Ini hanya kisah fiktif belaka.
Nirmala merasa tidak suka ketika anak majikannya membawa kekasihnya pulang, dia nekat pergi ke dukun agar pria itu mau menjadi suaminya. Dia memuja setan agar anak majikannya, Leo mau memutuskan hubungannya dengan kekasihnya itu.
"Aku bisa membantu kamu demi mendapatkan anak majikan kamu itu, tapi kamu harus memuja setan."
"Aku bersedia," jawab Nirmala dengan yakin.
Akan seperti apa kehidupan Nirmala selanjutnya?
Apakah dia akan mendapatkan Leo?
Yuk kita baca kisahnya, buat yang suka jangan lupa kasih bintang 5 dan komen yang menarik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cucu@suliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Darah Segar
Dio sedang bermain bola bersama dengan ibunya, anak tampan itu begitu pandai bermain dan terlihat begitu bahagia. Sang ibu tertawa melihat kebahagiaan di wajah putranya, keduanya berinteraksi dengan penuh kasih sayang.
Nirmala sudah sejak tadi memperhatikan apa yang dilakukan oleh keduanya, hingga tak lama kemudian dia mendekat dan berdiri di balik gerbang rumah itu.
"Tante siapa?" tanya Dio saat melihat kedatangan Nirmala.
Anak itu lucu sekali, walaupun usianya baru 3 tahun tetapi perkataannya sudah sangat jelas. Jarang sekali anak berumur 3 tahun sudah pandai berkata-kata.
"Nama Tante, Nirmala. Tinggal di rumah sebelah," jawab Nirmala.
Dio menengadahkan wajahnya sambil menatap wajah ibunya, kemudian anak kecil itu berkata.
"Tante Nirmala sangat cantik, boleh diajak main nggak?"
Nirmala tersenyum mendengar pertanyaan dari anak kecil itu, karena Nirmala memang sengaja menggunakan bantuan dari cincin permata nyai pelet untuk memikat Dio.
"Boleh, mari masuk Nirmala."
Sintia membuka pintu gerbangnya, lalu mengajak Nirmala untuk bermain bersama.
"Kalau boleh tahu, Kakak sudah berapa lama tinggal di sini?" tanya Nirmala membuka obrolan.
"Sekitar empat tahun," jawab Sintia.
"Anaknya lucu, tapi kenapa tadi malam nangis terus?"
"Oh, kangen papanya."
"Oh gitu," ujar Nirmala.
Nirmala, Sintia dan juga Dio bermain bersama. Hingga siang hari tiba Nirmala berpamitan untuk pulang, Sintia tentu saja mengizinkan karena dia juga akan memasak.
Selepas kepergian Nirmala, Sintia nampak masuk ke dapur untuk memasak. Sedangkan Dio masih asik bermain di halaman rumah, anak itu bermain bola dengan riangnya. Sintia berani meninggalkan Dio karena pintu gerbangnya dikunci.
"Ini adalah kesempatan bagus untuk mengambil anak itu," ujar Nirmala yang melihat Dio bermain sendirian.
Namun, Nirmala tidak mungkin gegabah dalam menculik anak itu. Karena pasti akan ketahuan, Nirmala akhirnya meminta si Cebol untuk membantu dirinya.
"Aku butuh bantuan kamu," ujar Nirmala.
Nirmala adalah seorang manusia, walaupun memang hatinya sebusuk iblis. Makanya dia tidak bisa gegabah mengajak Dio untuk pergi dari kediamannya, jika si Cebol yang beraksi pasti tidak akan ada orang yang mengetahuinya.
"Gampang," ujar si Cebol dengan patuh.
"Bagus, kalau bisa kamu ajak anak itu ke rumah paling pojok yang ada di perumahan ini."
Si Cebol mengangguk patuh karena dia tahu kalau di ujung perumahan itu ada rumah yang terbengkalai, rumah dekat selokan yang penghuni rumahnya pergi dalam waktu yang lama.
Saat Dio sedang asik main sendiri, si Cebol datang dan merubah wujudnya menjadi sosok ayahnya. Dio yang melihat sosok ayahnya tentu saja terlihat begitu ceria, dia bahkan berusaha untuk keluar dari dalam rumah itu.
"Papa pulang?"
"Iya, Sayang. Papa pulang, kita pergi jalan-jalan yuk?"
"Ke mana?" tanya Dio sambil memperhatikan pintu gerbang rumah itu yang terbuka begitu saja.
Pintu gerbang yang tadi sudah dikunci oleh ibunya nampak terbuka begitu saja, Dio yang tidak mengerti apa-apa justru malah terlihat begitu kagum.
"Ada deh, pasti menyenangkan."
"Asik," ujar Dio. "Dio ikut," imbuhnya.
Si Cebol tentunya mengarahkan Dio untuk pergi ke arah rumah yang ada di ujung perumahan itu, rumah kosong yang sudah lama terbengkalai.
Nirmala sengaja melakukan hal itu karena hanya jalan menuju rumah itu yang tidak memiliki CCTV, menurut Nirmala itu sangat aman.
Tiba di rumah itu Dio nampak menghentikan langkahnya, anak itu mengedarkan pandangannya. Dia tentu saja merasa ketakutan, karena di sana begitu sepi dan tempatnya juga berantakan.
"Pa, kenapa kita harus ke sini?"
Si Cebol tak menjawab pertanyaan anak itu, tetapi dia kembali ke wujud asalnya. Tentunya dengan asap tebal yang menyelimuti dirinya dan juga menyelimuti Dio, sontak saja Dio semakin ketakutan.
Dia menjerit-jerit meminta tolong agar bisa dilepaskan dari sana, Dio semakin berteriak histeris ketika tubuhnya melayang ke udara. Dia takut ketinggian, dia takut terjatuh.
"Argh! Papa! Mama! Tolong Dio!"
Dio berteriak-teriak meminta tolong, tetapi sayangnya tidak akan ada yang mendengarnya karena si Cebol sudah mengeluarkan asap tebal dari tubuhnya.
Tak lama kemudian Dio terlihat tersenyum, karena di sana ada Nirmala. Wanita itu mendekat ke arah Dio, anak kecil itu merasa ada yang akan menyelamatkan dirinya. Sayangnya, justru iblis yang sebenarnya adalah Nirmala.
Karena wujud wanita itu boleh saja manusia, paras wanita itu boleh saja cantik, tetapi hati wanita itu benar-benar sangat busuk sekali. Dia hanya memiliki hati, tapi sama sekali tidak memiliki nurani. Tidak memiliki belas kasih.
"Tante, tolong Dio."
"Ya, Tante akan menolong kamu, Sayang."
Nirmala tersenyum penuh kejahatan, lalu wanita itu menusuk punggung Dio. Sontak saja Dio menangis sambil berteriak kesakitan, tetapi Nirmala tidak peduli.
Darah bercucuran dari punggung anak itu, Nirmala dengan cepat mengambil botol yang sudah dia siapkan dan membiarkan darah itu masuk ke dalam botol tersebut.
Nirmala sungguh kejam, melihat Dio yang menangis karena takut dan juga sakit tidak dia pedulikan. Dia malah tertawa-tawa melihat kesakitan anak itu.
"Tante, tolong Dio. To---"
Anak itu kehabisan banyak darah, hingga akhirnya anak itu menghembuskan napas terakhirnya. Nirmala hanya tersenyum melihat meninggalnya anak itu.
"Ini mau dibuang ke mana, Nyonya?"
Tubuh anak itu sudah tergeletak di atas tanah. Nirmala tentunya tidak mau memegang anak itu sama sekali, karena takutnya nanti akan meninggalkan tanda.
"Buang saja ke selokan, buat seolah-olah anak itu jatuh ke selokan tersebut."
"Siap, Nyonya. Tapi, nanti saya dapat jatah, kan?" tanya Si Cebol sambil menatap botol di tangan Nirmala yang penuh dengan cairan darah milik Dio.
"Santai," ujar Nirmala.
Nirmala yang takut ketahuan segera pergi dari sana, sedangkan si Cebol langsung menghempaskan tubuh anak itu ke selokan yang tidak jauh dari sana.
Tubuh kecil anak itu langsung terpelanting, dia kini terlihat lemas dengan keadaan celentang dan di punggungnya ada kayu yang menancap.
"Malang sekali nasib kamu, Nak. Tapi, sayangnya memang kamu harus jadi tumbal. Hahahahahahaha!"
Si Cebol menghilang, hanya ada mayat Dio yang nampak begitu mengenaskan di selokan sana. Anak itu sungguh malang nasibnya, karena harus meninggal dengan begitu tragis.
mungkin diruqyah iku si nirmala biar sembuh....
seandainya pun Nirmala tobat, tapi dia kan udah membunuh banyak nyawa. trus jiwanya udah digadaikan sama sayton. emang bisa ya lepas gitu aja,
justru anak kandungmu itu ditimbulkan sama Nirmala Loh... kok kamu biasa aja Leo... nggak marah...
padahal bagus banget. bikin geregetan.