Novel ini diadaptasi dari 50% kisah nyata dan 50% fiksi.
Kaila merupakan istri dari Rangga. Dia dihianati oleh suaminya. Selingkuh di belakang Kaila dengan atasannya.
Kaila melihat dengan mata kepala sendiri ketika suaminya sedang bercumbu di dalam mobil dengan atasannya.
Bagaimana keputusan Kaila ketika mengetahui itu semua?
Ikuti kisahnya, hanya di noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Farida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
POV Bunda Kaila
Anak pertamaku Kaila pulang tiba-tiba dengan ketiga anaknya dan langsung berlutut dikakiku dengan mengucapkan maaf terus menerus. Perutnya sudah sangat besar, hatiku bertanya ada apa dengan Kaila? Kenapa dia berlutut? aku membawa Kaila ke dalam kamar agar dia lebih tenang. Aku tahu dia pasti lelah karena perjalanan dari Bandung ke Tangerang.
“Bunda aku cerai dengan Rangga, ia talak aku.” Aku mendengar perkataan Kaila tidak percaya akan hal itu. Karena aku melihat Rangga yang begitu baik dan sayang kepada putriku. Kaila tidak pernah mengeluhkan akan masalah rumah tangganya. Kenapa Rangga tega menceraikan anakku ketika dia sedang hamil besar. Anakku hamil karena sentuhan dari suaminya bukan lelaki lain. Sungguh tega, anak yang tidak berdosa diacuhkan begitu saja. Ayah macam apa dia?
“Apa sebabnya Rangga talak kamu Kaila?” tanyaku.
“Dia selingkuh Bunda, dengan atasannya dan wanita tua itu tetangga aku juga di sana. Aku tidak menyangka bahwa dia yang menjadi selingkuhan Rangga. Aku melihat wanita tua itu baik, aku hormati dia karena umurnya jauh lebih tua dari aku. Aku menyembunyikan ini 1 tahun dari Bunda dan Abah," ucap Kaila.
“Jadi sebelum kamu hamil anak keempatmu, Rangga sudah selingkuh?” tanyaku.
“Iya Bunda.” Kurang ajar sekali Rangga berbuat seperti itu oleh putri pertamaku. Manusia macam apa dia? Putriku sudah memberikan anak laki-laki dan perempuan. Kurang apa lagi putriku sebagai istri sudah cukup sempurna. Apakah dia tidak bekerja? Kaila tidak bekerja karena Rangga yang melarangnya. Putriku Sarjana lulusan universitas negeri bisa saja putriku dulu mendaftar sebagai PNS. Dia gantung ijasah sarjananya untuk mengabdi kepada suami dan merawat anak-anaknya. Beraninya dia selingkuh di belakang Kaila dan kini dia menceraikan putriku tanpa belas kasih. Terbuat dari apa hatinya itu? Sudah bekukah hatinya? dikasih apa dengan wanita itu sehingga Rangga bisa lupa anak dan istrinya.
Anakku sudah berkorban banyak, kurang ajar sekali dia memperlakukan putriku seperti ini.
“Kaila? Kapan kamu datang? Kok menangis? Bunda juga nangis ada apa ini?” tanya suamiku.
Suamiku baru sampai rumah dan melihat Kaila yang sedang memeluk aku sambil menangis terisak-isak.
“Abah maafkan Kaila.”
Kaila berlutut dikaki suamiku. Ah pemandangan yang sangat memilukan melihat Kaila seperti ini. Sebelum menikah Kaila merupakan gadis yang ceria jarang aku melihat dia menangis.
Suamiku pun marah mendengar cerita dari Kaila, melihat kondisi Kaila sangat lemah. Wajahnya menjadi pucat, bibirnya membiru dan tiba-tiba Kaila pingsan. Kami panik melihat keadaan Kaila aku panggil kedua anakku yaitu Rahma dan Albi.
Jiwa Kaila terguncang, sejak ia menceritakan tentang perselingkuhan Rangga.
Dirinya menjadi linglung, kadang Kaila tertawa tanpa sebab, kadang ia merancu kejadian-kejadian yang menyiksa batinnya, kadang dia terdiam sendiri. Allahu...Allahuputriku kenapa bisa seperti ini. Putriku bukan seperti putriku. Keceriaannya sudah direnggut, kegembiraannya sudah dirampas.
“Bunda…ada yang berbisik ditelingaku, aku disuruh mati. Aku mati aja kali yah Bun,” ucap Kaila.
“Astagfirullah, Istigfar Kaila tidak ada yang menyuruh kamu mati. Nyawa itu hanya milik Allah. Istigfar sayang…Istigfar.”
Perut Kaila semakin membesar, mungkin sebentar lagi dia akan melahirkan anak keempatnya. Kondisi Kaila semakin lama semakin labil. Mulut Kaila selalu merancu kematian, dia selalu bilang ada yang membisikkan untuk mengambil pisau dan menyayat-nyayat tangannya. Agar mati katanya. Apa ini? Kenapa Kaila menjadi seperti ini? apakah putriku diguna-guna?
Allahu anakku Kaila, Bunda yakin kamu anak yang kuat. Kamu harus mengingat Allah, terus berzikir oleh Allah. Aku merawat Kaila dengan kasih sayang agar hatinya tidak kosong. Kadang kami berkumpul bersama sekedar mengobrol agar Kaila tidak kepikiran terus oleh Rangga. Putriku masih terlihat cantik walaupun sudah punya anak tiga menuju empat.
“Bunda…bunda…” Kaila berteriak memanggilku, aku bergegas untuk menghampiri Kaila.
“Bunda sakit Bun, sakit.”
Kaila mau melahirkan, aku memanggil suamiku dan Albi. Kami harus cepat-cepat membawa Kaila ke rumah sakit untuk persalinannya. Kami bergegas membawa Kaila. Ketika diperiksa Kailasudah pembukaan ketujuh. Aku yang menemaninya untuk bersalin, tidak ada sang ayah calon bayi yang akan segera lahir ini. Kugenggam tangan Kaila.
"Kaila Istigfar."
Dokter mengecek Syifa kembali ternyata sudah pembukaan 9.
"Bu Kaila, air ketuban sudah pecah. Tunggu aba-aba saya untuk mengejan yah Bu."
Syifa menganggukan kepalanya, ia menatap aku.
"Tarik nafas Bu, ayo Bu mengejan sekarang."
Kaila mengejan, dia tampak kesakitan, keringat bercucuran. Entahlah apa yang dia pikirkan karena dia meneteskan air mata. Aku terus menggenggam tangan putriku ini.
"Kaial kamu kuat, kamu bisa, Bunda ada di sini. Jangan pikirkan apapun, kamu harus berjuang."
"Ayo Bu Kaila lagi...tarik nafas sekarang Bu mengejan." Kaila mulai mengejan lagi.
"Minum dulu Bu, tadi kepalanya sudah terlihat, rambutnya hitam tebal tapi masuk lagi karena Ibu kurang kuat mengejannya, semangat Bu ayo mengejan yang kuat."
Syifa mengeluarkan tenaganya dan mengejan sangat kuat.
"Allahu...Allahu...." teriak Kaila.
Owaaa...owaaa... suara tangis bayi,
“Alhamdulilah, selamat Bu, anak Ibu berjenis kelamin perempuan. Cantik seperti Ibunya.”
Kaila menangis, aku tahu perasaan putriku ini. Persalinan tanpa suami bahkan suaminya tidak pernah menanyakan anak ini. Aku mengucapkan syukur akan keselamatan Kaila dan cucuku. Suamiku mengazani anak keempat Kaila. Semoga anak perempuan ini membawa ibunya menuju syurga Allah, semoga anak ini membawa keberkahan dunia dan akhirat untuk ibunya. Kaila yang telah berjuang sendirian dari hamil sampai melahirkan.
Tapi aku kawatir akan kondisi Kaila, karena jiwanya terguncang. Beban yang dia pikul sendirian tanpa bercerita dengan orang-orang yang telah membebani otaknya. Apalagi dia baru melahirkan, aku takut Kaila terkena baby blues.
Aku tatap wajah putriku, dia tersenyum kepadaku. Sekuat-kuatnya Kaila dia tetap wanita, yang mempunyai hati yang lemah. Setelah tersenyum dia menangis. Aku menghampiri Kaila, kubelai rambutnya.
“Sayang, alhamdulilah kamu sudah melahirkan anak kamu dengan selamat,” ucapku.
“Bunda terima kasih sudah menemaniku dalam persalinan anakku ini,” ucap Kaila.
“Iya Bunda akan selalu ada, mengenai biaya kamu jangan khawatir yah. Masih ada Abah dan Bunda,” ucapku.
“Aku malu Bun, aku seharusnya yang membayar persalinan ini," ucap Kaila.
“Jangan malu lagi sama Bunda, kamu itu putri Bunda jadi wajar jika Bunda bantu kamu. Jadi jangan pikirkan apa-apa yah,” ucapku.
💔💔💔
Abah \= [“Hai Rangga Kaila sudah melahirkan, laki-laki macam apa kamu ini. Tidak perduli dengan anakmu. Jangan pikirkan selingkuhanmu terus, datang ke rumah Abah. 7 hari lagi Abah yang akan membuatkan aqidah untuk anakmu yang keempat.”]
Rangga \=["Maaf, Saya lagi sibuk. Tidak bisa datang."]
Abah \= ["Lancang sekali kamu, tidak mau melihat anakmu sendiri. Abah tidak mau tahu, pokoknya kamu harus datang!"]
Abah langsung mematikan teleponnya sebelum Rangga membalas dengan alasan yang lainnya.
7 hari berikutnya acara aqiqahpun dilaksanakan. Bayi perempuan yang mungil itu diberi nama Nazwa.
Ternyata Rangga datang ke acara aqiqah Nazwa, akan tetapi dia tidak mau menggendong, jangankan menggendong, melihatnya saja dia tidak mau. Dia hanya duduk dan bersandar di dinding. Tidak ada senyum, dan tatapannya tidak menunjukan rasa kebahagiaan.
“Assalamu'alaikum.”
“Wa'alaikumsalam.”
Teman kuliah kaila mendadak datang, seperti dia mengetahui akan Kaila dan Rangga yang datang. Padahal Kaila tidak pernah memberitahu tentang kehamilannya.
“Lili…” ucap Kaila terkejut.
Lili masuk dan mencium punggung tangan Bunda dan Abah.
“Kaila.? ini anakmu? baru lahir? aku tidak tahu kamu hamil sebelumnya,” ucap Vira.
“Iya, Lili, baru 1 minggu.” ucap Kaila.
“Aku sengaja gak bilang mau main ke sini karena kemarin Lili WA aku katanya kamu ada di Tangerang, mau kasih kejutan ke kamu jadi berniat bersilaturahmi denganmu, kenapa aku yang di kasih kejutan.” Ucap Lili.
Bersambung
***
Hai teman-teman dukung novel ini dengan komen yang banyak, like, SUBSCRIBE dan follow.
Novel ini aku ikut sertakan lomba penghianatan. Jika menang uang nya akan aku sisihkan untuk anaknya Kaila.
Baca Novel ku yang lain
5 tahun menikah tanpa cinta
Salah lamar
Berteman di sosmed sama aku yuk
fb @Farida (R)
ig @kak_farida
semoga real Kayla semakin strong 💪💪💪💪