Ponsel siapa ini " ucap Rani pada dirinya sendiri ketika mendapati sebuah ponsel hitam sedang tergeletak di sudut lemari milik suaminya .
Karena penasaran gadis berambut panjang itupun mengambil ponsel tersebut dari tempatnya dan bermaksud menanyakannya nanti kepada suaminya yang masih berada di dalam kamar mandi saat ini .
tlinggg
Ponsel hitam tersebut terlihat menyala ketika sebuah pesan masuk kedalam ponsel tersebut .
Deg!!
Jantung Rani pun seakan berhenti di tempat tatkala kedua mata indahnya tak sengaja melihat foto wallpaper yang sedang digunakan pada layar ponsel asing tersebut .
Detik itu juga kepercayaan yang selama ini terbenam kuat untuk sang suami tercinta langsung hilang seketika , tatkala wanita cantik itu melihat sebuah gambar yang menampilkan sosok suaminya dengan seorang wanita cantik berjilbab dengan gaya yang sangat mesra .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon INNA PUTU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
Rani tampak menghela nafas sejenak
Menghadapi suami yang akan segera menjadi mantan suaminya ini benar - benar membutuhkan kesabaran yang ekstra tinggi bagi wanita tersebut
" Hmmm...sebelumnya Rani meminta maaf yang sebesar besarnya jika selama ini Rani ada banyak memiliki kekurangan dalam menjalankan peran sebagai seorang istri bagi mas Bara "
" Tidak Ran ...kamu tidak memiliki kekurangan apapun selama menjadi istriku selama ini ...."
" Dengarkan dulu ucapan Rani mas " ucap Rani kembali ketika Bara menyela ucapannya
Ia memang melihat raut penyesalan di wajah yang Bara miliki saat ini , namun untuk berempati tentu saja Rani tak memiliki rasa itu lagi kepada pria yang telah melukai perasaannya begitu dalam tersebut
Bukankah penyesalan itu memang selalu datang belakangan
Rani menatap dalam manik mata yang Bara miliki , sehingga membuat pria itu jadi terlihat balik menatap ke arah bola mata indah yang Rani milikki dengan tatapan yang terbilang sangat sendu
" Rani berterimakasih karena mas sudah berusaha mau membujuk Rani untuk mempertahankan rumah tangga kita . Tapi sekali lagi mohon maaf mas , keputusan Rani untuk berpisah dengan mas Bara sudahlah bulat tak bisa diganggu gugat lagi "
Jederrr
Keputusan yang diucapkan oleh Rani dengan bibir mungil nan indahnya serasa hantaman petir bagi Bara
Sedangkan di sisi lain , Sinta yang saat ini tengah mendampingi Bara tampak ber alhamdullilah ria di dalam hati
Hati wanita pelakor itu tengah berbunga - bunga bahagia di dalam sana karena keinginannya untuk menjadi satu - satunya istri dari Bara sebentar lagi akan terwujud
" Tidak Ran , sampai mati pun aku tidak akan pernah menceraikanmu " ucap Bara yang langsung terlihat bersimpuh di hadapan Rani yang saat ini masih setia duduk diatas sofa
" Jangan begini mas , aku mohon . Kita ikhlaskan pernikahan kita ini . Lagi pula keinginanmu untuk memiliki anak sudah terpenuhi oleh Sinta , sehingga kehadiranku mungkin sudah tak di butuhkan lagi di kehidupanmu " jawab Rani mencoba membujuk Bara agar mau berdiri dari depan kedua kaki miliknya
Sedangkan di depan sana , Sinta diam - diam tampak memberenggut kesal dan muak tatkala kedua matanya melihat adegan terharu biru antara Bara dan juga Rani
Benar - benar seperti menonton sinetron ikan terbang di televisi " pikir istri kedua Bara tersebut
" Tidak Ran meskipun aku sudah memiliki anak dari Sinta , tapi aku masih membutuhkanmu Ran di sisiku . Aku mohon rujuklah , aku berjanji akan berlaku adil kepada kalian berdua " ucap Bara yang bukannya melepaskan kaki Rani , pria itu malah memeluk kedua kaki wanita itu semakin erat
Bi Dian yang ingin melangkah masuk menuju ruang tamu hanya bisa mengurungkan niatnya , wanita paruh baya itu hanya terlihat menggeleng geleng kepala ditempat , tatkala melihat kelakuan Bara yang merengek seperti anak kecil tak mau ditinggalkan oleh sang ibu kandung
Sungguh membuat Bi Dian kembali merasa greget melihatnya
Jika ia yang jadi Rani , mungkin Bi Dian sudah menendang pria itu dengan kedua kakinya hingga pria pengkhianat hidung belang itu tersungkur dan jadi gulang guling di atas lantai
"Enak saja gak mau pisah dan berniat memiliki istri dua , dasar pria gendeng . Kalau waras mah gak bakalan begitu . Ia pasti akan memikirkan perasaan Rani istri pertamanya . Benar - benar pria yang tak boleh dipertahankan . Bagusnya langsung di buang ke empang , biar jadi makanan ikan ****** " gumam Bi Dian yang memilih berjalan masuk mencoba menghubungi Anton kembali agar anaknya itu cepat pulang , mana tahu nanti Rani malah di pojokkan kembali seperti kemarin olh suami setresnya itu
" Mas...tolong lepas , aku mohon jangan begini . Kita bertemu baik - baik , maka berpisah pun harus dengan cara baik - baik pula " ucap Rani masih berusaha sesabar mungkin menghadapi suami brengsek di depannya kini
" Ran..aku mohon , kembalilah kepada mas Bara . Kamu tidak kasihan melihat mas Bara sampai bersimpuh sujud seperti itu di hadapanmu ? kalau aku sih kasian Ran , karena aku memang benar - benar mencintai mas Bara . Tapi kenapa kamu gak kasihan , apa kamu ingin bercerai dengan mas Bara bukan karena kehadiranku tapi karena kehadiran pria lain ? " Sinta tampak berkata yang membuat Rani jadi menatap tajam ke arah wanita itu
Ini mah namanya menyiram api dengan bensin
Bukannya membantu meredakan permasalahan yang ada , wanita itu malah terlihat sedang membuat masalah menjadi keruh dan semakin rumit
" Apa maksudmu ? " tanya Rani dengan tatapan tak suka
Tentu saja ia tak suka dengan ucapan yang dilontarkan Sinta kepadanya
Ucapan wanita itu yang mengatakan bahwa ada kehadiran pria lain diantara hubungan pernikahannya dengan Bara menandakan bahwa wanita itu saat ini sedang menuduhnya sedang melakukan perselingkuhan di hadapan Bara
Padahal disini yang selingkuh siapa yang jadi korban siapa . Kok malah Rani yang jadi tertuduh
" iya..apa maksudmu Sinta..." tanya Bara ikut penasaran
" Hmm..ini hanya asumsi ku saja sih mas , aku melihat kamu sudah berulang kali ingin meminta rujuk dengan mbak Rani . Namun mbak Rani terlihat tetap kekeh tak mau balik sama kamu , padahal kamu sudah sampai sujud - sujud seperti itu . Jika mbak Rani benar - benar cinta sama kamu harusnya mbak Rani mau rujuk dong , bukannya malah tetap kekeh mau cerai dan tak mau kembali sama mas Bara " jawab Sinta yang membuat Bara jadi langsung bangkit dari bersimpuhnya dan menatap tajam ke arah Rani berada
Mendengar penuturan Sinta tentang kehadiran pria lain di sisi Rani , benar - benar membuat dada Bara jadi langsung bergemuruh seketika
Tentu saja ia tak terima jika ada pria lain mendekati istri pertamanya tersebut
Ia tak pernah mau berbagi wanita dengan pria lain
" Apa itu benar Rani ? " tanya Bara dengan suara yang sudah terdengar meninggi dua oktaf dibandingkan sebelumnya
Dalam hitungan menit hilang sudah suara lembut menyejukkan hati dari Bara
Yang ada saat ini hanyalah suara dingin menusuk hati , yang sedang melintasi dua telinga yang Rani milikki
Bukannya takut melihat tatapan tajam yang dilayangkan oleh Bara kepada dirinya , Rani malah terlihat tertawa getir menatap ke arah pria tersebut
Hah..baru beberapa menit , ah tidak....ralat ...beberapa detik yang lalu pria itu berkata ingin berlaku adil dengan dirinya dan juga Sinta , tapi nyatanya apa sekarang...pria itu malah menghakiminya , hanya dengan satu kalimat yang dikeluarkan oleh Sinta dari dalam mulutnya tanpa mau mencari tahu kebenaran dari tuduhan tersebut
Tak perlu Rani untuk berpikir ulang kembali tentang pernikahannya bersama Bara
Fix ini sudah tidak bisa dipertahankan lagi
" Jawab aku Rani kenapa kau hanya diam saja !! " bentak Bara yang membuat mata Rani jadi langsung membulat di tempat
Ini merupakan kali pertama suaminya itu membentaknya dengan suara yang sangat begitu tinggi , dan hal itu disebabkan oleh Sinta istri - kedua Bara