Setelah mengalami percobaan mesin waktu yang gagal, Han Ziqing tiba di dunia kuno sebagai permaisuri yang siap dikubur di peti mati. Di hari dia membuka mata kembali, dia bertengkar dan bertarung dengan Wei Shiqi, sang Kaisar yang selama ini membencinya.
Di dalam harem yang kejam dan dingin, selain menghadapi sikap dingin Wei Shiqi, Han Ziqing juga harus menghadapi dan mengurus selir-selir yang memusingkan.
Wei Shiqi yang menyadari kepribadian Han Ziqing yang berubah total mulai mengubah pemahamannya. Dia secara tidak sadar melakukan segala hal untuk melindunginya dan membuatnya tetap berada di sisinya.
***
"Yang Mulia, Permaisuri meracuni Selir Yun karena kesal!"
Wei Shiqi menjawab, "Panggil tabib dan obati Selir Yun!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi menemui Sarjana Song!"
Wei Shiqi menjawab, "Batalkan gelar sarjananya, kirim ke perbatasan!"
"Yang Mulia, Permaisuri pergi berkencan dengan Tuan Fu!"
Wei Shiqi mengerutkan kening, "Kirim Fu Dou kembali ke negaranya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhuzhu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Citra Diri
Setelah terdiam sekian lama, Yun Lin akhirnya bicara.
“Yang Mulia, ini salah paham.”
Yun Lin lalu melirik Selir Pang yang berdiri tepat di belakangnya. Selir Pang terkejut, tubuhnya mendadak menggigil.
“Aku mengira Yang Mulia menindas Selir Mu lagi. Sungguh, aku tidak tahu kalau Yang Mulia telah menyelamatkannya dari kematian.”
“Salah paham?”
Siapa yang akan percaya? Han Ziqing tidak bodoh. Alasan yang dikemukakan oleh Yun Lin terlalu tidak masuk akal. Seandainya dia sedikit bijak, dia bisa mengarang alasan yang lebih bisa diterima. Han Ziqing mungkin bisa pura-pura memaklumi, tapi Yun Lin benar-benar sangat klise.
“Benar, Yang Mulia. Aku mendapat kabar kalau Selir Mu melompat ke danau dan bergegas ingin tahu kondisinya.”
“Apakah seorang selir agung sepertimu begitu mudah percaya omongan orang?”
Yun Lin membisu. Dia memang sudah ceroboh. Semangat tingginya dalam menjebak Han Ziqing sudah membuatnya terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Sekarang dia harus mencari jalan untuk menjelaskan diri sendiri agar tidak terlihat seperti sedang memanfaatkan kesempatan.
Dia menyunggingkan senyumnya, lalu berkata dengan tenang, “Aku sudah ceroboh. Tetapi, aku melakukannya karena khawatir, Yang Mulia.”
“Siapa yang kau khawatirkan, Selir Agung Yun?”
Han Ziqing berdiri, berjalan hingga berhenti tepat di depan Yun Lin. Jubahnya tanggal, jatuh di lantai. Han Ziqing mencondongkan tubuhnya hingga sedikit membungkuk ke arah Yun Lin. Karena dia lebih tinggi dari Yun Lin, sisi yang ia tampilkan jadi lebih dalam dan berkesan.
“Kau begitu perhatian. Lalu mengapa kau membawa sekelompok orang dan berteriak padaku?” Han Ziqing berkata dengan nada yang menyindir, “Apakah kau sedang ingin memfitnahku?”
“Tidak sama sekali, Yang Mulia. Yang Mulia benar-benar salah paham.”
“Lalu bisakah kau menjelaskan mengapa kau begitu bersemangat? Aku seorang Permaisuri, apakah mudah dibodohi dengan alasan bodoh yang kau ungkapkan?”
Yun Lin mendadak seperti bisu. Tidak, ini tidak seperti Permaisuri.
Mereka memang tidak pernah berhenti berselisih, tapi Permaisuri yang ia kenal mudah sekali terjebak omongan dan terprovokasi. Sekarang, situasinya seperti terbalik. Orang yang mendominasi dan memprovokasi adalah Permaisuri, bukan dia.
“Selir Agung Yun, kau bersalah jika kau tidak dapat menjelaskannya padaku.”
Han Ziqing lalu berjalan ke belakang. Plak! Dia menampar pipi Selir Pang dengan sangat keras. Selir Pang terhuyung, untung saja ada selir lain yang refleks menahan tubuhnya.
“Sebagai sesama selir, kau memanfaatkan situasi tanpa mengetahui kebenarannya. Selir Pang, kau pikir harem ini hanya dipenuhi dengan kelicikan dan kebusukan?”
Selir Pang langsung berlutut. Wajahnya berubah pucat dalam sesaat. Pipinya yang memerah dengan bekas tamparan yang jelas serasa berdenyut sakit. Seluruh tubuhnya gemetaran, dia bahkan tidak mampu mendongakkan kepala untuk menatap mata Han Ziqing yang tajam seperti pisau.
Ini… adalah tamparan pertama yang ia dapat sepanjang hidupnya. Meski Han Ziqing sering marah pada selir-selir suaminya, namun ia jarang melakukan kekerasan fisik secara langsung seperti ini. Kalau bukan karena kemarahannya memuncak, paling banyak ia hanya akan menyuruh orang untuk melampiaskan amarahnya.
“Y-Yang Mulia Permaisuri….” ucap Selir Pang gagap, “Sa-saya…”
“Bicara yang jelas!”
Selir Pang membisu. Tidak, dia tidak mampu menghadapi Permaisuri Han. Tahun-tahun penuh keributan di istana harem tidak akan berakhir hari ini.
Sosok Permaisuri memalukan yang payah dan hanya mengejar cinta Kaisar, yang hanya tahu memanfaatkan kasih sayang Ibu Suri Agung dan kekuasaaan keluarga adipati untuk berbuat semena-mena telah berubah. Mereka menyaksikannya sendiri, bukan hanya Yun Lin dan Selir Pang.
“Kau menggunakan kesempatan kejatuhan Selir Mu untuk mengadu kepada selir lain. Selir Pang, apakah kau mengira aku adalah permaisuri bodoh yang bisa kau fitnah sesuka hati? Di mana rasa hormatmu terhadapku?”
Han Ziqing menatap Selir Pang yang masih berlutut dengan dingin. Oh, wanita-wanita ini merepotkan sekali. Jika Han Ziqing tidak menyelesaikannya dengan menunjukkan bahwa dia bukanlah orang bodoh yang memalukan dan payah itu, wanita-wanita ini pasti akan kembali mencari masalah dengannya di masa depan.
“Kau ingin mati?”
Selir Pang menggeleng cepat sambil gemetaran. Han Ziqing kemudian beralih menatap Yun Lin, lalu menamparnya satu kali. Yun Lin membelalak, pipinya memerah.
“Han Ziqing apa yang kau lakukan?” tanya Yun Lin dengan nada tinggi.
Plak… tamparan kedua mendarat di pipinya yang satu lagi.
“Apakah namaku bisa kau teriakkan begitu saja? Yun Lin, sebagai selir agung, kau mudah terprovokasi oleh selir yang lebih kecil darimu. Apakah kau yang telah lama menjadi anggota harem juga bodoh? Kau menganggap dirimu mulia dan tinggi, tapi kau bahkan tidak bisa melihat dengan benar. Matamu itu jika sudah tidak berguna, sebaiknya dikeluarkan saja dan berikan pada orang lain!”
Yun Lin seperti disambar petir di siang bolong. Bukan hanya dua tamparan di pipinya, kata-kata menusuk Han Ziqing juga telah merobek harga dirinya yang tinggi.
Dia berdiri kukuh di harem lebih dari lima tahun, dia punya posisi tinggi. Keangkuhan dan kesombongannya tidak ditumbuhkan dalam waktu singkat, meski tahu dia tidak akan akur dengan Han Ziqing, namun dia tidak pernah menyangka wanita itu akan berani menamparnya di depan banyak orang seperti ini.
Para selir di belakangnya menunduk. Permaisuri mengatakan Selir Agung Yun tidak perlu lagi sepasang mata, apakah Permaisuri mengisyaratkan untuk mengambil kedua mata Selir Agung Yun? Jika itu benar, maka Permaisuri benar-benar sangat mengerikan.
“Siapa di sini yang masih mau mengatakan ini adalah salah paham?”
Han Ziqing mengedarkan pandangan, menatap satu persatu selir-selir yang berdiri di belakang Yun Lin. Mereka ini juga sama bodohnya.
Hanya karena terdorong oleh rasa penasaran, mereka secara sukarela melibatkan diri dalam masalah. Selama ini, selain teman-teman dekatnya, orang yang menyinggung Han Ziqing tidak selalu berakhir baik.
“Kalian juga bisu?”
“Y-Yang Mulia, kami hanya melihat Selir Agung Yun pergi terburu-buru, kami berpikir telah terjadi masalah besar, jadi kami mengikutinya. Kami tidak tahu kalau itu akan membuat Yang Mulia Permaisuri merasa difitnah,” Selir Hu mencoba menjelaskan. Han Ziqing tiba-tiba sudah berdiri di depannya, membuat Selir Hu terkejut setengah mati.
“Kau juga ikut menonton keramaian? Selir Hu, apakah hukumanku padamu terakhir kali belum membuatmu jera?”
Sebelum mati, Han Ziqing pernah menghukum Selir Hu karena dia membicarakannya di belakang. Han Ziqing membuatnya berlutut di aula Istana Ningxi selama sehari semalam tanpa diberi makan dan minum.
Lalu, dia dikirim kembali ke kediamannya dan dipersulit lebih dari satu minggu. Hari-hari itu adalah hari yang sangat menyengsarakan bagi Selir Hu.
“Ti-tidak, Yang Mulia. Mohon Yang Mulia memaafkan,” Selir Hu menunduk takut.
Selir Mu yang baik dan rendah hati hendak turun dari tempat tidur untuk memohon agar Han Ziqing tidak memperpanjang masalah ini. Sebelum kakinya menyentuh lantai, Han Ziqing sudah lebih dulu mengancamnya dengan berkata, “Jika kau turun meminta pengampunan untuk mereka, maka kau juga akan ikut dihukum bersama mereka.”
Selir Mu jadi dilema. Masalah ini timbul akibat perbuatannya. Permaisuri Han berbaik hati menolongnya, menyelamatkannya dari kematian. Tapi siapa yang bisa menerka kalau itu akan disalahpahami sebagai tindakan percobaan pembunuhan dan mendorong Permaisuri ke dalam masalah?
Permaisuri memang kuat, tapi Selir Agung Yun juga tidak mudah dihadapi. Kedua wanita itu adalah orang yang paling dihindari di harem. Kalau keduanya berselisih parah, akibatnya bisa fatal. Selain itu, nasib selir-selir yang ikut terlibat dalam masalah itu juga akan sial.
Tapi, apa daya? Permaisuri bahkan tidak membiarkannya turun untuk memohon.
Tidak ada yang berbicara untuk beberapa saat. Saat ini, selir-selir diam-diam berpikir bahwa sifat kejam Permaisuri memang belum berubah, akan tetapi mereka telah menemukan sisi lain yang tidak pernah ditunjukkan olehnya sebelumnya. Mereka menyadari bahwa sejak bangkit dari kematiannya, Permaisuri memang telah banyak berubah.
Dia setidaknya seperti lebih memiliki hati nurani dan keberaniannya jauh lebih besar. Dulu ketika bertengkar dengan Selir Agung Yun, Permaisuri biasanya hanya melontarkan kata-kata kotor untuk memukulnya sampai bisu. Tapi, sekarang, dia bahkan berani melakukan tindakan fisik yang membuat mereka terkejut.
Tamparan di pipi Selir Agung Yun dan Selir Pang pasti sangat sakit rasanya. Raut wajah Permaisuri Han Ziqing begitu dingin, mereka secara alami menggigil. Jika mereka bicara, itu hanya akan menambah masalah, tetapi jika mereka terus diam tanpa menjelaskan sampai Permaisuri puas, mereka juga akan celaka.
“Berlaku tidak pantas dan berkata tidak sopan padaku, bahkan memfitnahku, apakah kalian masih memandangku sebagai seorang Permaisuri? Apakah menurut kalian menonton keramaian seperti ini sangat menyenangkan?”
Saat kalimat terakhirnya diucapkan, Han Ziqing meninggikan suaranya. Seketika semua selir berlutut mengikuti Selir Pang, menunduk takut dengan tubuh gemetaran.
Mereka tahu persis hukuman yang akan diterima jika menyinggung Permaisuri. Orang yang dengan sengaja mempermalukan Permaisuri tidak pernah memiliki akhir yang baik.
Hanya Yun Lin yang tidak berlutut. Hatinya tidak terima jika harus kalah pada detik ini. Di matanya, Han Ziqing hanyalah Permaisuri mainan yang tidak berharga.
Kaisar mana mungkin menganggapnya sebagai orang penting. Han Ziqing adalah wanita yang tidak seharusnya ada di sini. Posisi itu, seharusnya menjadi miliknya lima tahun lalu!
“Kami memang bersalah karena telah salah paham pada Permaisuri. Tetapi jika Yang Mulia ingin menghukum, bukankah harus menunggu keputusan Kaisar terlebih dahulu?” ucap Yun Lin.
Dia diam-diam tersenyum dengan angkuh. Kaisar tidak pernah peduli pada Han Ziqing, jadi mustahil baginya mengurusi hal seperti ini.
“Aku adalah kepala istana harem, tidak memerlukan Kaisar untuk mengurusinya. Dia sudah repot mengurusi negara, apakah perlu repot mengurusi wanita juga? Selir Agung Yun, apakah otakmu sudah rusak karena tidak puas padaku?”
Yun Lin mengepalkan tangannya. Sial, Permaisuri sekarang jadi lebih pandai bicara!
Dia menatapnya dengan sengit dan penuh permusuhan, namun Han Ziqing justru menatapnya biasa saja. Seolah-olah, kemarahan dan ketidakpuasan Yun Lin bukan hal penting yang harus dipikirkan.
Para selir sudah menemui jalan buntu. Mereka tidak tahu harus melakukan apa agar Permaisuri merasa puas, tidak marah, tidak meneruskan masalah ini.
“Oh? Permaisuri sepertinya sangat peduli padaku,” suara pria yang berat nan khas, menguarkan wibawa kemudian terdengar.
Semua orang sontak menoleh. Wei Shiqi tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu, menatap sekumpulan istrinya yang sedang berlutut. Terakhir, dia menatap Han Ziqing dan Yun Lin bergantian sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam ruangan.
“Salam kepada Yang Mulia Kaisar,” ucap para selir serentak.
“Tidak perlu sungkan.”
Para selir bangkit, tapi Han Ziqing kemudian berkata, “Siapa yang mengizinkan kalian berdiri?”
Para selir kebingungan, menatap Wei Shiqi untuk memohon. Namun, Wei Shiqi mengabaikan mereka sehingga mereka terpaksa berlutut kembali.
Wei Shiqi memandangi penampilan Han Ziqing yang berantakan. Rambutnya sudah kusut, riasan tipisnya luntur. Gaunnya basah kuyup, membuat beberapa bagian tubuh yang seharusnya menonjol jadi terlihat lebih jelas.
“Menghadapi masalah seperti ini, apakah perlu membuat keributan sampai seperti ini?” tanya Wei Shiqi pada Han Ziqing.
“Lalu apakah aku harus diam seperti orang idiot menyaksikan mereka memfitnahku tanpa bukti?”
“Cukup tangani dengan caramu seperti biasa, apakah tidak bisa? Kau seorang Permaisuri, apakah tidak bisa menjaga penampilanmu sendiri?”
“Memangnya ada apa dengan penampilanku?”
Wei Shiqi menghela napas untuk yang kedua kalinya. Dia melepas jubahnya, kemudian memakaikannya kepada Han Ziqing secara tiba-tiba.
Sontak para selir membelalak, tidak menyangka akan tindakan Kaisar yang sangat tidak biasa. Kaisar tidak pernah menganggap Permaisuri, selalu mengabaikannya. Lalu mengapa hari ini berbeda? Bahkan Kaisar terkesan seperti sedang membelanya.
“Menceburkan diri tanpa peduli konsekuensi. Apa kau pikir nyawamu ada sembilan?”
Han Ziqing berdecih. “Jika nyawaku ada sembilan, aku mana mungkin mati dalam percobaan mesin waktu dan datang kemari,” gumamnya.
Wei Shiqi berbalik untuk menatap selir-selirnya yang berlutut. Auranya yang menakjubkan membuat para selir semakin tidak berani bertindak lagi.
Permaisuri saja sudah sulit dihadapi, sekarang malah datang Kaisar. Hidup mereka mungkin benar-benar berakhir hari ini.
“Mengabaikan etiket dan menjebak Permaisuri, kalian sungguh berani!”
“Kami tidak berani, Yang Mulia mohon maafkan kami,” ucap mereka serentak.
“Tidak berani? Aku lihat kalian sangat berani!”
“Yang Mulia, mohon maafkan kami,” ucap mereka lagi.
Wei Shiqi menutup matanya sejenak. Urusan harem yang rumit ini biasanya dikelola oleh Ibu Suri Agung karena Han Ziqing tidak bisa diandalkan, tapi neneknya itu sudah berangkat untuk bersembahyang dan berdoa kemarin.
Neneknya tidak akan kembali dalam tiga bulan mendatang, sehingga urusan harem akan dikelola lagi oleh Han Ziqing. Tapi, Han Ziqing bahkan tidak bisa menghadapi situasi semacam ini dan terus bertele-tele.
Bagaimana dia bisa percaya?
“Kembali ke kediaman dan renungkan baik-baik kesalahan kalian! Tanpa perintahku, siapapun tidak diizinkan keluar. Selir Agung Yun, kau juga sama.”
Yun Lin tidak senang, dia tidak terima dihukum seperti sekumpulan selir tingkat rendah lainnya. Posisinya jauh di atas mereka, dia merasa tidak pantas disamakan dengan mereka. “Yang Mulia, mohon jangan-”
“Tidak ada bantahan.”
Yun Lin langsung mengurungkan niatnya untuk bicara.
“Permaisuri, jika kau sudah selesai mengurus Selir Mu, kembalilah ke istanamu,” tegas Wei Shiqi. Wei Shiqi kemudian pergi begitu saja, meninggalkan kecanggungan dan suasana tidak jelas di dalam ruangan.
Diam-diam Han Ziqing berkata dalam hatinya: untuk apa aku menurutimu?
wkwkwkwkwk