Anak Kembar CEO Amnesia
"Kamu tetap harus bercerai dengan anakku!" ucap seorang wanita paruh baya dengan nada yang sangat tegas tidak terbantahkan.
Clara wanita cantik yang memiliki rambut panjang hitam legam itu seketika terdiam. Air matanya menetes deras membasahi pipinya. Dirinya tidak menyangka kalau pernikahannya dengan Bara yang masih seumur jagung, akan segera berakhir. Kalau boleh saja meminta, ingin sekali dirinya memohon agar dirinya dan Bara tidak pernah akan berpisah.
Ya, Clara memang baru saja menikah dengan seorang pria yang pernah ditolongnya. Wanita cantik yang masih berusia 22 tahun, memiliki wajah cantik dan kalem hingga memberi kesan meneduhkan bila dipandang oleh mata itu, tidak pernah tahu kalau pria yang pernah ditolongnya bahkan sudah menjadi suaminya itu, adalah seorang CEO pewaris tunggal dari sebuah perusahaan terbesar di negara ini.
"Maaf kalau hal ini terkesan kejam padamu. Tapi, bagaimanapun kalian berdua harus tetap bercerai, karena putraku itu, sudah memiliki istri dan anak yang masih bayi. Sebagai sesama perempuan kamu pasti bisa mengerti bagaimana perasaan istrinya Bara," lanjut wanita paruh baya itu lagi.
Hal ini juga tidak pernah diketahui oleh Clara. Di mana suami yang dia nikahi sudah beristri bahkan sudah memiliki anak.
Sebenarnya wanita paruh baya yang terlihat anggun dan elegan itu sama sekali tidak tega mengucapkan kata-katanya barusan, tapi walau bagaimanapun, mau tidak mau dia harus mengucapkan hal itu, mengingat kalau putranya Bara memilki tanggung jawab pada istri pertama dan anaknya yang masih bayi.
"Nak Clara, sekali lagi maafkan, Tante! kamu baru saja menikah dengan Bara, dan kamu juga menikah dengannya dalam posisi, dia mengalami amnesia. Suatu saat kalau ingatan dia kembali, Bara juga pasti akan mengingat kembali istri dan anaknya. Jadi, sebelum itu terjadi, sebaiknya kamu mundur dan bercerai dengan putraku. Tante janji akan memberikan apapun yang kamu mau," nada suara wanita paruh baya yang diketahui bernama Elva itu, terdengar memelas.
Clara masih saja bergeming untuk beberapa saat. Kemudian wanita itu memejamkan matanya sekilas, lalu mengembuskan napasnya dengan cukup berat.
"Tante, hal ini benar-benar berat untuk aku lakukan. Aku benar-benar mencintai Mas Bara, bahkan sebelum aku tahu kalau ternyata dia adalah pewaris dari perusahaan besar. Aku sangat tulus mencintainya, Tante. Dan aku rasa Mas Bara juga merasakan hal yang sama," kali ini Clara mulai memberanikan diri untuk buka suara.
Elva, wanita paruh baya itu menghela napasnya mendengar ucapan Clara.
"Mungkin untuk saat ini, Bara memang mencintaimu, tapi tidak bisa dijamin akan tetap sama,kalau suatu saat ingatannya kembali. Ingat Nak Clara, kalian menikah di saat Bara lupa dengan masa lalunya. Jadi Tante mohon agar kamu mau bercerai dengan Bara, karena bagaimanapun kalian baru dua bulan menikah dan belum memiliki anak. Sedangkan istri pertama Bara, sudah menanti kepulangan Bara selama setahun ini, dan mereka sudah memiliki seorang anak yang masih bayi. Kamu bisa membayangkan kan, kalau istrinya itu mengandung dan melahirkan tidak didampingi oleh Bara. Jadi tolong berikan kesempatan padanya untuk membesarkan anak mereka sama-sama," tutur Elva panjang lebar dan tanpa jeda.
Clara tercenung kembali, diam seribu bahasa. Namun, diamnya wanita malang itu, adalah memikirkan keputusan yang akan dia ambil. Clara kemudian memejamkan matanya sekilas dibarengi dengan tarikan napas yang berat lalu mengembuskan dengan sekali hentakan.
"Baiklah,Tante. Aku mengerti dan cukup paham dengan apa yang dirasakan oleh istrinya Mas Bara karena aku juga seorang perempuan. Tapi, bagaimana dengan mas Bara? aku rasa akan sangat sulit untuk membujuknya agar mau bercerai denganku,"
"Untuk masalah itu,aku serahkan padamu. Aku rasa kamu sudah lebih pintar mencari cara untuk membujuknya. Kalau boleh aku meminta lagi, buatlah dia membencimu, agar dia bisa melupakanmu dengan cepat sehingga dia bisa membuka hatinya kembali pada istri pertamanya. Tante benar-benar berharap banyak padamu untuk hal ini, Nak Clara, " Elva menatap Clara dengan tatapan penuh harap.
"Baiklah,Tante. Aku akan mencari caranya! Dan setelah bercerai aku janji akan pergi dari tempat ini," pungkas Clara akhirnya.
Elva sontak mengembuskan napas lega lalu menyelipkan sebuah senyuman di bibirnya sembari berdiri dari tempat duduknya. "Terima kasih Nak Clara. Kalau seandainya Bara belum menikah sebelumnya, dengan senang hati Tante akan menerimamu sebagai menantu. Tapi, mungkin kamu tidak ditakdirkan untuk menjadi menantuku, karena menantuku yang di rumah juga wanita yang baik," ucap Elva dengan nada tulus. "Oh ya,Nak Clara, sekali lagi Tante juga mau berterima kasih karena kamu pernah menyelamatkan putraku. Aku tidak akan melupakan jasamu itu, dan aku akan tetap memberikan kompensasi untuk kebaikan yang sudah kamu lakukan," lanjut Elva lagi.
"Tidak perlu Tante. Aku ikhlas melakukannya,dan tidak pernah mengharapkan imbalan apapun. Kebersamaan kami selalu setahun ini sudah membuatku cukup bahagia, walaupun sebenarnya aku berharap bisa selamanya bersama. Tapi, seperti yang Tante katakan, aku tidak boleh egois, karena Mas Bara memang bukan milikku," ucap Clara dengan perasaan yang benar-benar hancur.
"Mulia sekali hatimu,Nak. Mudah-mudahan suatu saat kamu bisa menemukan kebahagiaanmu,Nak. Tapi aku akan tetap memberikan sesuatu padamu karena itu juga hak mu sebagai wanita yang pernah jadi istri putraku. Dan kamu tidak boleh menolaknya. Aku pergi dulu dan aku tunggu kabar baiknya," pungkas Elva sembari berlalu dari depan Clara.
Clara menatap nanar ke arah tubuh Elva yang menghilang, masuk ke dalam mobil. Mata wanita itu yang tadinya sudah mengering kini kembali basah, setelah mobil yang membawa Elva meninggalkan pekarangan rumah kecilnya.
Bayangan wanita itu seketika kembali ke satu tahun yang lalu, ketika pertama kali dia menemukan seorang pria yang terkapar di jalanan, ya pria itu adalah Bara, seorang korban tabrak lari. Pria itu sama sekali tidak memiliki identitas, satu-satunya yang membuat dia tahu kalau pria yang ditolongnya itu bernama Bara, ketika melihat di jam tangan yang dipakai pria itu terukir namanya.
Clara dengan telaten merawat luka-luka Bara yang belakangan dia ketahui mengalami amnesia. Awalnya, keduanya tidak memiliki perasaan satu sama lain, tapi lambat laun karena ketulusan Clara akhirnya Bara jatuh cinta, demikian juga dengan Clara yang seketika jatuh pada pesona ketampanan dan kehangatan Bara yang selalu penuh perhatian padanya. Karena mereka memang sudah saling mencintai, dan tidak ingin menimbulkan fitnah, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk menikah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Aku tidak mau bercerai! persetan dengan harta itu!" pekik Bara, sesaat setelah Clara menyinggung masalah perceraian di saat mereka baru selesai sarapan dan dirinya bersiap untuk bekerja sebagai pedagang sayur keliling.
"Tapi, Mas. Kamu itu sudah punya istri dan anak. Mereka sangat membutuhkanmu," Clara berusaha tegar saat mengucapkan ucapannya.
"Aku tetap tidak mau bercerai. Kalaupun harus bercerai, wanita itulah yang harus aku ceraikan bukan kamu. Karena aku tahu kalau aku sangat mencintaimu," lagi-lagi Bara menolak dengan tegas sembari berdiri dari tempat dia duduk dan meraih tas kecil yang selalu dia ikat di pinggangnya,lalu beranjak pergi
Clara juga ikut berdiri dan berusaha mengejar suaminya itu.
"Itu yang kamu katakan sekarang. Bagaimana kalau ingatanmu kembali? masih bisakah kamu berkata seperti itu? kamu pasti akan menyesal ketika kamu menyadari kalau wanita yang sebenarnya kamu cintai itu bukan aku, tapi wanita itu, Mas. Jadi, tolong kali ini kamu harus setuju bercerai denganku," Clara masih tetap berusaha memohon.
"Aku tetap tidak mau. Entah kenapa aku yakin kalau sebenarnya aku tidak pernah mencintai wanita yang katanya istriku itu. Satu-satunya wanita yang aku cintai itu kamu," nada bicara Bara terdengar sangat tegas.
"Tapi, apa yang kamu harapkan dengan pernikahan kita ini? kamu akan kehilangan hak kamu, sebagai pewaris tunggal,"
"Bukannya aku sudah bilang kalau aku tidak peduli dengan hal itu? Yang penting sekarang aku bisa tetap hidup bersamamu," Bara mulai meninggikan suaranya.
"Mas pikir kita bisa hidup hanya dengan cinta saja. Untuk sekarang saja kita makan seadanya, bagaimana nanti kalau kita punya anak? apa kita bisa memberikan mereka makan hanya dengan cinta saja? tolong berpikir realistis. Dan aku masih tetap yakin kalau perasaanmu padaku hanya sesaat saja. Itu karena kamu amnesia saja. Jadi, sekarang aku ingin hidup realistis dan lebih baik memikirkan masa depanku. Jadi, tadi aku sudah memutuskan untuk tetap bercerai denganmu, karena mamamu sudah memberikan aku uang yang sangat banyak," Clara dengan terpaksa mulai berbohong.
Langkah Bara seketika langsung terhenti dan menoleh ke arah Clara dengan tatapan yang sangat tajam.
"Clara, bagaimana kamu bisa lebih mementingkan uang dibandingkan dengan suamimu sendiri? Uang itu bisa kita cari sendiri, Clara. Satu hal yang harus kamu lakukan, kamu harus percaya padaku, kalau aku akan bisa membahagiakanmu dengan anak-anak kita nanti, dengan usahaku sendiri!" seru Bara dengan sangat emosional.
"Tapi, maaf, Mas? sampai kapan aku harus menunggu hal itu? jadi, sebaiknya aku berpikir realistis aja sekarang. Di dunia ini kita tidak bisa hidup hanya mengandalkan cinta, tapi kita butuh materi juga. Jadi maaf, kali ini aku memilih materi, karena jumlah uang itu benar-benar sangat banyak, dan aku tidak bisa menolaknya," lagi-lagi Clara berakting seperti wanita yang haus akan harta. Dia melakukan aktingnya senormal mungkin, walaupun hatinya benar-benar ingin berteriak.
Bara berdecak seraya menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Aku tidak menyangka kalau kamu ternyata sepicik ini. Baiklah, kalau itu maumu! Aku setuju bercerai denganmu. Mulai saat ini aku tidak ingin melihat wajahmu lagi. Besok, aku pastikan surat cerai akan langsung dikirimkan padamu!" pungkas Bara sembari berlalu pergi dari depan Clara, membawa kebencian yang amat sangat.
Sementara itu, sepeninggal Bara, Clara menangis meraung-raung sembari memukul-mukul dadanya. Perasaan wanita itu benar-benar hancur sekarang.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 177 Episodes
Comments
Sugiarsih Achmad
Baru mulai
2024-09-09
0
Lisa Halik
saya mampir thor
2024-09-05
1
Anonymous
k
2024-08-26
0