[𝐄𝐥𝐝𝐡𝐨𝐫𝐚 𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬#𝟏]
ON GOING!!!
Percayakah kalian dengan sesuatu yang berbau sihir?. Di Eldhora itu sudah menjadi hal yang lumrah. Namun tak hanya karena penyihirnya, ada keluarga bangsawan, ksatria, dan roh yang diberi kesempatan kedua menjadi satu dalam tempat ini
Alarice Academy. Sebuah sekolah yang menjadi tempat impian semua warga Eldhora. Cerita ini tentang Esther, seorang bangsawan yang memiliki takdir luar biasa
Bersama dengan anak-anak dari asrama lain, mereka diberi tugas untuk menyelesaikan apa yang belum terselesaikan di masa lalu
Apakah mereka mampu mengalahkan kegelapan yang telah lama terkunci, ataukah nasib Eldhora akan terjebak dalam lingkaran tak berujung?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FILIA_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 16
...𝚂𝚃𝙾𝚁𝚈 𝙱𝚈 @𝙴𝙲𝙻𝙸𝙿𝚂𝚅𝙴𝙽𝚄𝙴...
...•...
...*•.¸♡ HAPPY READING ♡¸.•*...
...\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=...
SRAKK
Esther terbelalak ketika percikan darah itu mengenai wajahnya. Nafasnya mendadak berat dan jantungnya berdetak kencang
"K-kenapa…"
"Tidak ada murid yang boleh terluka." Esther merasa familiar ketika bertatapan dengan mata zamrud itu
"Ha?. Bicara apa kau?. Haha tak mungkin juga aku mau membunuh Pahlawan Terpilih, aku hanya datang untuk benda berkilau itu. Dan Marvel, seperti biasa kau melemah di hadapan muridmu ya."
Marvel melirik tajam, dia mengeluarkan empat batu sihir yang menyelip di sela-sela jarinya kemudian ia lemparkan
Gunther tersenyum dan menghindar dengan sangat mudah. Marvel adalah ilmuwan kuat, tapi dikarenakan luka cakaran pada punggungnya yang kian memburuk membuatnya lemah
Esther menahan tubuh Marvel yang hendak jatuh
"K-kau berdarah!"
"Bantu para master diatas, biar aku yang mengurus iblis ini."
"Hee aku tersinggung. Walau tinggal di neraka, aku ini dulunya malaikat kau tau?"
"Aku harus memanggil-." Esther terbelalak ketika Gunther melesat dan langsung meremat lehernya diujung balkon lantai dua
"Hentikan!" Gunther menepis Marvel
"Disana!" Seorang siswi menunjuk lantai dua membuat semuanya terkejut
"Esther!" teriakan Freya menarik perhatian para master
"Wahh mudah sekali ya. Ini yang katanya sang terpilih?. Pfftt."
BRUAKK
Gunther tersungkur dan muntah darah kala Erynn menyerang belakangnya dengan pedang besi
"Erynn!"
"Nona kau baik'saja?" Esther mengangguk
"Biar aku yang mengurus disini, kau pergilah."
"Kau yakin?" Setelah mendapat anggukan, Esther dengan cepat menggotong Marvel ke ruangan medis
Esther segera mengobrak-abrik disana dan menghentikan pendarahan pada punggung Marvel
"Dia tak akan bisa." Marvel masih mengingat malam itu dimana Erynn ketakutan
Esther tersenyum kemudian memasangkan perban
"Dia itu Erynn, ksatria terpilih dan … temanku." Marvel tertegun
Kembali ke koridor lantai dua. Gunther berdiri kemudian membunyikan tulang-tulang tubuhnya
"Wah kau baru menyerangku satu kali sudah sombong begitu. Harusnya aku menghabisimu malam itu."
Erynn tak mendengar dan bersiap. Gunther menyeringai dan tiba-tiba saja muncul di samping Erynn dengan melayangkan cakarannya
Tapi Erynn bisa melihat itu dan menghindar, dia mengayunkan pedangnya dan mengenai perut Gunther hingga terhuyung ke belakang
"B-bagaimana bisa kau menjadi kuat hanya dalam waktu beberapa hari?!"
"Entahlah. Mungkin kau akan dapat jawabannya setelah aku menghabisimu!"
"Tapi kau pikir begitu saja bisa mengalahkanku?" Gunther mengepakkan kedua sayapnya hingga angin deras berhasil membuat Erynn tak bisa bergerak
Kesempatan itu Gunther ambil dengan menyerangnya dengan cakaran brutal
Brukk
Gunther menyeringai merasa senang melihat Erynn yang terjatuh dalam keadaan berdarah-darah
"Khekhe, itulah yang akan terjadi … kalau kau berani melawan iblis." Gunther memperlihatkan senyuman mengerikan
"Yahh mungkin aku akan melupakan si gadis cahaya itu. Hmm bagaimana kalau sekarang si penyihir itu?. Dia sangat cantik khikhi, apa ku jadikan istri saja ya-."
Gunther tiba-tiba saja merasa bulu kuduknya berdiri ketika ada seseorang dengan aura gelap muncul di belakangnya
"Bagaimana kau!" Gunther menahan pedang itu dengan sayapnya yang tentu saja menjadi sobek
"ARGH SAYAPKU!" teriakan Gunther membuat semua orang merinding ketakutan
Tapi tidak dengan Erynn
"Erynn, kau terlahir untuk menjadi pelindung semua orang. Bersumpahlah di dalam hatimu, kalau kau akan setia pada Eldhora dan melindungi semua orang."
"Aku bersumpah, ayah."
"Hanya manusia biasa saja, jangan berlagak karena mempunyai benda itu!" seru Gunther marah. Erynn membeku dan wajahnya semakin menggelap
"Mau itu manusia biasa atau yang terpilih, jangan pernah kau berani … menganggap remeh itu semua!"
Erynn menutup matanya dan seketika cahaya keluar, pedang itu berubah menjadi bermata dua dan mengeluarkan api ketika diputar
"Flameblade Manifest!"
Gunther terbelalak, ia tak bisa melawan kecepatan Erynn yang hilang dalam sekali kedip dan pasrah saat tubuhnya disayat dari segala sisi
'Ah jadi begini rasanya saat-saat terakhir ya'
"Kembali saja kau ke neraka!" Pedang itu kembali seperti semula
Erynn mengangkat pedangnya dan menusuk tepat jantung Gunther yang kemudian berangsur-angsur menjadi abu
"Hahh, Eldhora memang unik ya." Perkataan terakhir Gunther sebelum akhirnya dia benar-benar mati
Erynn terduduk karena baru merasakan sakit pada luka-lukanya, hingga terdengar suara orang yang berlari dari arah tangga
"Erynn!. Kau baik'saja?!" seru Freya khawatir
"Freya kenapa kau disini?. Bagaimana dengan yang lain?"
"Ada Renji dan Atlas di bawah, ayo biar ku bawa kau ke ruang medis." Freya menaruh tangan kiri Erynn di pundaknya dan menuntunnya ke ruang perawatan
Ketika masuk, rupanya ada Marvel yang sudah berbalut perban di tubuhnya. Laki-laki itu tertegun dan akhirnya tersenyum
Sementara itu disisi lain, Valent yang mendengar teriakan Freya tadi membuyarkan konsentrasi nya
'Kenapa mereka ada disini?!'
"Lihat kemana kau!"
Valent menghindari serangan hitam itu dan menatap tajam Morrathiel yang saat ini berwujud Alice, salah satu muridnya
"Morrathiel hentikan ini, anak itu tidak bersalah!" seru Molly
"Khikhi, seratus tahun yang lalu aku juga tidak bersalah tapi kalian merenggut semua yang ku punya!. Hergh!"
Morrathiel melesatkan jarum-jarum hitam dan Molly tidak sempat mengeluarkan mantra perlindungan sehingga mereka terluka
"HAHAHA!. Ada apa?. Kalian melemah hanya karena aku menggunakan tubuh gadis ini?. Kalian itu tidak punya hati nurani!."
"Apa bedanya denganmu?"
Semuanya terkejut. Cahaya terang tiba-tiba muncul membuat Morrathiel teriak kesakitan dan matanya terbelalak kala Esther tiba-tiba muncul di hadapannya sambil melayangkan kepalan tangannya
Morrathiel terhempas hingga dinding yang ia tabrak retak
"Esther!" pekik Paula. Mereka senang dengan kehadirannya disini
"Jangan bawa-bawa Alice, dia sudah sial sejak bertemu denganku." Esther menyentuhkan cincinnya ke dahi Alice dan akhirnya terlepas dari Morrathiel
"Menyebalkan!. Kau akan mati!"
"Esther hati-hati!" sentak Adrian
"Aku?. Atau kau?" Morrathiel terbang untuk menangkap dengan wajahnya yang mengerikan
Esther mengangkat tangan kirinya dan tiba-tiba muncul banyak jarum cahaya membuat para guru terkesima. Dalam satu kali jentikan, jarum-jarum itu melesat dan kecepatannya tidak bisa dilihat oleh Morrathiel hingga dia tertusuk ke dinding
"ARGH!!" Semua orang menutup telinga mereka karena teriakan memilukan itu
"Ini belum selesai!" Esther terkejut saat Morrathiel tiba-tiba saja menghilang dan kondisi akademi itu akhirnya kembali seperti semula
Valent dengan cepat berlari dan menahan tubuh Esther yang hendak jatuh
"Ah aku jadi ingin makan kentang tumbuk." Valent menatap sedatar-datarnya kemudian menuntun gadis itu untuk segera turun menuju lapangan
Ketika keluar dia disambut dengan tepukan tangan dari semua orang. Antonious bersama yang lain juga berada disana dan menampilkan senyum bangga mereka
"Master?. A-aku pikir kau tak ada disini."
"Fufu kalau aku ikut campur, benda itu tak akan menemui tuannya sendiri kan?" Esther tersenyum kecil dan terkejut saat keempat temannya datang memeluk dan bersorak untuknya
"Jangan senang dulu. Morrathiel masih belum sepenuhnya menghilang dari negri ini," perkataan Valent mengubah suasana yang tadinya ceria
"Iya. Kalian berlima juga harus belajar lebih tentang Reliquar. Untuk itu bulan depan kalian harus ikut Mythic Trails, dan menemui seorang pesohor dunia sihir."
...T͇O͇ ͇B͇E͇ ͇C͇O͇N͇T͇I͇N͇U͇E͇>͇>͇>͇...