Tak ada jalan untuk kembali
Killa Okta Brahmana dan Salpa Radiatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar Negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan Kakaknya, Killa.
Setelah Killa sah menjadi penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yg tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang Ayah, Joko Brahmana.
Setelah 3 tahun menikah pernikahan Killa dan Diantoro belum dikaruniai keturunan sehingga Diantoro berselingkuh dengan adik kandung Killa.
Lantas bagaimana dengan Killa dan cerita selanjutnya?
Intip terus ya update selanjutnya 😉 siapa tau makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhyras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Morning Sickness Hamil Muda
Diantoro tiba-tiba terdiam tanpa kata. Raut wajahnya berubah seketika.
"Kamu kenapa, Mas? Kok diem aja?" tanya Killa.
"Eh ... enggak apa-apa kok Sayang, aku seneng banget!" jawab Diantoro.
"Oh iya maaf, Dok? Saya terlalu bahagia denger kabar kehamilan istri saya!" ucap Diantoro pada dokter.
"Tidak apa-apa, Pak! Saya ikut senang dengan kabar kehamilan istri Bapak, selamat ya? Ini saya kasih resep obat, jangan lupa untuk jaga kesehatan dan pemeriksaan rutin. Semoga ibu dan bayi di dalam kandungan sehat!" sahut dokter dengan ramah.
"Terimakasih banyak, Dok? Kalau gitu kami permisi!" ucap Diantoro.
"Sama-sama, silahkan Pak, Bu!" tutur dokter.
Usai melakukan pemeriksaan, Diantoro segera bergegas kembali ke rumah agar Killa dapat beristirahat dengan cukup.
Sesampainya di rumah Diantoro langsung membawa Killa ke kamarnya.
"Kamu istirahat yang cukup ya Sayang? Ingat! Mulai sekarang kamu harus selalu jaga kesehatan, aku gak mau sampai terjadi apa-apa sama kamu dan calon bayi kita!" ucap Diantoro dengan penuh perhatian.
"Makasih ya, Mas? Aku pasti ingat kok pesan kamu, Mas! Jangan khawatir!" tutur Killa. "Aku bahagia banget, Mas! Setelah 3 tahun pernikahan kita, apa yang aku tunggu-tunggu akhirnya datang juga ...."
"Iya Sayang! Aku juga bahagia sekali, sekarang aku jadi calon ayah untuk calon anak kita nanti ...." ucap Diantoro sambil merangkul Killa.
Killa tersenyum bahagia dalam pelukan Diantoro, lalu perlahan kesadarannya memudar dan Killa akhirnya tertidur.
Tak lama setelah Killa tertidur, Diantoro beranjak pergi dari kamar.
"Bi ... Bibi?" panggil Diantoro pada Bi Tina.
Bi Tina datang terburu-buru ketika mendengar dari panggilan Diantoro. "Eh ... iya, Den! Ada apa ya?" tanya Bi Tina.
"Bi, tolong jaga Killa ya? Jangan sampai Killa melakukan aktivitas berat, mulai sekarang Killa gak boleh sampai kecapean, jangan terlalu banyak beraktivitas di luar, makanan juga tolong dijaga ya, Bi? Aku gak mau sampai terjadi apapun sama istri dan calon anak ku." Diantoro berpesan pada Bi Tina untuk selalu menjaga kesehatan Killa dan kandungannya.
"Iya, Den! Tapi ... maksud Aden, Non Killa?" tanya Bi Tina dengan ragu.
"Iya, Bi! Killa sekarang sedang hamil ..." sahut Diantoro.
"Ya Allah ... Alhamdulillah ... akhirnya Non Killa hamil juga, Bibi seneng sekali, Den! Syukurlah kalau gitu. Bibi pasti jaga Non Killa dan kandungannya semampu Bibi, Den!" ucap Bi Tina dengan bahagia.
"Iya makasih ya, Bi? Nanti apapun keperluan Killa dan calon anak ku, Bibi jangan sungkan bilang sama aku, kalau ada apa-apa Bibi harus cepat kabarin aku ya?" pinta Diantoro pada Bi Tina.
"Baik, Den! Bibi pasti berusaha yang terbaik buat kelangsungan dan kesehatan Non Killa sama calon bayinya!" tutur Bi Tina.
"Sekarang Killa lagi istirahat di kamar, nanti obatnya jangan sampai kelewatan ya, Bi? Aku buru-buru harus ke kantor, ada hal penting!" pinta Diantoro.
"Iya, Den! Hati-hati di jalan ...." Tutur Bi Tina.
Setelah berbincang-bincang dengan Bi Tina, Diantoro segera bergegas pergi ke luar.
Setelah beberapa jam, Killa terbangun dari tidurnya. Perutnya terasa seperti diubek-ubek hingga beberapa kali muntah.
"Aduh, Non! Kasian sekali Non Killa ...," ucap Bi Tina yang khawatir melihat Killa beberapa kali memuntahkan apapun yang ada dalam perutnya.
Kemudian mengambilkan minyak gosok untuk membantu mengurangi rasa mual Killa.
"Non, Bibi bikinkan makanan ya buat Non Killa? Non Killa, kan harus minum obat!" tutur Bi Tina.
"Makasih, Bi? Tapi aku gak bisa makan, apapun yang aku makan semuanya keluar lagi, Bi!" ucap Killa dengan nada lemah.
"Tapi, Non harus tetep makan walaupun cuma sedikit, atau Bibi ambilkan buah-buahan ya, Non? Biar sedikit yang penting ada masukan ke perut Non Killa!" Bi Tina terus menasehati.
Killa tak bisa menolak demi kesehatan bayi dalam kandungannya dia harus tetap sehat dan memiliki gizi baik.
Killa hanya bisa mengangguk setuju, berharap buah-buahan bisa sampai ke dalam perutnya tanpa memuntahkan nya kembali.
Tak lama, Bi Tina datang membawa sepiring buah-buahan yang sudah siap makan untuk Killa. "Ini, Non! Coba dimakan dulu buahnya, mudah-mudahan Non Killa gak mual lagi!" tawar Bi Tina sambil menyodorkan piring yang berisi beraneka macam dari beberapa buah-buahan.
"Makasih, Bi?" ucap Killa.
Kemudian Killa memasukkan sedikit demi sedikit potongan buah ke dalam mulutnya.
Setelah menghabiskan beberapa potong buah, Killa kembali memuntahkan apapun yang dia makan.
"Bi, aku lemes banget!" ucap Killa dengan nada lemah.
Tubuhnya terkulai lemas setelah kembali muntah.
Bi Tina hanya bisa meratap iba pada Killa setelah menyodorkan segelas air putih untuknya. "Yang sabar ya, Non? Atau barangkali Non Killa ada permintaan, biar nanti Bibi siapkan buat Non Killa!!" tanya Bi Tina.
"Makasih ya, Bi? Aku mau istirahat sebentar lagi, kepalaku rasanya pusing banget!" ucap Killa.
"Ya udah, Non istirahat aja ya? Bibi mau bikinin bubur sumsum buat, Non! Semoga nanti Non Killa bisa makan ya?" ucap Bi Tina.
Killa hanya mengangguk setuju, lalu Bi Tina menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Killa dan meninggalkannya sendiri agar Killa dapat beristirahat.
Killa hanya bisa menghabiskan waktu seharian dengan berbaring lemas di atas tempat tidurnya, berharap rasa pening di kepalanya berangsur membaik.
Setelah beristirahat dengan cukup, perlahan Killa mulai bisa mengisi perutnya sedikit demi sedikit dan mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter.
Setelah merasa lebih baik, Killa segera mengirim pesan chat pada sahabatnya, Fanny.
'Fan, hari ini kalau Lo gak sibuk, Lo bisa mampir gak ke rumah gue?' tanya Killa.
Tak lama Fanny pun membalas pesan chat dari Killa. 'Tumben nih Bu Bos chat gue? Ok nanti gue mampir ya? Kebetulan gue lagi santai banget hari ini!' sahut Fanny
'Ok gue tunggu!' balas Killa.
'Tumben ni anak minta gue datang ke rumahnya! Biasanya sahabat gue ini lebih suka keluar rumah!' pikir Fanny sambil membereskan barang-barang di atas meja kerjanya yang berantakan.
Lalu memesan taksi online.
Setelah semuanya selesai, Fanny segera mengambil tas miliknya dan bergegas pergi tanpa pikir panjang.
Iseng-iseng Fanny terpikirkan sesuatu untuk membawa sedikit oleh-oleh makanan untuk Killa.
"Pak nanti tolong berhenti sebentar di Paradise Cake ya?" pinta Fanny pada supir Taksi.
"Baik Bu!" sahut pak supir.
Tak lama kemudian, Fanny mampir sebentar di toko kue untuk membeli beberapa makanan kesukaan Killa.
"Btw gue kok jadi kayak mau jenguk orang sakit ya?" Fanny terkekeh sendiri sambil mengambil beberapa dessert choco crunchy dan fruity colla pudding favorit Killa.
Tak lupa Fanny juga membeli beberapa rasa yang berbeda untuk keluarga Killa.
Usai membeli oleh-oleh kecil untuk Killa, Fanny kembali melanjutkan perjalanannya menuju kediaman sahabatnya, Killa.
jangan lama² lah thor