NovelToon NovelToon
Pelabuhan Terakhirku (Kamu Bukan Pembawa Sial)

Pelabuhan Terakhirku (Kamu Bukan Pembawa Sial)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Berondong / Nikahmuda / Cintamanis / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Romansa
Popularitas:437.8k
Nilai: 5
Nama Author: Melisa

Ini novel keduaku, sekuel dari aku bukan pembawa sial


Gilang, seorang pemuda masih duduk di bangku SMA menyukai seorang janda beranak tiga.


Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Pertama kali mereka bertemu iwaktu yang tidak tepat.


Mampukah Gilang, meluluhkan hati seorang janda yang baru berpisah dengan suaminya? Mampukah ia meluluhkan tiga orang satpam janda itu??


Ataukah Gilang akan mundur??


Inilah kisahnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Obat untuk Gilang

''Assalamualaikum Om Gilang!!''

Deg!

Gilang mendengar suara yang begitu familiar ditelinga nya terkejut.

''Aa-abang...'' Gilang mematung ketika pintu dibuka dari luar dengan Ira dan Lana sudah tersenyum manis padanya.

''Kok diam sih Om? Kenapa salamnya Abang nggak dijawab?? Kaget ya? Kenapa Abang bisa disini.?''

Mereka bertiga memasuki kamar Gilang dengan melihat sana sini, maklum mereka tak pernah melihat rumah yang begitu megahnya bak istana.

Gilang yang mendengarnya tersenyum.

''Waalaikum salam Abaaaang...'' Gilang memandang Lana dan Ira yang juga ikut.

Mata Gilang tertuju pada sesuatu yang ada ditangan Ira. Ira yang tau arah mata Gilang mendekat.

Gilang yang melihat nya jadi berbinar, dari jarak satu meter saja baunya sangat enak. Gilang tidak sabar ingin mengambil rantang ditangan Ira, tapi dicegah oleh Lana.

''Om, kok bisa demam sih? Padahal kan kemarin baik baik saja saat dirumah Abang?''

Gilang tak mendengar apa yang dikatakan lana matanya tetap tertuju pada rantang yang dibawa oleh Ira.

''Om? Ooommm.. Om Gilang!! ck!! payah ah! Abang dicuekin!'' Lana cemberut, Bibik terkekeh melihatnya.

Ia jadi tak tega karna tau jika Gilang sudah menginginkan sesuatu ia harus mendapatkan nya.

"Aden.. Nak Lana dan Ira sangat ingin datang kesini menjenguk Aden. Sekarang Aden harus makan ya biar cepat sembuh. Tuh Lana udah cemberut kayak buah jeruk purut mukanya!'' Lana yang mendengar pun jadi kesal.

"Ck!! nenek!!" Bik Inah tertawa.

"Ayo Nak, sinikan rantangnya biar Om Gilang makan dulu dari pagi tadi belum makan bahkan obatnya pun belum diminum.'' katanya sambil menunjuk nakas.

Ira memberikan rantangnya kepada Bik Inah. Bik Inah dengan segera membukanya didepan Gilang, Gilang yang melihat nya pun tambah berbinar-binar seakan ia baru saja mendapat jackpot.

Bik Inah menuangkan bubur ke mangkuk serta telur balado, juga ayam semur nya. Kemudian memberikan mangkuk itu kepada Gilang, tapi Gilang hanya diam saja ia memandang Lana yang sedang cemberut karena diabaikan.

Gilang tersenyum melihat Lana.

"Abang... sini duduk didekat Om! Om mau makan kalau disuapi Abang! Abang maukan?" pinta Gilang dengan wajah memelas.

Lana yang melihat pun tidak bisa menolak walaupun tadi ia kesal tapi tetap menuruti maunya Gilang.

"Ck! tadi Abang dicuekin! sekarang dibaikin!dasar Om Om tingkahnya melebihi anak kecil.." cibir Lana

.

Ira yang mendengar perkataan Lana melototkan matanya.

Gilang yang melihat Ira, tertawa.

"Maaf Om.. Abang kalau udah marah emang gitu apalagi dicuekin pasti bibirnya manyun kayak gitu.." Ira terkekeh

"Kakak apaan sih?!"

"Sini Abang, Om mau di suapi sama Abang.''

Gilang menepuk sisi tempat tidurnya agar Lana mau mendekati nya.

Lana menurut dan duduk disisi Gilang dengan mangkuk ditangannya. Lana menyuapi Gilang dengan wajah cemberut membuat Gilang terkekeh ditengah kunyahan nya.

"Enak ya bang telur balado nya?''

"Iya doooong... masakan Mak Abang paling top margotop! nggak ada tandingannya!''

Gilang tersenyum melihat Lana yang sudah mau berbicara padanya.

"Oo kalau begitu Om harus sering-sering sakit nih agar Abang mau kesini mengantarkan makanan untuk Om!''

"Ih enak aja! Om nggak boleh sakit! Om harus sehat! Om harus sembuh! kalau Om sakit, nanti siapa yang akan bawa Abang jalan jalan ? Om kan udah janji? Belum lagi katanya Om mau datang ngasih hadiah buat Abang! tapi mana??" ucap Lana dengan mata yang memerah hendak menangis.

Gilang yang melihat pun jadi ikut sedih ia mengusap kepala Lana dengan sayang. "Baiklah.. Om nggak akan sakit lagi! Tapi Abang jangan cemberut gitu dong mukanya! Om jadi berasa gimana.... gitu... nggak enak aja lihat wajah Abang yang biasa ceria jadi cemberut!''

Bik Inah yang melihat pun merasa seperti anak dan ayah yang sedang membujuk putra nya.

Ia tersenyum melihat Gilang yang berbeda ketika dengan anak Alisa. Gilang jadi lebih dewasa dibanding usianya. Bik Inah tersenyum haru.

"Woke!! tidak masalah! tapi Om harus tepati janji Om yang mau belikan ayam KFC ! Gimana ??" sahut Lana, dengan menggerakkan alisnya.

"Iya pangeran ku.. baiklah paduka! hamba akan mengikuti apapun yang pangeran inginkan!" ucap Gilang seraya menundukkan badannya didepan Lana.

"Hahaha.. Om lucu! Mana ada Abang yang jadi pangeran nya! Yang ada, malah Om yang pangeran nya disini! tuh lihat kamar Om aja kayak kamar raja! besar dan luas euuuyyy.." Gilang yang mendengar pun jadi tertawa ia mengacak rambut Lana dengan gemas

"Hahaha.. iya deh iya.. Om masih lapar nih lagi aaaa..." Gilang melebarkan mulutnya untuk menerima suapan dari Lana.

"Ihh.. dasar Om manja!''

Gilang tak memperdulikan ucapan Lana. Baginya kedatangan Lana adalah obat untuk dirinya yang sedang sakit. Bukan fisik tapi hatinya yang sedang sakit.

Setelah selesai makan bubur yang disuapi Lana, Gilang minum obat yang sudah disediakan Bibik. Iya tambah semangat seperti tidak merasakan sakit lagi.

"Ayo, Om akan ajak kalian keliling untuk melihat rumah Om. Kalian pasti penasaran kan??"

"Asiiiik keliling istana euuuyyy..."

Gilang tertawa mendengar nya.

"Haha ... ayo ayo ... Bik buatkan jus untuk tuan putri dan pangeran ku ini! jus yang paling enak!!"

"Wuihhh ada jus ya Om! boleh request nggak Om?'' Lana nyengir kuda.

"Oh tentu! apa sih yang nggak buat pangeran ku ini?? Ayo, Abang mau jus apa bilang aja! nanti Bik Inah yang akan buatkan.''

"Jus vokad Om! itu kesukaan Abang! Kakak juga sama, iyakan kak??"

"Iya.. tapi kayaknya nggak usah deh Om, kami harus cepat pulang nanti kelamaan disini membuat Mak khawatir dirumah.''

Gilang berfikir sejenak, kemudian dia mendapatkan ide.

''Gini aja, sekarang kan Om baru baikan nih.. jadi nggak mungkin bisa ngantar kalian berdua. Tunggu sampai Om sembuh dulu gimana??''

Ira yang mendengar menjadi cemas, ia tak mau menginap dirumah Gilang gimana dengan Alisa dan juga sekolahnya?

''Kami nggak bisa nungguin Om sampai sembuh. Kasian Mak sama adek belum lagi besok ada ulangan disekolah. Abang juga kan ya? Nggak usah ya, Om jika kami terlalu lama disini, tadi Mak udah ongkos kok untuk bayar taksi.'' jelas Ira seraya menunjukkan uang pemberian Alisa.

''Yaah.. jadi nggak seru deh.. kirain Kakak sama Abang mau nginap disini.''

''Lain kali aja ya Om, kami pasti akan nginap disini. Untuk sekarang kami nggak bisa Om jangan sedih ya? kalau udah sembuh Om boleh kok mampir lagi kerumah kami. Iya kan Bang ??'' Lana yang ditanya hanya diam saja, ia sibuk memandang setiap sudut kamar Gilang.

Kamar Gilang bernuansa putih keabu-abuan dengan tempat tidur yang luas. Kursi belajar dan juga sebuah lemari berisikan banyak buku buku.

Lana memandang tak berkedip, ia jadi ingin merasakan memiliki kamar seperti kamar Gilang.

Lana tersentak saat Gilang menyentuh pundaknya membuat ia tersenyum malu ketika Gilang tersenyum padanya.

''Eh Om! Abang hanya melihat saja kok Om, bukan meminta beneran ya kamar Om kayak yang di film film! kamar yang luas.. tempat tidur besar.. dan juga ada lemari bukunya! apa kamar mandinya juga ada didalam Om??" Gilang yang ditanya tersenyum, ia mengajak Lana menuju kamar mandinya.

Gilang membuka kamar mandinya, Lana yang melihatnya takjub. Bagaimana tidak, didalam kamar mandi tersedia shower dan juga bathup serta kloset duduk yang tak pernah ia lihat sebelumnya.

Gilang yang melihat Lana sangat ingin merasa kan bagaimana rasanya pakai shower dan bathup mengajaknya mandi bersama.

"Abang mau mandi sama Om nggak??" Lana yang mendengar nya menjadi antusias banget mumpung lagi disini, pikirnya.

"Mau Om! mau! tapi..."

"Tapi kenapa bang??'' tanya Gilang

"Om kan lagi demam nggak boleh mandi dan juga... Abang nggak bawa baju ganti Om.." Lana nyengir kuda.

Gilang terkekeh. "Abang tenang aja ya, nanti Om pesankan melalui aplikasi dan sekarang kita mandi dulu ya... Om gerah nih bantuin Om ya ??"

"Asiaaap Om.. ayo kita mulai!''

Mereka membuka baju satu persatu hanya tersisa celana kolor saja. Gilang mengatur shower menjadi air hangat untuk dirinya sedang Lana dibathup.

Saat sedang mandi Lana keluar dari bathup, ia jadi kepikiran Ira yang sedang menunggunya dan Gilang.

Ia keluar dari bathup dan berlari karena buru-buru kakinya terpeleset hingga jatuh terjengkang kebelakang membuat suara gaduh didalam kamar mandi.

Gedebuukk.

Gilang yang mendengar pun kaget. Ia melihat kebelakang, ternyata Lana sudah terkapar dilantai dengan wajah penuh sabun dengan mata Lana yang berkedip-kedip lucu, Gilang tertawa terbahak.

"Buahahaha... Abang kenapa kok bisa jatuh?? hahaha.."

Lana yang mendengar hanya diam saja ia sedang menahan sakit ditubuhnya karena terjatuh. Gilang pun mendekat, ia masih saja tertawa.

"Haha Abang kenapa kok bisa begini sih?'' Gilang mengangkat tubuh Lana menjadi duduk, Gilang masih saja tertawa.

Selama ini ia jarang sekali tertawa, tapi hari ini tertawanya pecah ketika melihat Lana terjatuh dilantai kamar mandi.

"Om... kok sakit ya p***** Abang?? Tadi nggak tuh.. ini kok payah ya digerakin?'' Lana menunjang kakinya dilantai yang banyak sabun nya.

Gilang yang melihat nya tertawa terus hingga air matanya keluar.

"Gimana mau bangunnya ini Om.. Abang mau keluar.. nanti kakak khawatir Om.." ucap Lana masih saja berbaring dilantai dengan wajah penuh buih sabun.

"Oke, oke, mari Om bantu kamu berdiri setelah nya mandi dengan air hangat nanti Om belikan obat pereda nyeri biar nggak tambah sakit. Pelan pelan.."

Gilang membantu Lana untuk berdiri dan membawanya ke bawah shower guna menyiram badannya yang masih ada buih sabunnya.

Lana berjalan tertatih menahan rasa sakit pada p****tnya sesekali ia meringis. Gilang yang melihatnya terkekeh geli.

Suara Gilang yang menggema didalam kamar mandi hingga terdengar sampai keluar membuat dua orang yang sedang menunggu jadi heran. Mereka saling pandang mengira ngira apa yang terjadi didalam sana.

Ditengah lamunan mereka tentang Gilang yang tertawa terbahak suara pintu kamar mandi terbuka membuat mereka menoleh.

Ira yang pada saat itu melihat Lana meringis jadi khawatir. Ia berjalan cepat mendekati Gilang dan Lana.

"Abang kenapa kok meringis begini? Apa tadi Abang jatuh dikamar mandi??" Gilang yang mendengar pun terkejut.

"I-iya Kak.. terpeleset buih sabun.. Abang pikir Kakak akan lama menunggu kami jadi Abang mau keluar niatnya ingin kasi tau, tak taunya terpeleset.. Om, kira kira b***ng Abang dower nggak ya..."

"Hahaha mana ada b***ng dower Bang! yang ada tuh bibir.. ada ada saja kamu! ayo Kak dibawa duduk dulu nanti biar Bibik yang lihat apakah ada cidera atau tidak."

"Maksud Om bik Inah bisa pijat gitu.?"

"Tepat sekali! Kakak pintar deh!

ya sudah sebentar ya Om pakai baju dulu Abang disini aja, oke??"

"Iya Om.."

Tak lama setelah nya Gilang sudah berpakaian rapi dengan celana pendek selutut dan baju kaos putih dengan rambut yang masih basah.

Ira yang melihatnya terdiam, satu kata yang tepat untuk Gilang saat ini ialah Tampan!

Gilang berjalan mendekati Lana dan Ira. Bik Inah yang melihat jadi heran, kok bisa Lana kesakitan seperti itu padahal tadi setahunya Lana baik baik saja.

''Kebetulan udah disini. Coba Bik, lihat pinggang Abang tadi terjatuh saat mandi. Bik Inah kan bisa pijat mana tau ada yang cidera.''

"Hoo baiklah, ayo berbaring disini biar Nenek periksa.''

Lana pun berbaring di sofa yang tersedia di kamar Gilang. Bik Inah melihat ada memar di pinggang dan juga di b***ngnya ketika disenggol Lana kesakitan, bik Inah memijat pelan dan benar Lana terkilir, Gilang yang melihat pun merasa bersalah karena sudah mengajak Lana mandi bersama.

Setelah selesai dipijat Gilang memberikan sepasang baju untuk Lana pakai. Lana menerima saja tanpa banyak tanya ia memakainya.

"Ayo, Om antar kalian pulang. Om udah baikan kok. Tenang aja! karena obatnya sudah datang dan ada disini.." Gilang memandang Ira dan juga Lana sambil tersenyum.

"Iya Om, tapi Om jadikan beli ayam KFC untuk Abang ?? Om kan udah janji??''

"Iya pangeran ku..."

Mereka bertiga bergegas keluar dari rumah Gilang tak lupa rantangnya juga dikembalikan oleh Bibik. Ira dan Lana berpamitan kepada Bik Inah.

Saat akan keluar dari rumah Gilang seorang supir datang menghampiri.

"Mari den.. mobilnya sudah siap!''

Lana yang mendengar nya pun jadi kaget kok bisa naik mobil bukannya taksi? Saat Lana ingin bertanya Gilang malah menarik nya keluar hingga di depan pintu mobil.

Mereka berdua takjub melihat mobil Gilang.

Masya Allah...

💕

Abang sama kakak kenapa tuh ??🤔🤔

Semoga kalian nggak bosan ya!

TBC

1
Surya Hermawan
lho sy kira sambungan dari kisah pertama si ibra dan indah !!!/Smug//Smug//Smug/
Ika
gatel banget alisa sama brondong serasa cantik sampai anaknya gak dipeduliin.. si alisa terlalu ngedepanin nafsunya
Suyatno Galih
dr bab pertama br komen, aneh aja tragedi di komplek perumahan kendaraan kok ngebut ya thor, emang boleh
nuraeinieni
ceritax bagus dan keren,,,,,👍👍👍👍👍👍👍
Ir Ma
Biasa
Melisa Author: Terima kasih sudah memberikan nilai yang begitu memuaskan. semoga ke depannya lebih baik lagi. Semoga jari Anda mendapatkan pahala karena sudah mau membaca cerita recehan saya!
total 1 replies
Ersa
oh ini to benang merah masalalu gilang Alisha
Ersa
ya Allah 🥹
Ersa
alhamdullillah restu sdh turun...ingat jsnjimu ya mama Dewi siapapun yg jd ibu susu baby ray kamu restui jika dia yg jd ibu sambung juga
Ersa
terharu🥹
Ersa
Kevin
Ersa
gak usah diingat2 nanti shock Kali tahu segaka toko emas, baby shop, hp, supermarket,restoran, bakery semua atas nama Alisha 😀
Ersa
lanjut
Ersa
pasti dijebak dikasih obat pe rang sang
Ersa
kamu kan bisa ceraikan vita sesuai ucapan papa angga yg Penting nikah utk memenuhi sumpah setelah nikah terserah mo cerai atau bgmn
Ersa
Lana mulutnya boncabe...🙈
Ersa
😭😭
Ersa
nanti saat mama Dewi mendaftarkan perniksjsn gilang -vita gak bisa dong krn sdh tercatat sbg Suami Alisha
Ersa
harusnya aku baca novel yg ttg Alisha & Emil dulu ya...🤭
Melisa Author: Tak apa. kan nanti bisa baca lagi? kalua kamu suka?😁
total 1 replies
Ersa
Raga? sapa ya? apakah ada yang kulewatkan baca dipart part sebelumnya?
Ersa
sapa sih? penasaran aku. Andi bukan ya. tapi mau kuliah ke.inggris?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!