Setiap manusia punya jalan kisah cinta sendiri, dimana ia tidak dapat memilih dengan siapa dan dimana Allah menyuratkan episode perjalanan kita.
Begitupula yang Aliza alami, ia tidak pernah menyangka jika sosok yang diam-diam ia kagumi teryata menaruh hati yang sama bahkan berniat menikahinya. Gus Asfhan Syarfiq Al Ghazali, putra Kyai Nya, yang menarik hati Aliza.
Tetapi, teryata sang maha cinta memiliki takdir lain dimana Aliza harus kehilangan Asfhan, namun tanpa di sangka Asfhan meninggalkan pesan kepada Alfhan untuk menikahi Aliza.
namun perjalanan mereka tak semulus yang di bayangkan di mana berbagai lika liku mengguncang hubungan Meraka.
hingga kedatangan pak Rahmad yang membuka semua rahasia dan merubah kebahagiaan mereka, bersama fitnah tentang kematian Sang pengasuh Ponpes Abu Abbas, hingga membuat Alfhan membenci Aliza.
Namun, di balik semua luka, sebuah kata masih terpatri di hati Aliza, bahwa dia tetap mengakui Alfhan sebagai suaminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anafitrotun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEPULUH
Satu minggu berlalu dan kini PP Abu Abbas tengah sibuk dengan persiapan pernikahan Alfhan. Surat Undangan yang di pesan kilat telah di sebar mengundang para ulama dan Mualim sejawat Kyai Azzam dan acara di laksanakan mundur satu minggu dari tanggal pernikahan Asfhan.
Jika agenda di pernikahan Asfhan Ijab Qobul di laksanakan di rumah Pak Dahlan berbeda dengan Ijab Qobul pernikahan Alfhan yang di laksanakan di masjid Pesantren Abu Abbas, hal itu memang sengaja Pak Dahlan minta agar mempermudah susunan acara.
Di dalam kamar pengantin Aliza kini tengah duduk melihat sapuan make up yang mulai menghiasi wajahnya menambah pesona kecantikan Aliza.
"Sudah mbak,"
Ucap petugas MUA setelah selesai me make up Aliza lalu berlalu pergi meninggalkan Aliza sendirian.
Aliza menatap nanar pantulan dirinya, suara bacaan Ayat suci Al Qur'an sudah mulai terdengar menandakan acara sudah di mulai.
"Ya Allah hari ini__"
Gumam Aliza dan bayangan sosok Asfhan melintas di benaknya menciptakan lamunan Aliza.
"Nduk,"
Terdengar suara Bu Azni memecah lamunan Aliza. Aliza melihat kikuk Bu Azni dan Bu Laila yang sudah berdiri di sampingnya.
"Umi, Ummah,"
"Ayo nduk, kita lihat prosesi Ijab Qobulnya dari Tv,"
Bu Laila mengandeng Aliza untuk duduk di kasur melihat suasana Masjid yang terlihat di Tv kamar pengantin yang memang di sambungkan menggunakan HDMI.
Degup Jantung Aliza semakin berjalan cepat terlebih saat Pak Dahlan mulai menjabat tangan Alfhan.
"Bismillahirrahmanirrahim
Ankaḫtuka wa zawwajtuka makhthûbataka Aliza khansa Zahira Fattahillah binta Ahmad Dahlan allatî wakkalanî waliyyuhâ bi mahri 1.765.000.000 hâlan"
"Qabiltu nikâḫahâ wa tazwîjahâ bil mahril madzkûr halan,"
"Bagaimana saksi?"
"SAH"
"Alhamdulillah..Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama'a bainakumaa fii khoir....,"
Bulir air mata jatuh dari mata Aliza tepat setelah ijab Qobul selesai suara doa terdengar dari para ulama yang membanjiri mereka dengan barokah, dan detik ini ia telah sah menjadi istri Alfhan, hal yang tidak pernah ada dalam bayangan kehidupan Aliza.
"Ayo nduk kita kebawah,"
Ajak Bu Azni mengandeng Aliza berjalan menuju tempat ijab di mana pasang mata menatapnya.
Di tempat ijab terlihat sosok Alfhan yang berdiri lalu menerima tangan Aliza yang menciumnya.
Alfhan mencium lembut kening Aliza lalu menyentuh ubun-ubunnya melafadz kan doa yang telah berjuang ia hafalkan selama semalam suntuk
"Allahumma inni as’aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa ‘alaih. Wa a’udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha ‘alaih"
Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya,"
"Ya allah aku ridho atas ketetapan mu,"
Bisik Aliza pelan saat kembali merasakan bibir hangat Alfhan di keningnya.
Alfhan sempat melihat Aliza sekilas lalu menggandengnya menuju panggung resepsi dengan iringan sholawat jibril yang menggema dari para tamu.
...****************...
setelah rangkaian acara selesai,beberapa tamu terlihat mulai pulang. Menyisakan para santri yang tengah membersihkan tempat resepsi di atas panggung terlihat sosok Alfhan dan Aliza yang tengah menyalami beberapa orang tamu terakhir.
"Udah habis yok turun,"
Ucap Alfhan tanpa menatap Aliza lalu ngeloyor turun dari panggung meninggalkan Aliza yang hanya diam terpaku beristighfar pelan karena Alfhan yang terlihat sama sekali tidak peka, bukanya menunggu Aliza dia justru berjalan duluan meninggalkan Aliza yang kesulitan berjalan sendiri.
"Dia orangnya.."
Gumam Aliza menahan rasa kesalnya dan dengan tertatih menyingsing gaunnya menyusul Alfhan yang sudah berjalan menuju ke kamar pengantin.
...****************...
Di dalam kamarnya kini Alfhan tengah duduk di atas sofa, melepas jas yang ia gunakan menyisakan sebuah kemeja yang ia gulung hingga ke siku.
Alfhan menoleh ke arah pintu saat pintu terdengar terbuka menampilkan sosok Aliza yang menghampiri spring bad lalu duduk di pinggiran.
Suasana hening terasa di antara Alfhan dan Aliza di mana keduanya enggan untuk saling memulai. Aliza memilih diam memainkan manik di gaunnya dan Alfhan memilih diam melihat pantulan dirinya dari kaca ponsel.
Aliza berjalan ke arah lemari untuk mengambil pakaian ganti karna seluruh pakaian yang ia bawa kemarin telah di masukan kedalam lemari kamar pengantin yang tak lain adalah kamar Alfhan.
Alfhan melirik Aliza sekilas saat aliza terlihat kesusahan membuka lemarinya yang memang menggunakan kunci digital.
"Ini gimana,"
Gumam Aliza saat pintu lemari di depannya tak kunjung terbuka.
Alfhan tersenyum miring mendengar dengusan Aliza yang frustasi membuka pintu almarinya.
Aliza melihat ke arah Alfhan yang masih sibuk dengan ponselnya.
"Udah tau orang kesusahan tolongin apa gimana gitu malah selfi-selfi,"
Cerca Aliza dalam hati saat melihat Alfhan yang malah tengah asik berselfi.
Alfhan sebenarnya tau jika Aliza menunggu pertolongannya namun ia memilih diam hingga kata tolong kluar dari mulut Aliza.
"Tolong,"
Merasa tidak tahan akhirnya Aliza mengalahkan rasa gengsinya dan memilih mengatakan hal itu.
Alfhan yang mendengar suara lembut Aliza pun mengeryit.
"Apa?, Ulangi,"
Aliza menghela nafasnya.
"Tolong bukain,"
"Gitu dong ngomong yang jelas,"
Alfhan berjalan kearah Almari membuat jaraknya dengan Aliza begitu dekat, hingga Aliza mampu mencium wangi maskulin Alfhan.
"Sandinya 170605,"
Ucap Alfhan membuka lemarinya lalu melihat Aliza yang terlihat gugup mengambil 1 steel gamis dan Asetnya.
"Makasih,"
Ucap Aliza berjalan menuju kamar mandi, namun tiba-tiba saja Alfhan memanggilnya.
"harta berharga lo jatuh tu,"
Ucap Alfhan menunjuk sebuah aset dalam Aliza yang tanpa ia sadari terjatuh membuat Aliza seketika terpana malu.
"APA!,"
Aliza segera mengambil asetnya lalu berjalan masuk kedalam kamar mandi menyembunyikan rasa malunya.
"Astaga, mimpi apa bisa ketemu sama mahluk kek gitu,"
Alfhan menggeleng pelan melihat pintu kamar mandi yang baru saja tertutup dengan keras.
...****************...
Setelah sholat isya' Suasana hening terasa di kamar Alfhan dimana Aliza tengah sibuk membaca sebuah novel atas spring bad dan Alfhan bermain game online di atas sofa.
Alfhan melihat jam yang menunjukkan pukul 23.00 lalu beralih melihat Aliza yang asik membaca novel seraya tersenyum-senyum sendiri.
"Ali, Ali, Ali,"
Panggil Alfhan dan Aliza masih tidak menyahut, Alfhan menggaruk kepalanya yang tidak gatal entah mengapa begitu sulit baginya untuk mengingat nama Aliza.
"Ali,"
Aliza mengernyit saat Alfhan terus mengucap kata "Ali".
"Ngapain sih dia, manggil-manggil Ali mana matanya lihat ke aku,"
Gumam Aliza dalam hati saat diam-diam memperhatikan Alfhan.
"ALI!,"
Merasa geram karena Aliza tidak menyahut,Alfhan melemparnya dengan bantal sofa.
Aliza seketika melonjak terkejut saat sebuah bantal mendarat di wajahnya.
"APAAN SIH?, LEMPAR-LEMPAR?"
Aliza melihat mengambil novelnya kesal.
"Ya Lo Gua panggil nggak nyahut,"
"Hah, kamu manggil aku kapan?,"
Aliza mengernyit heran.
"Gua udah bilang Ali, Ali, Ali, dari tadi"
Alfhan memutar bola matanya.
Aliza tertawa pelan, jadi sejak tadi Alfhan bermaksud memanggilnya.
"Nama aku Aliza bukan Ali, kamu pikir aku Kang Ali yang sering bersihin taman,"
Aliza menatap Alfhan yang hanya diam menahan malunya.
"Iya-iya, Gua tahu nama Lo Aliza cuma Gua, lupa,"
Kilah Alfhan dan Aliza hanya menggeleng melanjutkan membaca novelnya.
Alfhan berjalan menghampiri Aliza lalu mengambil paksa novelnya.
"Tidur!"
Ucap Alfhan sebelum satu kata kluar dari mulut Aliza.
"Balikin,"
Aliza berusaha meraih novel di tangan Alfhan namun ia terus menepisnya.
"Tidur, udah malem, Gua cuma nggak mau bikin Asfhan sedih karena Gua nggak merhatiin Lo,"
Alfhan melihat dalam Aliza yang hanya mampu diam menuruti ucapanya.
Aliza menarik selimutnya lalu melihat Alfhan yang masih berdiri meletakkan novelnya di atas nakas.
"Gue paham lo belum terbiasa tidur ama Gua jadi lo tidur di sini Gua di sofa,"
Ujar Alfhan menatap Aliza lalu berlalu pergi meninggalkan Aliza yang hanya diam memejamkan matanya.
"Aku emang nggak kenal kamu, tapi perlakuan kamu barusan udah bikin aku tau sedikit sifat kamu yaitu Humble walaupun ngeselin banget,"
semangat terus nulisnya kakak😁/Smile/
bisa gak si it adi pa haji di karungin dulu
semangat nulisnya kakak☺