NovelToon NovelToon
Suami Berondongku Ternyata CEO

Suami Berondongku Ternyata CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / CEO / Nikah Kontrak / Beda Usia / Teen School/College / Romansa
Popularitas:836.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rens16

Sequel The Mantans dan Merried by Order
Valleta Atria Praja anak pertama pasangan Vita dan Mamat berusia dua puluh lima tahun, cantik, pintar dan juga mapan. Diusianya yang sekarang Letta dituntut oleh mommynya untuk segera menikah karena sang mommy yang sudah berusia senja itu takut tak bisa menyaksikan dirinya menikah, apalagi dia sudah dilangkahi oleh adik lelaki satu-satunya yang sudah duluan menikah. Disaat kondisi seperti ini sayangnya Letta baru putus cinta dengan sang pacar karena sang pacar minder dengan status sosialnya. Disaat dia sedang frustasi karena ditinggal oleh pacar dan dituntut menikah itu, justru ia dipertemukan dengan Devano anak Gelsey dan Satria, cowok yang berusia jauh lebih muda darinya, mereka di tangkap basah saat tengah malam Letta berduaan dengan Devano di rumah cowok karena baju Letta yang basah kuyup karena hujan yang tiba-tiba mengguyur deras di daerah itu. Dan mereka akhirnya dipaksa menikah oleh warga disana.

Ikuti IG ku 16_rens

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek

Devano sampai rumah ketika jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari, dia masuk ke kamar tanpa suara, melirik ke arah ranjang sana ada Letta yang tidur meringkuk sambil memeluk guling.

Devano kesal menatap pemandangan itu, pasalnya harusnya dia yang dijadikan guling oleh Letta ketika mereka tidur, karena lagi mereka lagi marahan tugas itu kembali diambil alih sama guling.

Tak ingin tergoda karena sedang kesal kepada perempuan berstatus istri itu, Devano melepas celana panjang dan jaketnya, menyisakan celana pendek dan kaos oblong lalu merebahkan diri di samping Letta.

Merasa baru beberapa menit tertidur dan sekarang sudah dibangunkan secara paksa, membuat Devano uring-uringan.

"Aku masih ngantuk!" ucap Devano sambil merubah posisi tidurnya.

"Udah siang lho Dev, lo nggak sekolah emang?" Letta menggoyang pelan tubuh itu yang sedang memeluk guling.

Dengan wajah mengantuknya dan mata yang masih lengket, akhirnya Devano membuka mata dan melihat Letta sudah rapi dengan baju kerjanya.

Devano kembali kesal mengingat ucapan Letta kemarin tentang 'aku tak merasa berhak dan memiliki gaji sendiri'

"Mau kerja?" Pertanyaan macam apa yang terlontar dari bibir Devano, sudah tahu istrinya mau kerja masih ditanya juga.

"Iya," jawab Letta lalu keluar untuk menyiapkan sarapan mereka.

Mandi alakadarnya, dengan rambut masih acak-acakan dan baju seragam juga tak dimasukan, Devano keluar kamar dan duduk di meja makan menikmati pisang bakar keju dan segelas susu.

"Kemarin pulang jam berapa?" tanya Letta dengan nada santai.

"Kenapa?" Devano mengeryit mendengar pertanyaan Letta, dia sedang tak diatur-atur kan?

"Lo kan masih sekolah Dev, masak pulang ke rumah dinihari," tegur Letta pelan, Letta berucap hati-hati, karena dia kan belum tahu sifat Devano yang sesungguhnya itu seperti apa.

"Lo aja ngantor juga nggak kenal waktu kok, kenapa lo ngatur-ngatur gue?! Oh... karena ngelayap itu nggak menghasilkan duit ya?!' ucap Devano santai tapi terdengar tajam di telinga Letta.

"Bukan begitu maksud gue Dev," sahut Letta dengan suara tak suka.

"Lalu maksud lo?!" tanya Devano menatap tajam Letta, masalah kartu debit yang dipulangin kemarin masih membekas di hatinya, sakit hati tentu saja, dia memang belum bisa menafkahi Letta dengan keringat sendiri, tapi uang itu kan bukan uang haram.

"Sudahlah nggak usah dipikirin, gue berangkat dulu." Devano menyambar tas sekolahnya dan mengendarai motornya tanpa menoleh lagi.

"Kok dia jadi ketus begitu sih, dia yang salah, dia yang tersinggung!" Letta ngedumel sendiri.

Beberapa hari berlalu, sikap keduanya masih sama, tak ada yang mengalah dan menyapa duluan.

Sampai dengan weekend pun keadaan tetap sama, harusnya hari seperti ini mereka menghabiskan waktu berdua dan berbincang.

Letta keluar rumah dengan daster rumahanya dan hendak membuang sampah di tempat sampah yang ada di depan rumah mereka.

Saat itu ia melihat gerbang rumah Helen terbuka lebar, rasa panas pun serta merta timbul dalam hatinya, teringat gara-gara sahabatnya itu ia dipaksa menikah.

"Len.... Helen!" panggil Letta membuat Helen yang sedang memasukkan koper ke dalam rumah sontak menoleh.

"Letta! Ngapain lo pagi-pagi udah sampai sini? Pake daster pula." Helen menghampiri Letta yang menatapnya dengan sorot mata tajam.

"Ngapain? Ngapain? Gara-gara lo nih gue kejebak di rumah sebelah," maki Letta kesal.

Si bini lagi mau memaki sahabatnya, sementara Devano dari dalam rumah justru mencari keberadaan si bini yang tak dijumpainya di berbagai sudut rumah ini.

"Kejebak gimana maksud lo?" tanya Helen heran.

Suara Letta dan Helen yang sedang berbincang di balik tembok pemisah rumahnya dan rumah Helen membuat rasa penasaran Devano meningkat.

"Gara-gara waktu itu gue ke rumah lo dan lo nya nggak ada, udah gitu sialnya hp ama dompet gue ke kunci di dalam mobil, mana lagi hujan dan gue basah kuyup, akhirnya tuh tetangga lo yang berondong nawarin buat masuk ke rumahnya dan gue digerebek sama warga karena dikira mesum dan akhirnya dipaksa nikah sama dia," cerita Letta berapi-api.

"What! Lo nikah ama berondong ganteng yang tinggal di rumah sebelah?" tanya Helen dengan suara histeris.

"Iya! Gara-gara lo sialan!" omel Letta masih kesal.

"Mimpi apa lo Let?!"

"Mimpi apa? Mimpi apa? Gue kesel tahu nggak, dia udah punya pacar, gue pelakornya!" sungut Letta dengan suara ketus.

Sampai sini Devano mengeryitkan kening bingung kenapa Letta bisa bilang dia punya pacar.

"Tahu darimana dia udah punya cewek?" tanya Helen merasa prihatin melihat percintaan Letta yang amburadul itu.

"Kapan hari gue ngeliat dia gandengan ama cewek di mall, makanya gue balikin kartu ATM yang dikasih mamanya buat nafkah gue. Gue ngerasa nggak layak," curhat Letta dengan suara pelan.

"Terus gimana kelanjutannya?" tanya Helen bersimpati, mau ketawa rasanya tidak tega dengan jalan terjal dan berlikunya Letta dalam mencari pasangan.

"Nggak tahu Len, gue pusing, gue siap misal dia ninggalin gue, pernikahan kami masih secara agama juga kok, jadi pasti gampang buat kami," jawab Letta lirih.

Devano yang mendengar curhatan Letta jadi mengerti kenapa Letta bisa mengembalikan kartu itu dan bicara yang tidak-tidak, ternyata dia melihat Devano dan Freya waktu itu, cckk... bukannya nanya malah berasumsi sendiri.

"Sayang.... " panggil Devano pura-pura tak mendengar gosipan Ibu-ibu komplek di depannya ini.

"Eh Dev." Letta terkaget melihat Devano menghampiri dirinya.

"Ngapain pagi-pagi nenangga? Jangan ikut-ikutan Ibu-ibu komplek yang hobbynya suka bergosip." Devano merangkul pundak Letta dan mengecup pelipis Letta di depan Helen.

Helen yang melihat pemandangan di depannya hanya melongo bingung.

"Maaf ya mbak, aku mau ajak istriku pergi jalan." Devano membawa Letta keluar dari halaman rumah Helen dan kembali ke rumah mereka.

Mereka masuk ke rumah lalu duduk bersisian di sofa ruang tamu.

"Jadi kamu liat aku jalan ama Freya waktu itu?" tanya Devano memulai percakapan.

"Pacar lo namanya Freya?" Letta mengerjap bingung.

"Kalo apa-apa tuh tanya dulu jangan nyimpulin sendiri." Devano menyentil kening Letta gemas.

"Sakit Dev," rengek Letta sambil mengusap keningnya.

"Dia itu temen masa kecil aku mbak, kita udah temenan dari bayi, aku nggak pacaran ama dia, cuma sebatas hubungan adik dan kakak." Devano mulai membagikan kisah antara dirinya dan Freya.

"Temenan kok gandengan tangan," bisik Letta pelan tapi masih cukup jelas di dengar Devano.

"Oke aku janji nggak akan mau disentuh atau menyentuh cewek lain selain kamu," ucap Devano mantap, Letta justru ketap-ketip bingung dengan ungkapan Devano barusan.

"Dan aku juga tak memandang remeh pernikahan ini, aku seneng menikah ama kamu, meski suamimu ini berondong, jangan lupa dia itu CEO lho," goda Devano sambil mengedipkan mata.

1
ira rodi
kenapa gak cek cctv...atau cari bukti kok semua malah ngumpul di situ sih...gimna kalo bukti2 nya sdh dihilangkan...kan kalian yg rugi....
Nika Hidayah
Luar biasa
Mahendra Sari Anwar
mau liat jatuh bangung monty dapatkan vio donk thor..buat ceritanya🫰🔥
Rens16: Nanti aku bikinin yang Monty ya, tapi tunggu novelku yang lain tamat /Smile/
Mahendra Sari Anwar: ohh. .
aku belum baca ..
aku sekesaikan ini nanti aku baca yg itu.
tapi aku suka kalau monty dibuat kan cerita nya thor...🫰🔥
total 3 replies
Lhisa Amira Nhatasya
karyamu bgus baget thor
Lhisa Amira Nhatasya
Dev gantilah panggilan nya sm istri, jgn blg mbak trs dong, yang aj ud, gnti2 trs
yani prihastuti
Luar biasa
Aldy Nusdiansyah
mertua idaman banget
Lies Atikah
aku suka thor cerita nya
Rens16: Terima kasih😘💕
total 1 replies
Lies Atikah
aduh thor kebayang deh
Lies Atikah
hemh dasar davin
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
hhhhhhh dave tertarik dengan leta seperti ny
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
biar bengep kalo ganteng mah cakep
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
hhhhhhh 😁😁
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
namanya juga anak sekolah past tawuran
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️
kalo di tempat ku umur 25 kalo blm nikah di katain perawan tua
🍁Angela❤️⃟Wᵃf❣️: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Mahfud Aries: kyk kmu ya
total 2 replies
Anonymous
kenapa
Lies Atikah
konplik nya yang ringan yah jangan terlalu belibet thor
Lies Atikah
kamu sih gak ada rasa Devan tapi tuh cewe udah cinta banget
Rens16: Cowok ganteng mah bebas ya
total 1 replies
Lies Atikah
ah jadi geregeteun yeuh
Lies Atikah
enak yah emhh gasken lah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!