TRANSMIGRASI QUEEN AZURA

Setelah sidang pertama perceraian Alexander dan Nadine usai, Rasanya Nadine tidak ingin menunggu lagi.

Dia harus segera menemui Sagara dan menyadarkan pria bodoh itu. Nadine sudah tau di mana alamat rumah ataupun perusahaan pria itu. Mungkin dia akan menemui pria itu d perusahaannya saja. Tapi bagaimana cara agar pria itu mau menemui dirinya sedangkan pria itu tau kalau Nadine adalah istri pertama Alexander, ah ralat calon mantan istri Alexander.

Nadine tidak Sudi masih di sebut sebagai istri Alexander, mereka kan akan segera bercerai. Walau harus menjalani satu kali sidang lagi. Benar-benar merepotkan sekali, Nadine kan sudah sangat ingin resmi menyandang status janda kaya raya.

Ok, lupakan dulu soal statusnya saat ini, Nadine harus segera menemui salah satu budak cinta Sofia si kakak pungut Nadine asli itu.

Saat ini Nadine masih bersiap-siap, dia mengenakan baju kaos oblong dan celana jeans panjang. Nadine malas jika harus mengenakan gaun, bukan stylenya sekali. Mungkin jika tiba-tiba Nadine mengenakan gaun bisa geger sahabatnya si Kelaya itu.

Membayangkan dirinya harus memakai gaun saja membuat Nadine merinding.

"ok perfect" kagum Nadine memandangi dirinya sendiri di cermin. Seandainya dia pria, dia pasti tidak akan menyia-nyiakan istri secantik ini. Memang mata Alexander itu sudah buta. Tapi mungkin memang selera si Alexander itu adalah wanita ber-make up tebal seperti si Sofia itu.

Berdasarkan ingatan Nadine, alasan Sofia memakai make up tebal adalah untuk menutupi bekas-bekas jerawat di wajahnya. Mungkin memang tipe wanita Alexander memang yang seperti itu kan, bukan wanita berwajah mulus sepertinya ini.

Belum lagi body Nadine yang juga sangat ok, dengan mata hazel yang indah. Kulit seputih susu dan tentunya tubuhnya yang tinggi langsing. Jika seandainya Nadine menjadi model, dia pasti akan langsung lolos Tampa harus di audisi terlebih dahulu. Belum lagi rambut hitam legamnya yang berkilau indah, jika seandainya dia mengikuti audisi untuk menjadi bintang iklan sampo dia pasti akan lolos.

Mata mantan suaminya itu memang sudah katarak, jika di bandingkan antara dirinya dan Sofia mereka bagaikan langit dan bumi. Dirinya yang langit dan si Sofia bumi.

Jika seandainya Sofia tidak memakai make up dan jalan bersama dirinya di mall orang-orang pasti akan berpikir jika Sofia itu adalah pelayan Nadine.

Bodoh sekali mantan suami dan mantan keluarganya itu, membuang berlian sepertinya hanya untuk batu kapur seperti si Sofia itu. Bagaimana bisa mereka lebih menyukai wanita dengan wajah penuh tambalan seperti itu di bandingkan dengan dirinya yang cantik alami seperti ini.

Pantas saja kedua anak Nadine begitu rupawan, gen Nadine memang unggul. Mana mau Nadine mengakui anaknya itu ada yang mirip wajah mantan suaminya. Nadine mana Sudi, baginya kedua malaikat kecilnya itu hanya mirip dia saja. TITIK dan tidak bisa di tawar lagi.

Sudahlah untuk apa juga Nadine membahas mantan suami buta dan mantan madu buruk rupanya itu. Lebih baik sekarang dia bergegas menemui sagara, si pria bodoh penggemar Sofia si wanita jelmaan mba kuntilanak.

Saat menuruni tangga semua pekerja di mensionnya bahkan sampai melongo melihat penampilan Nadine. Padahalkan dia hanya mengenakan kaos biasa saja, Nadine juga tidak memoles wajahnya dengan banyak make up. Dia hanya memakai bedak bayi saja dan sedikit lipstik berwarna pink.

Tapi siapa yang tidak akan terpesona dengan kecantikan Nadine ini, entah mengidam apa ibu Nadine dulu sampai melahirkan anak secantik Nadine ini. Jika di bandingkan dengan dirinya dulu mungkin seperti si cantik dan si buruk rupa. Nadine di kehidupan sebelumnya itu tidak cantik, dia berkulit coklat gelap dan rambut gelombang. Belum lagi ada bekas luka memanjang di pipinya, belum lagi badannya yang juga berotot seperti pria. wajah sangar dan bodynya itu sering kali membuat anak-anak takut padanya. Dia memang terlihat seperti penjahat-penjahat yang ada di film-film.

"wah mama cantik sekali." Puji Alicia memandang takjub ibunya.

"oh jelas mama itu cantik, kalau mama jelek Alicia mana bisa secantik ini. Alicia cantikan karena gen mama." Jawab Nadine penuh percaya diri sambil mencubit pipi gembul Alicia gemas. Kapan lagi dia bisa menyombongkan kecantikannya kan, dulu mana bisa dia seperti ini. Nadine cukup sadar diri dengan segala keterbatasannya dulu.

"Wah siapa ini, cantik sekali." puji Arion.

"Mama Arion sama Alicia dong, emang siapa lagi. Nggak mungkin istri kedua papa kalian kan." Jawab Nadine sedikit menyindir kata istri kedua Alexander karena Nadine melihat Alexander yang tiba-tiba saja ada di mensionnya dan sedang menatapnya juga. Pria sinting ini kenapa bisa ada di mensionnya, Nadine sampai heran sendiri. Mungkin dia kekurangan belaian si Sofia makanya sampai tersesat kerumahnya. Memang dia pikir Nadine mau melayani pria sinting itu, mana Sudi dia. Jika pria ini macam-macam akan Nadine buat impoten sekalian, dengan begitu buruk Pipit milik Alexander ini tidak akan bisa berkicau lagi. sepertinya itu ide yang bagus, Nadine memandang Alexander sambil menyeringai.

Alexander yang melihat seringai Nadine, membuat dia sedikit merinding. Percayalah Nadine terlihat seperti seorang pembunuh berantai jika menyeringai seperti itu. Mungkin setelah sadar dari koma otak Nadine ini sedikit bermasalah. Alexander sebenarnya sedikit heran dengan perubahan Nadine ini, ini tidak seperti Nadine yang dulu dia kenali.

"Mau apa kamu kesini?" Tanya Nadine Tampa basa-basi.

"Mau kemana kamu?" bukanya menjawab Alexander justru kembali bertanya dengan mata memicing tajam.

"memang siapa anda sehingga harus ingin tau kemana saya pergi? kita tidak sedekat itu." sarkas Nadine memandang remeh Alexander. Sungguh pria ini memang sudah tidak waras.

"saya masih suami kamu." jawab Alexander dengan percaya dirinya.

"hahahaha. suami kamu bilang? kamu mimpi? menyesal karena sudah menceraikan wanita secantik saya tuan? maka dari itu saat ini dengan percaya dirinya anda mengaku bahwa anda adalah suami saya. Lucu sekali anda ini." Ujar Nadine dengan wajah datar khasnya dulu. Tapi percayalah dalam hati Nadine saat ini emosinya sudah meledak-ledak. Dia rasanya sudah sangat ingin mencekik Alexander sampai mati.

"tapi tetap saja, kita masih suami isteri. selama putusan cerai kita belum di putuskan." ujar Alexander dengan wajah menyebalkannya.

"Lalu apa maumu sekarang?" tanya Nadine mencoba sesantai mungkin tapi dalam hatinya terus mengumpati Alexander. Mengganggu sekali Alexander ini, padahalkan Nadine saat ini akan pergi menemui Sagara dia malah datang seperti jelangkung. Membuang waktu berharganya saja.

"Layani aku, karena saat ini Sofia sedang sakit." bisik Alexander dengan tidak tau malunya.

Mendengar ucapan Alexander itu, Nadine tentu saja terkejut bukan main. Memang sudah gila Alexander ini, memang dia pikir Nadine ini wanita murahan apa. Enak saja dia, memang benar-benar tidak tau malu sekali.

"Pergilah ke tempat pelacuran jika ingin di layani bukan di sini." geram Nadine penuh emosi.

"bukankah biasanya kamu akan sangat bahagia jika aku meminta hakku sebagai suamimu Nadine." Ungkap Alexander sambil membelai pipi Nadine sensual.

Mendapat perlakuan seperti itu dari Alexander, membuat kesabaran Nadine habis. dia merasa di lecehkan dan di rendahkan oleh pria bajingan ini.

Dengan emosi yang meluap-luap Nadine menendang burung pipit Alexander sampai pria itu terjatuh sambil memegang pusaka sucinya itu.

Alexander menjerit histeris karena rasa sakit yang tidak tertahankan di area sarang burung pipitnya itu. Tentu saja sakit, Nadine menendangnya kan dengan tenaga full. Bersyukurlah karena dia menendang dengan tubuh Nadine bukan dengan tubuh Azura. Kalau dengan tubuh Azura, burung Pipit Alexander tidak hanya akan berkicau histeris seperti itu tapi akan langsung mati. Bahkan mungkin telur-telur burung Pipit itu akan pecah tidak tersisa sedikitpun. Jadi bersyukurlah kau Alexander.

BERSAMBUNG