penuh kecemasan?” tanya Rayden pada Ryuga yang berdiri tidak jauh darinya.

“Ouh, Papah! Dr. Olivia kembali melakukan pemeriksaan secara menyeluruh di dalam oleh Dr. Oliver dan Kak Lucia,” jelas Ryuga mengenai pertanyaan sang Papah, “Lalu bagaimana dengan bajingan itu, Pah? Apakah kalian berhasil menangkapnya?” tanya Ryuga kemudian yang berharap kali ini dia benar-benar bisa menguliti pelaku sebenarnya.

“Dia berhasil meloloskan diri, karena dibantu oleh komplotannya. Tapi tenang saja, Papah sudah memiliki dugaan siapa para bajingan itu,” ujar Rayden yang tidak ingin membuat yang lainnya ikut khawatir.

“Sial, kenapa para bajingan itu sulit sekali untuk ditangkap!” umpat Ryuga yang tidak bisa menyembunyikan kemarahannya lagi.

Rayden pun mengabaikannya begitu saja dan memilih mendekati ketiga cucunya untuk bertanya, “Shea! Zhea dan Kay, apa yang pertama kali kalian lihat saat masuk ke ruang rawat Dr. Olivia?”

“Dia ingin melecehkan Dokter cantik lagi, Grandpa!” Kay yang memberikan jawabannya dengan cepat, meski tidak akurat.

“Saat kami ingin menjenguk Dokter cantik, kami menemukan para pengawal yang sudah tidak bernyawa dilorong. Lalu tak lama kemudian, kami mendengar suara teriakan ketakutan Dokter cantik. Tanpa pikir panjang, kami bertiga bersamaan mendobrak pintu yang terkunci dari dalam. Melihat pria bertopeng itu yang ingin melecehkan Dokter cantik lagi, akhirnya Shea melemparkan sebuah belati ke arahnya. Tapi sayangnya lemparan itu meleset, karena pria bertopeng itu menghindarinya tepat waktu.” Shea akhirnya menceritakan semua kejadiannya secara lengkap, padat dan jelas.

“Setelah itu, Kay dan Shea menyerangnya secara bersamaan. Sedangkan Kak Zhea yang menenangkan Dokter cantik sambil meminta bantuan,” imbuh Kay melengkapi cerita yang disampaikan oleh Shea.

“Jadi, selain Dr. Olivia mengetahui rahasia mereka. Salah satu bajingan itu memang sudah terobsesi pada Dr. Olivia karena itulah mereka terus mengincarnya.” Levi dengan cepat menarik kesimpulan, sebab dia pernah hampir terobsesi dengan Nona kecilnya sebelum dia disadarkan bahwa ayah dari Nona kecilnya adalah Rayden sang ketua klan Black Sky

.

Tiba-tiba pintu ruang rawat Olivia kembali terbuka memperlihatkan Oliver, Lucia dan Papah Eric yang keluar dengan raut wajah yang jelas menunjukkan kesedihan. Ryuga yang memang sangat mengkhawatirkan keadaan sang pujaan hatinya menjadi orang yang pertama menghampiri Lucia dan Oliver.

“Bagaimana dengan hasil pemeriksaan terakhirnya, Kak? Olivia tidak kenapa-napa ‘kan? Bajingan itu belum sempat melukainya lagi ‘kan?” cecar Ryuga dengan raut wajah cemas dan khawatirnya.

“Yakh, kenapa kau meninggalkan adikku sendirian, Hah? Aku sudah mempercayakan dia padamu, makanya aku memutuskan untuk memeriksa pasien lain. Gara-gara kau adikku kembali mengingat traumanya,” sentak Oliver yang dengan geram mencengkeram kerah pakaian yang Ryuga kenakan. Papah Rayden dan yang lainnya spontan langsung menatap Ryuga tak percaya. Bagaimana bisa dia melakukan hal ceroboh itu dengan meninggalkan Olivia sendirian.

“Hentikan, Oliver! Kita tidak tahu bajingan itu akan bertindak sejauh ini bahkan sampai membunuh anak buah mereka yang berjaga di sini hanya untuk menemui Olivia lagi. Jadi, jangan salahkan siapapun,” ujar Papah Eric yang melerai putranya agar tidak membuat keributan.

“Lucia, bagaimana Dr. Olivia sekarang?” Rayden mencoba mengabaikan kesalahan putranya dan memilih untuk menanyakan keadaan Olivia.

“Seperti yang Dr. Oliver katakan, traumanya kembali karena kemunculan bajingan itu lagi. Namun, ada hal yang jelas akan membuat traumanya semakin besar,” ujar Lucia yang tak sanggup untuk memberitahukan kepada semua orang.

“Dari hasil cek darah dan beberapa pemeriksaan yang dilakukan hari ini. Hasilnya menunjukkan bahwa Dr. Olivia tengah mengandung dengan usia kandungnya yang hampir memasuki empat minggu,” jelas Lucia dengan berat hati, “Saat ini Dr. Olivia tengah mengandung benih dari bajingan yang telah melecehkannya. Karena itulah sebisa mungkin kita harus menyembunyikan tentang hal ini darinya. Agar traumanya tidak semakin parah.” sambungnya memberikan saran terbaik yang bisa dia pikirkan saat ini.

“APA!” seru semua orang yang tentu saja sangat terkejut tentang kabar kehamilan tersebut, terutama Ryuga yang tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya sang pujaan hati saat mengetahui semuanya.

“Karena luka fisiknya sudah hampir sembuh sepenuhnya, kami sekeluarga sudah sepakat untuk melakukan perawatan di rumah saja. Karena kami tidak ingin Olivia mengetahui tentang kehamilan dari orang lain,” ujar Papah Eric yang menyampaikan keputusannya.

“Ya, itu memang lebih baik dan kami akan menyetujui apapun keputusan anda. Tolong, selalu komunikasikan kepada kami apapun yang anda putuskan terkait Dr. Olivia,” ujar Rayden yang tentu saja menghargai segala keputusan dari orang tua Olivia.

“Kami akan tetap menempatkan keamanan di kediaman anda, sebab sebelum kami berhasil menangkap mereka Olivia tidak akan aman,” imbuh Rayden yang tidak akan lepas tangan begitu saja.

Bersambung, ....