The Power Mr Alfa 2045

Agus dan Alfa masuk ke gang sempit. Terlihat tempat itu padat penduduk . Karna memang banyak toko toko untuk usaha mereka. Satu blok dari tempat itu. Terdapat pemukiman warga Yang rumahnya saling berdempetan.Dan Agus pun menyapa setiap warga yang dilewati mereka.

" Woi gus,bawa teman baru. Curiga gue nih jangan jangan pisang makan pisang." Ledek teman Agus melempar candaan

" Hahaha....teman kerja bang dari perantauan. kalo gue sih masih normal bang situ kali tuh ngumpul bae kerjanya. Kalo gue kan lawannya ngak ada bang Makanya carikan." Kata Iwan sambil terkekeh.

" Yah kita aja nganggur gus, boro boro cari lawan.Cewek jaman sekarang mah banyak matre.Langka bila ada yang mau di ajak hidup susah .Iya ngak bro ?" Kata pria itu pada teman nya.

" Ya begitu lah perubahan jaman. Namanya juga jaman tua. Kalian mau ikut ayo gabung kita main?" kata pria itu Menyusun kotak catur di pos ronda.

" Terimakasih bang, pengen sih tapi kita ada kerjaan bang" Kata Alfa tersenyum

" Ya sudah , selamat bekerja. Rajin rajin gus kerjanya.Jangan kaya kita luntang lantung begini." Kata pria satunya

" Ya bang mari" kata Agus basa basi Membuat mereka mengangguk tersenyum

" Ya " Kata pria itu

Karna segarang apa pun para preman bagi Agus. Tapi bila ia bersikap sopan akan tetap jadi kawan. Begitu juga Alfa yang tersenyum ramah Pada para pria itu dengar melempar senyum persahabatan Karna ia juga tak ingin punya musuh .

Lalu keduanya menuju rumah bedakan kecil di dekat dua jalan Yang tak jauh dari warung .

" Ini rumah gue bro. "kata Agus Saat di depan rumah yang lumayan besar tipe 36

" Kenapa nyari disini sih gus ?" kata Alfa

" Lebih aman tinggal di sarang preman Ketimbang perumahan bro." Kata Agus Seraya membuka pintu dan masuk rumah Karna sudah 5 tahun rumah itu kosong.

" Karna ini murah bro, 30 juta dapat rumah kan lumayan .Karna dari pada duitnya amblas .Bisa buat tempat persembunyian sementara " Kata Agus Sembari menutup pintu.Setelah mereka masuk . Lalu membuka jendela samping Agar udara segar bisa masuk

" Loe beli gus, apa ngak rugi" kata Alfa

" Iya lah, Kalau bosan tinggal gue jual . Rumah ini dijual pas orangnya butuh duit bro, Dia pergi merantau ke kalimatan. Bosan katanya tinggal disini" kata Agus

" Ya lumayan ,dari pada tak punya sama sekali. "Kata Alfa Seraya melihat lihat sekeliling rumah Agus

" Ini hanya buat markas bro, karna di sini kita mudah mendengar gosip para petinggi Apalagi mereka banyak menyewa para preman di sini , Untuk pekerjaan memeras dan intimidasi orang" Kata Agus bicara pelan

" Oh ya , lalu orang tua loe tinggal di mana, kalau mereka pengen bertemu sama loe ?" kata Alfa

" Ya di rumah om gue lah .Mana mau mereka ketempat kumuh begini. Karna ini memang gue pakai buat markas doang bro, oh ya tak jauh dari sini ada tempat para preman berkumpul " Kata Agus

" Hati hati loe bisa dapat masalah, Bila mereka tahu kita jurnalis." Kata Alfa.

" Iya juga sih, tapi sebagian sudah tahu kok. Karna gue sering nyari berita dari mereka" Kata Agus menuju dapur Dan membuka lemari besi .Tempat simpanan makanan Agus .

" Astaga loe punya stock juga di disini gus ?" Kata Alfa melihat lemari mie instan penuh di lemari.

" Ya begitulah, tapi kalo mau beli nasi uduk. Ada tuh !! di warung depan. Kita tinggal pesan nanti diantar"Kata Agus Yang mengambil kopi dan gula Lalu Agus menyalakan kompos gas Untuk merebus air panas. Dan membuat dua cangkir kopi untuk dirinya dan Alfa.

"Gue belum lapar , tapi bagaimana dengan kasus kemaren.?" Kata Alfa menarik kursi meja makan Agus .

" Mba Nina bilang, bisa di kirim lewat email saja sisanya. Nanti akan beliau edit sebagian. Karna kita butuh rencana baru kita bisa mengubah alurnya. Tapi ini masalahnya ini soal politik yang di hubung kan dengan urusan pribadi.Padahal pak Nirwan tak mencari masalah .Beliau hanya mengeluarkan berita itu sesuai fakta Tapi kenapa di protes."kata Agus heran

" Karna berita itu juga mengaitkan masalah pemerintah gus, mungkin secara umum tak ada masalah .Tapi bagi sebagian orang yang terlibat politik itu cukup menyindir mereka. Karna orang yang terlibat dan terkait di dalam satu partai. Tidak akan tinggal diam saja . Dan itu merupa kan kesempatan mereka mencari celah Untuk naik daun Atau untuk menekan orang lain ." Kata Alfa

" Hahaha ada ada saja , sepertinya mereka mengangap remeh orang lain.Negara ini negara hukum Tapi mereka kok bisa seenaknya ya." kata Agus

" Kan hukum bisa di beli bro, orang polisi salah tangkap sudah biasa Dan apabila dipenjara mereka harus di paksa mengaku Apalagi berhubungan dengan mafia. Mereka selalu bekerja sama bahkan perjudian ilegal itu sudah marak terjadi di jakarta. Untuk memutar bisnis haram mereka. Agar generasi muda kita rusak.Siapa lagi bekingnya ya mereka juga kan. Bilang tidak tahu Tapi tangan mereka di belakang bermain. "Kata Alfa

" Hahaha...kau sepertinya anti banget sama polisi bro,bukan bang Aldi polisi Kenapa loe bisa anti pati."Kata Agus

" Ya karna dia masuk polisi saja pake membayar, jadi sama saja makan uang hasil suapnya sendiri kan. Dan setelah jadi perwira lupa pada bapak sama ibu. Dengan alasan gajinya tak seberapa. Entah lah gus, aku bingung dengan sikap nya .Bahkan saat aku di tangkap saja di seperti tak perduli. Walau dia menolongku "Kata Alfa membuang nafas kasarnya

" Apa bukan karna loe iri bro.?" kata Agus Memancing emosi Alfa

" Tidak, untuk apa? kalo gue mau mungkin gue ngak akan sini . Karna gue ngak mau mengikuti jejaknya. Tapi karna itu jalan kami jadi berbeda jalur dan beda pendapat .Kakak sulung gue juga bersikap begitu. Apa karna gue bujangan mereka taruh beban dipundak gue .Padahal mereka menjadi abdi negara Karna uang bapak di dapat dari berhutang. Itu pun masih menjadi beban bapak gue gus " Kata Alfa lirih.

" Ya ikhlaskan saja bro, mungkin ini buat cambuk bagi diri loe .Berdoa saja terus, agar suatu hari nanti kita bisa sukses .

Dan mereka akan malu sendiri nanti. Tak masalah kita berada dibawah hari ini Tapi percayalah roda kehidupan itu akan selalu berputar. Dan ada masanya kita akan berada diatas Jadi tetap lah bersemangat . Yang hak tidak akan menjadi bathil Dan yang bathil juga tak akan menjadi hak .Karna Allah itu maha adil."Kata Agus menasehati Alfa

" Ya,kau betul" Kata Alfa menyesap kopinya. Begitu juga dengan Agus .Karna nasib mereka hampir sebelas dua belas . Sehingga keduanya bisa bersahabat dengan baik .Sampai hari ini.

" Ya sudah tuh !! kamar loe, di sebelah kamar gue bro .Disini hanya ada dua kamar .Tapi kalo malam jangan kaget bila terdengar suara berisik. Gue sih sudah memasang anti kedap suara di tiap kamar Biar pembicaraan kita tak bisa di dengar Tapi untuk ruang tengah Nah lho bisa cek tuh ruangan nanti malam . Bakal rame dan heboh ." Kata Agus

" Suara apa ?" Kata Alfa mengernyitkan dahinya heran

" Music dangdut lah"kata Agus tertawa

" Hehehe, itu sudah biasa kalau di kampung gue gus." kata Alfa.

" Iya tapi bikin sakit kepala, makanya gue kasih kedap suara biar aman .Yuk kerja mumpung kita disini .Nanti sore kita bisa berkeliling"Kata Agus beranjak Sambil menuju kamarnya.

" Ya ayo." kata Alfa. Beranjak dari kursinya Dan menuju ruang tengah. Bersamaan dengan ponsel Alfa di saku bergetar

Drt ...drt ....drt

Dan Alfa langsung mengambil ponsel di sakunya. Terlihat nama Nina di layar ponsel Yang membuat Alfa menekan tombol hijau

" Ya mba ,bagaimana?" Kata Alfa

" ........."

" Hah ,kok bisa!! " Kata Alfa Sambil menatap Agus.

" ........."

" Baik mba , kita akan kesana sekarang!!" kata Alfa menutup pembicaraan

" Ada apa ?" Kata Agus

" Kantor lagi di satroni polisi Mereka mencari mba Nina." kata Alfa

" Hah....aish apalagi sih mau mereka. Baru saja juga mau kerja sudah ada saja masalah baru" Kata Agus mengeleng

*** Maaf baru update , lagi ngurusi anak sakit beberapa hari ini .Jadi belum bisa nulis kemaren. ya akhirnya pelan pelan Karna sambil nungguin anak masa pemulihan. Terimakasih masih setia menunggu *****