NovelToon NovelToon
Anak Kembar CEO Amnesia

Anak Kembar CEO Amnesia

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / CEO Amnesia
Popularitas:7.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Rosma Sri Dewi

Clara mengetahui dirinya mengandung setelah bercerai dengan suaminya Bara yang menikah dengannya di saat pria itu mengalami amnesia.Clara akhirnya melahirkan dua anak laki-laki kembar.
Di saat sedang membawa kedua bayinya jalan-jalan di taman, Clara kehilangan salah satu bayinya yang ternyata ditemukan oleh Bara, sang mantan suami. Bara yang biasanya tidak terlalu menyukai anak kecil, entah kenapa dia menyukai bayi yang ditemukannya dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai anak. Setelah besar, anak-anak yang dilahirkan Clara ternyata memiliki IQ tinggi.Tanpa sengaja anak-anak kembar itu bertemu di suatu tempat, karena suatu hal akhirnya mereka berdua bertukar posisi.Yang bersama Clara,tinggal dengan Bara dan begitu juga sebaliknya. Di saat sedang bertukar posisi,mereka mengetahui sebuah rahasia.
Rahasia apakah itu? apakah anak kembar itu akan berhasil mengungkapkan rahasia itu dan menyatukan kembali Clara dan Bara?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Sri Dewi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Bara

Mobil yang dikemudikan boleh Satya berhenti di pekarangan kediaman mewah keluarga Bara.

Pria itu memilih untuk langsung pulang dan membatalkan pertemuan dengan klien karena pikirannya sedang kalut. Bukan hanya karena masalah pria itu melihat Clara yang bersama dengan seorang pria. Namun ada hal lain yang membuat pria itu benar-benar murka dan ingin cepat-cepat pulang.

"Dito, kamu masuk ke rumah! ikuti aku!" titah pria itu dengan nada dingin dan aura yang sangat menakutkan. Di samping Bara, terlihat Satya yang di tangannya menenteng sebuah kantongan besar.

"Baik, Tuan!" Dito menganggukkan kepalanya, lalu mengikuti Bara masuk ke dalam rumah. Jangan tanyakan bagaimana jantungnya sekarang. Tentu saja jantung pria itu berdebar kencang, karena begitu melihat wajah dingin Bara, dia tahu kalau suasana hati pria itu sedang marah, apalagi tidak biasanya Tuannya itu pulang di jam segini. Untuk alasan kenapa Tuannya itu marah, dia tidak tahu sama sekali.

"Kamu berdiri di sana!" titah Bara masih dengan aura yang sama, malah semakin terlihat menakutkan.

"Tania!" tiba-tiba suara Bara menggelar memanggil nama istrinya itu.

"Tania! sekali lagi Bara meneriakkan nama istrinya, karena yang dipanggil belum muncul. Kali ini wajah Bara sudah terlihat memerah. Suara Bara yang menggelegar tentu saja menarik perhatian Elva. Wanita paruh baya yang tadinya sedang menonton di ruang keluarga, sontak berdiri dan keluar dari ruangan itu untuk menemui Bara.

"Ada apa sih, Bara? kenapa kamu harus teriak-teriak seperti itu?" tegur Elva dengan tatapan tidak senang.

Bara tidak menjawab sama sekali. Justru pria itu semakin meninggikan suaranya memanggil nama Tania yang tidak kunjung datang.

"Ada apa sih, Mas? kenapa harus teriak-teriak! dan kenapa juga kamu sudah pulang jam segini?" ucap Tania sembari menuruni anak tangga.

Bara tidak menjawab sama sekali. Pria itu malah menatap Tania dengan mata memerah penuh amarah. Rahang pria itu bahkan terlihat sudah mengeras, bahunya juga sudah turun naik.

"Apa maksudmu meninggalkan Bimo sendirian di mobil sedangkan kalian bertiga makan di restoran tanpa mengajak Bimo? hah!" suara Bara kembali menggelegar membuat Tania tersentak kaget sekaligus ketakutan.

"Sialan, bagaimana dia bisa tahu? apa bocah tengik itu yang mengadu? awas kamu nanti bocah sialan!" umpat Tania di dalam hati.

"Hei, JAWAB! kenapa kamu diam?" suara Bara kembali menggelegar, menatap Tania dengan tatapan membunuh.

"Emm, ta-tadi kami sudah ajak dia untuk makan bersama. Tapi dia menolak dengan alasan masih kenyang. Dia memilih untuk tetap tinggal di dalam mobil," Tania mulai mencari alasan, berharap suaminya itu percaya.

"Masih berani kamu berbohong ya!" Bara mengepalkan kedua tangannya dengan kencang.

"A-aku tidak bohong, Mas. Kalau tidak percaya coba tanyakan pada Dito. Bimo memang menolak untuk makan dengan kami," Tania masih bersikukuh dengan ucapannya.

"Sekali lagi aku tanyakan, kenapa kalian meninggalkan anakku sendirian di mobil, tidak mengajaknya makan padahal di juga sudah lapar? Jangan bohong mengatakan dia kenyang, karena uang jajan yang aku kasih tadi pagi juga dirampas oleh Tristan. JAWAB JUJUR!" amarah Bara benar-benar sudah tidak terkendali, membuat wajah Tania seketika berubah pucat.

"Apa ini yang kamu ajarkan pada Tristan? kamu benar-benar sudah meracuni otak anak kecil, ibu macam apa kamu?"

"Stop, berkata seperti itu, Mas! semua ini salah kamu! apa kamu tidak menyadari kalau kamu lebih menyayangi anak pungut itu dibandingkan anak kamu sendiri? itu yang membuat aku sangat membencinya, Mas. Ingat Tristanlah anak kandungmu bukan anak pungut itu!" pekik Tania dengan napas yang memburu.

Bara sontak terdiam, tidak bisa membantah ucapan Tania yang memang benar adanya.

"Bahkan sekarang kamu terpengaruh kan dengan aduan anak itu? dia pasti sudah menambah- nambahkan cerita, sehingga kamu bisa semarah ini pada kami!" lanjut Tania lagi, yang sekarang merasa seperti di atas angin melihat terdiamnya Bara.

"Bimo tidak pernah mengadu apapun padaku. Asal kalian tahu,aku tahu semua yang kalian lakukan dari orang suruhanku,"

Mata Tania membesar mendengar pengakuan Bara. Sementara itu Dito menundukkan kepalanya, berusaha untuk menahan emosi, melihat Tania yang dibentak-bentak dari tadi.

Ya, karena Satya berhalangan tidak bisa menjemput Bimo hari ini, Bara merasa tidak tenang membiarkan Bimo pulang dengan Tania. Diam-diam pria itu mengirimkan seseorang untuk mengawasi Bimo dari jauh. Tadi begitu dia keluar dari restoran dan masuk ke dalam mobil pria itu menerima telepon, yang menginformasikan perlakuan Tania pada Bimo. Orang suruhan Bimo juga mengirimkan video di mana Bimo makan dengan lahap dan dengan wajah ketakutan di hamparan rumput. Pemandangan itu benar-benar membuat Bimo murka.

Apalagi begitu mengetahui kalau orang suruhannya itu mendengar Bimo mengatakan pada pria yang membelikan dia makanan, kalau uang jajannya dirampas oleh Tristan. Sayangnya orang suruhannya itu lupa untuk mengambil photo pria yang berbaik hati pada Bimo itu.

"Apa? kamu bahkan meminta orang untuk mengawasi Bimo? Segitu sayangnya kamu pada anak pungut itu? kamu benar-benar keterlaluan, Mas!" Tania menggeleng-gelengkan kepalanya, mulai memasang wajah sedih.

"Stop mengatakan Bimo anak pungut! Dia bukan anak pungut. Sekali lagi aku mendengar kamu menyebutnya anak pungut, aku tidak akan segan-segan menceraikanmu. Dan ingat aku tidak mau kalian berlaku jahat lagi pada Bimo. Kalau aku tahu itu kalian lakukan, segera tinggalkan rumah ini! aku tidak peduli dengan reputasi keluarga ini yang mungkin akan dipandang jelek oleh orang-orang. Paham kamu!"

"Bara, kenapa kamu berbicara seperti itu, Nak? bukannya ucapan kamu itu terlalu kejam untuk Tania?" Elva yang dari tadi hanya diam saja, buka suara menegur putranya.

"Ma, Mama lihat sendiri kan anak Mama. Dia benar-benar lebih menyayangi anak yang tidak tahu asal-usulnya itu dibandingkan anaknya sendiri. Bahkan hanya demi anak itu,putra mama ini tega, membentakku," Tania mulai menangis sesunggukan.

"Sudahlah. Kamu juga salah Tania. Bagaimana mungkin kamu sebagai seorang ibu, melakukannya hal yang cukup kejam pada anak kecil seperti Bimo. Kalian tega meninggalkannya di mobil sementara kalian makan di dalam restoran. Mama juga tidak habis pikir, bagaimana bisa Tristan yang masih anak kecil bertingkah seperti preman, merampas uang jajan milik Bimo. Aku yakin kalau Tristan tidak mungkin melakukan hal seperti itu kalau tidak karena ada yang meracuni pikirannya. Kalau bukan kamu siapa lagi yang didengar oleh Tristan? Aku tahu kamu kecewa dengan Bara, tapi sebagai seorang ibu yang baik, seharusnya kamu menanamkan nilai-nilai yang baik pada anak kamu sendiri bukan malah menghasutnya,"

Tania terkesiap kaget mendengar ucapan panjang lebar dari mama mertuanya yang dia kira akan membantunya bicara dengan Bara, ternyata justru ikut menyudutkannya.

"Mama, bagaimana bisa mama bicara seperti itu?" ucap Tania dengan lirih.

"Mama tidak membela salah satu dari kalian berdua. Kamu dengar juga kan tadi kalau aku menegur Bara. Tapi, aku juga tidak membenarkan perbuatanmu. Bimo itu masih kecil dan dia tidak tahu apa-apa, bagaimana mungkin kamu bisa setega itu pada anak kecil? itu yang mama permasalahkan," tutur Elva panjang lebar.

Sementara itu, Bara yang tidak terlalu memperdulikan pembicaraan mamanya dan Tania, mengalihkan perhatian pada Dito.

"Dito, sebenarnya aku tidak suka mengatakan hal ini. Tapi aku hanya ingin mengingatkan statusmu di rumah ini. Ingat, kamu itu hanya seorang supir, jadi jangan lewati batasanmu! ingat, Bimo memang anak yang aku adopsi, tapi dia sudah seperti anak kandungku sendiri, jadi secara tidak langsung, Bimo adalah tuan mudamu alias majikanmu. Yang sopan padanya! PAHAM!" bentak Bara, membuat Dito sedikit memundurkan tubuhnya sakit kagetnya.

"Pa-paham Tuan!" ucap Dito dengan suara bergetar.

"Sialan! awas saja sampai harta warisan ini semua jatuh ke tangan Tristan. Aku yang akan menjadi Tuan besar," umpat Dito dalam hati.

"Sat,mana mainan yang kita beli tadi? sini, aku mau memberikannya pada Bimo!"

Satya memberikan kantongan besar yang ada di tangannya kepadanya Bara. Kemudian pria itu berlalu pergi menuju kamar Bimo yang dia yakini pasti di sana.

"Sialan! sepertinya kasih sayang Bara pada anak pungut itu semakin besar. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku harus memikirkan cara untuk menyingkirkan anak itu dari rumah ini, tanpa sepengetahuan Bara," pikiran Tania kini sudah mulai memikirkan hal-hal licik.

Tbc

Sebentar lagi, Bimo dan Bima akan bertemu ya guys. Mungkin di bab berikutnya, Jadi sabar aja ya!😁

1
Teresia Yestiu
Luar biasa
Atun Ismiyatun
bukan gelang kak tpi kalung..klu gelang ada pd sikembar bim bim
Rodiah Rodiah
😭😭😭
Datu Zahra
Apa sih "anak laknat" terus "keponakan laknat". Bjsa kan "dasar keponakan nakal" kayanya lebih bagus.

umpatan laknat itu kasar banget
Datu Zahra
paling benci kalau udah cewek ngomong "kamu tidak berhak melarangku" padahal udah jelas² masih cinta dan udah tau masalah yang terjadi apa. muter² aja
Datu Zahra
Clara adiknya Theo yang dijodohkan sm Bara, Tania anak pembantu
Datu Zahra
bimo donk pasti
Datu Zahra
good job boy
babygirl♡
wkwkwk
babygirl♡
keren kk
Prety Zhinta Pratama
ok
Prety Zhinta Pratama
siip
Nanik Rusmini
rasain Lo tanya...darah lebih kental dari air
Dian
Luar biasa
Debby Liem
waw seru banget cerita ny thot
na.prj_
.
na.prj_
...
Lenny Tumbol
Luar biasa
na.prj_
keren..../Good/
Yuli Julay
😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!