NovelToon NovelToon
Pengorbanan Cinta

Pengorbanan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Fantasi Wanita
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: moms_fahrian22

Chelsee, seorang gadis yang ceroboh bertemu dengan lelaki yang cuek dan dingin di sebuah perusahaan. sejak dia bekerja di perusahaan itu, ia begitu banyak mendapatkan masalah.
bagaimana kelanjutan cerita nya? yuk, mari dibaca.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moms_fahrian22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

7

"Aduh jadi gak enak ganggu kalian, maaf ya." Ucap Retti merasa tidak enak. Retti mengajak semua orang yang tadi masuk ke dalam kamar pergi keluar. Andreas memegang rambut nya prustasi bersamaan dengan itu Chelsee kembali menimpuk badan Andreas dengan bantal.

"Saya punya harga diri ya, pak. Walaupun cuma sekretaris," ucap Chelsee kesal.

"Yang bilang kamu gak ada harga diri nya siapa?" Balas Andrews lemas, dia masih memikirkan strategi untuk keluar dari kampung ini.

"Itu tadi, seenak nya bilang kalau saya istri nya bapak. Kenal aja baru beberapa hari, enak benget," Chelsee kembali menimpuk bos nya dengan bantal.

"Hey, mendingan kamu diam dan cari cara supaya bisa keluar dari desa ini." Titah Andreas gemes. Alex menarik tangan Chelsee ingin keluar dari dalam kamar bersamaan dengan itu bu Retti nonggol di depan pintu.

"eh, kalian mau kemana? Sarapan dulu, gih!" Ujar Bu Retti.

"Ah, iya bu." Sahut mereka bersamaan.

"Aa bu, tadi malam yang gantiin baju saya siapa ya?" Tanya Chelsee, dia takut jika Andreas sudah melihat lengkuk tubuh nya.

"Ohh, ibu. Memang nya kenapa?" Jawab Bu Retti, Chelsee merasa tenang.

"Tapi dibantuin juga sama suami kamu." Imbuh Bu Rettih, mata Chelsee mendelik kearah bos nya, lelaki itu hanya mengangkat dua jari nya berbentuk V

Andreas lalu keluar dari dalam rumah, dia membuka ponsel dan menggoyangkan nya berulang kali.

"Ponsel nya kenapa, Andreas" Tanya Hasan

"Paling rusak karna basah kemarin, pak. Sinyal nya hilang." Jawab Andreas melihat kearah Hasan sekilas lalu kembali fokus kearah ponsel nya.

"Ooh, kalau sinyal mah memang susah disini. Tower nya belum selesai dibangun,"ucap Hasan, hal itu membuat Andreas semakin frustasi.

"Bensin mobil saya juga ternyata habis, mana ponsel gak ada sinyal buat nyuruh orang kantor kesini, pak, Apa disini ada jual solar?" Tanya Andreas.

"Di sekitar sini gak ada, An. Tapi dua puluh meter kedepan ada pombensin," jawab Hasan.

"Kalau mau cari sinyal biasa nya pemuda sini naik keatas pohon sana buat main game'' tunjuk Hasan kearah pohon besar dan tinggi, Hati Andreas berdebar, dia belum pernah memanjat pohon seumur hidup nya.

"Kalau gitu, saya kesana dulu ya, pak." Pamit Andreas sopan.

Andreas dan Chelsee ternyata singgah di desa yang masih belum maju, sinyal tidak ada bahkan penjual solar pun tidak ada sama sekali, Andreas sangat merasakan kesialan hari ini. Semoga saja kesialan seumur hidup nya yang sudah dipakai hari ini, Begitu pikir lelaki itu.

Sementara di kantor Rania Group, Rania masuk kedalam ruangan Andreas, tetapi lelaki yang di cari tidak nampak batang hidung nya. Mood Rania semakin tidak baik. Rania beralih ke rauangan Chelsee dan ternyata sama tidak menemukan gadis itu.

"Dimana Chelsee?" Tanya Rania ketus kepada Karyawati yang baru saja duduk.

"Belum datang, bu." Jawab Karyawati itu sopan.

"Ihhh..." Rania mencak-mencak gak jelas membuat karyawati itu ingin tertawa tetapi ditahan karena takut.

Rania menemui Tina, berharap memiliki informasi yang lebih detail.

"Kamu tahu dimana Chelsee" Tanya Rania dengan wajah judes nya.

"Belum datang, bu"sahut Tina

"Yang saya tanya kamu tahu dia dimana sekarang," imbuh Rania ketus, Tina meringis.

"Gak tahu, bu."

"Yaudah, kamu kerja lagi!" Ucap Rania.

"Mereka sama-sama belum datang, kurasa ini bukan sebuah kebetulan. Lihat aja Chelsee bakal ku kasih pelajaran kamu." Batin Rania kesal. Kapan sih Rania gak kesal.

***

Gemilang keluar dari kamar dengan stelan kantor nya, yang tadi malam sudah kering.

"Kamu udah siap? Kita pulang sekarang, ya." Ucap Andres, lelaki itu urung memanjat pohon karena merinding.

"Mau kemana? Kok buru-buru banget, itu lho istri kamu masih pucet masih butuh istirahat" ujar Bu Retti.

"Saya udah mendingan, kok, Bu. Lagian belum ngasih kabar ke orang tua, takut mereka khawatir" Sahut Chelsee dengan senyuman ceria nya.

"iya ibu paham. Tapi kalau kamu sedang sama suami, orang tua mah bakalan merasa tenang, kalian disini aja dulu, ibu senang kalian ada disini, rumah jadi ramai." Ucap Bu Retti, dia merasa ramai karena anak nya yang kerja di kota sangat jarang pulang.

"Iya, kita sarapan bareng dulu! " Timpal Hasan, kedua nya saling lirik dan memiliki perasaan yang sama, mereka tidak enak hati menolak permintaan orang tua yang sudah menolong mereka tadi malam.

Mereka pun sarapan bersama, dan bercerita tentang kampung yang memiliki pejabat yang banyak sekali memakan uang pembangunan desa.

"aduh, saya kebelet lagi." Andreas mencari keberadaan Chelsee yang sedang bercerita dengan Bu Retti.

"Bu, maaf, saya mau ngomong sebentar sama istri saya." Pinta Andreas.

"Ada apa, pak?" Chelsee mengerit.

"Saat ini saya mau BAB, sekarang juga kita harus pulang." Ucap Andreas membuat gadis itu terkekeh.

"Kamu ngejek saya?" Andreas berdecak.

"Ya buang Air nya disini aja, pak! Kalau kita pulang sekarang,  saya takut di tengah jalan bapak kebablasan." Ujar Chelsee menahan geli.

"Tapi saya gak bisa kalau gak pakai WC duduk." Curhat Andreas.

"Masa saya harus bangunin WC duduk buat bapak disini? Saya cuma sekretaris pak, bukan tukang." Ujar Chelsee, Gadis itu membukakan wc pemilik rumah.

"Cepetan pak! Masuk disini, jangan di tahan, bapak gak akan kuat," ujar Chelsee, mau tidak mau lelaki membuang hajat nya di WC biasa.

Sementara Rania, gadis itu mengacak-ngacak meja Chelsee hingga semua isi nya berserakan di lantai, tidak ada yang berani menegur. Hingga dompet Lanita yang di simpan oleh Chelsee pun ikut terjatuh dari dalam laci, membuat Foto keluarga Lanita bercecer di lantai.

Setelah Rania puas, dia menemui mommy nya dan mengadu tentang hilang nya kabar Andreas.

"Moms, Andreas tu gak ada kabar, aku tahu banget dia moms, kalau dia gak suka pasti dia bakalan menghilang dari masalah yang dia gak suka."

"Ran, udah kamu tenang dulu! Gak usah khawatir dengan Andreas. Kamu ragu dengan rencana mommy?" Mirna menatap Rania datar. Putri nya itu hanya bisa menahan gejolak didada nya.

Tina membereskan barang-barang Chelsee yang berantakan, tak sengaja foto keluarga Lanita terselip di sebuah berkas yang akan diberikan kepada Mirna. Tina tidak melihat dengan teliti berkas yang akan dikasih kepada Mirna, gadis itu asal memberikan nya saja.

Andreas kini sudah selesai, perut nya sudah mendingan, dia beralih ke pohon yang kata nya ada sinyal nya.

"Aku harus berani, gak bisa kami disini berlama-lama." Andreas mensugesti diri nya.

Lelaki itu pun memanjat, pohon itu tampak besar dan jarang sekali ranting nya sehingga membuat Andreas kekusahan dan kehabisan tenaga meski masih setengah perjalanan.

"Aku kuat kok, gak mungkinkan aku nyuruh Chelsee yang manjat."

Andreas kembali menuju keatas setelah merasa tenanga nya sudah terkumpul.

Lelaki itu menghubungi Riania.

"Hallo, Rania,"

"Kamu kemana aja sih? Setelah kamu buat aku nunggu di cafe tadi malam dan ninggalin aku, kamu sama siapa seka.."

"Rania kamu dengerin aku! Waktuku gak banyak, aku nelpon kamu pun harus manjat ke pohon baru bisa."

"Gini, kamu perintahkan supir kantor aku buat jemput kami,"

"Kami?" Rania mengerit, lalu pikiran nya tertuju kepada Chelsee, Rania semakin kesal.

"Aduh, bisa diam gak? Aku sama Chelsee berada di kampung terpencil, di jalan lintas puncak. Nanti ada simpang tiga belok kiri, mobil aku habis bensin. Supir nya suruh cepat kalau nggak nanti aku bakal pecat," jelas ndreas panjang lebar, Rania semakin emosi dan memutuskan sepihak bukan nya menyuruh supir, dia sendiri yang datang ke tempat yang sudah di jelaskan Andreas barusan.

"Aku gak akan maafin kamu, Chelsee!" Gigi Rania mengeretak.

Sementara itu, Andreas berpikir jika sinyal nya kembali hilang.

"Haiss, udah setinggi ini juga sinyal masih hilang timbul," lelaki menggerutu, saat dia menginjakkan salah satu kaki ke atas, kaki kiri nya terpeleset sehingga membuat dia terjatuh.

"Aduh, pinggangku," ringis Andreas

"Tolong.. tolong..." Andreas tidak sanggup berdiri karena mengenai pinggang nya, pak Hasan yang mendengar teriakan lelaki itu langsung mendekat lalu menolong nya.

"Nak, Chelsee! Kamu urut pinggang suami kamu! Dia jatuh dari pohon," titah Hasan, Bu Retti yang sedang mengobrol dengan Chelsee tangkas mengambil minyak urut dan memberikan nya kepada gadis itu.

"Ibu keluar dulu!" Bu Retti keluar dari dalam kamar.

"Yang mana yang sakit, pak?" Tanya Chelsee

"Pingang saya, Chell! cepetan," ringis Andreas, Gadis itu baru saja mengoleskan minyak tetapi Andreas sudah berteriak.

"Aduh, pelan-pelan Chelsee!" Bentak nya.

"Jangan berisik, pak! Kita ini di rumah orang jaga etika," bisik Chelsee

"Maka nya kamu pelan-pelan," Andreas menurunkan nada bicara nya.

"Ini kan pelan," Chelsee kembali melanjutkan aktifitas nya, Karena tidak sanggup menahan sakit, Andreas meremas lutut Chelsee sehingga membuat Wanita itu yang berteriak.

"Aaa..."

"Eh Chelse diam!" Ujar Alex

"Jangan pegang-pegang, pak! Jangan mengambil kesempatan dong," Ketus  Chelsee.

Sementara di luar, sudah ada Rania yang menanyakan keberadaan keduannya, Rania di suruh masuk. Gadis itu marah ketika melihat posisi kedua nya di luar prediksi nya.

"Apa-apaan, kalian?"

1
Fatma Kodja
lanjut thor 👍👍🙏🙏
Sunrise🌞: Hallo kak baca juga ceritaku yuk

STUCK WITH MR BRYAN
moms_fahrian: ok kak, ditunggu ya🙏
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!