NovelToon NovelToon
Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Petualangan Sang Pendekar Di Dua Negeri

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Perperangan
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang perjalanan hidup seorang pendekar sakti. Bermula dengan tidak diakui sebagai anak oleh ayahandanya, sedangkan dia belum mengetahui.

Tahunya dia ayahandanya yang sebagai seorang raja telah mati terbunuh saat perang melawan pemberontak yang dipimpin oleh seorang sakti berhati kejam, yang pada akhirnya kerajaan ayahandanya berhasil direbut.

Hingga suatu ketika dia harus terpisah juga dengan ibunda tercintanya karena suatu keadaan yang mengharuskan demikian pada waktu yang cukup lama.

Di lain keadaan kekasih tercintanya, bahkan sudah dijadikan istri, telah mengkhianatinya dan meninggalkan cintanya begitu saja.

Namun meski mendapat berbagai musibah yang begitu menyakitkan, sang pendekar tetap tegar menjalani hidupnya.

Di pundaknya terbebani tanggung jawab besar, yaitu memberantas angkara murka di dua negeri; di Negeri Mega Pancaraya (dunia kuno) dan di Mega Buanaraya (dunia modern) yang diciptakan oleh manusia-manusia durjana berhati iblis....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPISODE 13 LELAKI MISTERIUS VS PASUKAN SILUMAN TOPENG MERAH Part. 2

"Pak Hendra, apa orang berwajah mengerikan itu adalah siluman?" tanya Pak Menhankam Negara masih diselubungi rasa penasaran di tengah dia masih merasakan kengerian.

Rupanya dia dan sepertinya juga Pak Hendra dan Pak Burhan sudah melihat wajah lelaki misterius itu yang memang menyeramkan seperti rupa sesosok siluman. Mungkin juga Pak Wapres dan kedua ajudannya juga sudah melihat.

"Sepertinya bukan, dia bukan siluman," sahut Pak Hendra seperti menduga mengungkapkan.

"Lalu wajahnya yang mengerikan itu?" tanya Pak Wapres tidak mengerti. Dengan pertanyaannya seperti itu dipastikan lelaki paruh baya itu juga sudah melihatnya.

"Saya menduga itu cuma topeng," kata Pak Hendra lagi menerangkan, "tepatnya Topeng Siluman."

Jenderal Himawan maupun Pak Wapres Bambang sebenarnya masih mau bertanya-tanya lagi. Mereka rasa sepertinya saat ini belum tepat.

Apalagi sekarang 5 personil Pasukan Siluman Topeng Mereka yang bersabuk hitam yang tersisa sudah mulai bergerak untuk menyerang.

Ya, mereka tampak sudah mulai bergerak untuk menyerang lelaki misterius serba hitam.

Setelah menyarungkan kembali pedang mereka masing-masing di pinggang sebelah kiri, kelima sosok makhluk itu bergerak saling menjauh. Lalu, begitu berhenti dengan serentak mereka mengibaskan kedua tangan mereka ke arah lelaki serba hitam itu.

Maka muntahlah dari balik kedua lengan baju masing-masing mereka puluhan senjata rahasia berupa bintang berujung 5 warna merah. Lalu semua senjata rahasia mematikan itu meluncur dengan cepat dan deras mengarah pada lelaki misterius itu.

Tentu saja lelaki misterius itu tidak tinggal diam kali ini. Pedang rampasan di tangan kanannya bergerak dengan amat cepat dan lincah, menangkis semua senjata rahasia yang mengarah padanya.

Gerakan tangannya dalam mengayunkan pedang sungguh amat. Nyaris tidak terlihat sama sekali. Yang tampak jelas terlihat hanyalah kelebatan bayangan hitam dan biasan-biasan sinar keperakan.

Sehingga tidak ada satu pun dari senjata rahasia bintang berujung 5 itu mengenai tubuh lelaki misterius serba hitam itu.

Sedangkan beberapa senjata rahasia yang dihindari oleh lelaki misterius itu terus meluncur ke belakang dengan cepat. Lalu menghantam dengan keras tembok ghaib yang memagari serambi di 2 tempat, di depan Pak Bambang Sudrajat dan Pak Himawan Subandhi serta di depan 4 perdonil Red-Blue Giris 8.

Tentu saja Jenderal Himawan, Pak Waprse dan kedua ajudannya serta 4 gadis cantik itu langsung terkejut saat mendengar bunyi suara seperti benturan benda-benda logam di kaca yang tebal.

Jelas mereka tidak melihat kedatangan senjata-senjata rahasia mematikan itu, apalagi menyadari kedatangannya. Mereka hanya bisa melihat 10 buah bintang persegi 5 seperti menempel pada sesuatu yang tak nampak di depan kedua petinggi negara dan keempat gadis cantik itu.

Tentu saja mereka terkejut kaget bukan main. Sepasang mata mereka yang terbelalak kaget terus menatap senjata-senjata rahasia itu hingga jatuh berguguran, dan tergeletak di atas anak tangga serambi bagian atas.

Sedangkan kedua pengusaha konglomerat seakan tidak menghiraukan kedatangan benda-benda yang membawa maut itu. Mereka terus saja sibuk memperhatikan aksi gila yang dilakukan lelaki misterius dalam menangkis dan menghindari semua senjata rahasia yang mengarah padanya.

Terus terang saja, hingga saat ini kedua pengusaha kaya itu belum ada pandangan yang jelas mengenai siapa sebenarnya lelaki bertopeng hitam itu. Cuma satu yang mereka tahu kalau lelaki misterius serba hitam itu memilik kehebatan yang amat tinggi.

Dengan berhasilnya lelaki misterius bertopeng hitam itu menembus segel Tudung Ghaib Merah, tanpa ada seorang pun yang menyadarinya, itu sudah merupakan bukti nyata akan tingginya kehebatan lelaki misterius itu.

★☆★☆

Di saat pertarungan sedang berlangsung, tiba-tiba terjadi keanehan yang amat mengejutkan yang sulit dicerna oleh akal sehat.

Semua Pasukan Siluman Topeng Merah yang sudah menjadi mayat, termasuk Denta, sang pemimpin, seketika hancur menjadi kepingan-kepingan kecil berwarna merah darah. Setelah itu merembes ke bawah, lalu lenyap bagai terserap ke dalam bumi.

Bukan cuma sosok-sosok makhluk mengerikan itu saja yang mengalami kejadian ganjil seperti itu, pedang masing-masing mereka pun ikut hancur seperti tubuh mereka, lalu lenyap tanpa bekas.

Semua kejadian aneh itu disaksikan oleh semua orang yang berada di serambi. Dan mereka semua tanpa ditawar-tawar lagi seketika langsung terkejut heran bukan main.

Termasuk Arabella yang sudah dua kali menyaksikan kejadian aneh ini masih juga terkejut heran. Sedangkan hingga saat ini benaknya masih belum bisa mencerna kejadian aneh yang membagongkan semacam itu.

Sementara sesosok makhluk mengerikan yang belum lenyap tinggal satu, yaitu sosok makhluk yang ditebas kakinya oleh lelaki misterius bertopeng hitam itu.

Sosok makhluk menyeramkan itu cuma tergeletak diam di atas lantai paving. Sepertinya dia masih pingsan karena banyak kehilangan darah yang keluar dari kutungan kedua kakinya. Tampak darah berceceran di sekitar tubuhnya tergeletak.

Sementara itu pertarungan jarak jauh masih terus berlangsung tanpa menghiraukan keheranan yang dialami oleh orang-orang yang berada di serambi.

Lelaki misterius serba hitam masih dengan lincah dan cepat menangkis semua senjata rahasia yang menyasar padanya. Gerakannya begitu cepat dan lincah laksana bayangan hitam yang bergerak-gerak.

Terkadang dia melenting ke udara dengan gerakan indah, terkadang dia meliuk bagai menari dengan cepat, lincah, dan indah. Hasilnya, semua serangan ganas dan mematikan itu belum ada satu pun yang membelai tubuhnya. Hingga sekarang....

Sedangkan 5 personil Pasukan Siluman Topeng Merah terus saja melontarkan senjata-senjata rahasia dari balik kedua lengan baju mereka seakan tidak takut habis, tidak kenal lelah, tidak kenal bosan. Dan mereka juga melontarkan serangan dengan berpindah-pindah tempat.

Hingga suatu ketika pedang rampasan di tangan lelaki bertopeng hitam itu menghantam 3 buah senjata rahasia yang nyaris bersamaan. Kemudian 3 senjata rahasia itu langsung melesat dengan amat cepat ke 3 arah yang berbeda.

Akan tetapi arah yang disasar ketiga senjata rahasia mematikan itu akan menghantam jalur lintasan 3 personil Pasukan Siluman Topeng Merah kalau sesuai perhitungan lelaki misterius itu.

Dan ternyata memang sesuai perhitungannya!

Bertepatan dengan ketiga sosok menyeramkan melintasi jalur lintasan ketiga senjata rahasia itu, tanpa ampun ketiga logam berbentuk bintang bersegi lima itu langsung menghantam ketiga sosok menyeramkan itu dengan tepat dan telak.

Yang seorang menghantam keningnya, yang satunya menghantam samping kepalanya sebelah kiri, sedangkan yang terakhir menghantam leher sebelah kanannya.

Saking kuat dan kerasnya ketiga senjata rahasia itu menghantam tubuh masing-masing mereka hingga menembus masuk cukup dalam.

Tentu saja ketiga sosok makhluk menyeramkan itu langsung terlempar cukup jauh sambil menjerit keras dengan suara yang mengerikan bagai suara setan kuburan yang menemui kematian.

Membuat keempat gadis cantik geng Red-Blue Girls 8 itu semakin terkejut ngeri untuk yang kesekian kalinya.

Mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan ketiga sosok makhluk itu atau apa yang menimpa keduanya. Tahu-tahu mereka menyaksikan ketiganya terlempar ke belakang sambil menjerit yang amat keras hingga mendirikan bulu kuduk.

Sedangkan kedua sosok makhluk yang masih hidup, menyaksikan ketiga rekan mereka sudah binasa, mereka langsung menghentikan melontarkan senjata-senjata rahasia mereka.

Sejenak mereka berdiri diam bagai patung di tempat masing-masing. Entah apa yang tengah mereka pikirkan. Yang jelas sepasang mata merah keputihan mereka menatap lelaki bertopeng serba hitam itu dengan sorotan tajam.

Sedangkan lelaki bertopeng juga ikut diam di tempat berdirinya. Sambil sesekali sepasang matanya yang menyorot menggidikkan melirik kedua lawan terakhirnya.

Namun tidak lama kemudian, setelah menghunus pedang masing-masing, dengan gerakan amat cepat laksana kilat kedua sosok menyeramkan itu melesat sambil mengayunkan pedang dengan sebat.

Demikian cepatnya gerakan mereka seakan-akan tubuh mereka menghilang. Dan keempat aparat negara itu jelas tidak melihatnya. Tahu-tahu kedua sosok makhluk mengerikan itu sudah berada di hadapan lelaki bertopeng hitam dalam jangkauan serangan.

★☆★☆

Semetara itu di kediaman Pak Wali Kota Basuki Handoko....

Pertarungan masih saja terus berlangsung antara dua ksatria dari Klan Naga Hitam melawan Pasukan Siluman Topeng Merah di seputar halaman depan kediaman tersebut.

Pasukan Siluman Topeng Merah yang menyerang kediaman Pak Basuki, semula berjumlah 30 personil dan ditambah sang pemimpin yang bernama Baruna.

Awalnya, 10 orang sudah dibunuh duluan oleh Ksatria Naga Merah dan Ksatria Naga Kuning saat hendak masuk ke dalam rumah Pak Basuki dengan maksud hendak membunuh wali kota itu.

Dan ketika pertarungan berikut telah berlangsung, kembali jatuh korban dari pihak Pasukan Siluman. Sepuluh makhluk mengerikan serba merah sabuk coklat kini pula sudah terkapar menjadi mayat dengan kematian yang mengerikan.

Jeritan-jeritan kematian yang begitu mengerikan laksana lolongan setan neraka yang menemui jelas amat didengar oleh semua penghuni rumah. Jelas saja hal itu membuat mereka semakin ketakutan.

Sementara suasana yang mencekam dan horor masih terus menguar. Membuat mereka seakan tidak bisa berkutik. Wajah-wajah pias ketakutan masih tergambar di wajah mereka.

Akan tetapi, meski dalam keadaan takut, walau kedua ibu bapaknya melarang, putra tertua Pak Basuki memberanikan diri mengintip keluar.

Begitu dia bisa menengok ke luar ke depan halaman rumah dinas ini, dia langsung segera melihat aksi memukau dari Ksatria Naga Merah dan Ksatria Naga Kuning dalam membantai Pasukan Siluman Topeng Merah.

Timbul rasa gembira di dalam dirinya melihat ada yang membasmi makhluk-makhluk menyeramkan yang telah menghabisi semua prajurit penjaga itu.

Namun di sisi lain timbul juga kekhawatiran dalam dirinya, jangan-jangan kedua orang itu juga termasuk orang-orang jahat.

Sementara itu pertarungan di sekitar halaman depan kediaman Pak Wali Kota masih saja terus berlangsung, semakin seru sekaligus menyeramkan.

Masalahnya, kembali 5 personil Pasukan Siluman Topeng Merah sabuk hitam terkapar tumbang dengan bersimbah darah sambil menjerit yang amat menyeramkan.

Kini Pasukan Siluman Topeng Merah bersisa 5 orang, dan mereka kini berhadapan dengan Ksatria Naga Kuning. Sedangkan Ksatria Naga Merah kini sudah berhadapan dengan Baruna, sang pemimpin pergerakan.

Sementara putra pertama Pak, Basuki masih saja asyik menyaksikan pertarungan. Namun jelas dia tidak bisa menyaksikan pertarungan yang sebenarnya amat seru itu secara utuh. Dia hanya bisa melihat kelebatan bayangan-bayangan yang saling melibas.

Akan tetapi begitu kedua matanya beralih memandang mayat-mayat Pasukan Siluman yang berserakan di sekitar situ, dia langsung terkejut bukan main.

Betapa tidak?!

Mayat makhluk-makhluk menyeramkan itu tiba-tiba saja hancur menjadi serpihan-serpihan kecil. Lalu sekejap merembes ke bawah, terus lenyap tanpa bekas.

Namun keterperangahan putra Pak Basuki masih belum lenyap. Sepasang matanya langsung membelalak lebar saking kagetnya menyaksikan kejadian aneh yang membagongkan itu.

Kalau saja tidak mendengar jeritan-jeritan kematian yang amat menyeramkan, kedua matanya masih setia menatap apa yang dia lihat.

Lalu dengan cepat dia alihkan pandangannya ke arah jeritan yang dia dengar. Dan bertepatan dengan kedua matanya melihat kepala menggelinding, usus terburai keluar.

Lalu yang tak kalah mengerikan matanya melihat tubuh kedua sosok makhluk mengerikan terpotong bagai batang pisang yang terpotong.

Belum lenyap keterkejutannya, 5 personil Pasukan Siluman Topeng Merah, lawan Ksatria Naga Kuning, semuanya kini telah terkapar tumbang tanpa nyawa dengan bersimbah darah, dengan kematian yang mengerikan.

Belum lama berselang, dilihatnya Baruna, sang pemimpin juga telah menemui ajalnya dengan tidak kalah mengerikan. Lehernya putus dan tubuhnya terpotong dua bagian.

Putra pertama Pak Basuki itu masih saja terpaku diam di tempatnya, di balik jendela kaca di ruang depan rumahnya bagai orang linglung. Sehingga seolah dia tidak sadar kalau sekarang suasana sudah ditindih oleh kesunyian.

Entah berapa lama sudah pemuda kuliahan itu berdiri terbengong di tempatnya, tahu-tahu dia dengar suara Ksatria Naga Merah berkata.

"Keadaan sudah aman, Tuan Wali Kota. Silahkan menghubungi aparat keamanan untuk mengamankan kediaman Anda!"

Setelah berkata demikian, Ksatria Naga Merah yang diikuti oleh Ksatria Naga Kuning langsung berkelebat dengan cepat, meninggalkan kediaman Wali Kota Basuki Handoko.

Saking cepatnya kelebatan tubuh kedua pemuda misterius itu, seakan-akan tubuh mereka seketika lenyap ditelan malam. Dan jelas putra Pak Basuki tidak dapat melihatnya.

★☆★☆★

1
juju Banar
lanjut
Adhie: lanjuuut...
total 1 replies
anggita
chapternya sdh banyak tpi yg mampir baca masih sdikit. klo mau promo novel bisa ke tempat kami. bebas👌
Adhie: makasih kaka...
total 1 replies
anggita
oke thor, terus berkarya tulis, semoga novel ini lancar jaya.
Adhie: terima kasih dukunggannya...
total 1 replies
anggita
wow... naga merah, kuning.
Adhie: hehehe...
total 1 replies
anggita
like👍 dukungan utk fantasi timur lokal.
anggita
gang.. red blue girl 8🙄
anggita
hadiah tonton iklan☝
anggita
tiap chapter cukup panjang 👌
Adhie: itu gaya saya dalam menulis novel kaka... biar agak puas bacanya dalam satu chapter
total 1 replies
anggita
pangeran pandu wiranata..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!