Gwen si buruk rupa merasa putus asa dengan jalan hidupnya saat dia ingin mengakhiri semuanya justru Gwen dipertemukan dengan boss mafia.
Gwen menjadi gadis buruk rupa kesayangan boss mafia dan berusaha menuntut balas pada orang yang menindasnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Misi Perampokan Bank III
Tangan mungil itu kini sudah berlumuran darah, badan Gwen sampai bergetar saat dia berhasil mengeluarkan bola mata itu.
Walau bagaimanapun ini adalah pengalaman pertama baginya. Jadi dia sangat takut tapi lagi-lagi dia mencoba menyadarkan diri jika semua demi keberhasilannya misi.
Sebelum Gwen keluar dari kamar hotel itu, Gwen membersihkan tangannya di wastafel. Dia juga membasuh wajahnya dan menatap wajah itu di depan kaca wastafel, wajah cantik yang baginya masih asing saja saat dia memandangnya.
Kalau boleh jujur Gwen merasa wajah itu palsu dan bukan dirinya.
"Gwen!" suara Ruby kembali terdengar memanggil gadis itu karena sedari tadi Gwen tidak meresponnya.
"Aku akan keluar!" sahut Gwen setelah bisa menguasai dirinya.
Gwen keluar dari kamar itu dengan santai supaya tidak ada yang curiga padanya apalagi para bodyguard Samuel terus mengawasi.
Saat Gwen melewati mereka, gadis itu tersenyum nakal dan menggoda. Para bodyguard itu tidak curiga justru malah salah tingkah karena mereka mengira setelah melakukan hubungan intim dengan bos mereka justru wanita malam itu malah menggoda mereka.
Berhasil melewati para bodyguard, Gwen segera berlari menuju mobil yang menunggunya.
"Astaga, jantungku!" keluh Gwen saat berhasil masuk.
"Bola matanya?" tanya Ruby.
Gwen menunjuk tas yang dia bawa. "Aman!"
"Baiklah, kita ke Madania bank sekarang!" sahut Neil yang bersiap menjalankan mobil ke tempat tujuan.
*****
Di Madania Bank
Dozer dan beberapa anak buah lainnya sudah menunggu kedatangan rombongan Gwen. Mereka terus mengamati situasi dan kondisi bank yang mempunyai keamanan ketat itu.
"Saat cctv berhasil diretas, sistem keamanan bank itu akan langsung terdeteksi oleh polisi. Jadi kita tidak boleh buang waktu," jelas Dozer pada Zack salah satu anggota yang ditugaskan dalam misi ini yang sedari tadi ikut mengamati.
"Kita harus menyebar dan melumpuhkan semua penjaga di segala sisi," tambah Zack.
Dan tak lama rombongan Gwen pun datang, mereka semua bergegas memakai topeng supaya wajah mereka tidak mudah dikenali.
"Dozer akan meretas cctv dan melumpuhkan sistem keamanan bank sementara waktu. Zack, Neil dan anggota lainnya harus bisa melumpuhkan penjaga. Aku dan Ruby yang akan menuju brankas utama," ucap Gwen memberi komando sebagai pemimpin misi.
Semua mengangguk dan berpencar dengan tugas masing-masing. Dozer mulai meretas cctv dan saat berhasil, lelaki itu memberi kode pada tim misi.
"Waktu kalian tidak lebih dari 15 menit atau kita bisa dikepung polisi!" ucapnya.
Zack dan Neil yang bertugas melumpuhkan penjaga mulai memimpin dengan menyerang para penjaga yang bertugas.
Dor!
Dor!
Suara tembakan mulai terdengar di sana, Gwen dan Ruby memanfaatkan kesempatan itu untuk menyelinap masuk bank dan mencari di mana brankas utama berada.
"Menurut peta yang aku pelajari, brankas utama ada di lantai dasar!" ucap Gwen yang terus berusaha mencari brankas itu.
Sampai matanya tertuju pada sebuah pintu yang mempunyai akses retina mata.
"Itu dia, ayo Ruby!" serunya.
Ruby mengikuti Gwen dan mereka berdiri tepat di depan pintu yang mempunyai akses khusus itu, yang jelas hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk ke sana.
"Gwen, jangan sampai kau salah membawa bola mata itu! Kita sudah sampai sejauh ini, aku tidak ingin ada drama mata kanan atau mata kiri," tegas Ruby yang menatap tajam pada Gwen. Dia masih tidak mempercayai Gwen yang masih amatiran.
"Tenang Ruby, aku sudah memikirkan hal itu. Jadi..." Gwen tersenyum penuh seringai. "Aku mencongkel kedua matanya!"