NovelToon NovelToon
Istri Yang Kau Siakan

Istri Yang Kau Siakan

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Cerai
Popularitas:944.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: aisy hilyah

Siapa yang ingin rumah tangganya hancur? Siapa yang ingin menikah lebih dari satu kali? Semua orang pastilah berharap menikah satu kali untuk seumur hidup.

Begitu pun denganku. Meski pernikahan yang kujalani terjadi secara paksaan, tapi aku bisa menerimanya. Menjalani peran sebagai istri dengan sebaik mungkin, berbakti kepada dia yang bergelar suami.

Namun, bakti dan pengabdianku rasanya tidak cukup untuk membina rumah tangga dadakan yang kami jalani. Dia kembali kepada kekasihnya setelah aku mengandung. Kesempatan demi kesempatan aku berikan, tapi tak digunakannya dengan baik.

Bercerai? Rasanya tidak semudah itu. Aku ingin merebut kembali apa yang menjadi milikku. Termasuk modal usaha yang aku berikan dulu kepadanya. Inilah kisahku, Shanum Haniyah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 13

Kutatap sosok di depan mataku dengan saksama, ia tertunduk dalam. Entah apa yang sedang dipikirkannya sekarang?

"Udah puas dengernya?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan dari menatap kepalanya yang merunduk.

Kasihan sekali laki-laki ini, apalagi setelah tahu kebenaran tentang Shila yang sesungguhnya. Helaan napasnya terhembus berat dan kasar, aku yakin dia pasti kecewa oleh kenyataan yang menampar hatinya.

"Aku nggak nyangka Shila akan nekad melakukan ini. Aku yakin anak itu anakku bukan anak Raka dan aku mau tanggung jawab tadinya, tapi kalo begini ... aku jadi malas," ungkap Benny sambil menggelengkan kepala tak percaya.

"Nih, minum dulu. Dinginin hati kamu, tenangin hati kamu dulu." Kuberikan gelas jus yang baru saja diantar pramusaji kepadanya.

Sungguh, mungkin aku adalah orang yang menyedihkan dalam hal ini, tapi melihat Benny yang bersikap putus asa aku merasa iba padanya.

"Kalo boleh kasih saran, mending cari gadis lain aja. Ada banyak gadis baik-baik di kota ini, tapi kalo nggak ketemu juga kamu bisa pergi ke kota lain. Kamu berhak mendapatkan jodoh yang baik, aku tahu siapa Shila. Dari dulu nggak pernah berubah," tuturku.

Geram rasanya melihat perjuangan Benny yang ingin menyaksikan sendiri Shila berubah. Nyatanya, sifat licik memang sudah melekat pada dirinya. Dia serakah, dan haus akan uang.

"Aku kira tadi malam dia beneran berubah. Dia minta maaf sama aku dan nggak akan ngejar-ngejar Raka lagi. Ternyata, dia malah minta kamu pisah. Aku benar-benar nggak nyangka, Sha." Benny mengangkat wajah, menatapku dengan matanya yang sayu.

Ada banyak kesedihan di sorot matanya. Ya Allah, apalagi aku? Yang hanya seorang perempuan, terlebih aku dikhianati oleh laki-laki yang telah bergelar suami bukan kekasih ataupun pacar.

Kutatap laki-laki menyedihkan di hadapan, sama menyedihkannya dengan diriku. Kurang apa Benny? Dia pengusaha, mapan, sudah pasti lebih segalanya dibanding Raka yang hanya memiliki satu toko kecil saja. Shila memang bodoh, sifat serakah yang ada membawanya pada kehancuran.

Aku menghela napas, mengasihani orang lain sementara diri sendiri pun amat menyedihkan. Setidaknya, aku punya keluarga, aku punya teman, aku punya karyawan yang sentiasa menghiburku. Bersama mereka, sejenak aku bisa melupakan penderitaan yang aku alami.

"Itu memang yang akan aku lakukan, mungkin dekat-dekat ini. Aku nggak sanggup mempertahankan rumah tangga yang nggak sehat ini, Ben. Aku mau fokus sama diri aku sendiri dan juga anak yang ada di dalam kandungan. Kalo terus sama dia, bisa-bisa aku stres dan akhirnya berdampak sama janin yang aku kandung," ungkapku sembari menatap perut yang sudah terlihat membesar.

Miris sekali, dia seperti tak diinginkan oleh ayahnya. Jangankan diajak berbincang seperti yang dilakukan suami-suami orang lain, bertanya saja tak pernah. Aku berjuang sendiri selama ini.

"Klo kamu cerai, Shila pasti akan merasa menang, Sha. Dia akan besar kepala karena memang itu yang dia mau." Benny terdengar tak senang, dia tak tahu apa yang aku tunggu dari perpisahan ini.

Kuangkat wajah, tersenyum menatapnya. Kerutan di dahi laki-laki dewasa itu terlihat dalam dan berlipat-lipat. Tangannya mengepal di atas meja, terlihat kesal dan tak terima.

"Nggak apa-apa, aku emang sengaja kasih dia kemenangan di awal. Dia cuma mau uang, Ben. Bukan pasangan hidup. Klo suatu hari Raka udah nggak punya uang dan nggak bisa menuhin gengsinya, Shila pasti cari target lain dan nggak menutup kemungkinan dia balik lagi ngejar-ngejar kamu. Jadi, siap-siap aja."

Aku meyakinkan Benny lewat tatapan mata, perlahan garis wajahnya berubah. Terlihat sedikit lebih tenang, aku ingin Benny menyusun rencana untuk kehidupan ke depannya. Tidak melulu terpuruk karena masalah Shila yang tak tahu diri itu.

"Kayaknya emang begitu-"

"Bukan kayaknya lagi, Ben, tapi emang begitu. Buktinya, waktu Raka nggak punya apa-apa dulu dia nggak datang ke pernikahan dan lebih milih sama kamu. Sekarang, Raka punya uang dia nggak peduli kalo Raka udah nikah sama orang lain, dia juga khianatin Kamu yang jelas-jelas kaya. Kamu pikir apa perempuan kayak gitu?" tukasku menyela ucapan Benny.

Ia tampak berpikir, melipat bibir bawah dan terlihat menekannya. Berselang, dia mengangguk setuju dengan ucapanku. Semoga Benny sadar dan segera mencari pengganti Shila agar perempuan itu tidak lagi menggunakan akal bulusnya untuk merayu Benny.

"Iya, kamu bener, Sha. Aku pikir waktu itu dia nggak punya pacar apalagi sampai mau nikah." Benny menghela napas panjang, kekecewaan masih terlihat jelas di garis wajahnya itu.

"Makanya mending kamu cepat cari pengganti Shila, terus nikah sama dia. Supaya nanti kamu punya alasan buat nolak dia. Ingat, jangan kayak Raka yang gampangan. Kamu nggak mau, 'kan, istri kamu nanti ada di posisi aku? Menyedihkan kayak gini."

Benny tertawa, aku tahu ada kepahitan di dalamnya. Mungkin dia hanya ingin mencoba membuang rasa sakit, tapi tak semudah yang dibayangkan.

"Itu karena dia emang bodoh, dia nggak bisa lihat perempuan sempurna kayak kamu, Sha. Malah milih balikan sama benalu kayak Shila. Keputusan kamu buat pisah emang udah bener, kamu nggak butuh laki-laki kayak Raka." Dia tersenyum, terlihat lain dan sedikit membuatku salah tingkah.

Aku berpaling menatap ke arah lain, di kejauhan kulihat sosok Raka berjalan mendekati restoran di mana aku berada. Mau apalagi laki-laki itu? Sudah pasti dia akan salah faham lagi seperti semalam.

"Kenapa?" Suara Benny bertanya tak membuatku berpaling padanya.

"Raka, kayaknya dia mau ke sini. Aku yakin dia pasti salah faham lagi lihat aku duduk berdua sama kamu," jawabku dengan pandangan terus tertuju pada sosok Raka yang semakin mendekat.

"Kalo gitu, aku pindah tempat duduk aja." Benny bangkit, aku tidak mencegahnya karena itu memang lebih baik daripada menghadapi kesalahpahaman Raka.

Melirik makanan di piring masih tersisa, aku memilih berpura-pura tak melihatnya. Menyantap sedikit demi sedikit dan perlahan makanan yang tak lagi membuatku berselera. Kedatangan Shila dan segala ocehannya membuat perutku kenyang seketika.

Aku mendongak ketika kursi ditarik dan Raka duduk di sana. Tidak seperti semalam, Raka terlihat bimbang. Apa mungkin Shila udah ngobrol sama dia?

"Kenapa kamu di sini? Bukannya kamu jagain mamah, ya?" Aku bertanya kemudian melanjutkan makanku.

Raka menghela napas, sepertinya ada yang ingin dia katakan padaku. Entah mengenai apa.

"Kamu ngomong apa sama Shila?"

Benar, 'kan. Dia pasti ngomong macam-macam sama Raka. Gerakan tanganku yang hendak menyuap, terhenti di udara mendengar pertanyaan itu. Kuletakkan sendok di atas piring, perlahan mengangkat pandangan mengarah pada kedua maniknya.

"Emangnya Shila ngomong apa sama kamu?" Aku balik bertanya dengan tenang. Tak seperti dirinya yang terlihat gelisah dan risau.

"Aku tanya sama kamu, kenapa kamu balik tanya? Jawab aja kamu ngomong apa sama Shila?" bentak Raka tak senang.

Aku terkejut, kenapa dia harus semarah itu? Memang apa yang dikatakan perempuan itu padanya?

"Aku nggak ngomong apa-apa."

Brak!

Astaghfirullah al-'adhiim!

1
Maria Magdalena Indarti
pelakor datang
Idahas 3105
ngapain shanum.bilang suaminya.raka, ihh ga jelas mantan tauu
Idahas 3105
duit ngutang aja.belagu sok2 bikin acara padahal lagi hamidun
Maria Magdalena Indarti
Lumayan
Nay Nayla
.
Idahas 3105
heran Raka blm sadar juga kesalahannya
Idahas 3105
klo aku kutinggal aja mertua rese, anaknya aja ga peduli
umi istilatun
Luar biasa
Ah Serin
buat seasson2 lagi please
vi
karyamu bagus thor
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Gavin Bae
laki2nya banci kaleng.sudah ditipu mentah2.disuruh tanggung jawab ats kehamilan yg jelas2 bukan anaknya mau2 aja.lalu sudah jelas dia ditipu karena tdk hamil tapi masih tetap mau,jelas2 diselingkuhin menjadi dan mau merusak rumah tangga orang ttap mau juga.dan ujungnya mau berpisah tapi tdk mau menalak 3 dengan alasan mah menggantung sttus shila.ha..ha.ha.itu benar2 laki2 banci kaleng.wanita baik 2 tak pantas mendapatkan laki2 banci seperti itu.seperti model shilalah yg paling cocok.
Elisabet Perin
goblok ternyata rakanya
Momma
pasti kerjaan Murni... namanya bgs Murni tp hatinya busuk...
Sukliang
murni yg suruh
Sukliang
Luar biasa
Sukliang
bapaknya raka yg nampar raka
Raisha Mieyka
hebatttt..sangat menarik jalan ceritanya..serta banyak pengajaran yang didapat dari alur ceritanya..
Aisy Hilyah: Alhamdulillah terima kasih banyak
total 1 replies
Melati Melati
aku ikuti ceritamu sampai habis 👍
Aisy Hilyah: terima kasih banyak
total 1 replies
Titik Supadmi
boncahap donk thor...🙏🙏
Aisy Hilyah: hehe entah
total 1 replies
Ira
Thanks thor bagus gk berbelit2.. Byk ilmu yg di dpt semoga kita jauh lebih baik..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!