Pembalasan Istri Yang Teraniaya

Pagi pun tiba, suasana pagi sangat lah sejuk, "Burung-burung pun berkicau!" menandakan pagi sudah tiba.

Saat ini Dewi sudah bangun, dan sedang memasak sarapan untuk nya dan Suaminya Bram.

Alaram yang Bram stel sudah berbunyi, yang menandakan sudah pukul 06:00 pagi, "Bram yang mendengar suara bunyi Alaram langsung bergegas bangun. Dan langsung berjalan menuju kamar mandi, untuk melakukan aktifitas mandi paginya, setelah beberapa menit Bram sudah menyelesaikan mandi nya dan segera keluar dari dalam kamar mandi menuju Walk in closed! Untuk memakai pakaian kantor nya, sebab acara penyambutan Perusahaan Pratama di adakan pukul 19:00 malam.

"Nona muda mau masak apa? Tanya bibi Minah yang melihat Dewi sudah sibuk di dapur dengan bahan-bahan masakan nya.

"Dewi mau masak nasi goreng ajah bi!. Jawab Dewi

"Mau bibi bantuin Non? Tanya bibi Minah

"Gak perlu bi!" Dewi cuman masak nasi goreng ajah ko. Oya bibi bisa gak bantu Dewi nyiram tanaman bunga yang di taman belakang? Tanya Dewi pada bibi Minah.

"Baiklah nona muda! Kalau begitu bibi permisi dulu mau ke taman? Jawab bibi Minah dan berjalan menuju taman belakang.

Bram yang sudah siap dengan penampilan balutan jas hitam, kemeja putih membuat seorang Bram sangat lah tampan. Dengan berjalan menuruni tangga Bram berjalan menuju dapur utama yang ada di rumah mewah milik Bram dan Dewi.

"Sayang kamu lagi masak apa? Tanya Bram dan langsung memeluk tubuh ramping Dewi, dan berhasil membuat Dewi gugup dan bersemu malu.

"A-aku la-lagi masak nasi goreng mas!" jawab gugup Dewi dan berusaha menormalkan jantung nya.

"Kamu ko gugup? Cie kamu lagi salting ya sayang?" tanya Bram dan melepaskan pelukanya dan berjalan menuju meja makan.

"Aku tunggu di meja makan ya sayang? Jawab Bram sebelum sampai di meja makan.

"Iya mas tunggu ajah di situ! Bentar lagi nasi goreng nya siap?" jawab Dewi dan segera menyajikan nasi goreng ke dalam piring, dan segera membawa nasi goreng nya menuju meja makan.

"Mas, ma'af ya kalo Dewi cuman masak nasi goreng ajah? Jawab Dewi dan meletakkan sepiring nasi goreng di hadapan Bram.

"Gak papa sayang, ini juga dah membuat mas bahagia!" akhir nya kita bisa seperti Pasangan pada umum nya?" jawab Bram

"Silahkan di makan mas! suru Dewi

"Oya nanti malam mas mau ke acara penyambutan Perusahaan Tuan muda Pratama, apa kamu mau temani mas sayang?" tanya Bram

"Ma'af mas, bukan nya Dewi gak mau!" cuman Dewi lagi kurang enak badan? Jawab jujur Dewi saat mendapat tamu bulanan nya datang.

"Kamu sakit apa sayang? Tanya panik Bram dan langsung menyentuh dahi nya Dewi.

"Aku cuman sakit perut ajah mas, soalnya tamu bulanan Dewi lagi dateng?" jawab jujur Dewi pada Bram.

"Apa mas di rumah ajah, untuk temani kamu? Tanya Bram dengan mimik wajah yang sedih.

"Tidak perlu mas, mas kerja ajah dan nanti ada bibi ko yang temani aku di rumah!" jawab Dewi agar Bram tidak mengkhawatir kan dirinya, dan tetap bisa bekerja dengan baik.

"Ya sudah jika ada apa-apa cepat kabarin mas ya? Jawab Bram dan langsung memakan sarapan pagi yang di buatkan Dewi untuk nya.

Beberapa menit kemudian, sarapan pagi pun sudah selesai, "dan Bram akan langsung pergi ke kantor. Sebelum pergi Bram mencium pucuk kepala Istrinya terlebih dahulu baru pergi bekerja.

Dengan perlakuan romantis Bram bisa dengan cepat merebut hati Istrinya. "Dewi yang sudah percaya pada Bram pun tidak menaruh curiga sama sekali pada Suaminya, karena perlakuan romantis yang Bram berikan pada dirinya.

"Akh...!" dengan meremat perut nya Dewi merasakan sakit yang begitu hebat, baru kali ini Dewi merasakan sakit yang sangat membuat nya merasa ingin pingsan, "dengan tubuh meringkuk di lantai. Untung saja bibi Minah lewat dan melihat Nona mudanya sudah kesakitan dan terduduk di lantai dengan keadaan pucat pasi.

"Nona....!" ada apa dengan nona? Tanya bibi Minah yang melihat Dewi sedang meremat bagian perutnya, dan wajah yang sangat pucat. Dengan cepat bibi minah memanggil Jono tukang bersih-bersih mobil yang ada di rumah Bram.

"Jono....?" Teriak bibi Minah, Jono yang mendengar namanya di panggil pun segera berlari menghampiri bibi Minah. "Dengan napas terengah-engah membuat Jono sedikit kelelahan, sebab Jono berlari dari belakang menuju halaman depan.

"Ada apa bi? Tanya heran jono, yang melihat wajah panik bibi Minah.

"Bantu saya Jon? Nona muda sedang sakit, ayo cepat?" ajak bibi Minah dan langsung berlari masuk ke dalam, bibi Minah yang melihat Nona mudanya sudah tergeletak tak sadar kan diri, dengan keadaan pucat pasi.

"Nona muda pingsan bi? Jawab Jono dan langsung membantu bibi Minah mengangkat tubuh Dewi ke dalam kamar nya Dewi.

"Bibi cepat telfon Dokter Andreas!" suruh Jono pada bibi Minah.

Dengan cepat bibi Minah meraih telepon yang ada di rumah itu, untuk menghubungi Dokter Andreas yang selama ini menjadi Dokter pribadi di kediaman Bram.

"Halo Dokter? Jawab bibi Minah

"Ada apa bi? Apa Bram sedang sakit?" tanya Andreas di seberang telepon.

"Bukan tuan Bram yang sakit Dok, tapi Nona muda Dewi yang sakit!" jawab bibi Minah

"Baiklah saya akan segera ke sana." jawab Andreas dan langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.

Sementara itu bibi Minah langsung mengambil semangkuk air hangat, dan menyuruh Jono segera keluar dari dalam kamar Dewi.

Dengan sigap bibi Minah mengompres perut Dewi, agar sakit yang di rasakan nona mudanya berkurang.

Beberapa menit kemudian, Dokter Andreas sudah datang dan langsung masuk ke dalam rumah mewah milik Bram.

Bibi minah yang mendengar Dokter Andreas sudah datang pun segera keluar, dan mengajak Dokter Andres segera masuk ke dalam kamar Dewi Untuk melakukan pemeriksaan pada nona mudanya.

"Dok tolong periksa nona muda? Mohon bibi Minah pada Dokter Andreas.

"Apa yang sedang terjadi pada nona muda bi? tanya Dokter Andres dan segera memeriksa Dewi.

"Saya tidak tau Dok, tadi saya hanya melihat nona muda kesakitan dan meremat bagian perutnya!" jawab jujur bibi Minah.

"Nona muda mengalami haid, namun haid ini sangat menyiksanya, "dan bagi para wanita hal ini sudah biasa hanya saja nona muda terlalu lelah! Dan tidak dapat menahan sakit pada bagian perutnya. "Bibi tolong berikan obat ini agar nona muda tidak merasakan sakit lagi, sampai masa haid nya habis? Dan di makan sesudah makan?" jawab Dokter Andreas yang menyerahkan berapa jenis obat.

"Baik Dokter, sekali lagi terima kasih? Jawab bibi Minah

"Kalau begitu saya permisi dulu!. Jawab Dokter Andreas dan langsung berjalan keluar dan segera pergi kembali ke rumah sakit, untuk bertugas kembali memeriksa para pasien nya.