NovelToon NovelToon
Kepingan Puzzle

Kepingan Puzzle

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.9k
Nilai: 5
Nama Author: Khabar

"Lima bersaudara dengan kedua orang tuanya adalah sebuah keluarga bahagia tenang dan damai, ibarat puzzle yang sudah sempurna sudah dipecahkan. Namun, insiden yang mengerikan terjadi, keluarga itu menjadi kelam karena ulah oknum yang jahat.
Tiga potongan puzzle hilang di tumpukan puzzle yang berbeda. Aku Glantea Albar berusaha menemukan tiga potongan puzzle itu. Tapi, takdir berkata lain aku tidak pernah menemukan tiga puzzle itu. Aku memutuskan menggantikan puzzle lain yang bentuknya sama dan jelas tidak pernah bisa sama dengan warna dari puzzle sebelum nya."
Kata Glantea di sebuah alat perekam kakinya mengalami patah karena insiden jatuh dari helikopter. setalah itu ada seorang yang membuka gubuk tua dimana dia berada sekarang lalu tiba-tiba dia bangkit tanpa peduli rasa sakit itu menghampiri seseorang dibalik pintu sambil menangis memegangi tangan orang tersebut "hiks... Hiks... ayahhh..... " Kata itu keluar dengan begitu tulus mengenali orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khabar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Operasi Khusus II

“cheetah bersiap menembak” perintahku, hal biasa yang dilakukannya, dia sudah membuat lubang di genteng tanpa menarik perhatian karena deras hujan dan sedang mencari keberadaanku melalui scoop di senjatanya.

Aku telah membuat semua taktik dengan persiapan yang sangat matang. Kali ini dengan santainya aku berjalan ditengah-tengah mereka, mengeritik jemari melemaskan tangan seolah-olah mereka beranggapan diri mereka hanyalah beberapa sampah yang harus dibersihkan.

Dan dengan gaya berkelas aku melepaskan sebuah pedang yang sembari tadi menunggu menjerit dibahuku, sudah sangat haus akan darah untuk membantai. Hal yang lebih keren karena kaget juga mabuk, mereka belum sempat memengang senjatanya dengan benar.

“Pertunjukan dimulai... mari kita nyanyikan lagu yang yang sudah aku modifikasi”

Potong bebek angsa....

Masak di kuali...

Potong tangannya... (Dor... Dor...)

Sayat kakinya... (dor..dor..dor...)

Colok matanya...

Penggal kepalanya...

Belah perutnya... (dor)

Tralala... lala...

Lirik lagu yang aku nyanyikan itu mengikuti apa yang sedang aku lakukan, yaitu mengayunkan pedang sesuai dengan lirik yang sedang aku nyanyikan, lirik yang horor dan sadis itu membuat dua orang kehilangan tangannya karena aku mengayunkan pedang ke arah mereka.

Disusul dengan tembakan dari Greta dengan sempurna Head shoot, lirik setelahnya ayunan pedang yang sedikit kebawah tiga musuh tersungkur karena tersayat kehilangan keseimbangan kaki mereka, disusul lagi dengan tembakan Greta.

Lirik keselanjutnya seseorang mendekatiku dengan belati, ingin menusuk dari belakang itu sia-sia gerakan tubuhku yang presisi, membuat gerakan sliding yang menarik kakinya kearahku, dia jatuh lalu membuat hal sama seperti di lirik lagu, tapi yang lebih mencekam adalah sebuah bilah pedang besar membelah kepalanya itu, membuat nyawanya terkirim langsung ke alam baka.

Lirik kesekian aku membuat ancang-ancang bergerak lebih cepat memutar pedang searah jarum jam, hal tragis pun terjadi tujuh orang tewas seketika dengan kepala yang melayang.

Terakhir dengan sebuah gerakan salto aku menyingkirkan senjata musuh dengan kaki, mengangkat pedang horizontal dari bawah, tercipta garis sayatan miring ditubuhnya sisi yang dimulai dari pinggang kirinya lalu diakhiri di bahu kanannya, itu tidak hanya sampai disitu Greta mengakhiri nyawanya dengan tembakan yang melubangi tengah kepalanya.

Seolah aku melakukan hal yang sadis, namun kenyataannya aku sadar apa yang kulakukan, hal setimpal dengan perbuatan mereka, berkat benda yang Farel berikan sebuah kaca mata transparan terpasang di kepalaku.

Benda itu mengkonfirmasi data dari setiap individu yang telah aku bunuh, mereka adalah tokoh jahat hal yang menjadi hobi mereka dimulai dari pemerkosaan, penyiksaan, pembunuhan, perampokan, hingga penculikan lengkap mereka lakukan untuk bersenang-senang, itu membuat orang seperti diriku marah, murka, dan kesal itu bahkan tidak cukup hanya dengan mereka mati.

Dan satu hal yang paling aku benci adalah penculikan. Apa karena hal yang sudah sangat familiar terhadap aku yang sudah sangat dulu terjadi makanya aku paling benci itu, benar saja hal itu yang membuat aku membencinya setiap waktu seperti sekarang.

Semuanya telah selesai aku bergerak ke sebuah container paling ujung sebelah kanan, container itu berwarna oranye dengan sebuah angka dibagiannya (11873) Aku berjalan mengelilingi sebuah container itu, apa kalian tau kode angka di container itu ‘binggo’.

Setelah aku memeriksa ada sebuah barcode setelah di-scan dengan satelit center, aku jadi tau arah tujuan dari container ini, dia akan berangkat ke luar negri lebih tepatnya ke sebuah instalasi rumah sakit, kalian tau apa artinya rumah sakit melalui barcode tadi, manusia utuh dan sehat dikirim ke rumah sakit, ya! Itu adalah penjualan organ tubuh manusia. Kejam, bukan.

Aku membuka pintu container di dalamnya terdapat seorang wanita dengan pakaian yang bisa dibilang berantakan dan matanya ditutup kain hitam, masker dan penutup kepala entah itu kerudung yang hilang tak tau kemana, perihal yang tidak biasa aku melihat rambut terurai hitam dan indah itu, sekarang dia sedang meronta-ronta mendengar pintu container terbuka, mengiraku salah satu dari orang yang menculiknya datang menghampirinya.

“Ja, ja, jangan mendekat” katanya dengan suara yang bergetar hebat ketakutan sedikit terbata-bata.

“Maaf pertemuan kita jadi begini” kataku sambil membuka penutup matanya, ketika melihat aku dia sontak kaget langsung memalingkan muka ke kanan.

“Jangan takut aku datang aku ditugaskan untuk menyelamatkanmu dari penculikan ini” kata-kataku yang kaku keluar dengan lembut berniat mengusir ketakutannya, perlahan berjalan kearah belakang kursi melepaskan ikatan tali yang melilit dikursi. Dengan wajah yang pucat dia memulai percakapan.

“Ka, kamu siapa? (terbata-bata)” tanyanya dengan dia masih takut dan memalingkan muka menghindari kontak mata, mungkinkah dia mengenaliku, walaupun masker yang menutupi wajahku atau suara yang familiar pernah bertemu di sebuah halte busway.

“Aku orang yang akan menyelamatkan kamu dari penculikan ini, kamu boleh saja memanggilku ‘mentor’, apakah kamu bisa berdiri kita akan pergi dari sini” kataku dengan begitu kaku dan sangat tidak berkelas mengulurkan tangan menawarkan bantuan untuk berdiri.

Ahkk....

Dia merintih kesakitan tidak bisa berdiri tegak tanpa sadar dengan sigap aku tidak sengaja menangkap bagian pinggangnya, dia hampir saja jatuh tersungkur. Aku baru tau setelah menyuruhnya duduk kembali, kakinya memar bekas ikatan tali, mungkin karena dia meronta-ronta membuat beberapa garis lebam di bagian depan pergelangan kakinya.

“Apa kamu baik-baik saja?”.

“i, i, iya aku baik-baik saja, te, terima kasih”.

“Sebelumnya aku ingin menanyakan ini... apa kamu pernah melihat medan perang kalau tidak... bolehkah aku menutup kembali matamu dengan kain ini supaya kamu tidak mengalami trauma...” kataku dengan susunan tata bahasa tidak jelas yang tiba-tiba keluar begitu saja dari mulutku.

“Aahk.... tata bahasa apa ini!?, apa mungkin aku grogi berbicara dengan wanita cantik... ah... sudahlah!” seruku dalam hati.

“Bo, bo, boleh!” jawabnya masih dengan terbata-bata, apa mungkin karena bahasa asing yang baru saja aku ungkapan, tanpa pikir panjang aku kembali menutup matanya dengan kain hitam tadi dengan sedikit lebih lembut.

Dikarenakan hujan yang deras tidak hanya itu petir juga ikut menyertai hujan aku mencari mantel didalam container ini, itu untuk membungkusnya agar tidak terlalu terkena hujan, tapi hal itu tidak kunjung dapat terpaksa menawarkan bantuan untuk menggendongnya ke punggungku.

“Kamu pasti tidak sanggup berjalan apa boleh aku megendongmu jalan?, karena diluar bahaya kalau hanya memapahmu saja” bahasa aneh itu keluar lagi mungkin aku sekarang sangat malu menceritakan ini.

“I, i, iya bo, boleh” jawabnya lagi dengan hal yang sama dia lakukan memalingkan wajah kebawah, menghidari kontak mata lagi sambil menyodorkan tangannya kearahku.

Hal yang tidak pernah aku bayangkan terjadi lagi, aku tidak pernah segugup ini ketika membantai para musuh di medan perang seperti yang baru saja aku lakukan, tapi ini kenapa?, aku sangat gugup dan jantungku berdetak kencang juga hal yang paling aneh, pipiku rasanya panas ada apa ini?. “Tidak bisa begini aku harus fokus nanti sesuatu yang buruk terjadi” ujar batinku entah gimana cara agar lepas dari perasaan ini.

...֎֎֎...

"Satelit center" Berbeda dengan apa yang dijelaskan google, disini hanya sebuah nama benda yang glantea gunakan sebagai; google map, identifikasi barang baru, melacak, dan mencari tahu beberapa hal, benda ini berbentuk sebuah stik panjang sekitar 30 cm dengan 2,5 cm, benda ini pernah muncul di bab 8 pertemuan Klasik.

1
Lil Moonlight
nangis bombay ni thor, gantian sih ga mau tau 😜😜😜
Lil Moonlight
mengatan? 🤔
Khabar: mkasih sudah mengingatkan
total 1 replies
🍒⃞⃟🦅🍾⃝ ͩ ᷞHͧSᷡ ͣ
semangat nulisnya kak ceritanya bagus 👍👍
🎀
Awal aja udah sedih
piyo lika pelicia
hedeh 😮‍💨 mengapa harus menyusup jika kamu bisa masuk dengan mudah
piyo lika pelicia: hhhhh 😂
Khabar: Albar be like: apa itu kesetrum, ke sambar petir aja udah /CoolGuy/
total 4 replies
piyo lika pelicia
jangan lah telanjang kau bahaya nanti 😂
piyo lika pelicia
Weh itu bahaya lepasin aja 😫
piyo lika pelicia
adik nya kenapa
piyo lika pelicia
woh belut listrik ya 😦
piyo lika pelicia
ular tikar kah 🤔
piyo lika pelicia
"Sepertinya
piyo lika pelicia
orang yang baik ☺️
piyo lika pelicia
heem sedih yah hidup nya.🙁
piyo lika pelicia
"Iya
piyo lika pelicia
"Bunda
piyo lika pelicia
"Cepatlah
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
"Ahkk.... sial,
piyo lika pelicia
aduy 😫
piyo lika pelicia
semangat kak ☺️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!