Apa yang akan kamu lakukan jika di beri kesempatan untuk hidup kembali dan mengulang waktu??
Ella Alexander putri kedua Jhons Alexander, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya, kedua orang tuanya hanya fokus pada kakanya saja Elena Alexander, dengan alasan karan Elena memiliki penyakit jantung bawaan dan butuh perhatian lebih, hingga suatu hari setelah kakanya menikah dengan kekasihnya Edgar Robinson, Ella di tuduh meracuni Elena hingga membuat Elena keguguran, dan berakhir Ella di jebloskan ke penjara oleh Edgar, bahkan Edgar menyuruh orang orangnya untuk menyiksa Ella, hingga akhirnya Ella meregang nyawanya di balik jeruji besi dengan kesalahan yang sama sekali tidak ia perbuat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zakiya el Fahira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Di meja makan Edgar terus memperhatikan Ella yang terlihat kesulitan saat memotong daging, mungkin karna jari kirinya yang terluka.
'' Ini, makanlah '' ujar Edgar memberikan daging yang sudah dia potong kecil kecil ke atas piring Ella.
Elena yang melihat itu hanya bisa menahan rasa iri di hatinya, namun dirinya tidak bisa melakukan apa apa.
'' Terimakasih Tuan '' ucap Ella tersenyum, Edgar hanya menganggukkan kepalanya.
'' Ella, jari kamu kenapa?'' tanya Elena yang baru menyadari jika jari kiri Ella terluka.
'' Oh, ini tadi Ella tidak sengaja tergores pecahan gelas '' sahut Ella.
Lalu suasana meja makan kembali hening, kedua keluarga itu kembali menikmati makan malam dengan tenang, dan hanya terdengar suara dentingan sendok yang saling bersahutan.
Setengah jam telah berlalu dan makan malam telah usai, kini mereka berkumpul di ruang keluarga, termasuk Ella dan keluarganya, posisi Ella saat ini duduk bersebelahan dengan Elena, sedangkan Edgar di sofa tunggal, dan orang tua mereka masing masing duduk bersebelahan.
'' Ella, kenapa kamu memanggil Edgar dengan sebutan Tuan ?'' tanya Dena yang sejak tadi penasaran.
'' Karna Ella kini bekerja di perusahaan Tuan Edgar '' timpal Ella tersenyum.
Kedua orang tua Edgar saling tatap, sedangkan kedua orang tua Ella dan juga Elena mereka terkejut, pasalnya kemarin Ella tidak mau membantu perusahaan Alexander, tapi kenapa sekarang malah bekerja di perusahaan Edgar pikir mereka.
'' Apa benar yang di katakan Ella, Ed ?'' tanya Dena beralih menatap sang putra.
'' Iya Ibu '' jawab Edgar.
Tuan Robinson meneliti lagi wajah Ella yang menurutnya terlihat masih sangat remaja, tapi di ingat ingat lagi memang Ella seharusnya masih berusia delapan belas tahun kan, namun beberapa detik kemudian Tuan Robinson teringat sesuatu.
'' Ella, wanita yang di konfrensi pres waktu itu, apa benar kamu ?'' tanya Tuan Robinson.
Ella menganggukkan kepalanya tersenyum. '' Benar Tuan, itu saya '' tukas Ella dengan sopan.
'' Ya Tuhan, Jhon, aku tidak menyangka kamu punya putri berbakat seperti Ella, aku iri sama kamu '' ucap Tuan Robinson yang bangga akan bakat Ella.
Begitu juga dengan Dena dia juga sangat bangga dengan bakat putri bungsu sahabatnya itu.
'' Kamu benar, aku juga bangga dengan bakat Ella, sayangnya dia memilih bekerja dengan putramu '' tukas Tuan Jhon menghela nafas.
Ella mendengus mendengar perkataan Ayahnya. " Cih, kentara sekali pura puranya " decak Ella.
Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, Tuan Jhon juga sudah berpamitan pulang, sedangkan Ella terpaksa ikut pulang bersama kedua orang tuanya.
'' Ella, mulai saat ini jangan panggil putra bibi, Tuan lagi, kamu bisa memanggilnya Kak Ed, sama seperti kaka kamu Elena '' ujar Dena di teras mansionnya untuk mengantar sahabatnya yang hendak pulang.
'' Baik Bibi '' timpal Ella tersenyum.
'' Kalu begitu Ella pamit dulu Bibi, Paman, Kak Edgar '' pamit Ella.
Ella lalu masuk ke dalam mobil orang tuanya dengan malas, dia duduk di jok belakang bersama Elena, karna saat ini Tuan Jhon yang mengemudikan mobilnya sendiri tanpa supir pribadinya.
Sedangkan Edgar dia terus menatap mobil keluarga Alexander, yang perlahan meninggalkan halaman mansionnya.
Plukk
Edgar menoleh saat ada yang menepuk bahunya pelan, yang ternyata ibunya.
'' Siapa yang kamu perhatikan?, Elena apa Ella ?'' tanya Dena pada putranya dengan tersenyum.
'' Maksud ibu apa ?'' tanya Edgar balik.
Dena terkekeh pelan. '' Ibu tahu, kamu sejak tadi terus memperhatikan salah satu dari mereka '' ucap Dena.
'' Ck,Ibu bicara apa '' decak Edgar yang mana mengundang gelak tawa Dena dan Tuan Robinson.
'' Oh ya Ibu, ada yang ingin Edgar tanyakan pada ibu '' ucap Edgar.
Tawa Dena dan Tuan Robinson langsung terhenti, dia tahu jika yang di tanyakan putrnya pasti hal serius.
'' Apa kamu ingin bertanya tentang Ella ?'' tanya Dena yang di angguki oleh Edgar.
'' Kita bicara di ruang keluarga saja '' sela Tuan Robinson, lalu merangkul bahu istrinya dan membawanya masuk ke dalam mansion, yang di ikuti oleh Edgar di belakangnya.
Saat ini Edgar sudah berada di ruang keluarga, dan duduk di sofa tunggal yang berhadapan dengan kedua orang tuanya.
'' Kamu mau tanya apa Ed '' tukas Dena pada putra semata wayangnya.
'' Kenapa Edgar tidak pernah tahu, kalau Paman Jhon dan Bibi Anna memiliki putri selain Elena '' timpal Edgar to the point.
'' Kamu bukan tidak tahu, mungkin saja kamu lupa, saat hari kelahiran Ella, kita datang kok ke rumah sakit untuk melihatnya, namun hanya sebentar karna setelah itu kita harus berangkat ke luar negri, dan tinggal di sana '' ucap Dena.
Edgar diam untuk mengingat ngingat kembali perkataan ibunya, jika dirinya datang ke rumah sakit untuk melihat kelahiran Ella, namun Edgar sama sekali tidak mengingatnya, dirinya hanya ingat saat pindah ke luar negri, namun tidak ingat dengan dirinya yang melihat Ella yang baru lahir kedunia.
'' Tapi kenapa tadi Ibu bilang, kalau Ibu terakhir bertemu Ella, saat gadis kecil itu baru berusia lima tahun ?'' tanya Edgar.
'' Apa kamu juga lupa, kalau lima tahun kemudian ibu sempat kembali ke sini bersama Ayahmu sebentar, kamu tidak ikut karna harus ujian '' sahut Dena. '' Dan saat itu Ella juga akan pergi ke rumah kakek dan neneknya dari Bibi Anna, dan tinggal di sana '' tambahnya.
Edgar mengangguk anggukkan kepalanya saja, namun yang masih menjadi pertanyaan di otaknya, kenapa saat mengobrol dengan Elena, wanita itu sama sekali tidak pernah cerita tentang adiknya, Elena selalu cerita tentang dirinya sendiri saja, begitu juga dengan kedua orang tua Elena, seakan akan keberadaan Ella tak di anggap oleh mereka.
'' Ed, apa ada yang kamu pikirkan ?'' tanya Dena.
'' Hem, Edgar hanya penasaran, kenapa Ella harus tinggal dengan kakek dan neneknya '' sahut Edgar.
'' Untuk yang itu Ibu tidak tahu, sebenarnya Ibu juga penasaran dengan alasan mereka yang meminta Ella tinggal dengan kakek dan neneknya, tapi ibu merasa tidak berhak untuk bertanya, nanti di kira ibu ikut campur '' ucap Dena panjang lebar.
Edgar kembali diam namun di otaknya terus berputar, dengan alasan kedua orang tua Elena dan Ella yang sebenarnya, kenapa mereka harus membiarkan putri kedua mereka tinggal di pelosok desa, yang lebih membuatnya penasarannya kenapa mereka seperti tidak pernah menunjukkan putri keduanya di depan publik, apa karna takut terjadi sesuatu dengan Ella, atau ada alasan yang lain pikir Edgar.
Sedangkan di dalam mobil keluarga Alexander yang sedang perjalanan pulang, Ella di buat malas dengan pertanyaan sang Kakak.
'' Ella, kenapa kamu bekerja dengan Kak Ed?, kita juga punya perusahaan besar loh, jika kamu ingin bekerja '' tanya Elena.
'' Jika aku bekerja di perusahaan Alexander, memangnya aku akan di beri jabatan apa ?'' Ella balik bertanya dengan datar.
'' Terserah, kamu bisa memilihnya sesukamu '' jawab Elena.
'' Bagaimana jika aku ingin posisi CEO milik Kakak ?'' tanya Ella dengan senyum devilnya.
Elena langsung terdiam, tidak mungkin dirinya memberikan posisi tertinggi di perusahaan pada adiknya begitu saja.
'' Ella, duduk di posisi CEO itu tidak mudah, apa lagi kamu masih sekolah '' sela Anna yang duduk di samping jok kemudi.
'' Yang di katakan Ibumu benar Ella '' sambung Ayahnya.
Ella hanya mendengus, dirinya sudah bisa menebak jika mereka tidak akan membiarkan dirinya menggantikan posisi putri kesayangan mereka dengan mudah, tapi bagi Ella itu tidak masalah, karna tujuan utamanya bukan tentang posisi jabatan di perusahaan Alexander, tapi ingin membuat keluarganya yang sudah berlaku tak adil padanya itu hancur.
'' Kalian tenang saja, aku hanya bercanda, lagian aku juga sudah mendatangani kontrak kerja sama dengan Empire Group, jadi aku tidak ada waktu untuk mengurusi perusahaan kalian '' timpal Ella dingin.
Mendengar yang di katakan Ella, seketika membuat Elena gelisah, karna sudah di pastikan jika Ella akan lebih sering bersama Edgar nantinya, takut jika Edgar akan jatuh hati dengan Ella, dan Elena tidak terima dengan hal itu.