Jejak Si Kupu-kupu Malam

Untuk kembali ke kota Viona harus meminta tolong pada tetangga kontrakannya untuk mengantarkannya sampai kejalan raya, maklum saja tidak seperti di kota Viona bisa langsung memesan taksi, di desanya tidak ada taksi seperti dikota, dia harus menggunakan bis antar kota untuk kembali kekota tempatnya bekerja.

Untung saja sore ini masih ada bis yang menuju kekota, Viona bisa sedikit lega setidaknya dia bisa tepat waktu menemui tamu Siska.

Sementara itu Yuda baru saja akan bersiap pulang, seharian bekerja pikirannya malah selalu memikirkan Viona, malam nanti tepat jam tujuh malam dia akan bertemu dengan Viona yang sudah ia bayar mahal.

Rasanya Yuda sudah tidak sabar menunggu jam tujuh malam datang, Bastian yang baru saja melihat Yuda keluar dari ruangannya segera menghampirinya.

"Pak Yuda, apa anda sudah mau pulang?"

"Tentu saja, apa ada masalah?"

"Tidak pak! apa bapak butuh bantuan? biar saya mengantarkan pak Yuda pulang."

"Tidak perlu, saya bisa sendiri." Yuda segera berjalan meninggalkan Bastian, disana Bastian hanya mampu melihat kepergian Bosnya.

"Bagaimana ini? pak Baskoro memintaku untuk terus mengawasi pak Yuda, tapi pak Yuda malah menolak tawaranku." Bastian kehabisan akal.

Kali ini Yuda memang tidak pulang kerumahnya, dia malah pergi kesebuah restoran untuk memesan tempat untuknya makan malam dengan Viona.

Jam sudah menunjukkan pukul enam sore, Yuda segera pulang untuk segera bersiap-siap, sementara itu Viona baru saja sampai dikota, dia buru-buru pulang kekontrakannya.

"Sudah jam enam sore, semoga saja aku tidak telat, kali ini aku tidak mau membuat tante Siska kecewa dengan sikapku lagi, mau bagaimana pun aku sudah terlanjur menerima uang itu."

"Kamu baru sampai?" Tasya yang baru saja berpapasan dengan Viona menegurnya.

"Ya Tasya, apa kamu mau berangkat?"

"Ya, cepatlah, biasanya kamu juga sudah berangkat bekerja bukan? jangan sampai telat kalau telat sudah di pastikan tante Siska akan memotong gajimu lagi!"

"Aku tahu Sya, ya sudah aku masuk dulu!"

**

Jam setengah tujuh Yuda sudah siap berada di mobilnya, kali ini dia sedikit gugup. Malam ini dia masih aman untuk pergi karena pak Baskoro akan pulang besok pagi.

Mobil Yuda segera melaju menuju ke Club untuk menjemput Viona, dalam pertemuan kemarin Yuda meminta Siska untuk bisa membawa Viona keluar, tentu saja Siska menyetujuinya karena uang sudah masuk kerekeningnya.

Seperti yang Siska minta, Viona sudah berpakaian seksi serta berdandan cantik untuk menemui tamunya, Viona tidak tahu kalau tamu yang akan dia temui adalah Yuda.

"Bagus, kamu sudah terlihat cantik malam ini, kamu tunggu sebentar lagi orangnya akan menjemputmu!" ucap Siska sambil memutar tubuh Viona.

Saat itu juga rasanya Viona ingin menangis, harga dirinya sudah tidak bisa ia pertahankan. Lagi-lagi karena uang seharusnya dia tetap bisa mempertahankannya bagaimana pun caranya.

Ponsel milik Siska sudah berdering, disana Siska langsung mengangkatnya, panas dingin yang kini Viona sedang rasakan, sebentar lagi dia harus menemui tamu yang sudah membayarnya.

"Viona turunlah kebawah, tamuku sudah menunggumu diluar." Viona nampak terkejut mendengar perintah Siska.

"Ba-baiklah." dengan langkah gontai Viona akhirnya turun kebawah, sebenarnya kali ini dia sudah merasakan lelah, seharian ini dia sudah pulang pergi untuk bertemu adik serta ibunya tapi demi sebuah kesepakatan kali ini dia harus berjuang.

Keluar dari Club, mata Viona langsung mencari keberadaan mobil tamu yang menunggunya, nampak dari kejauhan Yuda sudah melihat Viona mencari keberadaannya.

Kini terlihat sebuah mobil sedang menuju kearah Viona, tidak terlihat siapa orang yang berada didalam mobil itu, tapi Viona nampak tidak asing dengan mobil itu.

Tepat didepan Viona mobil itu langsung berhenti, Viona nampak ragu untuk segera masuk ke mobil itu, dia takut kalau dirinya salah masuk kemobil orang, Yuda segera memencet klakson mobilnya.

"Mungkin ini memang mobilnya!" Viona segera membuka pintu mobil itu dan segera masuk ke dalam mobil Yuda.

"Ka-kamu!" Viona nampak terkejut ketika dia mendapati Yudalah orang yang sudah membayarnya, Yuda hanya tersenyum simpul kearah Viona. Yuda segera menjalankan mobilnya tanpa memberi jawaban apapun pada Viona.

"Apa ini yang kamu bilang bukan menjadi wanita bayaran?" tiba-tiba suara Yuda sudah mengagetkan lamunan Viona.

"A-aku terpaksa melakukan ini!" bela Viona , sebenarnya Viona sedikit malu dengan ucapannya sendiri waktu itu, sampai berani menampar Yuda karena mengatakan kalau dirinya bukan wanita penghibur, tapi nyatanya kali ini dia malah termakan omongannya sendiri.

"Lantas apa ini yang kamu bilang kalau kamu tidak tertarik dengan wanita penghibur? lalu untuk apa kamu membayarku? atau jangan-jangan kamu sudah terbiasa mengencani para wanita?"

Ccccrrrrrrrrrt........

Yuda langsung mengerem mendadak mobilnya, dia tidak suka mendengar celoteh Viona yang tidak jelas tentang dirinya.

"Aku sudah membayarmu, jadi tidak perlu kamu berbicara yang tidak benar tentang diriku!"

"Baiklah, aku minta maaf." Viona tidak mau membuat masalah lagi, bisa saja Yuda lapor ke Siska tentang pelayanannya dan Viona yakin lama-lama dia bisa tidak mendapat gaji karena habis dipotong oleh Siska.

Mobil Yuda baru saja sampai didepan sebuah restoran, disana dia langsung turun dan di ikuti oleh Viona di belakang, Yuda sempat berhenti sejenak.

"Pakai jaketku ini! kenapa malam ini kamu berpakaian seksi sekali? kamu sengaja ya, biar dilihat semua orang kalau kamu itu cantik dan juga seksi?" Yuda nampak kesal disana.

Viona sempat terperangah melihat sikap Yuda terhadapnya, "Bukankah dia sudah membayarku? tapi kenapa dia malah tidak suka aku berpakaian seksi? ah..sudahlah." Viona segera berlari menyusul Yuda.

Duduk berhadapan disebuah tempat makan yang sudah Yuda pesan, seorang pelayan restoran juga sudah membawakan menu yang sudah Yuda pesan. Disana mereka masih sama-sama terdiam.

"Makanlah!" tawar Yuda pada Viona.

"Terimakasih." Yuda langsung melirik kewajah Viona, sebenarnya Yuda ingin sekali ramah terhadap Viona tapi entah mengapa dia masih penasaran mengapa Viona mau menerima tawaran dari Siska kalau dia bilang bukan wanita penghibur.

"Kenapa kamu mau menerima tawaran tante Siska?" Yuda akhirnya bertanya juga, Viona sempat tersedak dengan makanan yang baru saja ia telan.

"Minumlah!" Yuda dengan cekatan langsung mengambilkan air minum untuk Viona.

"Terimakasih." Viona benar-benar canggung dengan sikap Yuda.

"Aku akan menjawab pertanyaanmu, kenapa aku bisa menerima tawaran tante Siska, ini semua karena aku terpaksa!" Viona langsung tertunduk.

"Terpaksa? bukankah kamu bisa mencari pekerjaan lain dan tidak harus menerima tawaran Siska? Coba kamu bayangkan kalau yang membayarmu bukan aku? bagaimana nasibmu sekarang?"

"Itu sangat sulit, kamu tidak tahu bagaimana tante Siska sudah membuat peraturan kontrak yang tidak masuk akal, aku sudah terjebak di pekerjaan ini." Yuda sangat serius mendengar cerita Viona.

"Maksud kamu? apa kamu tidak membaca isi kontrak sebelum menandatangi pekerjaan itu?"

"Begitulah, yang aku pikirkan waktu itu aku bisa bekerja, aku tidak tahu kalau akan seperti ini."

"Lantas apa benar kamu masih perawan?" Viona langsung menoleh kearah Yuda.

"Jadi? apa kamu meragukan ku? kamu tahu aku pernah menghajar seseorang saat dia mau menjamahku, sampai tante Siska merugi besar kemarin!"

"Sssssttttt....turunkan suaramu sedikit ini direstoran, jadi bagaimana bisa kamu menghajar orang itu?" bisik Yuda.

"Aku menendang bagian kemaluannya dengan sangat keras dan dia langsung jatuh pingsan." Yuda langsung tertawa didepannya entah mengapa mendengar cerita dari Viona membuat Yuda langsung tertawa.

"Aku suka gayamu!" ucap Yuda ditengah-tengah tertawanya, Viona langsung melongo.

"Apa kamu juga mau aku hajar!"

"Ya, tapi nanti kalau sudah di atas ranjang!" Yuda masih tertawa disana.

"Apa? Jadi kamu?"

Bersambung....