Ketulusan Cinta Nabila

Rehan melangkah masuk menuju ruang VVIP yang telah dipersiapkan oleh Asisten Pribadinya, hanya ada satu set meja oval dengan beberapa kursi tertata melingkar di ruangan yang sudah di sterilisasi. Setelah mereka duduk, Rehan menjentikkan jarinya memanggil pelayan cafe yang sudah bersiap di tempat itu.

Pelayan wanita itu mendekat, "silahkan Tuan, ini buku menunya," tersenyum ramah sambil menyodorkan buku menu kepada Rehan.

"Saya pesan es krim aja, dengan tiga varian rasa... strawberry, alpukat dan coklat," pinta Rehan.

"Ada yang lain tuan," tanya sang pelayan sambil mencatat pesanan Rehan.

"Cukup, sementara itu dulu," jawab Rehan sambil mengembalikan buku menu kepada pelayan cafe.

"Baik tuan, mohon ditunggu," sambil tersenyum dan membungkukkan badannya, dan kemudian segera berlalu meninggalkan meja tamu cafe itu.

Tak lama menunggu pesanan mereka datang, Kevin terlihat sangat antusias melihat satu cup besar es krim dengan tiga varian rasa itu. Saat tengah asyik menikmati es krim, lampu di ruangan VVIP itu tiba-tiba padam. Dan sedetik kemudian terdengar suara nyanyian selamat ulang tahun, diiringi dengan alunan piano yang terdengar sangat merdu dari luar ruangan.

Tak berapa lama, terlihat seorang penyanyi ibukota muncul dan diikuti oleh para asisten yang bekerja di apartemen Rehan dengan membawa kue ulang tahun dengan hiasan lilin-lilin kecil yang sangat cantik, juga dua bungkusan kado dengan pita berbentuk bunga yang terlihat indah.

Rehan segera berdiri dan diikuti oleh Kevin yang segera menarik tangan Nabila agar ikut berdiri, Rehan dan putranya ikut larut menyanyikan lagu selamat ulang tahun. Sedangkan Nabila hanya terdiam, belum bisa mencerna apa sebenarnya yang terjadi.

Begitu suara musik berhenti, Rehan mengambil alih kue ulang tahun itu dari tangan bi Ani dan membawanya ke hadapan Nabila, "Bill,, tiup lah lilinnya," titahnya dengan lembut dan tersenyum hangat.

Nabila masih termangu,,, "ini maksudnya apa ya bang?" Tanya Nabila polos.

"Bukankah hari ini hari ulang tahun kamu? Ayo, make a wish... dan segera tiup lilinnya."

"Ayo tante mommy,,, segera make a wish, dan nanti Kevin bantu untuk tiup lilinnya," seru Kevin penuh semangat.

"Kalo begitu kita make a wish nya sama-sama ya... Kevin mau?" Pinta Nabila pada bocah kecil itu.

"Oke tante mommy,,," sambil mengacungkan ibu jari sebagai isyarat persetujuan nya.

Nabila kemudian membopong tubuh kecil Kevin, dan sejenak menundukkan wajahnya untuk berdo'a meminta kepada Sang Pencipta, "Ya Allah, terimakasih untuk hari ini, terimakasih untuk segala nikmat yang telah Kau beri. Ya Allah, ampunilah hamba yang penuh dosa, ampunilah orang yang telah menyakiti hamba, dan sayangilah mereka yang sudah mencintai hamba. Aamiin," Nabila memanjatkan do'a bukan hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk orang lain, bahkan untuk orang yang telah menyakitinya sekalipun.

Usai berdo'a, "yuk sayang, kita tiup lilinnya," sambil membawa Kevin yang masih dalam gendongannya mendekati kue yang dipegang oleh Rehan.

Dan suara artis ibukota itupun mengiringinya dengan lagu tiup lilin dengan sangat merdu, Nabila dibantu dengan Kevin dan Rehan segera meniup lilin-lilin kecil warna warni berjumlah 22 yang berada di atas kue.

Setelah semua lilin mati, Rehan menaruh kue ulang tahun tersebut di atas meja dan meminta kepada Nabila agar segera memotongnya.

Lagu potong kue pun langsung terdengar meriah dinyanyikan oleh semua yang hadir di ruangan itu, Nabila menurunkan Kevin dan kemudian segera memotong kue nya.

Kue ulang tahun telah terpotong, suasana sejenak hening,,, "tante mommy, potongan kue yang pertama buat siapa?" Tanya Kevin dengan polosnya.

Nabila tergagap, tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari seorang bocah kecil seperti Kevin, "oh iya... ini buat Kevin aja ya," sambil menyodorkan potongan kue pertama kepada Kevin.

"Tidak tante mommy," sambil mendorong kembali kue itu perlahan, "harusnya potongan kue pertama itu untuk daddy..." titahnya sambil menunjuk kearah daddy nya.

Rehan yang mendengar celoteh putranya itu hanya senyum-senyum,,,

"Baiklah, karena Kevin yang minta kue ini tante berikan sama daddy," sambil memberikan potongan kue itu pada daddy nya Kevin.

"Terimakasih," sambil menerima kue nya, "selamat ulang tahun Billa... semoga kebahagiaan selalu menyertai langkahmu," ucapan dan do'a tulus Rehan sampaikan kepada gadis itu sambil menjabat tangannya.

"Terimakasih bang,,,"

Acara bagi-bagi potongan kue usai, bi Surti Segera memberikan bungkusan kado yang masih dipegangnya kepada tuan kecilnya, dan Kevin langsung menyodorkan kado itu kepada Nabila, "selamat ulang tahun tante mommy, ini hadiah dari Kevin dan semoga tante mommy suka," ucapnya sambil mencium pipi Nabila yang sudah berjongkok mensejajarkan dirinya dengan anak kecil itu.

"Apa ini," tanya Nabila penasaran, "boleh tante buka sekarang?" Tanpa menunggu jawaban Kevin Nabila segera membuka kadonya... "wow, hello kitty," pekik Nabila, dia tampak sangat bahagia.

"Tante mommy suka?" selidik Kevin.

"Suka banget, makasih ya sayang," sambil mengusap lembut kepala Kevin.

"Peluk dia tiap malam dan anggap saja boneka itu sebagai Kevin," titahnya, "meski sebenarnya Kevin yang pengin bisa dipeluk sama tante mommy," lanjutnya merajuk.

Rehan yang mengamati keduanya dari tadi menyahut, "sayang, sekarang gantian daddy ya..." Rehan mengambil satu buah kado yang masih di pegang Pak Maman dan menyerahkannya kepada Nabila, "maaf, saya hanya bisa memberikan ini sebagai hadiah ulang tahunmu," menatap Nabila dengan pandangan penuh arti.

Nabila yang mendapat tatapan mata seperti itu dari Rehan segera menundukkan pandangannya dan terlihat salah tingkah, "terimakasih bang, maaf sudah merepotkan," ucapnya tak enak hati.

"Tidak sama sekali," jawab Rehan, "bukalah kadonya, semoga kamu suka."

Nabila segera membuka kado yang diberikan oleh Rehan, sebuah bingkai foto dan di sana terdapat kolase foto-foto kebersamaan Nabila dan Kevin di hari pertama mereka bertemu yang diambil dari berbagai sudut. Tampak Nabila menautkan kedua alisnya... dan sedetik kemudian senyuman terbit disudut bibirnya.