NovelToon NovelToon
Suamiku Mencintai Adikku

Suamiku Mencintai Adikku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / CEO
Popularitas:19.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: IkeFrenhas

Hanna Mahira adalah seorang wanita berumur 27 tahun. Dia bekerja sebagai karyawan staff keuangan pada sebuah cabang dari perusahaan ternama. Anna panggilannya, menjadi tulang punggung keluarga. Setelah ayahnya meninggal dunia, semua kebutuhan hidup ada di pundaknya.
Dia memiliki adik perempuan yang sekolah dengan biaya yang di tanggungnya.

Anna mencintai atasannya secara diam-diam. Siapa sangka jika sang atasan mengajaknya menikah. Anna seperti mendapatkan keberuntungan, tentu saja dia langsung menerima lamaran sang bos tersebut.

Namun, di hari pertamanya menjadi seorang istri dari seorang David Arion Syahreza membawanya pada lubang kedukaan.
Sebab di hari pertamanya menjadi seorang istri terungkap fakta yang amat menyakitkan. Bahwa David sang suami yang sangat Anna cintai mengatakan bahwa pernikahan ini adalah kesalahan terbesar yang dia lakukan.

Ada apa sebenarnya?
Anna berusaha menyingkap tabir rahasia David dan berusaha tegar atas pernikahan tersebut.

Baca kisahnya dan temani Anna mengungkap rahasia besar David

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IkeFrenhas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 12. Pengakuan Adrian

Pak Adrian memenuhi janjinya. Sepulang kantor, lelaki itu telah menungguku di lobi. Mau tak mau, kaki ini mengikuti langkahnya. Dia berjalan di depanku, sedangkan aku hanya mengekor saja dibelakang tanpa banyak bicara. Kepalaku tertunduk dalam, menyembunyikan wajah dari perhatian orang yang mungkin lalu lalang.

Pak Adrian telah masuk ke dalam mobilnya. Aku sebenarnya bingung, harus duduk di kursi mana. Depankah, atau di belakang?

Berhenti sejenak di samping mobil, menimbang-nimbang. Kemudian aku memutuskan untuk membuka pintuk mobil bagian belakang. Gerakan tanganku terhenti, belum sampai pintu terbuka lebar.

"Anna, duduk di depan!" Perintah Pak Adrian, sontak membuatku kaget.

Dengan berat hati, aku pun beralih membuka pintu depan, lalu duduk di kursi samping kemudi. Pak Adrian memperhatikan gerak gerikku dengan seksama. Tampak jelas matanya, menatap intens ke arahku. Setelah memasang sabuk pengaman, lelaki di sampingku tersebut melakukan mobil keluar dari area parkir, lantas melesat dengan kecepatan tinggi setelah ke empat roda mobilnya menginjak jalan raya.

Kurang dari setengah jam, mobil pun berhenti di sebuah restoran bernuansa Jepang. Hmm, ini pengalaman pertama buatku selama di sini.

Pak Adrian masuk lebih dulu, dia memilih kursi di sudut ruangan. Kami duduk berhadapan, lesehan tanpa kursi. Aku mengedarkan pandangan berkeliling ruangan. Tempat ini lumayan ramai. Melihat ke samping kiri, tampak taman bunga dengan kolam ikan menghiasi restoran ini. Sangat indah.

"Aku pesankan menunya ya ...." Suara pak Adrian mengalihkan perhatianku. Lelaki itu tengah serius membaca menu. Seorang pelayan dengan sabar menunggunya selesai, lalu menyebutkan pesanan.

"Pak, sebenarnya mau bicara apa? Katanya ada yang ingin dibicarakan, serius?" Tanyaku hati-hati padanya.

"Tamannya bagus, kan? Kamu suka?" Aku berdecak. Pak Adrian menjawab pertanyaan ku dengan pertanyaan lain, bukan dengan jawaban yang aku harapkan.

"Iya, saya suka. Ini pertama kalinya saya ke sini. Terimakasih, Pak." Aku bersungguh-sungguh mengatakan itu.

"Kamu bisa sering kemari jika mau, aku akan mengantarkan dengan senang hati." Pak Adrian mengulum senyum.

"Ah, itu ... hmmm." Belum sempat aku melanjutkan kata, pelayan datang membawa pesanan kami.

"Makan dulu ya, nanti kita lanjutkan ngobrolnya." Pak Adrian memberikan sumpit. Aku mengambilnya dengan ragu. Jujur, aku belum bisa menggunakannya. Selama tinggal di Malang, kalaupun pernah makan ke restoran Jepang bersama rekan kerja, aku memilih menggunakan sendok untuk makan dan sangat enggan menggunakan dua tusuk itu. Tapi hari ini, malu sekali rasanya jika harus menolak pak Adrian. Lantas, dengan sangat terpaksa aku mengambil sumpit tersebut, mencoba menggunakannya. Benar saja, berkali-kali aku gagal mengambil potongan daging yang telah dipanggang pak Adrian.

"Kenapa?" Pak Adrian menghentikan aktivitasnya. Lantas, lelaki itu berdiri kemudian pindah duduk di sampingku. Kami duduk berdekatan nyaris tanpa jarak.

Dengan sabar, pak Adrian mengajariku makan menggunakan sumpit ini. "Nah, begini caranya ... Coba ..."

"Yes, berhasil." Jawabku riang dengan senyum terkembang.

Pak Adrian tertawa terbahak. Di detik berikutnya, aku tersentak saat merasakan tangannya mengelus pucuk kepalaku.

"Ehm. Makanlah ...." Suasana tiba-tiba menjadi hening dan ... canggung.

Kami menikmati hidangan dalam diam. Sesekali mataku melirik pak Adrian, yang sialnya lelaki itu juga tengah melirik ke arahku. Ingin rasanya cepat-cepat menghabiskan makananku. Aku pun makan dengan terburu-buru, membuat tersedak.

"Pelan-pelan makannya, aku tidak akan meminta jatahmu," goda Pak Adrian sembari menyodorkan minum. Aku mengambilnya, lalu meminum dengan sekali tandas.

"Anna, kita telah sama-sama dewasa. Aku akan mengatakannya dengan serius." Pak Adrian berucap pelan dan lembut.

"Bicara apa, Pak?" Aku bertanya bingung.

"Aku menyukaimu, sejak pertama kita bertemu di wawancara. Dan ... Mmm, aku ingin mengenalmu lebih dekat."

Jantungku seketika berdebar kencang, mendengar pengakuan pak Adrian seperti meminum racun untukku. Selain statusku yang telah menikah, hatiku masih utuh mencintai bang David, lelaki menyebalkan yang tidak pernah memperlakukan aku dengan baik.

"Pak, sebenarnya ... Saya telah menikah. Hanya saja, di status itu belum dirubah. Maafkan saya."

"Aku tahu."

" Maksud, Pak Adrian? Pak Adrian tahu saya telah menikah, lalu tetap saja Bapak mendekati saya?" Mataku terbelalak mendengar kenyataan lelaki ini mengetahui statusku. Jadi, dia sengaja mendekatiku walaupun aku telah menikah. Gila!

"Ya, aku tahu status pernikahanmu yang hanya di atas kertas. Aku juga sangat tahu bagaimana suamimu memperlakukanmu. Yang aku tidak tahu, bagaimana bisa kamu masih tetap bertahan pada pernikahanmu itu?"

"Saya ... Saya mencintainya."

"Cinta seharusnya tidak menyakiti, Anna. Dia harusnya memberikan kebahagiaan pada hatimu. Aku tidak akan membiarkan kamu terus terluka."

Setelah itu, kami tak lagi bicara. Kemudian pulang, dalam mobil pun hanya diam. Aku sengaja menatap ke samping jendela menikmati lampu-lampu jalanan yang terjejer di pinggir jalan. Indah.

Ah, andai cinta seperti itu. Seperti lampu yang menerangi kegelapan, memberi petunjuk pada pengguna jalan tentang arah yang akan mereka tuju. Namun, bukankah lampu itu akan mati, jika listrik padam. Sehingga mereka butuh kekuatan yang besar untuk mengisi daya agar terang mereka tetap bertahan, yaitu sang surya.

Mungkin cinta juga butuh kekuatan besar untuk terus bertahan, berupa kesabaran. Lantas, sampai kapan kesabaran itu bisa dipertahankan?

1
Dewi Nurani
segala hormon jadi alasan , dicerita ini orang² nya pada lemah semua , gak punya pendirian gampang kerayu
sungguh menyebalkan
Dewi Nurani
anna terlalu manjain s alina makanya jadi kurang ajar , adik itu dididik bukan dibiarkan semaunya , itu baru namanya sayang
Dewi Nurani
si anna nya cengeng tingkat tinggi sungguh menyebalkan , gak ada tangguh²nya jadi perempuan gak ada jaga harga dirinya takut banget ditinggalin , jaga gengsi dong
Dewi Nurani
si anna cengeng dikit² nangis , tegas dong sama adiknya
terus adiknya juga kenapa gak sopan gitu , rasanya gak mungkin ada yg gitu amat , gak ada segen² nya sama kaka sendiri
Rini Haryati
bagus
Firgi Septia
buat apa menyayangi adik pelakor macam gitu Alina gimana nasibmu begitu kalau kamu jadi orang yg bodoh /Frown//Frown/
Firgi Septia
bodoh Anna buat apa minta maaf aduh /Frown//Frown/
Wiwit
ga jelas ceritanya
Rose 19
David mau jadi duri di antara anda sama adrian
Rose 19
selsaikan hubunganmu sama David, trus pergi yang jauh sama sampai luka di hatimu sembuh.fdan buktikan pda mereka klo kmu wanita yg kuat dan hebat.
Rose 19
sakit ya an, klo di bohongin org yang kita sayang.
Fitrian Delli
dasar anaknya saja bodoh, mau d bohongi
Fitrian Delli
minta cerai saja bodoh
Elin Handoko
bnr membosankan
Ike Frenhas: 😁😁😁

terima kasih udah mau mampir baca yaa
total 1 replies
Fazira Fauziah
ceritanya bagian ini keren kak
semangat
Ike Frenhas: terima kasih sudah mampir baca ya, Kak
total 1 replies
Fazira Fauziah
ka ceritanya bagus tapi terlalu muter muter yah ka gitu lagi gitu lagi kelakuannya
Lienda nasution
Adrian ini apa tidak punya kelg thor
Lienda nasution
kok aq berharap ana meninggalkan Adrian walau cuma sebentar sebagai hukuman karena bersikap terlalu lunak sama Alina sang perempuan jalang itu biar tau rasa itu Adrian
Lienda nasution
ceritanya bagus 👍👍👍👍🤭
Elis Rosyidah
lanjut ka
Ike Frenhas: sudah tamat. baca cerita yang lain yaa. banyak yang udah tamat. hehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!