Hasna Sandika Rayadinata mahasiswa 22 tahun tingkat akhir yang tengah berjuang menyelesaikan skripsinya harus dihadapkan dengan dosen pembimbing yang terkenal sulit dihadapi. Radian Nareen Dwilaga seorang dosen muda 29 tahun yang tampan namun terkenal killer lah yang menjadi pembimbing skripsi dari Hasna.
" Jangan harap kamu bisa menyelesaikan skripsi mu tepat waktu jika kau tidak melakukan dengan baik."
" Aku akan membuat mu jatuh hati padaku agar skripsi ku segera selesai."
Keinginan Hasna untuk segera menyelesaikan skripsi tepat waktu membuatnya menyusun rencana untuk mengambil hati sang dosen killer. Bukan tanpa alasan ia ingin segera lulus, semua itu karena dia ingin segera pergi dari rumah yang bukan lagi surga baginya dan lebih terasa seperti neraka.
Akankan Hasna berhasil menggambil hati sang dosen killer?
Atau malah Hansa yang terpaut hatinya terlebih dulu oleh sang dosen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MHDK 28. Ketemu Camer
Hasna membiarkan Yudi memeluknya lebih lama. Ia pun mengusap lembut punggung sang papa. Ada kerinduan yang mendalam di hati terdalamnya.
" Papa minta maaf ya nak."
Hasna mengurai pelukan sang papa. Ia melihat wajah pria paruh baya itu dengan lekat. Hasna mencoba menyelami hati papa nya itu. Papa yang beberapa waktu terakhir ini membuatnya merasa tidak memilikinya. Dan kali ini ia menemukan sebuah rasa sakit yang ada di dalam dirinya.
" Apa yang papa bawa?"
" Buku dongeng kesukaanmu. Papa ingin membacakannya untukmu sebelum kamu menikah dan menjadi milik orang lain."
Seketika Hasna menangis melihat buku dongeng miliknya yang dibawa oleh Yudi. Ia pun kembali memeluk Yudi.
" Papa ingat?"
" Tentu nak, kau paling suka dibacakan dongeng sebelum tidur."
" Apakah sekarang papa mau membacakannya untukku."
Yudi mengangguk, ia pun mulai membacakan dongeng dari buku tersebut untuk putrinya. Meskipun Hasna hafal di luar kepala namun ia tetap mendengarkan suara Yudi. Ayah dan anak itu kembali mengenang masa lampau dimana sang ibu dan sang istri masih ada di dekat mereka.
Di luar Aryo dan Sekar terharu melihat interaksi Hasna dan Yudi.
" Yudi sangat menyayangi dan mencintai Hasna ya mas."
" Iya, mungkin kemarin hanyalah sebuah kesalahpahaman hingga Hasna bisa memutuskan pergi dari rumah. Bahkan tidak ingin kembali. Syukurlah mereka sudah baik baik saja"
Sekar mengangguk, ia setuju dengan ucapan sang suami. Namun seketika Sekar terkejut melihat Radi menyelinap pulang.
" Ekhem ... "
" Lho, ayah sama bunda kok belum tidur?"
" Kamu ngapain pulang, kan bunda suruh kamu tinggal di apartemen sampai acara pernikahanmu sabtu nanti tiba."
" Itu ... Anu ... Ada yang mau Radi ambil. Ya begitu. Terus ayah sama bunda ngapain malam malam begini belum tidur."
Sekar dan Aryo saling pandang, Sekar tersenyum smirk.
" Tadi ada yamg masuk ke kamar Hasna."
" Siapa? Laki laki apa perempuan? Kok dibiarin sih?"
Radi tidak jadi naik ke kamarnya. Ia membalikkan tubuhnya dan hendak berjalan ke kamar Hasna. Namun kerah jaket nya ditari oleh Aryo.
" Ayah, apa an sih. Radi mau cek siapa yang masuk ke kamar Hasna."
" Terus mau kamu apakan?"
" Mau diusir lah, masa main masuk masuk kamar orang."
" Emang kamu berani ngusir calon mertuamu?"
" Eh ... Calon mertua? Papa Hasna di sini?"
Glek ...
Radi menelan saliva nya dengan susah payah. Tiba tiba ia merasa gugup. Sedangkan Aryo dan Sekar terkekeh geli melihat mimik wajah sang putra sulung.
" Kenapa, takut?"
" Bu-bukan takut yah, tapi."
Radi kehilangan kata katanya membuat Aryo tertawa geli. Baru kali ini putra sulungnya tidak bisa berkutik.
" Mas ... "
Suara pria yang tidak dikenal oleh Radi sebelumnya membuat pemuda itu langsung membalikkan tubuhnya.
" Pa ... Eh .. Om."
Radi sangat kikuk mengahadapi pria yang akan jadi mertuanya tidak lama lagi itu.
Radi mendekat lalu menyalami Yudi.
" Yud ... Duduk dulu."
Yudi mengangguk. Kini Yudi, Radi, dan Aryo duduk di ruang tamu. Sekar ke dapur untuk membuatkan teh panas untuk para pria tersebut.
" Oh iya Yud, kalian belum saling ketemu. Ini putra sulung ku Radi. Dia calon menantu mu."
Yudi tersenyum tulus ke arah Radi. Ia bisa melihat Radi adalah pria yamg baik.
" Tolong jaga putriku ya nak Radi. Dia memang suka sembarangan dan sembrono tapi dia gadis yang baik dan sensitif."
" Baik om, saya akan menjaga Hasna dengan baik."
Radi menjawab dengan penuh ketegangan. Perasaan ngadepi dosen senior saat sidang tesis nggak segugup ini huft.
" Gimana Yud, apakah permasalahan mu dengan putrimu sudah selesai."
" Sudah mas. Alhamdulillaah."
" Lalu, apakah kau akan membawa Hasna pulang?"
Pertanyaan Aryo membuat Radi terkejut. Ada rasa tidak rela jika Hasna dibawa pulang oleh papa nya.
" Kalau aku boleh meminta, biarkan Hasna di sini saja mas. Di rumah dia tidak akan bisa merasa nyaman."
Alhamdulillaah, Radi bergumam lirih namun masih bisa di dengar oleh Sekar.
" Maksud kakak apa kok alhmadulillaah."
" Nggak bund, nggak ada apa apa hehehe."
🍀🍀🍀
Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00. Dari tadi Priska bolak balik berjalan dari dalam ke pintu depan menunggu kepulangan sang suami.
" Mas Yudi sebenarnya kemana sih?"
Ada rasa khawatir yang mendera hatinya. Meskipun ia tahu Yudi tidak mencintainya tapi ia baru menyadari bahwa ia begitu mencintai Yudi.
Brummmm Ckiiiit ...
Suara mobil Yudi masuk ke pekarangan dan berhenti tepat di halaman rumah. Priska langsung berlari ke depan menyambut sang suami.
" Mas, kamu sudah pulang? Dari mana saja."
" Tidak dari mana mana. Aku hanya mencari angin."
Yudi langsung masuk dan tidak ingin membahas lebih lanjut dengan Priska. Priska yang mengetahui Yudi terlihat enggan dan lelah pun tidak ingin bertanya lebih. Ia memilih diam dan mengikuti suaminya ke kamar.
" Apa mau ku buatkan sesuatu mas?"
" Tidak usah, tidurlah. Aku akan ke ruang kerja. Masih banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan."
Priska membuang nafasnya kasar. Kini ia tahu, Yudi sedang menghindarinya.
" Mas, kau menghindari ku bukan?"
" Ayolah Pris, aku sedang tidak dalam mood yang baik untuk bertengkar."
" Mas, kau selalu mengacuhkan ku. Kapan kau akan melihatku, kapan?"
Yudi mengambil nafasnya dalam dalam dan membuangnya perlahan.
" Semakin lama aku semakin membencimu Pris. Sungguh, kau bukannya mengerti aku sedang dipenuhi dengan pikiran mengenai pekerjaan tapi malah selaku berpikiran yang bukan bukan. Terserah padamu Pris. Jika kamu sudah tidak lagi betah denganku silakan keluar dari rumah ini. Pintu rumah ini selalu terbuka kapanpun kamu akan pergi."
Priska menggeretakkan gigi gigi nya. Ia sangat kesal dengan ucapan Yudi.
" Baik jika itu mau mu mas. Aku akan pergi dari sini."
" Ooh begitukah, bagus silahkan. Mulai hari ini kau ..."
" Tidak mas .... Tidak. Jangan talak aku, aku mohon mas. Jangan ucapkan kata itu."
Yudi menyeringai, ia pun berlalu dari kamar tersebut.
Bruk ...
Priska jatuh terduduk di lantai. Ia menangis tersedu. Suaminya benar benar sudah tidak mempedulikan dia lagi. Yudi bahkan mau menalaknya. Meskipun kata itu belum keluar dari mulut Yudi, tapi dia cukup tahu suaminya itu akan mengatakan hal tersebut jika tidak ia halangi.
Sedangkan di ruang kerjanya, Yudi kembali membuka sebuah file dokumen. Dimana dokumen tersebut berisi mengenai segala aset yang sudah dibalik namakan menjadi nama Hasna.
Yudi tersenyum puas. Setidaknya apa yang menjadi milik Melati akan turun ke tangan Hasna.
" Sudah Mel, semua sudah kuberikan kepada Hasna. Aku merasa sudah melunasi semua yang aku hutang."
Yudi memeluk File dokumen itu dengan erat. Setelah akad nikah selesai, Yudi akan menyerahkan semuanya kepada Hasna.
TBC