Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sebelum adzan subuh terdengar aku terbangun dan merenggangkan kedua tangan ku lalu mencuci muka dan menggosok gigi serta mengambil wudhu untuk menjalankan kewajiban ku sebagai umat Nya.
Aku berjalan keluar kamar dan turun ke bawah menuju dapur. Ku lihat sudah ada mbo jum, bi sumi yang sedang menyiapkan sarapan pagi buat semua orang dirumah. Berjalan menuju lemari dinding untuk mengambil gelas, membuat kopi kesukaan ku.
Seusai membuat kopi aku berjalan menuju halaman belakang tempat favorit ku setelah balkon. Ku letakan gelas di atas meja kecil yang tersedia halaman belakang rumah dekat kolam renang. Dan memulai melakukan pernafasan dan yoga beralaskan matra yang sudah tersedia di lantai. Untuk menyegarkan pikiran ku hirup udara pagi yang sejuk. Kegiatan yang sering ku lakukan setiap pagi sebelum memulai aktivitas.
Terdengar panggilan dari atas, terlihat mas adam sedang memanggil ku di pagar balkon kamar kami. Aku bergegas menuju kamar untuk membantu menyiapkan segala keperluan mas adam.
Setelah mas adam sudah siap dengan pakaian kantor. Kami berdua menuju ruang makan untuk menyantap makanan yang sudah di hidangkan oleh mbok dan bibi. Selesai sarapan aku mengantar mas adam kedepan pintu rumah tak luput pula wanita itu sudah duduk manis di kursi samping kemudi. Dan mas adam pun menjalankan mobilnya untuk berangkat ke kantor. Ku meminta mamang untuk memanaskan mobil pribadi yang akan di pergunakan hari ini.
Ku langkahkan kaki menuju kamar untuk membersihkan diri dan menganti pakaian tak lupa sentuhan make up natural. Niat nya hari ini aku ingin ke toko. Melihat keadaan toko. Walaupun toko sudah ku serahkan ke sahabat baik tapi ku tak mau lepas tangan.
"Mau kemana may?tanya ibu mertua saat melihat ku turun kebawah sambil membawa kunci mobil.
"May hari ini mau ketemu teman bu, may ada janji sama anita. May udah ijin sama mas adam. May berangkat dulu bu."ucapku tak lupa ku cium tangan nya.
Suasana orang berangkat ke kantor membuat jalanan padat. Kemacetan dimana-mana. Untung nya aku bukan pegawai kantoran yang harus dikejar-kejar waktu agar sampai tempat tujuan. Mobil ku bawa dengan santai agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan.
Sesampai nya di ruko tempat usaha ku berjalan. Mobil ku parkir kan di tempat parkiran yang sudah tersedia.
"Mayang.... akhirnya muncul juga lo!!!"" Teriak anita kencang.
"Gila lo ya teriak kencang-kencang. Lo pikir nih hutan apa"sahut ku
"Heheheheh.. sorry... ada apa gerangan pemilik butik pagi-pagi sudah tiba di sini. Apa sedang inspeksi dadakan".dengan gaya formal nya.
"Sialan lo.. bosen aja gue di rumah. Lo tahu sendiri kan gimana kondisi rumah."ucapku sambil melangkah ke lantai atas menuju ruang kantor yang sudah di persiapkan oleh aku dan anita.
"Iya gue tahu.. Tumben lo kesini.. Perasaan sejak butik ini di buka. Baru sekarang ini lo injakan kaki lo di mari."canda nya
"Kalau gue keseringan kemari. Bisa-bisa laki gue dan keluarga gue curiga. Dodol garut..... Lo tahu sendiri kenapa ini butik atas nama lo nita" jawabku dengan kesal
"Iya... iya... lagian mau sampai kapan sih lo bertahan sama pernikahan yang udah tidak sehat."ucap nya kesal
"Sebentar lagi, nit. Gue masih mempersiapkan semua nya baik-baik."
"Lo yakin. Bukan karena lo masih cinta sama adam?"
"Wew.. cinta... udh hilang rasa itu sejak gue tahu dia selingkuh dan menikahi wanita ular itu."
"Yakin lo markonah."ejek nita kepadaku
"Yakinlah pakijo"ledek ke kemudian.
"Sialan lo".
"Nit, gimana perkembangan butik ada ide ga nih?" Tanya ku sambil membuka laporan penjualan.
"Lo mau nya gimana may? Lo mau bikin produk lo sendiri?"tanya nita sambil membuka majalah yang ada di ruangan kami.
"Menurut gue sih mendingan buat brand sendiri. Tapi siapa yang bisa di ajak kerja sama. Sofi punya produk nya sendiri. Siapa dong yang bisa desain baju brand kita??"
"Kenapa ga lo ajak aja orang lain yang mau?"
"Berarti kita bikin lowongan kerja buat desainer dong??"
"Iya lah oon. Masa lo sama gue sih yang desain baju??. Jurusan lo sama gue kan sama oneng. Sama-sama ekonomi. Emank lo pikir gue pinter gambar apa?? Gambar gue aja udah kayak anak SD. Gambar gunung jalan dan rumah."ujar nita dengan tampang dongkol karena ucapan ku yang tidak berfaedah.
"Heheheh... gue kira lo bisa gambar marimar." Kelakar ku sambil ketawa kencang.
"Sialan lo. Seneng bener ngeledek in gue." Sambil memonyongkan mulut nya.
"Wkwkwkwk.. sorry bro. Ya udah mulai sekarang kita buka lowongan. Sekalian buat tempat produksi. Gimana?" Tanya ku sama nita
"Ok.. sip langsung gue pasang lowongan nih."jawab nita sambil otak-atik ponsel nya.
"Done. Kita tunggu kabar baiknya bro" ucap nita kemudian
"Thanks bro. Lo mau gabung sama gue buat usaha ini."
"Santai sis. Lagian gue juga ga ada kerjaan. Daripada gue gabut di rumah." Kelakar nita
Aku langsung mencari mesin jahit dan kawan-kawan nya sebagai langkah awal untuk mengembang kan usaha kami. Alhamdulillah, untung nya aku menemukan salah satu distributor dengan harga dan kualitas terjamin.
Aku dan nita langsung menuju tempat distributor tersebut dan membayar nya cash saat barang tiba di tempat. Kemungkinan besok semua barang-barang produksi akan tiba. Untuk masalah tempat produksi aku mempunyai salah satu rumah kosong yang bisa di pergunakan untuk proses produksi.
Untuk penjahit kami mencari orang-orang terdekat yang bisa menjahit dan membutuhkan pekerjaan. Biar bisa membantu perekonomian mereka.
Sofi tetap menjadi distributor tetap kami. Dan sofi pun bergabung untuk join secara resmi dibutik. Kami bertiga bertukar pikiran. Dengan bergabung nya sofi. Kemungkinan besar kami akan menawarkan produk kami secara offline dan online.
Tak terasa hari menjelang malam. Aku bergegas pulang ke rumah. Karena dari tadi ibu mertua dan mas adam sudah menghubungi ku berkali-kali.
CKlek.
"Baru pulang kamu may? Dari mana saja kamu seharian?" Dengan raut wajah yang tajam mas adam memandangku
"Dari butik nya anita mas. Aku bosan setiap hari di rumah terus. Aku butuh refreshing mas." Jawab ku santai.
"Itu tugas kamu sebagai istri may. Kamu pikir cuma kamu aja yang butuh refresing? Aku juga butuh refreshing may. Aku juga capek setiap hari berangkat pagi pulang malam. Belum lagi tuntutan kamu, ibu, putri dan novi."ujar mas adam dengan penuh emosi.
"Maksud kamu mas? Tuntutan aku? Itu kan kewajiban kamu untuk menafkahi aku. Dan yang aku tuntut itu pun untuk kebutuhan di rumah ini. Bukan hanya kebutuhan aku sendiri. Sedangkan ibu dan putri? Itu tanggung jawab mu sebagai anak dan abang. Lalu tadi apa kata mu Novi? Apa kah novi menuntut mu mas?. Novi hanya sepupu mu. Bukan tanggung jawab mu. Kecuali novi I S T R I mu, mas. Baru dia bisa menuntut mu macam-macam."jawab ku dengan sinis.
"A..aa..pa maksud mu may".dengan gugup mas adam menjawab ku.
"Tidak ada maksud apa-apa. Aku yakin kamu pasti paham apa maksud ku mas. Sudah lah aku gerah. Mau mandi".ucap ku sambil berjalan keatas menuju kamar.
Kulihat ibu, putri dan wanita itu di ruang tamu dengan wajah tegang saat melihat ku melintasi mereka.
Tak ku pedulikan kumpulan-kumpulan manusia munafik yang penuh kebohongan. Aku langsung melakukan ritual membersihkan diri untuk mendinginkan kepala yang penuh dengan asap akibat pertengkaran kami.
Seusai mandi aku langsung merebahkan diri di tempat tidur. Untung saja aku sudah mengisi perut sebelum pulang. Kalau belum mungkin cacing-cacing di dalam perut sudah berdemo ria. Tak terasa aku terlelap dalam tidur.