S 2
"Aku Punya Papa." Tiga kata yang selalu diucapkan Farzan bocah berusia 6 tahun itu, ketika teman-teman seusianya mengolok dirinya tidak punya papa.
Ibu mana yang tidak sakit hati melihat putranya yang selalu diolok, namun Zana hanya bisa diam karena dia tidak bisa menunjukkan siapa ayah dari anaknya.
Hingga ketika Farzan dinyatakan mengidap Pneumonia, penyakit yang bisa mengancam nyawanya, membuat dunia Zana seakan runtuh. Berbagai cara sudah ia lakukan untuk pengobatan putranya, namun hasilnya selalu nihil bahkan semua yang ia punya telah habis terjual. Dan pada akhirnya, dengan terpaksa Zana kembali ke kota kelahirannya untuk mencari sosok ayah biologis putranya, yaitu laki-laki yang telah menghancurkan masa depannya 7 tahun lalu, dengan harapan laki-laki itu bisa menolong putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 13. SILAHKAN MILIKI PAPAMU HARI INI
"Seandainya saja Papa bisa tinggal disini bersama kami, pasti akan sangat menyenangkan." Ujar Farzan, ia tak hentinya mengutarakan keinginannya itu.
"Papa janji akan sering datang kemari. Sekarang ayo Papa antar ke kamarmu setelah itu Papa harus pergi." Ajak Farhan.
Namun, Farzan masih bergeming diatas patung kuda poni yang didudukinya itu. Bocah tampan itu nampak sedang memikirkan sesuatu kemudian tersenyum yang membuat papa dan mamanya menjadi heran.
"Papa hari ini mau pergi ke butik kan sama Tante Keyla?" Tanyanya.
Farhan hanya mengangguk, tidak tega rasanya mengatakan bahwa ia akan fitting baju pengantin bersama Keyla.
"Kalau begitu aku ingin ikut menemani Papa, aku ingin melihat Papaku mengenakan baju pengantin itu. Pasti Papa akan terlihat sangat gagah dan tampan." Ujar Farzan terlihat antusias, namun dalam hatinya terasa perih. Seorang anak yang mana yang tidak akan sedih melihat papanya akan bersanding dengan wanita lain.
"Tapi kamu baru saja keluar dari rumah sakit, Papa tidak mau kamu kelelahan dan jatuh sakit lagi." Ucap Farhan, sungguh dadanya terasa sesak. Meskipun Farzan terlihat senang namun ia tahu bagaimana perasaan putranya itu. Pasti sangat merasa sedih ia akan menikah dengan wanita lain dan bukannya dengan Zana mamanya.
"Tidak Pa, aku sudah merasa jauh lebih baik. Aku janji tidak akan merepotkan Papa." Bocah tampan itu menatap papanya dengan memohon.
Farhan pun akhirnya mengangguk setuju. Iapun juga mengajak Zana ikut serta untuk menjaga putranya. Dan hal itu membuat Farzan merasa senang karena itulah yang diinginkannya.
Awalnya Zana menolak karena merasa tidak enak pada Keyla, calon istri Farhan itu pasti akan merasa tidak senang bila ia ikut. Namun karena Farzan yang terus merengek dan memaksanya iapun tidak punya pilihan lain selain menurutinya.
Mereka bertiga lekas meninggalkan rumah itu untuk menjemput Keyla.
Hampir lima belas menit berkendara, mobil Farhan pun telah terparkir didepan rumah calon istrinya.
Keyla yang memang sejak tadi menunggu kedatangan Farhan, dengan begitu antusias keluar dari rumah begitu mendengar suara klakson mobil calon suaminya itu.
Senyum mengembang diwajahnya sambil berlari kecil menuju mobil Farhan, namun senyumnya itu seketika surut ketika membuka pintu mobil Farhan ia mendapati Farzan duduk dengan santainya disamping Farhan.
"Hai Tante Keyla," sapa Farzan. Bocah itu tersenyum menampilkan deretan giginya yang putih.
"Hai Farzan, kau juga ikut rupanya." Balas Keyla juga tersenyum, namun senyumnya itu hanya terpaksa.
"Tante ayo buruan masuk, duduk dibelakang sama Mamaku." Ujar Farzan yang membuat Keyla seketika ternganga. Apa-apaan ini, kehadiran bocah itu saja sudah membuatnya merasa terganggu, terlebih ibu dari anak itu juga ikut serta. Ini tidak bisa dibiarkan, lama-lama wanita itu dan anaknya akan menggeser posisinya. Ia harus melakukan sesuatu agar Farhan tetap menjadi miliknya.
Dengan perasaan yang kesal Keyla pun masuk kedalam mobil dan duduk di samping Zana. Setelah mobil melaju ia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan pesan kepada om Wiliam.
(Pokoknya Om harus membantuku menyingkirkan anak itu, keberadaannya benar-benar mengancam ku. Hari dia dan ibunya ikut ke butik yang seharusnya hanya aku bersama Farhan. Aku menunggu kedatangan Om di butik, jika tidak maka jangan anggap aku lagi keponakan Om!)
Setelah mengirimkan pesan itu Keyla menyimpan kembali ponselnya kedalam tas. Ia yakin om Wiliam pasti tidak akan bisa menolak permintaannya kali ini. Om nya itu akan selalu merasa rapuh bila ia sudah mengancamnya dengan kalimat seperti itu.
Dan benar saja, tak sampai satu menit om Wiliam sudah membalas pesannya.
(Jangan berkata seperti itu, Key. Om sangat menyayangimu. Baiklah Om akan datang ke butik, tapi kau harus memastikan keamanan Om. Jangan sampai Farhan melihat keberadaan Om di sana, dan untuk anak itu kirimkan fotonya pada Om)
Keyla tersenyum puas melihat balasan pesan dari Om Wiliam, ia sangat yakin rencananya kali ini akan berhasil. Jika ia gagal memanipulasi hasil tes DNA itu, maka akan lebih baik jika Farzan lenyap saja dari kehidupan Farhan, karena dengan begitu ibu dari anak itupun akan pergi dari kehidupan Farhan.
Sesampainya di butik, lagi-lagi Keyla harus dibuat kesal dengan tingkah Farzan yang tidak ingin melepaskan papanya. Bocah itu tak membiarkannya untuk dekat dengan calon suaminya sendiri membuatnya benar-benar merasa kesal. Namun, ia harus menahan emosinya karena sebentar lagi anak itu tidak akan bisa mengganggunya lagi.
'Silahkan miliki Papamu hari ini sesuka hatimu, tapi sebentar lagi jangankan melihat Papamu bahkan kau tidak akan bisa melihat dunia ini lagi.' Batin Keyla, ia tersenyum menatap Farzan.
'Jika saja Tante baik mungkin aku bisa menerima Tante sebagai Mamaku tapi sayangnya Tante jahat mau memisahkan aku dari Papa.' ujar Farzan dalam hati sambil menatap Keyla yang terus tersenyum padanya, dan iapun tahu jika wanita itu hanya berpura-pura baik padanya.
Ketika Farzan lengah, Keyla diam-diam mengambil fotonya kemudian langsung mengirimkannya pada om Wiliam.
.
.
.
TBC.......✨✨✨
Tinggalkan like dan komennya dong, terimakasih. ☺️🙏🙏🙏
yang kuat ya za... semoga segera bisa ketemu sama papa farzan