Irie Bliss, seorang wanita ceria yang terlilit hutang karena kelakuan ibu dan mantan pacarnya. Dia terpaksa mengikuti sebuah audisi menyanyi dan berharap bisa memenangkan juara 1 yang biasanya berhadiah uang tunai 10 JT dan 1unit mobil yang akan dia jual jika menang. Namun, audisi yang Irie ikuti rupanya audisi mencari menantu yang diadakan oleh seorang wanita tua, dan malangnya lagi, Irie memenangkan hati wanita tua tersebut sehingga dia dipaksa menikahi anaknya yang seorang duda kaya raya bernama Arky Vernandez, sesuai janji.
~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°~°•°
✨ MOHON DUKUNGANNYA ✧◝(⁰▿⁰)◜✧
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Four, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Married Via Audition : BAB 13
SEPERTI WANITA KIKUK
Suara musik cukup terdengar ricuh ketika Alina baru saja keluar dari sebuah club' malam. Tak sendirian, gadis itu bersama seorang pria yang merupakan senior Alina di kampusnya.
Sambil berjarak dekat, pria bernama Lucky itu memojokkan Alina hingga ke tembok belakang club. Hidungnya yang mancung hampir saja mengenai hidung Alina yang sama mancungnya. “Kamu terlihat sangat cantik! Kenapa kau sangat sulit didapatkan huh?!” ucap Lucky tersenyum miring. Sorot matanya terus saja menelusuri garis wajah Alina.
“Benarkah. Tapi aku sudah tahu siapa seorang lucky sebenarnya!” balas Alina dengan senyuman tajam. Kedua tangannya mulai bergerak merangkul leher pria yang masih memegang pinggang rampingnya.
Alina mendekatkan bibirnya ke telinga Lucky.
“Ada wanita yang lebih cantik dariku! Jika kau mau, aku bisa memberikannya untukmu!” bisik gadis itu, entah siapa yang dia maksud, tetapi ucapannya berhasil membuat seorang Lucky tersenyum lebar tak sabaran.
Pria itu melepaskan Alina, berjalan mundur dua langkah. “Who is she?”
“Lain kali aku akan memberitahumu. See you!” balas Alina seraya melambai cantik ke arah Lucky yang sudah penasaran sekali dengan sosok yang akan Alina kenalkan untuk menjadi mangsanya.
...***...
Di jalanan yang masih sepi, suara guntur terdengar cukup keras, angin berhembus kencang menandakan bahwa sebentar lagi hujan deras akan turun. Irie yang masih terjebak oleh dua debt collector bandel itu, hanya bis pasrah jika dia dianiaya oleh mereka.
Debt collector yang masih mencengkram kera pakaian Irie itu, meminta ponsel kepada temannya, lalu mengambil foto Irie yang tengah berkerut alis dan marah. “Sebenarnya, bos kami hanya ingin melihat fotomu dengan jelas. Mungkin kau bisa menjadi istri kelimanya nanti hahahaha!!!” ejek dua debt collector tadi terlihat girang.
“Apa yang kau lakukan disini?”
Tiba-tiba suara berat dari seorang pria muncul begitu saja. Mendengar suara yang terdengar tenang seperti tidak melihat kejadian apa-apa pun membuat dua debt collector tadi berbalik badan menatapnya tajam. Irie yang baru saja dilepaskan juga ikut melihat sosok pria yang membuat kedua matanya terbelalak lebar.
-‘Kenapa dia bisa tahu aku ada di sini?’ batin Irie mulai terlihat panik. Jika sudah seperti ini apa yang bisa Irie lakukan selain diam dan menjelaskannya.
“Kau tidak mendengar ku?” lanjut pria dengan sorot tajamnya bak Elang itu mengarah ke arah Irie.
“Ah, i-iya... Aku— ”
“Siapa kau? Kau mengenal wanita ini?” tanya salah satu debt collector tadi kepada sosok pria berjas rapi yang terlihat berkarisma dengan rahang tegasnya.
Arky berjalan santai menghampiri istrinya yang terlihat kikuk. Dia berjalan melewati dua pria berkaos hitam itu tanpa menatapnya, seakan-akan, Arky tak dapat melihat mereka.
“Hey! Apa kau tuli?” caci dari debt collector tadi mulai murka karena diabaikan begitu saja, bahkan sama sekali tidak dilirik ataupun dipandang.
Arky tak peduli, dengan tegas pria menarik kasar tangan Irie dan membawanya pergi begitu saja. Tentu saja dua debt collector tadi tak tinggal diam, mereka menarik tangan Irie yang lainnya, menghentikan langkah Arky dan juga Irie.
“Kau tidak boleh membawanya pergi begitu saja. Kami masih ada urusan dengan wanita ini.” Tegas dari sang debt collector bersuara besar sama seperti tubuhnya.
Pria bermarga Vernandez itu berbalik menatap kedua pria yang masih kukuh tadi.
“Seorang debt collector melakukan kekerasan, mengancam, mengambil foto dari seorang nasabah dengan paksa. Kau tahu apa hukumnya?” dengan tegas dan santai Arky mengatakannya. Kedua pria yang ada di depannya saat ini terdiam karena mereka tahu aturan-aturan menjadi seorang debt collector. Namun, karena mereka bekerja secara salah dan ilegal tentu saja mereka diam.
“Jika kalian tidak melepaskannya, aku bisa menyeret kalian saat ini juga.” Ancam balik Arky yang kini nampak serius.
Melihat penampilan Arky, kedua debt collector tadi seakan sudah menebak bahwa pria di depan mereka yang hendak membawa pergi nasabahnya itu bukanlah pria sembarangan. Dia nampak seorang yang lebih hebat dari mereka.
“Dengar Tuan, kami tidak ada urusan denganmu. Kami hanya ingin menagih hutangnya yang sudah berbulan-bulan tidak dibayar. Ini sudah kesepakatan— ” Bukannya mendengarkan, Arky malah menarik Irie pergi dari sana menuju ke arah mobilnya.
Pria debt collector yang terpaksa menghentikan ocehannya tadi seketika mengepalkan tangannya dan hendak menghampiri Arky, memukul pria itu sekencang mungkin. Tapi temannya memilih menghentikan aksinya itu.
“Biarkan saja. Kau ingin dipenjara dengan cepat? Kalau aku tidak ingin dipenjara.” Kata temannya tadi menyadarkan kembali tindakannya hingga akhirnya keduanya memilih pergi saja.
.
.
.
Dengan kasar Arky mendorong masuk Irie ke dalam mobil sampai-sampai wanita itu hampir terjungkal di dalamnya. Irie harus sebisa mungkin bersabar diri jika ingin keadaan membaik.
Selama di perjalanan, Arky hanya diam dan fokus ke tab kerjanya. Duduk berjarak di saat mereka sudah sah menjadi suami istri, terdengar aneh, tapi begitulah Arky yang tak mau mendekati istri barunya itu.
-‘Katakan sesuatu! Katakan sesuatu Irie... ’ Dalam hatinya dia sangat ingin berteriak. Irie melirik sejenak sang suami yang masih fokus ke tab nya. Wajahnya yang tampan dan selalu terlihat tegas itu sangat membuat siapa saja terpaku oleh tampangnya.
“Te-terima kasih— ”
“Jangan pikir aku membantumu. Aku hanya tidak ingin berdebat dengan ibuku.” Potong Arky yang masih enggan melihat wajah istrinya.
Irie langsung terdiam sambil mengerucutkan bibirnya. Belum saja dia bicara jelas, pria itu sudah membalasnya begitu saja.
Yang benar saja, selama beberapa menit mereka menempuh perjalanan, Irie sama sekali tidak lagi menjadi wanita yang ceria. Bertemu dengan Arky membuatnya menjadi wanita pendiam dan kaku.
Dua mobil sama-sama masuk melewati gerbang Mansion. Tanpa disengaja rupanya Akina juga baru saja sampai, sesuai ucapan Arky, gadis itu tidak menggunakan mobil sendirian, melainkan bersama sang sopir.
Alina yang melihat ayahnya turun dari mobil bersama ibu barunya. Gadis itu saling pandang dengan wajah kecewa ketika melihat Arky yang kini sudah berdiri bersama Irie di sebelahnya walaupun ada jarak di antara mereka, tetap saja. Alina tidak menyukainya.
Irie hanya diam mengamati kedua orang tersebut yang masih enggan membuka pembicaraan satu sama lain. Sampai, Alina mulai melangkah pergi, namun panggilan dari Arky membuatnya mengehentikan langkahnya kembali.
“Kau darimana saja sampai pulang segini?” tanya Arky yang lagi-lagi terlihat marah melihat tindakan putrinya itu. Apalagi dia melihatnya sendiri kalau Alina pulang di atas jam kuliahnya.
“Apa peduli Ayah? Ayah sendiri juga pulang setelah bersenang-senang dengan istri barumu itu kan.” Ketus Alina tanpa takut. Dengan lantangnya gadis itu mengatakan hal yang salah.
Tentu saja Irie terkejut mendengarnya. Sejak kapan dia dan Arky bersenang-senang?
“Jaga bicaramu Alina.” Tegas Arky.
“Cih! Fuck all this!” umpat gadis itu pelan sambil berpaling. Arky tak tuli, begitu juga dengan Irie yang bisa mendengar umpatan Alina barusan.
“Kau bilang apa?” kini pria itu melangkah lebih dekat ke arah putrinya yang masih berani menatapnya dengan tajam. Terlihat sekali pria itu marah akan ucapan Alina barusan.
“Ayo katakan. Apa yang kau ucapkan tadi, huh.” Alina menatap ayahnya dengan marah dan Arky malah memperburuk keadaan.
Dengan sigap, Irie mengehentikan langkah Arky dengan berada di tengah-tengah mereka berdua, menghalangi rubuh Arky sebisa mungkin.
“Tolong hentikan. Kalian ayah dan anak, seharusnya tidak— ”
Tak ingin mendengar ceramah Irie. Alina memutar bola matanya dengan wajah judes lalu berjalan masuk dan enggan memperdulikan amarah ayahnya yang masih meluap.
Melihat kepergian putrinya itu tentu saja Arky bertambah murka, Irie dapat melihat ekspresi wajahnya yang mulai memerah. Pria itu menatap sejenak ke arah tangan Irie yang masih menahan tubuhnya, ketika wanita itu sadar, dia langsung menjauh dari suaminya yang terlihat kesal.
“Maaf.” Ucap wanita itu.
Arky langsung bergegas pergi dengan suasana hati yang buruk. Sementara Irie, wanita malang itu langsung menunduk lelah. Dia gagal, bagaimana caranya agar bisa mendekatkan dirinya kepada Alina?
klo boleh kasih masukan thor...utk alina dgn umur 19th ga sesuai dgn sikapnya...itu lbh ke umur 16-17th...
sukses utk kedepannya thor....