Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aulia Mah biasa saja
"Aku rasa tidak perlu berlebihan seperti itu,karena aku sudah terbiasa mengurus diri sendiri jadi ya biarkan seperti itu saja!"Sahut Aulia yang mana mau harus bertatap muka setiap hari dengan para istri Bagas itu.
Mendengar apa yang dikatakan istrinya itu membuat Bagas yang tadinya hendak duduk langsung memegang kuat bahu Aulia agar menatap ke arahnya, sebab pria itu tidak menyukai jika Aulia berbuat seolah-olah tidak menganggap Kehadiran orang lain di rumah itu.
"kemarin-kemarin kamu boleh bersikap seperti seseorang wanita yang masih single tetapi untuk sekarang ini jangan coba-coba mengucapkan kata-kata itu lagi, atau aku bakalan marah besar ke kamu karena sudah berbuat tidak sopan dan juga memancing emosiku!"perintah Bagas dengan nada penuh ketegasan tetapi Aulia tidak peduli sebab menurutnya apa yang dia ucapkan itu tidak ada salahnya karena memang yang dirinya inginkan sekarang yaitu tidak melibatkan siapapun di dalam kehidupan yang pernah ia jalani.
"bisa tidak jangan mengancamku seperti itu, Karena Aku bukan anak kecil yang bisa kamu ancam sesuka hati kamu! kalau memang kamu tidak suka ya sudah tinggal Ceraikan aku saja kan beres, Kenapa harus membuat segala sesuatu menjadi ribet dan akhirnya pasti ada yang bakalan tertawa di atas penderitaanku!"Aulia mengatakan hal itu sambil menatap sini ke arah Safira yang tadi terlihat begitu bahagia ketika mendengar Bagas memarahinya di depan semua orang.
Bagas paham dengan maksud dari perkataan Aulia itu bahwa sekarang Safira Tengah menatap tajam ke arah wanita yang sedang berstatus menjadi istri ketiganya itu, hanya saja kalau harus menjawabnya di depan semua orang rasanya tidak etis dan juga tidak sopan.
"kalian kalau sampai melakukan hal yang tidak tidak saat ini juga maka Aku pastikan tidak ada yang namanya Kesempatan Kedua, maka dari itu sudah kukatakan dari awal untuk ikuti peraturanku jika masih ingin tetap di sini Tetapi kalau memang mau membangkang saat ini lebih baik pergi saja! " ujar Bagas yang merasa kesabarannya sedang diuji oleh para istrinya.
Yaelah Bro sebenarnya itu masih masuk dalam tahap masuk akal sih soalnya para suami di luaran sana pasti bakalan berkomentar, karena katanya mempunyai satu istri saja bikin kepala pusing apalagi sampai tiga siap-siap saja mulai dari sekarang tensi darah bakalan melebihi batas normal.
"Kamu itu bisa tidak stop marah-marah Soalnya kita semua ini mau makan bukan mau mendengar ceramah dari kamu, Tetapi kalau kamu memang masih mau marah-marah ya sudah sok atuh biar kita semua nggak usah makan sekalian soalnya kasihan kalau kamu lagi pengen ceramah tetapi diabaikan begitu saja! "ujar Aulia Jengah melihat sikap Bagas yang menurutnya sudah seperti seorang diktator yang setiap kata yang ia keluarkan dari mulutnya itu mutlak harus diikuti oleh siapapun tanpa terkecuali.
Bagas menghela nafasnya kasar karena Entah mengapa setiap kali Aulia membantah kata-katanya Ia seperti tidak berkutik dan otaknya tiba-tiba ngeblank tidak dapat berpikir jernih lagi, maka dari itu pria itu memilih untuk tidak lagi banyak bicara dan segera kembali duduk di tempatnya untuk melanjutkan makan sedangkan Aulia dari tadi sudah mulai mengunyah karena menurutnya datang ke meja makan itu untuk makan bukan buat ngomong apalagi melakukan perdebatan yang unfaedah.
"Ya sudah kalau begitu sok atuh semuanya makan, nanti setelah ini gimana kalau kita kumpul di ruang keluarga untuk membahas soal pembagian jatah istri masing-masing! karena Biar bagaimanapun kamu harus berlaku adil kepada semuanya meskipun sekarang Aulia adalah prioritas utama, jadi Mama harap kamu mengerti dan juga tetap berpegang teguh pada prinsip awal kamu untuk menikah lagi!"jelas Nella lalu melanjutkan makannya sedangkan Safira niat hati ingin sekali pergi dari situ karena tiba-tiba mendadak perutnya yang kelaparan tadi langsung menjadi kenyang akibat dari kehadiran Aulia yang merupakan wanita yang sangat tidak diharapkan di tempat itu.
"Kamu sehariannya ngapain aja?"tanya Devina memecah keheningan di situ bukan karena dirinya ingin mencari tahu Tetapi hanya ingin lebih mendekatkan kepada adik madunya itu siapa tahu dengan begitu dirinya bisa lebih lama dan juga betah di tempat itu soalnya jika tinggal saat aku tapi saling bermusuhan ya sama saja bohong.
"kamu bertanya kepadaku? "tanya Aulia memastikan karena dirinya pikir Davina itu sama saja dengan Safira yang selalu saja mencari masalah dengannya.
Mendengar pertanyaan Aulia membuat Davina tersenyum, sebenarnya masuk akal juga kalau wanita itu merasa heran jika tiba-tiba dirinya ramah dan juga menegurnya lebih dahulu Sebab pertemuan awalnya dengan Safira sungguh tidak sangat mengenakkan.
"Ya jelas aku tanyanya Ke kamu lah! Soalnya kalau aku bertanya kepada Safira tidak mungkin Soalnya kami kan sudah hidup sama-sama selama 3 tahun jadi apa saja yang ia lakukan selama ini Aku tahu, tetapi kalau kamu Ya jelas belum Soalnya kan ini adalah hari pertama kamu masuk di rumah ini! "Jelas Davina membuat Aulia mengganggukan kepalanya pertanda paham dengan maksud pertanyaan dari wanita itu.
"Kalau aku sehari-hari bekerja di cafe milik temanku setelah selesai kuliah tidak ada niatan sih buat kerja di kantoran soalnya ribet, dan juga sekalian membantu Abah mengurus perguruannya!"jelas Aulia santai tetapi berbeda dengan Safira yang menatap lekat ke arahnya karena tidak percaya jika wanita yang ada di hadapannya ini merupakan seorang petarung yang handal pantas saja ketika dirinya mengajak berdebat di cafe wanita itu tidak gentar sama sekali meskipun sudah diancam dengan kejayaan dari keluarga Sanjaya.
"Wah kamu hebat dong, selain bisa menghasilkan uang sendiri dan juga kalau kemana-mana tidak bakalan takut karena bisa menjaga diri sendiri! "Puji Davina benar-benar tulus tidak ada kebohongan di dalamnya soalnya dirinya hidup di tempat itu bukan mencari musuh.
"ah kamu mah bisa saja, aku yang kerja panas-panasan keluarin keringat banyak tetapi gaji yang kudapat pas-pasan tapi berbeda dengan kamu yang merupakan Nyonya dari keluarga Sanjaya pasti uang bulanan kamu merupakan gajiku selama 10 tahun!"Aulia tanpa sengaja mengatakan hal itu membuat Bagas menatap ke arahnya dengan ekspresi yang tidak terbaca.
"Aku bakalan memberikan kamu uang bulanan lebih dari mereka berdua soalnya aku yakin kebutuhan kamu sangat banyak yang belum bisa kamu penuhi selama ini, jadi tidak usah merendahkan diri seperti itu karena seorang istri Bagas Sanjaya tidak bisa berbuat seperti yang kamu lakukan barusan yaitu memuji orang lain sedangkan merendahkan diri sendiri!"jelas Bagas santai seperti uang itu merupakan daun yang bisa saja dihambur-hamburkan tanpa cemas Apakah bisa mendapatkan kembali sebanyak itu atau tidak.