NovelToon NovelToon
Unblessed Story

Unblessed Story

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Spiritual / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:9k
Nilai: 5
Nama Author: iyan al

Seorang gadis yang selalu mengeluh tentang hidupnya yang membosankan tiba-tiba saja di transmigrasi ke sebuah dunia antah berantah, menguak rahasia besar yang selama ini ia lupakan.

Penyerangan yang tiba-tiba membuat dirinya mau tidak mau harus meninggalkan seseorang yang menarik perhatiannya saat ia tiba.

Akankah gadis itu berhasil menguak identitas yang ia lupakan? Bisakah takdir mereka menyatu kembali? Apakah benang merah mereka mengkhianati mereka?

⚠️Perubahan pov akan terjadi untuk mendukung cerita, harap teliti agar tidak terlewat dan bingung.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iyan al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Serangan Ghoul di Desa Padi

Sebuah portal teleportasi terbuka di salah satu gang sempit di desa padi, dari portal itu keluarlah tiga orang pemuda yang rupawan seperti yang kita ketahui yaitu Chyou, Xian, dan Jenar. 

"Gege aku harus kembali, aku harus membicarakan sesuatu bersama Arius tentang dungeon yang akan kita tantang nanti."

Xian menahan langkah kakinya, meminta persetujuan Jenar untuk bertemu dengan Arius yang saat ini sudah memarahinya lewat hologram. Temannya ini entah mengapa sangat cerewet.

Hologram itu hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, sejauh ini hanya Xian, Jenar dan sang kaisar utama yang memilikinya. 

Jenar hanya tersenyum menanggapi pertanyaan adiknya, berjalan keluar dari gang sempit itu.

"Jika butuh bantuan, hubungi aku."

Xian mendengus kesal karena merasa Jenar sedang merendahkannya, tanpa banyak bicara Xian langsung menghilang dari tempatnya berdiri tanpa membalas pertanyaan Jenar.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, Jenar menolehkan wajahnya kearah tempat Xian lalu menghela nafas kasar karena Xian dengan seenaknya menghilang.

"Dasar anak itu." Keluh Jenar. 

Kedua pemuda yang tersisa hanya saling mengunci bibir hingga yang lebih tua merasa harus segera mengakhiri kecanggungan itu dan mengajak bicara yang lebih muda.

Sementara itu Xian sudah kembali ke telaga yang semalam ia lewati terakhir kali. Keadaan telaga itu masih sangat tenang dan sisa pertempurannya dengan Cymera sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak. 

"Arius, bisa kau cari dimana Cymera itu berada untukku?" Tanya Xian sambil duduk di sebuah batu besar yang ada di pinggir telaga, disebelahnya ada Arius yang terlihat asik berseluncur mencari informasi bersama hologramnya, matanya tidak berhenti memindai seiring dengan meningkatnya kewaspadaannya pada telaga itu.

"Sabar." Ketus Arius.

Bagaimana gadis itu tidak marah, ia hampir saja mendapat informasi tentang Cymera itu, Xian akan mengganggunya. Entah itu memainkan rambutnya, menumpukkan dagu ke pundaknya, pemuda itu sekali-kali meniup telinganya dengan lembut, membuat tubuhnya merinding karena geli.

Lantas saja gadis itu mendorong Xian sampai terjungkal dari atas batu.

Xian mengaduh dan mengusap tubuhnya yang terasa sakit. Ia memilih untuk duduk bersila di bawah selagi menunggu Arius mendapatkan lokasi Cymera itu. Ia mengeluarkan apel dari kantong ruang dan memakannya.

"Cymera itu sekarang berada di dungeon di desa padi, tepatnya di lantai BOS- tunggu ini tidak mungkin. Xian cepatlah ke dungeon sekarang juga, ajak Jenar dan si manis di tengah hutan, cepat!" Xian hampir saja tersedak apel yang baru saja dia gigit saat menangkap nada panik dari Arius. 

Pemuda itu berdiri, meminta penjelasan lebih. Setelah dijelaskan oleh Arius, ia langsung teleportasi ke desa Padi.

Penduduk desa melihatnya dengan pandangan yang beragam, ada yang terheran, ada juga yang melihatnya takut karena tiba-tiba saja muncul di tengah desa. 

"JENAR!" Xian terus berlari dan berteriak di sepanjang jalan menghiraukan protes dari penduduk desa yang merasa terganggu karena kebisingan yang ia ciptakan.

Setelah lama berlari, Xian akhirnya menemukan kedua pemuda yang ia cari, kedua pemuda itu sedang menyantap sarapannya di sebuah kedai makanan tanpa menunggunya.

Saat ingin melayangkan protes, sebuah suara pecahan terdengar dari samping Xian karena penjual gerabah itu terlihat ketakutan dan melempar gerabah tersebut ke dalam gang yang ada di sampingnya.

Suara itu menyita banyak perhatian dari sebagian besar orang-orang yang berlalu lalang, termasuk Jenar dan Chyou yang mendekat karena melihat Xian berada di dekat kejadian. 

"Ada apa?" Tanya Xian sambil mendekat ke penjual tersebut. Mata penjual itu terlihat memerah karena menahan tangis ketakutannya, tangannya menunjuk gang yang gelap itu. 

Xian tanpa banyak bertanya lagi segera saja masuk ke dalam gang tersebut, membuat orang-orang merasa kagum dengan keberaniannya. Belum ada lima menit setelah Xian masuk, Xian sudah berjalan dengan tergesa-gesa ke arah Jenar dan Chyou sambil menggosokkan sekujur tubuhnya, wajahnya sangat gelap membuat orang-orang yang melihat bergidik ngeri.

"Siapa yang membawa ghoul ****** itu kesini, aku bersumpah akan menjadikannya tongkat manusia jika orang itu muncul dihadapanku." Gerutunya.

"Tenangkan dirimu, lihat orang-orang menjadi takut denganmu bukan pada ghoul, kasih ghoul itu sedikit muka." Hibur Jenar sambil menepuk punggung Xian dengan lembut. Tanpa mereka sadari jika ghoul tersebut sudah keluar dari gang, membuat penduduk bergegas untuk melarikan diri dan pergi kerumah masing-masing.

Jenar memanggil pedangnya, berlari ke arah kerumunan ghoul itu dan menebasnya tanpa ampun, dia berhasil mengalahkan 10 ghoul dalam satu tebasan. Chyou juga ikut membantu, pemuda itu menebaskan pedangnya sambil memberikan energi suci agar jiwa ghoul itu dapat diterima dan disucikan.

Keduanya berusaha keras agar ghoul tersebut tidak mendekat kearah rumah penduduk yang berada di belakang mereka. Seberapa lama pun mereka menghabisi ghoul tersebut, semakin banyak pula ghoul yang datang ke desa padi.

Darah hitam dan lengket berceceran di lantai, tidak sedikit juga darah tersebut menyiprat ke atap kios dan rumah penduduk. Suara erangan dan ******* sering kali terdengar saat bilah pedang milik Jenar dan Chyou menebas tubuh ghoul. 

Pada detik berikutnya Jenar dan Chyou merasakan bulu kuduk mereka berdiri dari arah belakang, membuat keduanya membalikkan badan dan bersiap menyerang namun keduanya terhenti karena aura pembunuh itu berasal dari tubuh Xian. 

Wajah gelap Xian bertambah gelap saat mendengar ******* ghoul tersebut. Jenar seketika ingat dengan salah satu hal yang dibenci oleh adiknya, ia hanya bisa berdoa semoga saja Xian tidak lepas kendali. 

"Menjijikan."

Setelah mengatakan itu, baik Jenar dan Chyou merasa tubuhnya seperti terpaku di atas tanah, tidak bisa menggerakkan tubuhnya sedikitpun sementara itu tubuh ghoul-ghoul itu sudah meledak hingga membuat hujan darah hitam yang lengket.

Bau busuk tercium lebih pekat membuat penduduk yang tidak tahan memuntahkan isi perut mereka di dalam rumahnya. 

Keadaan menjadi lenggang dan sepi, sedangkan Xian masih menunduk dengan penuh amarah walaupun ghoul tersebut sudah mati tidak tersisa satu jiwa pun. 

"Xian? Ini aku. Maaf, seharusnya aku memeriksa kembali portal apa yang mendadak muncul di desa ini. Maafkan aku."

Alasan Xian bergegas mencari Jenar dan Chyou karena portal yang tiba-tiba muncul, hal itu sangat tidak biasa. Apalagi portal itu terhubung dengan dunia iblis, membuat Arius dan Xian sedikit bertindak gegabah.

Arius menggenggam tangan Xian, mencoba menyadarkan pemuda itu dari amarah dan kebenciannya. Meski tidak mudah, ia berjuang menenangkan pemuda itu karena baik Jenar maupun Chyou tidak bisa mendekati Xian.

"Memang sudah seharusnya kau meminta maaf padaku." 

Xian memeluk pinggang Arius, mengubur mukanya ke pundak gadis itu. Ia mencoba mencari ketenangan dan mengikat erat amarahnya agar tidak keluar.

Setelah itu Xian terus mengomeli Arius meski ia terus memegang tangan Arius dengan erat tak ingin di tinggal. Ia mengabaikan Jenar dan Chyou yang menatap drama mereka sambil melanjutkan makan.

"Maafkan aku dan berhentilah marah. Ghoul itu sudah tidak ada lagi, lihat."

Arius menyingkir dari hadapan Xian dan meminta Xian untuk melihat kearah sekitar. Memang benar jika sisa tubuh ghoul itu sudah tidak terlihat namun darah hitam yang lengket melapisi tempat itu. Seketika itu pula Xian mencium bau busuk dari sekitar.

Xian menutup hidungnya dan mencibir. "Mereka bau sekali, apa mereka tidak pernah mandi?" 

"Sekalipun mereka mandi, darah mereka ada di dalam tubuh mereka. Sudahlah aku harus kembali."

Jika tadi ia berusaha mendekati Xian, kini ia harus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Xian, genggaman itu semakin mengerat membuat Arius merasa sakit pada pergelangan tangannya

"Tidak, kau harus menemaniku sebagai hukumannya." Ucap Xian tidak tahu diri.

Arius menghela nafas kasar, merasa lelah dengan tingkah Xian. "Kaisar menungguku." 

"Kau ini milikku atau ayah? Kenapa tidak pernah menurut padaku?" Keluh Xian yang tidak rela melepaskan genggaman Arius.

"Milikmu apanya? Aku ini milik diriku sendiri." Omel Arius sambil mengibaskan lengannya dengan kasar, lalu menghilang di detik berikutnya diiringi dengan suara tawa Xian yang melihat wajah memerah temannya itu.

"Jika sudah selesai, kau makan dulu. Habis ini kita akan melanjutkan perjalanan ke dungeon."

Jenar mendekatkan satu mangkok bubur dan memberi tempat duduk untuk adiknya. Xian tentu dengan senang hati mengikuti perintah sang kakak karena ia mulai merasa sangat lapar.

"Tadi, apakah kau mendapat informasi?"

Chyou bertanya setelah Xian menyelesaikan makanannya. Pemuda itu meneguk minumannya dengan cepat dan mulai bercerita.

"Tentu saja ada. Pertama, dungeon yang tiba-tiba muncul itu sepertinya berhubungan dengan kelahiran sang raja iblis. Monster di dungeon itu terbilang sulit untuk ditaklukkan oleh para kultivator jika kultivator itu tidak memiliki salah satu kekuatan murni dan suci karena itulah para kultivator yang tidak berhasil menantang dungeon melarikan diri, mereka hanya meninggalkan penahan yang bisa di hancurkan oleh para monster. Namun yang aneh, para monster itu tidak pernah melarikan diri meskipun mereka memiliki kesempatan besar."

"Terkadang melarikan diri adalah hal yang bagus, lanjutkan."

"Bos dungeon itu adalah Cymera yang aku lawan semalam. Cymera itu adalah bukan Cymera murni, seseorang melakukan eksperimen untuk menyatukan beberapa hewan ke tubuh singa. Namun, karena eksperimen itu gagal. Singa itu mati dengan menyimpan dendam yang besar hingga sampai sekarang ia menjadi monster."

"Sungguh jahat, mengapa ada yang melakukan hal itu."

Chyou mengepalkan tangannya menahan rasa amarah dan iba yang memuncak.

"Jika ingin menyembuhkannya, kau harus membunuhnya."

Jenar berkata serius, jika mereka mengobatinya hal itu sangatlah mustahil karena yang mereka lawan nanti adalah roh jahatnya, bukan bentuk fisik.

Jika mereka hanya mengurungnya, Cymera itu bisa saja melepaskan diri. Akan lebih parah jika ada orang yang ingin merebut Cymera itu dari mereka untuk melakukan perbuatan keji.

"Kalau begitu, kita bisa memulai perjalanannya sekarang."

"Tidak mau, aku ingin bersama Arius saja."

Xian menjatuhkan tubuhnya keatas meja, melemaskan tubuhnya. Perkataannya hanyalah alasan, ia merasa jika akan ada kejadian buruk jika mereka pergi ke dungeon.

"Hentikan rengekanmu. Kita harus segera menyelesaikan tugas kita."

Jenar menjewer telinga Xian, suara rengekan itu kini berubah menjadi suara ringisan, Chyou yang sedari tadi terdiam tanpa sadar mulai tertawa melihat interaksi kedua saudara itu. 

Baik Jenar maupun Xian menatap Chyou yang tertawa dengan tatapan yang sulit diartikan, keduanya tersenyum secara bersamaan membuat Chyou menyadari tingkah yang baru saja ia tunjukkan. Dengan malu-malu Chyou membalas senyuman kedua saudara itu dengan senyum terbaiknya. 

"Ada apa?"

Chyou menggaruk tengkuknya dengan canggung, sementara itu Jenar dan Xian kembali bertingkah normal seakan tidak ada sesuatu yang terjadi sebelumnya.

"Tidak, ayo ke dungeon sekarang agar cepat selesai."

Xian berjalan mendahului Chyou dan Jenar meski sekali-kali pemuda itu menjengit jijik saat ia tak sengaja menginjak darah ghoul yang baru saja ia kalahkan.

1
Naomi Arin
tambah penasaran sm episode selanjutnya wooeyy,
mampir dinovelku Mati Rasa ya gaess, sukses trs thor 😍
Husna15🐅
njirr😂
Husna15🐅
gimana klau Xian ktmu Ian d depan mata Chyou
Husna15🐅
Ooh🤭
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
aku ngakak bentar kak🤣
Husna15🐅
hah? pantesan bnyk yg ngincer ian
Husna15🐅
tapi mimpi emang sering kek nyata, saking nyata perasaan dalam mimpi ke bawa d dunia nyata
Husna15🐅
lahh, efeknya masih ada terus ian gk sadar dri tdi
Husna15🐅
tunggu² aku kek ragu² 😂

alin itu ian kan? aduh.. gk salah inget kan akunya
Iyan: Alin itu Lian kak, tapi dia dipanggil apa aja juga nyaut
total 1 replies
Husna15🐅
hm, udah kembali ke dunia asli
Husna15🐅
akhirnya tau kondisi ian
Husna15🐅
ada hati yang harua di jaga😌
Husna15🐅
seperti hewan iblis
Husna15🐅
😂
Husna15🐅
ehh, tpi ini singa😆
Husna15🐅
dri dulu pengen pelihara harimau
Husna15🐅
kuat banget ya Xian
Iyan: Soalnya dia setiap cobaan dicobain
total 1 replies
Husna15🐅
😔
Husna15🐅
aku blm prnah nyium bau teratai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!