Balas Dendam seorang istri yang tersakiti.
Mentari tidak menyangka jika suami yang di cintainya selama ini ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Perlahan rasa cinta itu mulai hilang dan berubah menjadi kebencian. Balas dendam adalah jalan satu-satunya untuk membalaskan rasa sakit yang di rasakan oleh Mentari selama ini.
Di sisi lain, Jhonatan Alfarizzy pria berusia 31 tahun, laki-laki masa lalu Mentari datang kembali dalam kehidupannya. Laki-laki yang begitu mencintainya dan laki-laki yang rela melakukan apa pun untuk mendapatkan Mentari, perempuan yang sudah lima tahun pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Cerita ini tidak menarik, cerita yang membosankan dan bikin darah tinggi. Untuk yang penasaran, silahkan di baca ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadisti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Belum saatnya
"Mungkin mama tahu siapa laki-laki ini. Jadi, sebaiknya aku menanyakannya nanti sama mama. Sekarang aku harus membuang photo-photoku dengan Lisa dulu." Mentari kembali berucap sambil mencari sebuah kotak untuk menaruh semua photonya bersama Lisa.
Ketika Mentari sibuk mencari kotak, tiba-tiba saja, sang mama datang menghampirinya. "Kamu sedang cari apa, Tari?" Tanya sang mama membuat Mentari sedikit terkejut.
"Astaga, mama. Bikin aku kaget saja." Ucap Mentari sambil mengelus dadanya. "Aku lagi nyari kotak aku yang aku bawa bulan kemarin, mah. Mama lihat gak?" Tanyanya kembali mencari keberadaan kotak itu.
"Oh kotak itu mama simpan di sana tuh." Jawab sang mama sambil menunjuk kotak berwarna pink yang berada di dekat lemari kecil. "Untuk apa kamu mencari kotak itu?" Tanya Mam Natalia penasaran.
"Untuk menyimpan kenanganku bersama sahabatku, mah." Jawab Mentari sambil berjalan untuk menganbil kotak berwarna pink itu.
"Menyimpan kenangan?" mam Natalia megerutkan keningnya bingung, ia sama sekali tidak mengerti dengan apa yang di ucapkan oleh putrinya itu.
"Iya, mah." Mentari kembali berjalan melewati sang mama, ia mulai menaruh bingkai photo dirinya dengan Lisa ke dalam kotak itu.
"Loh, kok photonya di simpan di situ, sayang?"
"Kan aku udah bilang, mah. Aku mau menyimpan semua kenanganku bersama LISA." Jawab Mentari membuat mam Natalia bertambah bingung. Tidak seperti biasanya Mentari bersikap seperti ini, bahkan ketika Mentari mengucapkan kata Lisa saja penuh dengan penekanan.
"Sayang. Apa kamu sedang ada masalah dengan Lisa?" Tanya Mam Natalia sambil berjalan menghampiri putrinya. Ia menatap putrinya yang sedang menaruh photo-photonya ke dalam kotak itu. "Kalau kamu lagi ada masalah sama dia, kamu bisa membicarakannya dengan baik-baik, sayang." Imbuhnya sambil mengelus pucuk kepala putrinya.
Pergerakkan Mentari terhenti, tangannya mencengkram kuat bingkai photo terakhir yang akan ia masukan ke dalam kotak berwarna pink itu.
"Bicarakan baik-baik? Itu tidak mungkin, mah. Karena aku tahu sifat aslinya sekarang. Dan kesalahan Lisa tidak dapat aku maafkan. Bahkan ketika dia bersujud di bawah kakiku pun aku tidak akan pernah memaafkannya. Jika dia perempuan lain dan berselingkuh dengan suamiku, mungkin aku bisa memaafkannya. Karena apa, karena mungkin suamiku membohongi perempuan itu dengan berkata kalau dia itu masih single. Sedangkan, Lisa? Dia tahu kalau Alex adalah suamiku, tapi dia tetap mau menjadi selingkuhannya."
"Bahkan mereka berani melakukan hal yang sangat menjijkan di rumahku sendiri. Apa mereka pantas mendapat maaf dariku?" Batin Mentari dengan amarah yang kembali menyelimuti dirinya.
"Sayang. Kok kamu malah bengong, sih?" Mam Natalia menepuk pundak puttinya membuat putinya itu kembali ke alam sadarnya dan seketika mengubah expresi di wajahnya.
"Sayang. Apa kamu sedang ada masalah dengan Lisa?" Tanya mam Natalia mengulang pertanyaannya.
"Emm sedikit, mah." Jawab Mentari berbohong karena ia tidak mungkin bilang kalau sahabatnya sendiri sudah berselingkuh dengan suaminya. Karena bagi Mentari, belum saatnya sang mama mengetahui masalah itu.
"Sayang. Kalau kamu ada masalah sama Lisa, kamu bisa bicarakan baik-baik sama dia, nak. Mama tidak ingin hanya karena masalah sepele kalian yang sudah bersahabat dari kecil berubah menjadi musuh."
"Tapi ini bukan masalah sepele, mah." Batin Mentari dengan satu tangan terkepal dengan kuat. Mentari menghela nafasnya panjang, ia menatap mamanya yang juga tengah menatap dirinya. "Iya, mah. Nanti aku akan berbicara baik-baik sama Lisa." Jawabnya membuat mama Natalia tersenyum lebar. Namun tentu saja jawaban Mentari adalah sebuah kebohongan, ia hanya ingin sang mama tidak memikirkan masalahnya dengan Lisa, dan juga belum saatnya Mentari memberitahukan sang mama tentang perselingkuhan suami dan sahabatnya itu.
"Oh iya, mah. Apa mama kenal dengan pria yang ada di dalam photo ini?" Tanya Mentari sambil menunjukkan photonya yang tadi.
"Mama tidak kenal sayang, mungkin dia mantan pacarmu?" Jawab sang mama membuat Mentari harus menghela nafasnya panjang.
"Memangnya dulu aku tidak pernah membawa pria ini ke rumah?" Tanya Mentari penasaran.
"Tidak pernah, sayang. Kalau kamu pernah membawa pria ini ke rumah, mama pasti akan mengenalnya. Tapi dulu si bibi pernah bilang sama mama, ketika mama dan papa berada di luar negeri, ada seorang pria tampan yang sering antar jemput kamu kemana pun kamu pergi. Mungkin saja pria yang di maksud si bibi itu adalah pria ini." Ucap sang mama dengan serius.
"Si bibi? maksud mama bi Ana?"
"Iya, sayang."
"Yaudah nanti aku tanyain sama bi Ana deh." Ucap Mentari sambil menaruh photo itu di atas meja.
"Tapi bi Ana'nya tidak ada di sini sekarang, dia sedang pulang kampung karena anaknya sakit. Coba kamu tanyakan sama Lisa, siapa tahu dia mengenalnya." Usul sang mama.
"Emm iya, mah. Nanti aku coba tanyakan sama Lisa saja deh." Jawab Mentari di iringi dengan helaan nafas beratnya. "Lisa? Apa mungkin dia tahu siapa pria ini? Ya mungkin saja dia tahu.Tapi, apa dia mau memberitahuku?" Batin Mentari sambil menatap photo pria tampan itu.
Bersambung.