apa itu cinta...?! adakah semua orang benar benar tahu pasti apa artinya ?!
dan apakah itu benci yang sebenarnya...?! adakah semua orang juga tahu pasti apa artinya ?!
namun yang pasti....
benci dan cinta sungguh tak bisa di pahami oleh dua anak manusia yang terlibat dan terjebak akan hal itu.
Farid Ibrahim Hamzah Tarek
merasa sangat membenci seorang gadis yatim piatu bernama Mayrea Mazaya Khanza hingga ia tega merenggut kesucian gadis malang dan yatim piatu itu.
tak cukup sampai di situ, Ibrahim tega terus menghina dan merendahkan gadis itu.
sementara Rea, panggilan dari seorang Mayrea Khanza tetap berusaha kokoh dan tegar meski badai terus menerpanya.
apa yang terjadi selanjutnya ketika keduanya kembali di pertemukan setelah perpisahan hampir 10 tahun lebih lamanya dalam situasi dan kondisi yang begitu menyedihkan ?!
ikuti kisah baru aku....
" Antara benci dan cinta "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 8 meratap 2
Bu Sari masih tak menyerah, rasa cemas dan khawatir terhadap salah satu anak kosnya itu membuatnya semakin keras mengetuk pintu kamar itu.
" Rea...Rea.....buka pintunya Rea, apa yang terjadi....?! " panggil wanita tua itu.
Suara ketukan di pintu yang semakin keras akhirnya berhasil membangunkan Rea.
Rea yang masih tertelungkup di lantai sontak bangun dengan keterkejutannya.
Ia semakin terkejut ketika ia menyadari kamarnya masih gelap gulita.
Hanya ada sedikit sinar yang masuk dari bolam lampu yang menyala di luar kamarnya melalui celah celah jendela dan pintu.
Dengan langkah sempoyongan setelah mendadak berdiri dari berbaringnya di atas lantai ia mulai berjalan.
Tangannya meraba ke arah dinding untuk mencari saklar lampu kamarnya itu.
Klik..
Akhirnya ia menemukannya dan kemudian menekannya.
Cklek..
Tak lama setelah menghidupkan lampu kamarnya gadis itu melangkah ke arah pintu dan membuka pintu kamarnya itu.
" Rea....kau baik baik saja ?! Kenapa tadi lampumu mati ?! aku pikir bolam lampumu yang mati...." tanya bu Sari begitu Rea membuka pintu.
" maaf bu, saya ketiduran...dan lupa menghidupkan lampu " jawab Rea
" ya Allah Rea...kau membuatku takut saja, kau tak keluar kamar sejak tadi dan tadi aku melihat kamarmu gelap "
" maaf bu...
mungkin saya kelelahan he he..." Rea berusaha tertawa meski itu terlihat sangat aneh di wajahnya saat ini.
Bu Sari menatap Rea sedikit lama.
" kau terlalu memforsir tenagamu Rea, istirahatkan sejenak tubuhmu itu.
Hampir seharian kau berada di sekolah dan di hari sabtu dan minggu kau masih harus bekerja di kafe " kata bu Sari masih dengan menatap penuh telisik ke arah Rea yang menunduk seolah menyembunyikan wajahnya.
Bu Sari mengangkat dagu gadis itu.
" ada apa Rea... Kau bahkan belum mengganti pakaianmu ?! dan.....
Kenapa matamu ini bengkak ?! Kau habis menangis ?! Apa ada masalah ?! Katakan pada ibu " kata bu Sari ketika ia melihat ada yang terasa aneh pada anak kosnya itu.
Tak biasanya gadis itu tak segera mengganti pakaiannya setelah ia pulang sekolah seperti saat ini. Apalagi gadis itu juga memakai jaket.
Dan juga....
Wajah gadis itu nampak pucat dan semakin pucat ketika matanya pun terlihat bengkak.
" ti...ti..tidak bu, hanya sedikit kangen saja sama adik adik di kampung " jawab Rea berbohong.
Rasanya ingin sekali ia bercerita tentang apa yang sudah menimpanya.
Namun...
Rea bukanlah tipe orang yang mudah terbuka dengan orang lain.
Besar di panti asuhan dengan berbagai keterbatasan dan tuntutan untuk bisa mandiri semakin membuatnya menjadi anak yang mandiri sebelum waktunya.
Ia di tuntut untuk menghadapi dan bisa menyelesaikan masalahnya sendiri.
Karena di dunia ini, sebuah masalah adalah hal yang biasa bagi seorang makhluk ciptaan Allah.
Tawakal dan sabarlah....
Dan berdoalah, semoga itu adalah sebuah ujian dariNya untuk mengangkat derajatmu.
Itulah pesan yang selalu di sampaikan ibu panti kepadanya juga anak anak panti lain yang telah beranjak dewasa seperti dirinya.
Bu Sari melangkah masuk ke dalam kamar sambil membawa Rea dan kemudian mengajak gadis itu duduk di sisi ranjang kecil yang ada di kamar itu.
" kamu jangan begitu, hanya tinggal tiga bulan lagi kan...?!
Kau tidak boleh lemah, pulanglah dengan membawa kebanggaan " kata bu Sari seolah menguatkan Rea.
Rea tiba tiba menangis.
" boleh saya memeluk ibu ?! " pamitnya.
Tanpa menjawab bu Sari menarik bahu gadis itu kemudian memeluknya.
Rea sontak menangis terisak hingga bahunya nampak jelas naik dan turun.
Dadanya terasa begitu sesak karena rasa sakit yang coba ia tahan.
Sungguh ia tak bisa melampiaskan semua sakit hati yang ia rasakan saat ini.
Ia sadar, ia bukan siapa siapa selain gadis miskin dan yatim piatu.
"menangislah Rea...menangislah agar hatimu lega " bisik bu Sari.
Cukup lama Rea menangis dalam dekapan ibu kosnya itu.
Sungguh ia sangat bersyukur masih ada orang sebaik bu Sari yang mau peduli kepadanya yang hanya seorang yatim piatu miskin.
" ada apa ?! Apa ada masalah ?! Katakan saja kepada ibu..
siapa tahu itu akan membuatmu sedikit lega " kata bu Sari setelah Rea terlihat lebih tenang.
Rea menggeleng sambil menundukkan kepalanya.
" Rea...ibu tahu kau gadis baik,
sangat wajar jika di dunia ini kita akan mendapat kesulitan dan mungkin takdir yang kita rasa sangat buruk.
Tapi percayalah...
Di balik takdir yang membuatmu menangis akan ada takdir yang akan bisa membuatmu tersenyum..
Karea Allah tak akan pernah menguji hambanya di luar batas kemampuannya " bu Sari mencoba menasehati Rea dan berusaha menghibur gadis itu.
Entah kenapa Ia merasa, pasti gadis itu sedang di rundung masalah.
Tapi sepertinya gadis itu tak berniat membaginya dengannya.
" ya sudah...kamu tidur lagi saja, ini masih malam.
Besok kau masih harus sekolah kan ?! " kata bu Sari lagi dan di jawab Rea dengan anggukan kepalanya.
🌿🌿🌿
" Sassi...kau tak melihat Rea ?! " Tanya Niel kepada salah seorang teman satu kelas Rea.
Sudah sejak tadi pagi ia bolak balik ke kelas Rea, namun ia tak kunjung melihat sahabatnya itu.
" tidak Niel..
Mungkin dia belum datang " jawab Sassi.
Niel mengerutkan keningnya dan kemudian beralih menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
" pukul tujuh kurang lima, rasanya aneh kalau jam segini dia belum datang.
Atau...
dia memang tidak sekolah hari ini ?! " kata Niel dengan sedikit bergumam dan memutar tubuhnya meninggalkan tempat itu begitu saja tanpa menghiraukan Sassi yang menatapnya aneh.
Sassi memang teman satu kelas Rea, dan walau tak begitu peduli atau dekat.
Tapi Sassi satu satunya teman di kelas Rea yang masih mau mengajak bicara Rea.
Dan tentu Niel tahu itu.
Karenanya ia selalu bertanya tentang keberadaan Rea kepada gadis itu.
Sementara Sassi sangat senang apabila Niel datang kepadanya walau hanya bertanya tentang Rea.
Setidaknya ia bisa sedikit berbincang dengan idolanya itu.
Ya....
Sassi sudah lama suka dengan Niel.
Sementara itu di dalam kamar sederhana yang tidak begitu luas. Seseorang yang di tanyakan oleh Niel sedang meringkuk di atas tempat tidur dengan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan kepalanya.
Rea menggigil kedinginan, ia demam.
Suhu tubuhnya sangat panas.
Ia merasakan tubuhnya terasa sakit bukan kepalang, tulang tulangnya terasa terlepas dari persendiannya. Belum lagi area sensitifnya yang masih terasa ngilu dan perih.
Rea kembali terisak,
" ya Allah....
kenapa tak kau ambil saja nyawaku ?! Kenapa kau uji aku dengan cobaan seberat ini ?!
Ini terlalu berat bagiku ya Allah, sungguh aku lebih rela merasakan kelaparan dari pada kau uji aku dengan mengambil kehormatanku seperti ini " Rintih Rea dengan tubuh yang gemetar karena suhu tubuhnya yang terlalu panas.
semangat Bra teriak2.
biar segera dikirim ke yogya dan ktemu ama Rea...
😀😀❤❤❤❤❤
ga sabarnyaaa aku🥴
Thor.. endingnya jangan biarkan Ibra kenapa2 ya 🙏🙏🙏
dans segera pertemukan mereka 👍😢
tunggu Rea merawatmu..
❤❤❤❤❤
aku kok jadi gemezzzz ama Niel..
bisa2nya dia bikin berita hoax..
❤❤❤❤
❤❤❤❤❤❤
❤😉😉😉😉❤❤❤❤❤
ikuti akun Rea..
cari di yogya..
kalian akan bertemu...
perjuangkan cintamu..
kalo gak ngerti cinta atau bukan..
minimal ranggung jawab atas rasa bersalahmu..
❤😉😉😉😉😉❤❤❤❤❤