NovelToon NovelToon
Bidadari Penghapus Luka

Bidadari Penghapus Luka

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / nikahmuda
Popularitas:7.1M
Nilai: 4.6
Nama Author: ujungpena90

Hasna berusaha menerima pernikahan dengan seorang laki-laki yang tidak pernah ia kenal. Bahkan pertemuan pertama, saat keduanya melangsungkan akad nikah. Tak ada perlakuan manis dan kata romantis.

"Ingat, kita menikah hanyalah karena permintaan konyol demi membalas budi. jadi jangan pernah campuri urusan saya."
_Rama Suryanata_


"Terlepas bagaimanapun perlakuanmu kepadaku. Pernikahan ini bukanlah pernikahan untuk dipermainkan. Kamu telah mengambil tanggung jawab atas hidupku dihadapan Allah."
_Hasna Ayudia_

Mampukah Hasna mempertahankan keutuhan rumah tangganya? Atau justru menyerah dengan keadaan?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ujungpena90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Sehari sebelum kepulangan Rama, Hasna memutuskan untuk pulang ke rumah yang ditempatinya bersama suaminya itu hari ini.

Ia ingin membersihkan rumah yang telah ia tinggalkan seminggu ini lebih dahulu. Dalam hati kecilnya, ia ingin sekali menyambut kedatangan sang suami. Tapi apalah daya, Rama begitu menjaga jarak dengannya.

Hasna segera memesan taksi online, seperti saat ia datang kemari. Dia tidak ingin jika sampai mbak Marni dan pak Mamat sampai curiga kalau dia membawa mobilnya yang ada di garasi. Kebetulan jadwal mereka berdua untuk bersih-bersih masih besok pagi. Sepeninggal kakek, pak Mamat tetap dipekerjakan tapi hanya untuk bantu-bantu mbak Marni.

Setelah memastikan taksi pesanannya sudah menunggunya di luar gerbang, gegas ia mengunci pintu gerbang rumah kakek dengan kunci cadangan yang selalu dia bawa.

Sebelum sampai rumah, ia sempatkan untuk berbelanja kebutuhan dapur. Saat akan membayar barang belanjaan di kasir, seulas senyuman tersungging di bibir perempuan itu.

Di tangannya kini ada sebuah kartu debit yang seminggu lalu dia terima dari Rama. Hari ini, akan ia pergunakan untuk pertama kalinya.

Bismillah, semoga ini menjadi awal yang baik untuk hubungan kami, doanya dalam hati.

Setelah itu ia hanya cukup berjalan kaki untuk sampai ke rumah.

***

Hasna merasakan pegal di sekujur tubuhnya. Peluh mengaliri pelipis dan meresap di kerudung yang ia kenakan.

Sejenak ia merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang di ruang tamu. Merenggangkan otot-otot setelah ia gunakan untuk berolah raga ala ibu rumah tangga, bersih-bersih rumah.

Hampir seminggu rumah ia tinggalkan. Semuanya tetap rapi, tapi debu sedikit tebal menempel diberbagai tempat. Harus kerja lebih ekstra untuk membuatnya benar-benar bersih.

Pernah terlintas di pikiran Hasna akan membawa mbak Marni untuk ikut bekerja bersamanya di sini. Tapi niat itu ia urungkan, mengingat keadaan rumah tangganya yang belum pantas disebut rumah tangga. Ia hanya tidak mau orang lain ikut terlibat dalam masalah rumah tangganya dengan Rama.

Perempuan itu menatap langit-langit ruang tamu, memikirkan nasib pernikahannya ke depan. Ia tidak mau jika pernikahan ini sampai gagal. Ia hanya ingin menikah sekali seumur hidupnya. Jika Rama adalah takdir jodohnya, maka ia akan berusaha sekuat tenaga agar bisa menaklukkan hati laki-laki itu.

Mungkin ia akan memperbanyak stok kesabaran menghadapi sikap dingin dan cenderung kasar sang suami. Bukan kasar dalam artian suka mengayunkan tangan pada istri, tapi cenderung pada ucapan yang terdengar seperti penolakan keras.

Hasna segera beranjak dari sofa, kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar. Sepertinya dengan mandi dan berendam sebentar, akan memulihkan tenaganya kembali.

***

Pagi ini, Hasna memutuskan untuk berdiam di rumah. Mungkin agak siangan ia akan langsung ke restoran.

Ia berjalan ke arah dapur sambil menggulung rambutnya ke atas. Hanya memakai pakaian rumahan, celana yang dipakainya tidur semalam, juga kaos polos berwarna putih.

Ia berniat membuat sarapan ala kadarnya, mengingat Rama yang belum pulang dari Jepang. Tapi sebenarnya dia juga tidak tau kapan suaminya itu akan pulang.

Mengambil beberapa bahan makanan yang sudah tersedia di kulkas, mencuci bersih semuanya. Menyiapkan beberapa bumbu dan pelengkap lainnya. Hasna sudah siap mengeksekusi menjadi menu sarapan.

Dengan begitu cekatan ia memainkan pisau dan alat dapur yang lainnya. Mencampurkan bahan utama serta bumbu. Sesekali terdengar ia bersenandung, seolah menggambarkan suasana hatinya yang sedang baik.

Keringat membasahi sekitar dahi dan lehernya. Nampaknya memasak salah satu olah raga pagi Bagi Hasna.

Suara derap langkah terdengar dari arah tangga menuju ke arah dapur. Sedikit terkejut karena ada seorang perempuan asing yang tengah sibuk di dapur. Karena satu-satunya perempuan di rumah ini hanya Hasna. Perempuan berpakaian tertutup dikesehariannya.

Rupanya perempuan itu tidak menyadari kedatangan seseorang yang berada tak jauh di belakangnya.

Laki-laki itu mendekat, tapi perempuan dihadapannya tetap tidak menyadari keberadaannya. Saat tangan telah terangkat hendak menepuk pundak berbalut kaos putih yang sedikit transparan itu, tiba-tiba perempuan itu berbalik.

Deg

Jantung keduanya seolah berpacu lebih kencang dari yang sebelumnya. Untuk sesaat, tak ada pergerakan diantara keduanya. Hanya tatapan mata yang seolah saling berbicara. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

Kenapa perempuan yang ia tinggalkan seminggu ini terlihat begitu cantik. Mana wajah lugu yang biasa ia jumpai? Coba lihat, betapa mempesonanya dia, dengan rambut yang terikat asal. Dan lagi, buliran keringat yang menghiasi beberapa bagian tubuhnya yang membuat ia terkesan, seksi.

Ada getaran aneh dalam dirinya.

Ahhh....sial!. Rama mengeram dalam hati.

Tiba-tiba tercium bau menyengat dari balik punggungnya, Hasna pun segera tersadar dari keterkejutannya.

"Gosong!!." Pekiknya.

Dan itu juga yang membuat Rama tersadar, dan mengembalikan pikirannya ke alam nyata. Segera Hasna mematikan kompor yang masih menyala, setelah itu gegas ia pergi meninggalkan Rama di dapur seorang diri.

Rama berbalik, kedua netranya mengikuti langkah Hasna yang setengah berlari menuju kamarnya. Tak terasa kedua sudut bibirnya terangkat membentuk lengkungan samar.

Rama menggeleng cepat saat kembali tersadar. Segera ia menuntaskan hajatnya untuk minum. Gara-gara bertemu Hasna, sampai ia terlupa akan tujuannya ke dapur.

Hasna merutuki kecerobohannya, kenapa ia bisa tidak menyadari kehadiran Rama. Berapa lama laki-laki itu berdiri dibelakangnya? Sungguh, benar-benar ia begitu malu.

Malu dengan penampilannya saat itu. Tak pernah sekalipun ia membuka auratnya, hingga kejadian mengejutkannya pagi ini.

***

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi, tapi tak ada tanda-tanda jika Hasna akan keluar dari kamarnya.

Sejujurnya, Rama begitu lapar. Mengingat ia pulang larut malam dan langsung beristirahat di kamarnya. Dan baru terbangun pagi tadi saat tenggorokannya mulai merasa haus.

Dua kali ia bolak balik dari lantai dua ke lantai satu, namun situasi tetap sama. Pintu kamar Hasna masih tertutup rapat.

Ada dorongan dalam dirinya untuk mengetuk pintu itu, tapi rasa gengsi lebih mendominasi. Ia hanya berharap, semoga si penghuni kamar segera menampakkan batang hidungnya.

Lima belas menit berlalu, jika istrinya tak juga keluar kamar, maka dia akan....akan....Terpaksa ia harus meminum air putih segelas lagi.

"Aaaahhhh..." Rama mulai mengeram kesal.

Dengan terpaksa ia kembali ke depan pintu kulkas untuk mengambil segelas air minum lagi. Tapi gerakan tangannya terhenti manakala terdengar suara pintu yang terbuka.

Cklek

Huft

Rama membuang nafas lega, dia selamat. Dia Tak akan meminum air putih untuk kesekian kalinya hanya untuk mengganjal perutnya yang lapar.

Canggung, situasi yang mereka rasakan setelah insiden pagi tadi. Walaupun kini Hasna telah berpakaian seperti biasanya. Namun kejadian tadi sukses membuatnya harus menahan malu.

Perempuan itu berjalan ke arah dapur dengan wajah yang sedikit tertunduk. Terlihat sekali jika ia tengah menghindari suaminya.

Hasna mencoba untuk rileks saat berada tepat dihadapan Rama yang tengah berdiri di depan pintu kulkas.

"Maaf, mas Rama tidak ke kantor?" Tanya Hasna. Perempuan itu berusaha mengurai kecanggungan diantara mereka.

"Yang benar saja, apa aku harus ke kantor disaat aku baru semalam pulang dari perjalanan jauh? Apalagi dengan kondisi perut yang begitu lapar. Dasar tidak peka." batin Rama.

Tidak ada jawaban dari Rama, Hasna rasa suaminya tidak akan ke kantor hari ini. Apalagi laki-laki itu masih mengenakan pakaian rumahan.

"Apa mas Rama mau sarapan dulu?" Tawarnya.

Tak menjawab, justru Rama menarik sebuah kursi makan dan memposisikan diri di sana. Hasna paham, jika suaminya itu sedang lapar.

"Tunggu sebentar, Hasna hangatkan dulu lauknya."

Hasna segera beranjak ke dapur dan menghangatkan kembali masakan yang sempat dimasaknya tadi. Dan membuang masakan yang gosong akibat insiden tak terduga.

"Maaf Mas, hanya ada ikan gurame asam manis. Soalnya telur baladonya tadi...gosong." Hasna memelankan suaranya saat menyebut kata terakhirnya.

Sungguh malu ia mengatakan hal itu. Malah membuatnya mengingat saat memalukan pagi tadi.

Rama hanya mengangguk kecil. Dengan cekatan, Hasna mengambilkan sepiring nasi dan disodorkannya di hadapan Rama.

Tanpa basa-basi, Rama segera mengambil garpu dan sendok, dan mulai menyuap makanan. Sungguh, tak bisa dipungkiri jika masakan Hasna begitu enak. Tapi entah mengapa, lidahnya seolah kaku saat akan memuji masakan istrinya.

Hasna menyunggingkan senyuman saat melihat suaminya begitu lahap menghabiskan makanan di piringnya. Jujur ia sangat bahagia melihat Rama sudah tidak menolak masakannya. Itu artinya lidah suaminya sudah nyaman dengan masakannya.

Hasna pun ikut sarapan bersama Rama, karena dia pun lapar sejak pagi tadi. Tapi dia tak punya cukup nyali untuk menampakkan dirinya di hadapan Rama, sungguh ia masih sangat malu. Namun rasa lapar yang sudah tidak bisa ditahan, akhirnya membuat pertahanan Hasna runtuh, dan memutuskan untuk keluar kamar.

"Mau nambah, Mas?" Tawar Hasna, saat makanan di piring Rama tinggal sedikit.

"Tidak, terima kasih." Tolaknya.

"Emm... Mas, aku minta izin mau keluar sampai sore."

"Hmmm." Jawab Rama disertai dengan anggukan.

Setelah menyelesaikan sarapannya, Rama segera ke kamarnya. Dan Hasna merapikan peralatan yang telah mereka gunakan makan, kemudian pergi ke restoran miliknya.

***

1
Asma Rani
Luar biasa
susi setiawati
bagusss
Fenny Agustyawaty
thor...foto visual doonnkk..biar tau nih seganteng apa si rama..kevin dan sang asisten si bos...
Nur Afifah
hhuaaaaa... 😭😭😭
Ajwan Syah
Luar biasa
Ajwan Syah
Lumayan
Rena utami
ceo tapi bodoh
Ati Marini
sehingga sya pula yg menitiskn air mata hahaa
Rena utami
siapapun lelaki normal pasti jatuh cinta sm hasna,
Rena utami
kasihan bgt bang kevin..sini bang, sm aku aja🤣
Rena utami
hmm sabarnya hasna...klo di dunia nyata, kamu udah ditinggal kabur lho rama....secara perlakuanmu ajib bgt...mending sm si kevin aja😁
Rena utami
aish, Rama..gitu aja kamu udah kepikiran..gimana klo ketemu Kevin? 😁
Rena utami
hayoo rama, byk sainganmu
sari emilia
bodoh nya hasna ini nyusahkn org n suami aja
sari emilia
engga jg...hy org hamil bodoh aja minta yg berlebihan bs ko g d turuti ga bkaln terjadi apa2 ko itu hy gadaan napsu setan...kl hasana bnr2 org beriman hrsnya tahu...cb aja bodoh tdk mlm2 minta yg aneh2 bs besok2 atau kpn2...bkti nya aku kl pengen sesuatu yg ku rs ga mungkin dan menyusahkn suami aku dian aja g hrs d turuti...bkti nya ank ku ga apa2....mlh dia lhir sempurna skrg udh sekolah otak nya pinter ngaji n hapalan nya bagus....krn aku sadar wanita hamil itu kl ga bs nyetir nabsu jd byk dosa byk buang2 mkanan...icip2 dikit buang...hasna mah wanita sholehah abal2 versi novel
sari emilia
nah hasna mati y biasa kl kopy paste drokor gy itu
sari emilia
bnr kt para ulama mendekati akhir zaman org bercumbu sdh terang2n tdk ada lg rs malu jgn suami istri yg ga suami istri pun sma...d novel ini lh sdh d gambar kn sm penulisnya
Najwa Najwa
knp ya aq lebih suka kl Hasna ma cavin
sari emilia
org kaya kenapa ga pesan aja ukur jait...jd ga robet kt2 nya jd byk sm dgn novel2 lain nya....kab berhijab ju kn ko kakehan polah
Nurhayati Nia
rasain kamu ramaa ayo Vann bikin lebih panas lagi biar si Rama nyadarrr
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!