NovelToon NovelToon
Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Istri Terhina Menjadi Ibu Susu Bayi CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Cinta Terlarang / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Ibu Mertua Kejam / Ibu susu
Popularitas:79.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: Rere ernie

Arsyi seorang wanita sederhana, menjalani pernikahan penuh hinaan dari suami dan keluarga suaminya. Puncak penderitaannya terjadi ketika anaknya meninggal dunia, dan ia disalahkan sepenuhnya. Kehilangan itu memicu keberaniannya untuk meninggalkan rumah, meski statusnya masih sebagai istri sah.

Hidup di tengah kesulitan membuatnya tak sengaja menjadi ibu susu bagi Aidan, bayi seorang miliarder dingin bernama Rendra. Hubungan mereka perlahan terjalin lewat kasih sayang untuk Aidan, namun status pernikahan masing-masing menjadi tembok besar di antara mereka. Saat rahasia pernikahan Rendra terungkap, semuanya berubah... membuka peluang untuk cinta yang sebelumnya mustahil.

Apakah akhirnya Arsyi bisa bercerai dan membalas perbuatan suami serta kejahatan keluarga suaminya, lalu hidup bahagia dengan lelaki baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter — 30.

Mobil melaju kencang membelah jalanan, meninggalkan hiruk pikuk pusat perbelanjaan. Raisa menggenggam erat setir, matanya fokus namun dadanya sesak.

Jalanan lengang, tak ada tanda-tanda Daniel mengikutinya. Kali ini ia berhasil kabur dari pria itu.

Namun keberhasilan itu bukannya menenangkan, justru membuat hatinya bergemuruh.

“Kenapa aku harus merasa bersalah? Bukankah memang seharusnya dia jauh dariku?“ Gumamnya.

Raisa meraih ponselnya yang tergeletak di kursi samping, membuka pesan singkat dari penghubungnya.

[Data berikutnya siap. Nanti malam, jam delapan. Lokasi berbeda, gudang tua.]

Ia menutup layar ponsel dengan telapak tangan yang bergetar. Tatapannya kembali jatuh pada kaca spion, seolah masih mengharap ada bayangan Daniel di sana.

“Jangan bodoh, Raisa,” gumamnya getir. “Dendammu tidak boleh tercampur dengan… perasaan.”

Mobil berbelok ke arah perumahan tua yang ia gunakan sebagai tempat persembunyian. Bangunan kecil itu sederhana, cat dindingnya mengelupas tapi sangat aman. Ia memarkir mobil di garasi, lalu masuk.

Begitu pintu tertutup, Raisa menjatuhkan tubuh ke sofa. Pandangannya kosong menatap langit-langit.

Bayangan wajah Daniel terus muncul. Bukan tampilan Daniel yang berwibawa tadi, melainkan sebagai pria yang rela mengorbankan nyawa demi melindunginya... hampir mati karenanya.

"Tidak Raisa, jangan jatuh cinta lagi. Cukup sekali kau kehilangan orang yang kau cintai...“ Air mata menetes tanpa izinnya, Raisa menutup wajahnya.

Traumanya masih sangat besar...

“Kenapa kau harus muncul lagi, Daniel? Aku tidak boleh jatuh cinta padamu...” bisiknya serak.

Namun tak ada waktu untuk rapuh. Ia menghapus air mata dengan kasar, lalu berdiri. Jemarinya mengambil pisau kecil di atas meja, menancapkannya ke papan kayu yang penuh foto-foto targetnya.

Satu foto di bagian pinggir membuat Raisa terdiam lebih lama... foto Daniel. Ia bahkan tidak sadar sudah menempelkan foto pria itu di samping musuh-musuhnya.

Dengan kasar ia merobek foto itu, melemparkannya ke lantai.

“Tidak! Kau bukan bagian dari ini! Jangan pernah masuk ke lingkaran ini lagi, Daniel! Aku akan menghilang dari dunia, setelah aku menghancurkan mereka semua!“

Namun jauh di dasar hatinya, ia tahu. Sepertinya semakin ia mendorong Daniel menjauh, semakin pria itu akan mendekat. Karena Daniel bukan tipe yang menyerah hanya karena jebakan kecil.

Dan Raisa bisa merasakan… pertemuan berikutnya tak akan bisa ia hindari.

.

.

.

Daniel menegakkan tubuhnya di kursi mobil, pandangan matanya tajam menembus kegelapan malam. Di tangannya, ponsel masih terbuka pada layar kamera keamanan yang diam-diam ia akses dari jaringan kota. Ia menonton ulang rekaman di pusat perbelanjaan siang tadi.

Di sana, ia melihat jelas bagaimana Raisa menabrakkan diri pada pria bertubuh besar lalu melesat pergi.

Bibir Daniel melengkung tipis, bukan marah… melainkan bangga sekaligus sedih.

“Sekarang dia sangat licik dan... hebat,” gumamnya rendah. “Tapi Raisa, kau pikir aku akan menyerah hanya karena satu jebakan kecil?”

Ia menutup ponsel lalu menyalakan rokok, asapnya mengepul perlahan di dalam mobil yang kaca jendelanya terbuka. Mata Daniel menyipit, ia tahu Raisa sedang berjuang sendirian di jalur yang berbahaya. Jalur yang mungkin membuatnya terbunuh sebelum dendamnya selesai.

“Kalau aku terus menekan, dia akan kabur. Kalau aku terus mengikuti, dia akan menghilang. Satu-satunya cara…” ia menghentikan ucapannya, menatap kosong ke luar jendela. "Adalah masuk... dari celah yang tidak ia sadari.”

Tangannya mengetik cepat di ponsel, menghubungi seorang kenalan lama yang mempunyai jaringan luas.

[Aku butuh informasi tentang seorang perempuan dengan identitas baru. Aku kirim fotonya, tapi aku tidak tau namanya. Kirimkan informasi dari semua aktivitasnya... dan semua orang yang ia temui.]

Balasan singkat datang tak lama kemudian. [Oke.]

Daniel menyandarkan kepala ke jok, menutup mata sejenak. Namun bayangan Raisa tak bisa hilang. Bayangan wanita yang ia pikir sudah mati, kini hidup kembali sepertinya dengan api dendam yang lebih besar.

Daniel mengepalkan tangan. “Aku tidak akan biarkan kau pergi dariku lagi, bahkan kalau kau menolakku... aku akan tetap berdiri di belakangmu.“

Ketika membuka mata, Daniel sudah memantapkan satu strategi. Ia tidak akan lagi mengejar Raisa terang-terangan. Sebaliknya, ia akan menjadi bayangan dengan melindungi dari jauh. Ia akan menyusup dalam senyap, hingga saat yang tepat tiba untuk menarik Raisa kembali ke sisi aman.

“Sekarang permainanmu memang rahasia, Raisa,” ucapnya pelan sambil menyalakan mesin mobil. “Tapi jangan lupa, aku pernah jadi pengawal pribadimu. Aku tau segalanya tentang dirimu, tidak ada rahasiamu yang benar-benar bisa kau sembunyikan dariku.”

Mobil melaju perlahan menembus jalan malam, meninggalkan suara deru rendah yang menyatu dengan tekad dingin dalam dada Daniel.

Malamnya, kawasan gudang tua di pinggir kota tampak sepi. Hanya sesekali truk melintas di jalanan besar, sisanya gelap dan dingin. Di sanalah Raisa menjadwalkan pertemuan dengan seseorang yang memiliki akses data keluarga Mita dan Erlan yang akan menghancurkan musuh-musuhnya sebentar lagi.

Namun jauh sebelum Raisa datang, Daniel sudah tiba lebih dulu. Ia memilih posisi di gedung terbengkalai seberang gudang, kamera kecil sudah terpasang dan teleskop senjata diletakkan di samping hanya untuk berjaga. Dari ketinggian itu, ia bisa melihat siapa pun yang masuk dan keluar tanpa terlihat.

Daniel menarik napas panjang, headset kecil di telinganya terhubung dengan scanner yang ia colong dari kenalan lama. Setiap sinyal ponsel dalam radius seratus meter bisa ia baca.

“Baiklah, Raisa… kali ini aku tidak akan mendekat. Aku hanya akan jadi bayanganmu.”

Jarum jam bergerak. Tepat pukul delapan malam, seorang perempuan berkerudung hitam muncul di ujung jalan. Gerakannya hati-hati, langkahnya cepat, dan tatapan matanya waspada... tak lain adalah Raisa.

Daniel menahan napas sejenak, tatapan matanya mengikuti setiap gerakan Raisa. Ada dorongan untuk turun menghampiri wanita itu tapi ia menahan diri.

“Kalau aku tunjukkan diriku sekarang, dia akan lari lagi.“

Di seberang, Raisa melangkah ke pintu gudang yang sudah ia tandai sebelumnya. Tangannya menyentuh gagang pintu besi berkarat, lalu berhenti. Sebuah firasat aneh merambati tengkuknya.

Ia menoleh ke kiri... kosong.

Menoleh ke kanan, hanya ada kegelapan.

Namun, bulu kuduknya berdiri.

“Tidak… aku sudah menjebaknya tadi. Daniel tidak mungkin masih mengikutiku.“

Raisa menggertakkan gigi. Ia berusaha menepis rasa itu, tapi jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya.

Dalam gelap ia merogoh saku, menyalakan perangkat pengacak sinyal kecil yang selalu ia bawa. Lampu indikator menyala, menandakan tak ada sinyal ponsel aktif di dekatnya. Tapi rasa tidak nyaman itu tetap ada.

“Kenapa rasanya ada sepasang mata yang menatapku?” bisiknya pelan.

Dari kejauhan, Daniel menahan senyum tipis. Ia tak menduga, Raisa ternyata punya insting tajam. Sekali saja ia membuat gerakan ceroboh, Raisa pasti akan kabur lagi. Karena itu, ia memilih diam. Tidak bergerak, tidak bernapas keras.

“Sepertinya, meski aku bersembunyi rapat… Raisa tetap bisa merasakan keberadaanku.“

Raisa akhirnya melangkah masuk ke dalam gudang, tetapi sesekali masih menoleh ke belakang. Matanya menajam, seakan mencari siluet seseorang di balik kegelapan.

“Kalau kau memang di sini, Daniel…” gumamnya sambil menutup pintu besi dengan hati-hati. "Lebih baik, kau tidak muncul. Karena aku... tidak akan pernah membiarkanmu ikut tenggelam bersama dendamku.”

Sementara di kediamannya, suasana hati Rendra tengah dipenuhi kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan. Bagaimana tidak? Siang tadi dokter baru saja memastikan bahwa Arsyi sedang mengandung. Kabar itu membuatnya seakan mendapatkan anugerah baru dalam hidup. Namun di tengah kegembiraan itu, ia berjanji. Meski sebentar lagi akan memiliki darah dagingnya sendiri, kasih sayangnya pada baby Aidan tidak akan pernah berkurang sedikit pun. Bagi Rendra, keduanya adalah anak-anaknya, tanpa perbedaan sedikitpun.

1
Dian Rahmawati
siapa yg nyulik y
Azahra Rahma
kasihan Aiden perasaan cinta yg baru mekar seperti kuncup bunga harus layu seketika karena fakta bahwa Aiden dan Silla saudara sepersusuan
Azahra Rahma
sungguh misteri yg membuat headers penasaran,,siapa yg sudah menculik Aiden sangat rapi dia menyembunyikan Aiden sampai 23 tahun,,tapi aku msh curiga bukan curiga dengan Aiden tp aku takut kemunculan Aiden hnya suruhan orang yg menculik Aiden dan sekarang ingin menghancurkan keluarga Raisa dan Daniel,,,serta Rendra dan Arsyi lewat Aiden
Tiara Bella
penasaran aku siapa yg nyulik Aiden ya
Azahra Rahma: aku juga penasaran kak
total 2 replies
Tiara Bella
siapa yg nyulik Aiden ya...ehhh tw² udh 23th kemudian....jangan smpe ada kebencian dr Aiden bt Raisa ya
Dian Rahmawati
siapa yg nyulik Aidan
Azahra Rahma
Thor kamu kejam sekali memisahkan Aiden dengan Raisa,, sampai 23 tahun lamanya,,siapa ya kira² yg menculik Aiden sampai² kepolisian dan orang² Rendra tidak bisa menemukannya??
Wulan Sari: tapi semakin menarik ceritanya bikin penasaran siapa yang menculik Aidan...
lanjut Thor semangat 💪 salam
total 2 replies
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
wah siapa yg menculik Aidan , kayaky keluarga Erlan nih , itu pasti Aidan takutt dia dendam sana Raisa Krn dicekokin omongan2 yg berbau kejahatan akankah aa dendam lg
Nanik Normaidah
vote tuk Raisa.
harusss lebih kuatttt
Rere💫: Hatur nuhun kakak 🙏😊
total 1 replies
Nanik Normaidah
hatiku di buat roalcoaster sama author.
semangat
lanjuuut
Nureliya Yajid
lanjut thor
Tiara Bella
semangat Raisa Aiden pasti nnti jg mw....karna darah lebih kental drpd air....
Dian Rahmawati
aidan pasti akan bingung
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
betul tuh kata Arsy jangan lansung diambil kalo bisa Raisa dirimu pendekatan dulu sama Aidan dengan cara sering main2 dengan nya Krn Arsy yg Uda punya bayi jadi sibuk jadikan momen itu untuk mendekati Aidan
Azahra Rahma: iya betul ,,kalau siang Raisa harusnya di rumah Arsyi merawat baby Aiden bersama,,sehingga nanti baby Aiden jadi terbiasa dengan Raisa ,,kalau lngsng di bawa yg ada nanti malah gak betah baby Aiden nya
total 1 replies
Aditya hp/ bunda Lia
akhirnya Raisa bisa bahagia lagi ...
Zainab Ddi
author makasih Uda update ditunggu selalu kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
Alhamdulillah akhirnya nikah jdg selamat ya buat Raisa dan Daniel semoga bahagia , jangan takut bangkit kalo ada seseorang yg menyayangi kita
Azahra Rahma
apakah sudah menuju ending cerita? jangan dulu ya Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!