Reyhan Anggara seorang staff marketing di PT. DARWIN PROPERTIES perusahaan yang bekerja dibidang properti terbesar di Indonesia.
Bekerja selama 3 tahun diperusahaan itu membuat Reyhan mendapat promosi jabatan menjadi menantu pemilik perusahan dan akan diberi kepercayaan memegang salah satu perusahaan tersebut.
Larissa Darwin, putri tunggal Cristian Darwin terpaksa menikahi staff marketing ayahnya demi mengambil haknya sebagai pewaris tunggal.
"Tidak akan aku biarkan kamu memiliki apa yang seharusnya aku miliki." Larissa.
"Buktikan." Reyhan.
Akan kah pernikahan mereka berjalan sebagai mana mestinya atau kah terjadi konflik perebutan hak waris?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tri Haryani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 13 Penolakan Nikah Kontrak
"Rey!" panggil Larissa.
"Hem" jawab Reyhan singkat.
"Soal nikah kontrak itu_" ucapan Larissa terpotong oleh Reyhan.
"Aku tidak mau" ucap Reyhan.
"Dengar Rey disini hanya aku yang merasa dirugikan sedangkan kamu sangat diuntungkan, kamu bisa hidup enak tanpa harus bersusah payah untuk berusaha" ucap Larissa.
"Memangnya apa saja isi kontraknya?" tanya Reyhan.
Larissa mengeluarkan kertas dari dalam tasnya.
"Baca nih" ucap Larissa sembari menyerahkan kertas itu pada Reyhan.
"Bacakan saja aku sedang menyetir" ucap Reyhan.
"Baiklah, kamu dengarkan baik-baik" ucap Larissa kemudian membuka kerta tersebut.
"Pernikahan yang kita jalani hanya pernikahan kontrak yang akan berlangsung selama 1 tahun. Setelah masa pernikahan berakhir kamu harus mengembalikan harta yang daddy beri padamu karena itu adalah hak aku sebagai pewaris satu-satunya" ucap Larissa.
"Sudah itu saja perjanjiannya?" tanya Reyhan.
"No! Masih ada" jawab Larissa.
Reyhan mengangguk dan Larissa membacakan kelanjutannya.
"Selama kita menikah kita dilarang bersentuhan seperti pasangan suami ist_" ucap Larissa terpotong.
"Aku menolaknya. Bukankah suami istri tidak ada larangan untuk bersentuhan? Kenapa kamu membuat perjanjian seperti itu?" tanya Reyhan.
"Justru itu Rey karena suami istri tidak ada larangan untuk bersentuhan jadi aku bikin perjanjian ini, aku tidak mau kamu mengambil kesempat padaku. Kita juga akan tidur terpisah" ucap Larissa.
"Aku tidak mau, aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup dan pernikahan yang akan kita jalani tetap pernikahan sungguhan" ucap Reyhan.
"Kalau kamu tidak mau aku tidak akan menikah denganmu" ancam Larissa.
"Terserahmu saja, memangnya aku mau menikah denganmu kalau bukan karena pak Cristian" ucap Reyhan.
Larissa hendak menyahuti lagi tapi mobil sudah berhenti didepan rumahnya.
Reyhan keluar lebih dulu kemudian disusul oleh Larissa.
Reyhan menghampiri Cristian dan Karina yang menyambutnya diteras rumah.
"Selamat malam pak" ucap Reyhan.
Namun siapa sangka Cristian justru memeluk Reyhan.
"Malam juga Rey, bagaimana kabarmu?" tanya Cristian sembari menepuk bahu Reyhan.
"Kabar saya baik pak, bagaimana kabar bapak dan ibu?" tanya Reyhan.
"Baik juga Rey, ayo langsung masuk saja malam ini kamu nginap disini ya" ucap Cristian masih merangkul Reyhan dan berjalan masuk kedalam rumah.
Larissa hanya bisa tercengang, daddynya itu bisa-bisanya lebih perhatian pada orang lain dibandingkan padanya yang anak kandung.
"Apa mommy juga akan memperlakukanku sama seperti itu, mommy akan lebih sayang pada Reyhan?" tanya Larissa.
"Tentu saja mommy akan lebih sayang pada Reyhan, dia anak yang tampan dan sopan" ucap Karina sembari berjalan masuk kedalam rumah.
Larissa semakin tercengang, bisa-bisanya mommynya juga seperti itu.
Reyhan dan Cristian sedang duduk diruang keluarga sembari membicarakan pekerjaan.
Karina menyiapkan minuman dan cemilan untuk Reyhan dan Cristian.
"Diminum Rey" ucap Karina.
"Terimakasih bu" ucap Reyhan kemudian mengambil teh hangat itu.
"Apa kalian sudah makan?" tanya Cristian.
"Sudah pak" jawab Reyhan.
Larissa menyusul kedua orang tuanya dan juga Reyhan yang duduk diruang keluarga.
Gadis itu hanya memberengut sembari mendaratkan bokongnya disofa dan duduk disebelah Karina.
"Rey bagaimana jawaban kamu tentang lamaran saya?" tanya Cristian.
Reyhan menarik nafas lebih dulu sebelum menjawab.
"Saya memutuskan untuk menerimanya pak, bu" ucap Reyhan.
Cristian dan Karina tersenyum bersamaan, mereka sangat bersyukur Reyhan mau menerimanya. Bila Reyhan menolak maka bisa-bisa ia akan kesulitan mencari seseorang yang bisa dipercara.
"Saya juga sudah menyampaikan pada ibu saya pak kalau saya akan menikah dalam waktu dekat ini. Saya juga akan membawa Larissa untuk mengenal ibu dan adik-adik saya dikampung" ucap Reyhan.
Larissa menelan salivanya, ia tidak menyangka Reyhan akan seantusias itu dengan lamaran Cristian.
Ia ingin menolak tapi lagi-lagi takut dengan ancaman sang ayah.
Mendengar penuturan Reyhan membuat senyum Cristian dan Karina semakin merekeh.
"Kita akan kerumahmu secepatnya Rey, saya sekeluarga akan datang kesana sekaligus membicarakan pernikahan kalian" ucap Cristian.
"Dad apa itu tidak terlalu cepat?" tanya Larissa.
"Lebih cepat lebih baik" jawab Cristian.
Larissa lebih memilih pergi kekamarnya, pendapatnya tidak didengarkan juga oleh daddy dan mommy nya.
"Bagaimana kalau lusa saja kita pergi kesemarang, kebetulan jadwal saya sedang kosong hanya menandatangani berkas saja dikantor dan itu bisa ditunda jadi kita bisa pergi kesemarang. Kita akan disana 4 hari" ucap Cristian.
"Bagaimana dengan pekerjaan saya dikantor pak?" tanya Reyhan.
"Pekerjaan kamu dikantor untuk sementara bisa dihandle oleh temanmu" jawab Cristian.
"Baik pak saya ikut bagaimana baiknya bapak saja" ucap Reyhan.
Cristian mengangguk.
"Tadi selama diperjalanan apa Larissa ada membicarakan sesuatu?" tanya Cristian.
"Tidak ada pak, hanya saja Larissa seperti keberatan dengan pernikahan ini" jawab Reyhan.
"Kamu tidak usah fikirkan Larissa yang merasa keberatan nanti juga lambat laun Larissa akan menerimamu sepenuh hati" ucap Cristian.
"Iya pak" ucap Reyhan.
"Kalau begitu kamu istirahat, untuk besok tidak usah bekerja sebaiknya kamu bersiap untuk lusa berangkat kesemarang, kita pakai mobil saja supaya bisa menikmati perjalanan" ucap Cristian.
"Baik pak saya akan beristirahat" ucap Reyhan yang diangguki oleh Cristian.
Reyhan bergegas berlalu menuju kamar namun baru beberapa langka ia melihat Larissa yang sedang menuruni anak tangga sembari menatap pada Reyhan dengan tatapan tajam.
Reyhan hanya mengedikan bahu tanda tidak mengerti dengan tatapan Larissa itu dan bergegas masuk kedalam kamar.
Larissa melanjutkan menuruni anak tangga dan menuju dapur untuk mengambil air putih.
"Larissa" panggil Karina.
"Iya mom" sahut Larissa kemudian menghampiri sang mommy.
"Kita akan kerumah Reyhan lusa untuk berkenalan dan membicarakan pernikahan dengan ibunya Reyhan" ucap Cristian.
"Daddy dan mommy saja lah yang pergi aku tidak bisa, aku banyak pekerjaan" ucap Larissa.
"Memangnya kamu pikir daddy juga tidak memiliki pekerjaan, daddy juga sibuk tapi daddy sempatkan untuk masa depan kamu Larissa. Pernikahan ini masa depanmu, semua itu tergantung dengan kamu bersikap" ucap Cristian menaikan nada bicaranya satu oktaf.
Lariss menunduk kemudian mengangguk.
"Ya sudah sebaiknya kamu istirahat" ucap Cristian.
Larissa mengangguk kemudian pergi kekamar.
Ditempat yang berbeda sehabis mengantar pulang Alisya kerumahnya Marcell berkumpul dengan teman-temannya yaitu Dion, Liam, dan Andre diapartementnya.
"Apa yang kalian dapat saat mengikuti Larissa pulang? Apa kalian tahu cowok yang bersama Larissa itu tinggal dimana?" tanya Marcell.
"Kami mengikuti Larissa sampai kerumahnya, kami juga menunggu selama 1 jam disebrang pagar rumahnya namun tidak melihat Reyhan keluar dari rumah itu sehingga kami memutuskan untuk mendatangimu keapartement saja" ucap Dion.
"Kemungkinan Reyhan menginap dirumah Larissa Cell" ucap Liam.
"Apa kalian tidak salah lihat itu benar-benar Larissa kan yang kalian ikuti?" tanya Marcell.
"Iya Cell itu beneran Larissa yang kami ikuti sampai kerumahnya, dan begitu mereka turun dari mobil si cowok langsung dipeluk pak Cristian" ucap Andre.
"Kayaknya memang si Reyhan itu sudah akrab dengan orang tua Larissa Cell" ucap Dion.
"Ada kemungkinan nggak sih kalau Larissa itu dijodohin dengan cowok itu?" tanya Marcell pada ketiga temannya.
Dion dan teman-teman serempak mengedikan bahunya dan berkata.
"Kami tidak tahu" ucap ketiganya.
...****************...