Setelah 19 tahun dirawat di sebuah RUMAH SAKIT JIWA, Avram Everglass yang mengidap Deviasi Seksual dan Berkepribadian Ganda melarikan diri dari sana untuk mencari Alceena Eugene.
Pelariannya itu dipicu oleh sebuah tayangan sinetron yang dibintangi oleh Amalthea Estrial, anak perempuan Alceena yang memiliki wajah sama persis dengan ibunya. Avram mengira jika Amalthea itu adalah Alceena.
Kepanikan memuncak, ketika terjadi "Tiga Pembunuhan Berantai" yang dilakukan oleh seseorang yang Sakit Jiwa!...
Apakah Avram yang melakukan itu?
Ataukah ada Pembunuh lainnya yang menjadi "Bayangan" Avram?
Apakah hubungan Devilia dengan Avram dan Alceena Eugene?
Penasaran gak? Baca kisahnya di sini, Gaess...❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
°A.E-09 : Tentang Devilia...
...----------------...
Semua orang bisa mendengar ocehannya. Para tetangga, pasti akan mencemoohnya. Padahal Devilia tidak bersalah! Suaminya-lah yang berbuat nista! Dan lelaki b3jat itu sekarang sudah melarikan diri, entah kemana.
Ingatan ibu Devilia melanglang kembali pada peristiwa tiga puluh tujuh tahun yang lalu. Ketika suaminya mengajak dia melihat seorang bayi yang ditunjukkan oleh seorang bidan yang dia kenal.
Bayi perempuan itu memang tidak cantik. Badannya kecil dan kurus seperti anak cicak. Rambutnya pun tipis dan merah. Kulitnya banyak yang terkelupas.
P4nt4tnya merah dan basah, karena kurang perawatan. Jauh sekali dari kesan lucu dan menggemaskan. Bukankah karena kondisinya itu, jadi orang tidak ada yang mau untuk mengadopsinya?
"Karena itu, kita tidak perlu membayar apa-apa. Asal ada yang mau mengambilnya saja, mereka sudah senang!" ujar sang suami membujuk ibu Devilia.
Mereka memang sudah lama mendambakan anak. Sepuluh tahun menikah, rahim ibu Devilia tetap kosong! Suaminya sudah sangat merindukan kehadiran seorang anak. Oleh sebab itu, akhirnya mereka mengadopsi bayi itu tanpa mengeluarkan sepeser pun uang.
Hubungan suami dengan anak angkatnya memang sangat dekat. Sejak masih bayi, suaminya-lah yang selalu memanjakan Devilia.
Ibu Devilia sering merasa kesal, karena suaminya lebih memperhatikan anak angkatnya dari pada istrinya.
Hidup mereka berubah drastis, ketika suaminya terkena PHK. Dan suaminya melarikan diri dengan sering minum minuman ber4lkohol.
Sedangkan ibu Devilia harus bekerja keras mencari nafkah. Posisinya teralihkan, dari tulang rusuk menjadi tulang punggung. Sementara suaminya, hanya bisa menganggur di rumah.
Sejak saat itulah, suaminya terlihat sering mengganggu Devilia. Padahal saat itu, Devilia masih berumur empat tahun.
Walaupun ibu Devilia sangat benci kepada suami dan anak angkatnya, dia tidak berani untuk menghalangi perbuatan mereka. Semua rahasia itu dia pendam dalam hatinya sendiri. Baru hari ini, tiba-tiba Devilia mencaci-maki dirinya secara terang-terangan!
...----------------...
"Apakah ibu Devilia sudah pergi?" tanya Dokter Cabas pada sekertarisnya.
"Sepertinya sudah, Dokter..." jawab sekertarisnya.
Dokter Cabas mengerutkan dahinya di depan interkom yang ada di kamar kerjanya.
"Kenapa dia tidak mau menemui saya?" gumamnya pelan.
"Dokter!... Boleh saya meminjam mesin fax?" seru Cullzen tiba-tiba di depan pintu kamar kerjanya.
Dokter Cabas langsung mematikan interkom yang terhubung dengan sekertarisnya dan menoleh ke arah pasiennya.
"Apa yang mau kamu fax, Cullzen?" tanya Dokter Cabas dengan sabar.
"RAB dan SPK proyek saya, Dokter!" jawab Cullzen.
Cullzen membentangkan selembar kertas yang penuh dengan coretan di atas meja tulis Dokter Cabas.
"Ini adalah proyek bernilai tiga ratus satu milyar, Dokter!" seru Cullzen bersemangat.
Dokter Cabas hanya bisa tersenyum, karena ini memang sudah menjadi keseharian bila bekerja di Rumah Sakit Jiwa.
"Oke! Letakkan saja di sana... Nanti saya yang akan fax-kan untuk kamu!" ujar Dokter Cabas sabar.
Tiba-tiba ada suara yang memanggil Dokter Cabas.
"DOKTER! DOKTER!"
Seorang pasien pria berusia tiga puluh tahun, berlari-lari menuju ke ruangannya.
"Ada apa, Rikkard?" tanya Dokter Cabas.
"Boleh saya matikan televisi di ruangan sosialisasi, Dok?" tanya Rikkard.
"Kenapa dimatikan?" tanya Dokter Cabas.
"Karena televisi itu memancarkan sinar yang menyetel saya, Dok!" jawab Rikkard panik.
"Hah??... Menyetel bagaimana maksudnya?" tanya Dokter Cabas.
"Hidup saya ini disetel oleh sinar kosmis dari angkasa luar!" jawab Rikkard serius.
"Dasar b0d0h!!... Apa hubungannya televisi dengan sinar kosmis?!" seru Cullzen dengan nada mencemooh.
"Sinar kosmis itu energi matahari yang di pantulkan ke bumi, diserap oleh antena parabola, dan disalurkan.oleh sinar laser ke otak saya!" jawab Rikkard menjelaskan.
"Wah, ngaco kamu!... Televisi itu adalah sebuah layar monitor yang merekam semua kegiatan kamu, yang ditangkap oleh kamera mini, dan dipancarkan ke angkasa luar menjadi sinar kosmis!" ujar Cullzen pada Rikkard.
Dokter Cabas sudah mulai tidak tahan mendengar perdebatan mereka, lalu dia memanggil seseorang melalui interkom.
"Suster Haidee, bisa kemari sebentar?... Cullzen dan Rikkard sedang berdiskusi soal teknologi canggih. Mungkin mereka memerlukan tempat yang nyaman..." ujar Dokter Cabas melalui interkomnya.
"Baik, Dokter! Saya segera kesana..." jawab Suster Haidee cepat.
...----------------...
Begitu sampai di depan ruangan Dokter Cabas, Suster Haidee langsung membuka pintu ruangan tersebut dan membawa kedua pasien itu ke arah ruang sosialisasi.
Begitu sampai di ruangan itu, tiba-tiba Casha berteriak penuh semangat.
"Tangkap bolanya! Tangkap!" teriak Casha.
Sambil berteriak-teriak, Casha melempar ke udara. Seolah-olah dia sedang melemparkan sebuah bola.
"Haaaap...."
Cullzen dan Damon bergerak seperti menangkap bola. Cullzen malah sampai berguling-guling di lantai, untuk mengejar bola itu. Sementara Damon melompat sangat tinggi, seperti orang yang sedang mengambil bola dari udara.
Bangun dari rasa keterkejutannya, akhirnya Suster Haidee tersenyum sendiri.
"Dasar sinting!!" monolognya dalam hati.
Belum sempat Suster Haidee menarik nafas panjang, seorang pasien wanita menghampirinya.
Tanpa ba, bi, bu lagi, pasien tersebut langsung menempelkan mulutnya di telinga Suster Haidee. Dia membisikkan sebuah kalimat yang membuat wajah Suster Haidee memerah.
"CALLIA...!!... Awas saja, kalau masih berani ngomong jorok lagi!!!" geram Suster Haidee kepada pasien yang bernama Callia itu.
"Hihihihihihihi...."
Callia langsung menyingkir sambil terkikik geli. Tangannya masih mengisyaratkan sebuah kode yang menambah merah raut wajah Haidee.
"SUSTER!... Matikan TV itu!!!" seru Damon drngan nada kencang.
Ramon sepertinya sudah selesai bermain bolanya, sedangkan Cullzen masih asyik main lempar bola dengan Casha.
Sekilas, mata Suster Haidee melihat ke layar televisi yang tergantung tinggi di sudut ruangan itu.
Avram dan Mr. Forbes masih duduk terpaku di depan televisi. Sama-sama menatap ke arah layar TV dengan pandangan kosong.
"Kenapa harus dimatikan? Kan yang lain nonton!" ujar Suster Haidee tanpa berminat mengikuti permintaan pasiennya.
"Televisi itu memancarkan sinar yang bisa menyetel saya, Suster! Saya bisa mendadak mencekik orang! Sinar kosmis menembus kepala saya! Sinar itu melelehkan sel kelabu di otak saya....." jawab Damon sambil mengoceh tidak jelas.
"Nih, pakai helm saja! Gitu aja kok repot?!" ujar Hector gemas, sambil membenamkan sebuah helm rusak ke kepala Damon.
"Sudah! Jangan ribut lagi, berisik tahu gak?!"
"......"
...----------------...
"Apakah kamu masih ingin menemui 'mantan' istrimu itu, Avram?" tanya Dokter Cabas di ruang periksa.
Avram.Everglass duduk berselonjor di sofa. Matanya menatap lurus ke atas langit-langit kamar itu. Dia sama sekali tidak menoleh ke arah Dokter Cabas yang sedang duduk dibalik meja tulisnya.
Sedangkan di dekat pintu, duduk seorang petugas yang ditugasi untuk mengawasi Avram.
"Kamu pikir, Alceena masih mau menemui kamu? Dia itu takut sama kamu, kan?" tanya Dokter Cabas.
"Alceena takut pada Antares (Alter Ego Avram)..." jawab Avram dingin.
"Tapi sekarang Antares sudah tidak muncul lagi..." ujar Avram menambahkan.
"Kemana Antares?" tanya Dokter Cabas.
"Kemana perginya Antares....?
...----------------...
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
caranya follow akun ak dl ya.
thank you
Awal udah seru tapi aku ga bisa sering baca karena banyak kesibukan juga:(
Tetap semangat nulis yaaa!