Dia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya, hidupnya merasa lebih sempurna setelah kehadiran seorang istri yang sangat cantik.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dengan kakak tirinya, kemudian mereka membunuh Bryan secara sadis demi mendapatkan seluruh kekayaan yang Bryan miliki.
Bryan diberikan kesempatan untuk hidup kembali oleh sistem, tapi dia harus menyelesaikan misi dari sistem, yaitu dia harus bisa membuat banyak wanita takluk kepadanya, dengan syarat dia harus menyembunyikan identitas aslinya dan menyamar menjadi seorang ojek online.
Apakah Bryan sanggup menaklukkan hati para wanita target sistem dalam waktu satu bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13
Sudah dua hari Rachel tinggal di rumah Bryan, karena mulai besok Rachel harus kembali ke kampung, mungkin karena kondisi ayahnya yang sudah mulai menua, tidak kuat meneruskan usaha bengkelnya, apalagi adiknya masih trauma dengan kasus penculikan yang telah menimpa dirinya.
Karena itu Rachel ingin menghabiskan waktu yang tersisa ini dengan Bryan, bercinta dan bercinta, berbagai gaya telah mereka lakukan, gaya cicak di dinding, gaya kodok, gaya ayam panggang, dan berbagai macam gaya yang lainnya.
Mungkin karena Rachel sangat terpesona dengan seorang Bryan, seorang pria yang dia ketahui namanya Juan itu, dan seorang ojek online tampan. Walaupun Bryan terlihat kere, tapi pesonanya telah membuat Rachel lupa diri.
Sebelum target luluh, Bryan memang dilarang untuk memikat targetnya dengan uang, kecuali atas izin dari sistem. Tapi karena Bryan telah berhasil menaklukkan hati seorang Rachel, kini dia boleh melakukan apa saja pada Rachel, termasuk memberikannya hadiah atau uang.
Rachel bukanlah wanita yang terlahir dari orang berada, dia hanya pegawai kantoran biasa, sehingga dia terpaksa harus resign dari tempat kerjanya, karena ayahnya menyuruh dia dan adiknya kembali ke kampung. Sebenarnya adiknya sudah Rachel antarkan ke kampung halamannya terlebih dahulu, sebelum dia pergi ke rumahnya Bryan.
"Apa ini?" tanya Rachel ketika melihat notifikasi transferan dari Bryan sebanyak 300.000.000 sehingga dana milik Bryan kini tinggal tersisa 1.207.000.000 lagi.
"Itu uang untukmu, gunakan uang itu untuk membuka usaha di kampung." jawab Bryan sambil mendekap Rachel dari belakang, saat ini dia sedang duduk di kursi bersama wanita tersebut.
Rachel mengerutkan keningnya, dia tak paham, mengapa Bryan memiliki uang sebanyak itu, padahal dia hanyalah tukang ojek online. "Tapi kenapa kamu punya uang sebanyak itu, Juan? Lebih baik kamu gunakan untuk keperluan kamu aja." Rachel tak enak hati menerima pemberian dari Bryan, karena dia pikir Bryan juga pasti akan membutuhkan uang tersebut.
Bryan terpaksa berbohong, "Kebetulan aku punya uang tabungan, jadi aku harap kamu tidak menolak niat baik aku, Rachel. Aku bersungguh-sungguh ingin membantumu."
Rachel merasa terharu, dia memeluk Bryan. "Makasih, Juan. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku mengganti uang sebanyak itu."
"Kamu tidak perlu menggantinya, aku ikhlas memberikannya untukmu." jawab Bryan dengan mantap, dia memang ingin membantu keuangan Rachel.
"Sekali lagi makasih, Juan. Aku harap kita bisa bertemu lagi suatu saat nanti, mungkin untuk saat ini aku harus fokus membuka usaha baruku di kampung." Rachel mempererat pelukannya pada Bryan, menghirup aroma wangi tubuhnya Bryan.
"Iya, semoga usahamu berjalan dengan lancar dan semoga kita bisa bertemu lagi." Bryan membalas pelukan Rachel, kemudian mereka pun berciuman, ciuman yang lembut kini berganti menjadi panas, Bryan segera menggendong Rachel, membawanya masuk ke dalam kamar.
Bryan membuka seluruh pakaian mereka, lalu dia menyatukan tubuh mereka diiringi dengan suara des-ahan. Mereka melakukannya dengan cara Bryan duduk di pinggiran ranjang, dan Rachel duduk dipangkuannya.
Rachel dengan liar bergerak dipangkuan Bryan, kedua tangannya memegang bahu Bryan, Bryan menautkan bibir mereka, sementara tangannya sedang asik bermain dengan buah melon kesukaannya.
"Ahhh... ahhh... ahhh..." Rachel mengeluarkan suara indahnya, dia mempercepat gerakannya dipangkuan Bryan.
Bryan menyambar buah melon milik Rachel, membiarkan wanita itu terus bergerak sesuka hatinya.
Keduanya sama-sama mengerang ketika telah mencapai kli-maks, sangat terasa melegakan, mereka saling menatap dengan nafas terengah-engah, kemudian mereka berciuman kembali.
...****************...
Satu minggu berlalu, Bryan dan Rachel walaupun tidak bisa bertemu karena terhalang jarak diantara mereka, tapi mereka selalu menyempatkan diri untuk berkomunikasi. Rachel telah membuka rumah makan di kampung halamannya, usahanya berjalan dengan lancar.
Seperti hari ini Rachel mengirimkan sebuah pesan kepada Bryan, di pesan tersebut terlihat sebuah foto yang memperlihatkan Rachel sedang berdiri di rumah makan miliknya.
[Makasih Juan, akhirnya aku bisa membuka rumah makan dan usahaku berjalan dengan lancar.]
Bryan tersenyum, dia membalas pesan dari Rachel.
[Iya sama-sama Rachel, semangat terus ya.]
Drrrrtt...
Drrrrtt...
Drrrrtt...
Ponsel Bryan bergetar lagi, tentu saja ada balasan pesan dari Rachel.
[Ya, Juan. Aku sangat merindukanmu.]
Bryan membalas kembali pesan dari Rachel.
[Aku lebih merindukanmu.]
Setelah selesai berbalas pesan dengan Rachel, Bryan kembali untuk latihan bela diri, dia harus bisa berkelahi, karena sepertinya lawan yang akan dia hadapi nanti akan lebih berat.
Sepuluh orang gangster yang telah berkelahi dengan Bryan, mereka telah ditangkap oleh polisi, mereka enggan untuk menyebutkan nama Jordan, memilih berbohong bahwa kasus penculikan itu dalangnya adalah mereka sendiri.
Bryan belum bisa fokus ke balas dendamnya, saat ini dia harus lebih fokus ke misinya untuk menaklukkan para wanita target berikutnya, agar dia bisa bertahan hidup, sehingga dia bisa membalas kejahatan Jordan dan juga membalas pengkhianatan Tasya suatu saat nanti.
Bryan ingin membuat tubuhnya terlihat lebih kekar, karena itu dia fokus untuk sedikit menaikkan berat badannya, sehingga tubuhnya kini telah terlihat semakin macho dan sixpack.
Di tempat fitness, Bryan terlihat seksi bertelanjang dada, badannya kini terlihat atletis, otot-otot yang bisep dan trisep yang kekar tercetak sangat jelas di lengan Bryan, apalagi bentuk perutnya yang terlihat seperti roti sobek membuat para wanita ngiler melihatnya.
Ada beberapa wanita mengajak berkenalan padanya, salah satunya Rosa, dia memberanikan diri untuk mendekati Bryan yang sedang beristirahat, melihat Bryan meneguk minuman seperti itu membuatnya menelan saliva, membayangkan betapa perkasanya seorang Bryan diatas ranjang.
"Hai." Rosa duduk di samping Bryan, wanita tersebut memakai pakaian ketat dan sangat seksi, sampai kelihatan pusarnya.
Bryan hanya tersenyum ramah padanya.
"Sendirian aja, Mas?" tanyanya dengan tatapan nakal pada Bryan.
Sebagai seorang pria normal, siapa yang tidak tergoda dengan penampilan wanita cantik dan seksi seperti Rosa, Bryan menjawab pertanyaan dari Rosa, "Iya, Mbak."
Rosa terkekeh, "Aduh jangan panggil Mbak, aku masih muda lho, biar lebih akrab bagaimana kalau kita ngobrol ditempat lain?"
Sistem mendeteksi informasi wanita yang berbicara dengan Bryan itu.
[Nama: Rosa
Usia: 30 tahun
Pekerjaan: Model
Tinggi Badan: 172
Berat Badan: 53
Kecantikan: 75
Ukuran dada: 40B
Status: Sudah Menikah
Anak: 4
Suami: 3.]
[Wanita ini bukan target, Tuan harus fokus pada target.]
Sistem mengingatkan Bryan, membuat Bryan membuang nafas dengan pelan, tapi perkataan sistem memang benar, dia harus fokus pada targetnya yang walaupun sampai saat ini belum muncul juga sang target kedua.
"Maaf sekali, Mbak. Aku harus segera pergi." pamit Bryan, seakan menolak wanita tersebut secara halus, membuat Rosa kecewa.
Setelah keluar dari tempat fitness, Bryan kembali menggunakan jaket ojek onlinenya, kemudian dia memakai helm hitamnya, karena dia harus siap siaga jika mendapatkan notifikasi dari target secara dadakan. Target kedua yang selalu dia nantikan, padahal dia belum tahu siapa orangnya.
Bryan duduk di atas motor maticnya, dia menstater motornya tersebut, dia dikejutkan tiba-tiba ada seorang wanita berlari, lalu naik ke atas motornya Bryan, dia duduk dibelakang pria itu, padahal Bryan hanyalah ojek online khusus target, tidak menarik penumpang sembarangan.
"Mas, cepat jalan, Mas!" Wanita tersebut menepuk-nepuk pundak Bryan, dia terlihat panik sekali seakan sedang dikejar oleh seseorang, sampai nafasnya patah-patah mungkin karena kecapekan.
Bryan menoleh ke belakang, dia mengerutkan keningnya ketika melihat wanita tersebut memakai gaun pengantin, "Maaf, aku gak lagi narik, Mbak. Lagian kenapa pengantin harus naik ojek?"
Wanita tersebut malah sewot, "Terus ngapain kamu pakai jaket ojol kalau gak lagi narik?"
Wanita tersebut menoleh ke belakang, dia membelalakkan mata ketika melihat ada sekitar belasan orang pria berbadan kekar berlarian ke arahnya, membuatnya sangat panik.
"Cepetan berangkat, Mas. Aku gak mau ditangkap oleh mereka."
Bryan terpaksa menjalankan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi, sehingga para pria berbadan kekar yang mengejar wanita tersebut tidak dapat menyusul motor Bryan yang telah melaju kencang.
"Kenapa harus melarikan diri sih, Mbak? Padahal Mbak mau nikah lho." Bryan tak mengerti mengapa wanita itu malah melarikan diri dari pernikahannya.
Wanita itu malas menjawab pertanyaan dari Bryan, dia meminta diberhentikan di depan mini market. "Panjang ceritanya. Berhenti di depan mini market!" Titahnya, mungkin karena dia merasakan haus, ingin membeli minuman disana.
Bryan pun segera menghentikan motornya di depan mini market, kemudian wanita cantik itu memberikan uang 50 ribu kepada Bryan.
"Ini ongkos untukmu." ucapnya dengan nada jutek kepada ojek online yang tidak kelihatan wajahnya karena tertutup oleh helm.
Bryan menolak pemberian dari wanita itu, karena dia bukan ojek online sungguhan. "Oh gak usah, Mbak. Simpan aja buat Mbak."
"Oh ya udah." Wanita itu pun segera masuk ke dalam mini market untuk membeli minuman.
Bryan menghela nafas, dia merasa kesal pada sikap wanita tadi karena tidak mengucapkan terimakasih sama sekali, padahal dia telah menolongnya, malah wanita itu bersikap jutek padanya.
"Wanita itu tidak punya etika sama sekali." gerutunya. Bryan pun segera memacu motornya kembali.
Baru juga tiba di depan rumah, ponsel Bryan berbunyi.
Ding!
Tiba-tiba aplikasi ojek onlinenya berbunyi, sebuah notifikasi bahwa target kedua telah memesan layanan ojek online.
[Target kedua telah memesan layanan ojek online.]
Bryan tersenyum, akhirnya yang dia nantikan muncul juga, dia segera mengecek ponselnya, dia melihat data dan titik jemput sang target kedua.
[Nama: Luna
Usia: 25 tahun
Pekerjaan: Tidak bekerja
Tinggi Badan: 167
Berat Badan: 48
Kecantikan: 79
Ukuran dada: 36B
Status: Akan menikah hari ini.]
Bryan segera mengecek titik lokasi penjemputan, dia terkejut, ternyata titik lokasi penjemputannya berada di depan mini market, tempat dia menurunkan seorang wanita yang memakai gaun pengantin itu.
"Apa mungkin wanita yang tadi itu target keduaku?" tanya Bryan pada sistem. Bryan berharap bukan wanita yang tak punya etika itu. Sudah dia tolong tapi wanita itu malah bersikap jutek kepadanya.