NovelToon NovelToon
I Am A Perfect

I Am A Perfect

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Perjodohan / Romansa-Teen angst
Popularitas:729.8k
Nilai: 5
Nama Author: dewi wahyuningsih

Pemahaman yang salah mengenai seorang anak, pada akhirnya akan membuat hati anak terluka, dan memilih jalannya sendiri untuk bahagia.
Bahkan parahnya, seorang anak harus merasa jika rumah yang ia tinggali, lama kelamaan berubah menjadi neraka baginya.

Seorang gadis bernama Mirelia, hidup di keluarga yang semuanya adalah seorang pengusaha meski bukan pengusaha yang sukses. Ayahnya memiliki beberapa toko bangunan yang lumayan terkenal, juga selalu mendapatkan omset yang jauh dari cukup. Ibunya adalah penjual kue kering online yamg juga sudah banyak memiliki langganan, bahkan ada beberapa selebriti yang memesan kue darinya. Kakaknya juga seorang gadis yang cantik, juga sangat membantu perkembangan toko sang Ayah.

Mirelia? Gadis itu hanya mengisi peran sebagai anak yang manja. Bahagiakah? Tidak! Dia ingin melakukan banyak hal yang bisa membuat orang tuanya bangga, tapi sialnya dia selalu saja gagal dalam meraih usahanya.

Suatu ketika, seorang pria datang dengan tujuan untuk dijodohkan dengan Mirelia, tapi masalahnya adalah, sang kakak nampak jatuh hati tanpa bisa disadari Mirelia lebih cepat.

Akankah laki-laki itu mengubah hidup Mirelia? Ataukah dia akan menjadi pasangan kakaknya?

Lalu, bagaimana Mirelia menemukan kebahagiannya? Bagaimana Mirelia bisa menunjukkan sesuatu yang mampu membuat orang tak lagi menganggapnya manja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Feeling

Di sebuah pantai dengan hamparan pasir putih yang begitu lembut saat kulit kaki menginjaknya. Angin laut yang berhembus begitu menyejukkan, suara deburan ombak yang datang silih berganti seolah membawa kedamaian.

" Ini sangat panas, jadi sampai kapan kita akan terus disini? " Protes Drago yang sebenarnya tidak terlalu menyukai pantai.

Mire tersenyum, lalu menatap Drago yang justru melengos padanya. Saat itu dia mengingat kembali saat melihat Drago dan kakaknya bicara, mereka nampak tak canggung dan sangat akrab, tapi kenapa saat bersamanya Drago seperti ini?

" Apa boleh sebentar lagi? "

" Terserah kau saja. " Ujar Drago masih tak mau menatap Mire.

Mire memaksakan senyumnya, lalu dia mengubah arah pandangan menghadap ke pantai, menikmati tenangnya suasana hati yang belum tentu masih akan ia rasakan saat pulang nanti.

" Ah! " Pekik Mire pelan, tapi karena belum merasa lega, dia terus menaikkan intonasinya hingga sekuat mungkin.

" A.....................! "

" Kau gila ya?! " Drago kesal karena teriakkan Mire membuat beberapa pengunjung menatap ke arah mereka.

" Huh...! Lega, aku benar-benar lega. " Ucap Mire dengan bibit tersenyum lebar, tapi matanya terus meneteskan air matanya.

" Benar-benar gila, kau bilang lega tapi matamu menangis. Aku benar-benar kagum dengan dua ekspresimu yang dengan mudahnya bisa berkolaborasi menjadi satu. " Merasa tak tahan lagi dengan panasnya matahari yang menyengat, Drago membalikkan badan berniat beranjak pergi. Tapi, langkahnya terhenti saat kedua lengan Mire melingkar di tubuhnya, dan menahan tubuh itu dengan erat.

" Apa yang kau lakukan? " Drago berniat menyingkirkan tangan Mire.

" Sebentar, sebentar saja. Aku tidak akan macam-macam, jadi jangan bergerak, apalagi melepaskan tanganku, satu menit aja sudah cukup kok. "

Drago terdiam mematung dan membiarkan saja Mire memeluknya. Tidak tahu memang apa yang dirasakan gadis itu, tapi rasanya seperti sudah disalurkan rasa sedih dari Mire.

" Terimakasih. " Ucap Mire setelah dia merasa cukup. Sebenarnya dia bukan ingin meminta belas kasihan dari Drago, hanya saja dia benar-benar tidak tahan lagi dengan dadanya yang tak karuan.

" Lain kali jangan menghubungiku saat ingin datang ke pantai, karena aku tidak menyukai pantai. "Mire tersenyum, lalu mengangguk setuju. Tidak apa-apa, bukankah setiap manusia memiliki apa yang dia suka dan juga tidak? Mire menenangkan diri di dalam hati sembari menatap punggung kekar Drago yang mulai menjauh pergi untuk mencari tempat berlindung dari panasnya matahari.

Mire kembali memejamkan mata saat dirasa hatinya sudah mulai terasa tenang, dia menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan pelan. Matahari yang terik menerpa kulit tipisnya seolah tak dirasa oleh, gadis itu justru tersenyum semakin lebar dengan mata terpejam.

Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja. Dunia kan bukan hanya tentang penderitaan saja, banyak hal bahagia yang belum aku lihat. Sekarang pejamkan mata terlebih dulu kumpulkan semua tenaga untuk menuju akhir bahagia yang seperti aku inginkan. Kamu bisa, Mire.

Drago menatap Mire dari kejauhan dengan pemikirannya sendiri. Sebenarnya dia sedikit paham dengan apa yang dirasakan oleh tunangannya itu, tapi dengan sifatnya yang cuek dan terlihat membatasi diri, dia juga tidak bisa frontal menunjukkan keperduliannya.

" Ini sudah akan malam, jadi kau mau pulang tidak? "

" Sebentar lagi, boleh? "

Drago menghembuskan nafas kasarnya karena tidak bisa mengatakan tidak kepada Mire hari ini. Tidak tahu karena dia merasa kasihan, atau mungkin karena dia malas bicara dengan Mire.

" Drago, duduk sini! " Mire menepuk tempat disebelahnya sembari tersenyum. Lagi, Drago tidak bisa mengatakan tidak, dan hanya mengikuti saja apa yang diinginkan gadis itu.

" Tidakkah kau pikir bahwa celana ku akan kotor? "

" Aku tahu. " Ujar Mire terkekeh, lucu memang, bergerundel seperti itu, tapi dia juga mau duduk di sebelah Mire.

Mire menyenderkan kepalanya di bahu Drago, lalu memeluk lengannya.

" Jangan berani-berani mendorong tubuhku, atau aku akan berteriak bahwa kau sedang menggodaku. "

" Dengan apa yang sedari tadi terjadi, memang siapa yang akan percaya bahwa aku berniat seperti itu padamu? " Drago membiarkan saja Mire melakukan apa yang dia inginkan.

" Ya sudahlah, yang paling penting adalah, kita ini sudah bertunangan, jadi tidak apa-apa juga kalau sedikit menempel kan? "

Drago menghela nafasnya.

" Kau yang paling benar, bertingkah saja sesuka hati. " Mire terkekeh lagi.

Setelah beberapa saat, Mire akhirnya sampai dirumah, dan Drago tidak sempat mampir karena harus segera datang ke lokasi yang akan digunakan untuk membuka restauran seperti bisnis Ayahnya selama tinggal di negara asal Ayahnya.

" Dari mana saja kau, Mire? " Tanya Ayah dengan tatapan menyelidik, bahkan disana juga ada Ibu Ana dan Derel yang tengah berkumpul di ruang keluarga.

Mire mencoba tersenyum ramah seperti biasanya, tapi dia masih tak berani untuk mencium pipi Ayah dan Ibunya seperti yang dulu selalu ia lakukan.

" Aku pergi ke pantai bersama Drago, Ayah. "

" Seharian? Kau sadar apa yang kau lakukan? " Ayah nampak marah, Ibu juga terdiam seolah tak ikut campur, sedangkan Derel terlihat tidak suka entah apa sebabnya.

" Pagi sampai pukul dua belas aku kuliah, Ayah. Setelah makan siang, baru aku pergi dengan Drago. "

" Hebat sekali, Ayah sampai tidak tahu harus bagaimana mengekspresikan rasa bahagia karena putriku sangat hebat dengan cara berpikirnya yang bodoh. "

Mire terdiam, dahinya sedikit mengeryit karena tidak paham dimana letak kesalahannya. Apakah ini karena dia tidak membantu toko hati ini?

" Ayah, aku minta maaf karena tidak membantu toko hari ini. "

" Ayah marah karena kau sama sekali tidak memberitahu kami! Dan jangan berbohong ya Mire, kau dan Drago pergi pukul empat sore, jadi kemana kau empat jam setelah jam kuliahmu selesai? Huh?! " Ayah Luan semakin menajamkan matanya, apalagi saat dia melihat tubuh Mire gemetar, dia semakin mencurigai kemana menghilangnya Mire selama empat jam itu.

" Katakan, kemana kau sebelum pergi dengan Drago?! " Ayah bangkit dari duduknya mendekati Mire.

" A aku, aku membaca di di perpustakaan. " Mire tertunduk takut, kedua tangannya saling meremas menahan takut karena tatapan Ayahnya yang dirasa semakin mengerikan.

" Membaca? Bagus sekali, Mire. Bagus, kau benar-benar sangat pandai berbohong ya? Lalu apa ini? " Ayah menunjuk bekas cat warna yang tanpa Mire sadari menempel di baju bagian samping.

" Ini, aku, aku tidak- "

" Tidak apa?! Sudah jutaan kali mulut Ayahmu memberi tahu kan?! Hentikan hobi bodohmu ini! Kau tidak akan pernah sukses kalau hanya mengandalkan permainan warna seperti anak-anak, kau paham?! "

Derel bangkit dari duduknya karena merasa tidak tega melihat adiknya dibentak dengan begitu keras.

" Ayah, sudah, nanti biar aku saja yang memberitahu Mire. Ayah dan Ibu kembali saja ke kamar. "

" Dia tidak akan pernah mau mendengarkan mu, Derel. Jadi tidak usah mengurusi dia lagi mulai sekarang, biarkan dia bertindak sesuka hati, bila perlu tidak usah muncul di hadapan Ayah lagi. " Ucap Ayah lalu berjalan pergi, dan Derel menyusulnya untuk menenangkan.

Ibu Ana yang sedari tadi terduduk sembari menangis, kini bangkit seraya menyeka air matanya.

" Mire, Ibu tahu kau sangat sedih degan perlakuan Ayahmu akhir-akhir ini, tapi bisakah kau berhenti? Ibu tidak ingin kau terus dibentak, juga tidak ingin Ayahmu terus menerus marah. Tolong mengertilah, nak. "

Mire terdiam dengan kepala yang masih menunduk.

Jika kalian tidak mengizinkan, juga tidak perduli dengan kebahagiaanku, maka aku akan menunjukkan betapa bahagianya hidup dengan apa yang aku pilih.

Bersambung

1
Deandra🕊🌻
tiap part-nya selalu mengandung bawang😭😭😭
Deandra🕊🌻
demi apa..gw mewek dari part sebelum ini...keren seh novel loe,,benar2 ngerasa kyak nyata bnget..😭😭
Rini Kuswanti
keren
nanik sriharyuniati
Luar biasa
Shyfa Andira Rahmi
👍👍👍👍👍
Shyfa Andira Rahmi
sekali PELAKOR yaaa tetep PELAKOR gelarmu, meski kau yg melahirkan Mirelia...sebelum Mire lahir kau lebih dulu melahirkan Derel
Shyfa Andira Rahmi
BODO AMAT
Shyfa Andira Rahmi
ko aq brharapnya kematian dibalas dgn kematian juga yaa🤣🤣🤣
jahat sekali yaaa pikiranku ini🙏🙏
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
🤮🤮🤮
Shyfa Andira Rahmi
🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
❤️❤️❤️
Shyfa Andira Rahmi
GILA...GILA...GILA
Shyfa Andira Rahmi
jalan menuju suksesnya MIRELIA💪💪
Shyfa Andira Rahmi
mending jadi diri sendiri saja....ngapain niru orang lain
Shyfa Andira Rahmi
memang cinta membuat bodohh...
Shyfa Andira Rahmi
seperti lagu pak h.rhoma irama...kalo sudah tiada baru terasa🤣🤣🤣
Shyfa Andira Rahmi
👏👏👏
Shyfa Andira Rahmi
😭😭😭
Shyfa Andira Rahmi
kalo tidak suka lebih baik ditolak daripada ujung2nya disakiti...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!