Austin mengusir adik angkatnya, karena hamil diluar nikah. apalagi, dari awal Austin sangat tidak menyukai Shireen, ketika mengetahui Shireen hamil tanpa pikir panjang Austin langsung menyuruh adik angkatnya untuk keluar dari rumah. dan ketika Shireen menikah dengan orang yang telah menghamilinya, hidup Shiren sangat menderita, Wanita itu selalu mendapatkan kekerasan dari suaminya, dan tentu saja Shireen menerima kekerasan dari suaminya selama bertahun-tahun.
hingga pada akhirnya, Shireen dipertemukan lagi dengan Austin, di mana ternyata Shireen bekerja di perusahaan milik kakak angkatnya. sebisa mungkin, Shiren berusaha untuk menghindari Kaka angkatnya, karena dia tidak ingin dipecat oleh Austin, apalagi dia yakin Austin masih sangat membencinya, karena ketika bekerja di kantor Austin, Shiren mendapatkan gaji yang besar.
tapi sayang keinginan Shireen sepertinya sia-sia, pada akhirnya Austin mengetahui Shireen bekerja di perusahaannya, dan tentu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sesal tak berguna
Austin menjalankan mobilnya dengan kecepatan penuh, emosi sudah begitu membara di dada lelaki itu, sungguh dia tidk akan melepaskan orang yang telah menculik putrinya.
Ya, barusan Austin sempat mengecek cctv sekolah dan ternyata ada orang yang berpura-pura menjadi petugas kebersihan dan masuk kedalam ruang kesehatan lalu orang itu memasukan tubuh Ilona ke dalam roda kecil dan di tutupi oleh kain, hingga tidak ada yang curiga.
Austin sudah kembali mengerahkan anak buahnya guna mencari mobil tersebut., beruntung mobil yang di pakai oleh penculik Ilona terekam dengan jelas di cctv.
"Aaaaa!'' Austin berteriak ketika jalanan mulai padat, hingga lelaki itu memutuskan untuk memotong jalan,
Ketika sudah memotong jalan, Austin yang sedang menyetir sambil melamun. Tiba-tiba menghentikan mobilnya secara mendadak. karena dia melihat seseorang keluar dari mobil dengan cara melompat.
Dan tak lama mata Austin terbelalak ketika melihat ternyata yang melompat itu adalah Ilona.
Di tengah ketidak berdayaanya karena sakit, Ilona sekuat tenaga melawan orang yang akan menculiknya, apalagi dia hampir mengalami pelecehan, pakaiannya hampir saja di robek karena terus meronta, beruntung jendela terbuka, hingga setelah menendang orang yang menculiknya Ilona langsung melompat.
Ketakutan membuat Ilona mempunyai tenaga untuk memberontak, dia tidak ingin kejadian seperti dulu lagi, di mana dia di culik dan di siksa, hingga akhirnya ilona bisa melawan walaupun sedari tadi fisiknya sedang lemah.
"Ilona!'' Austin berteriak ketika menyadari bahwa itu Ilona, lelaki itu bergegas mempercepat laju mobilnya.
"Ilona!'' Austin kembali berteriak ketika sudah turun dari mobil, dengan cepat dia pun langsung berlari ke arah putrinya yang sudah terkapar di tanah, sedangkan mobil yang tadi menculik Ilona dalam sekejap sudah melarikan diri.
'Ilona ... Ilona!'' Austin menepuk-nepuk pipi putrinya, hati Austin terasa tertusuk ribuan jarum ketika melihat wajah putrinya yang pucat, bahkan pipi putrinya ada bekas telapak tangan , karena memang tadi Ilona sempat di tampar.
belum cukup sampai di situ, dada Austin kembali tersayat ketika melihat seragam putrinya terkoyak dan tentu saja Austin tau bahwa putrinya hampir mengalami pelecehan,
"Tubuhku sakit." ilona mengatakan itu dengan suara yang sangat pelan dengan mata yang tertutup,
"Ilona ... ILona!'' Austin mulai panik ketika melihat Ilona tidak sadarkan diri, lelaki itu pun bergegas membopong tubuh ilona dan membawa Ilona ke mobil untuk pergi ke rumah sakit.
Austin menjalankan mobilnya dengan kecepatan yang kencang, satu tangannya dia gunakan untuk menahan tubuh ILona agar Ilona tidak terjatuh ke bawah.
Walaupun hal yang menimpa Ilona sangatlah menyakitkan, tapi sepertinya ada hikmah yang bisa didapat. Di mana sekarang, Austin sepertinya mulai sadar bahwa sikapnya keliru, Karena sekarang hati lelaki itu terasa nyeri ketika melihat kondisi darah dagingnya. Entahlah, jika Ilona sadar Austin akan kembali pada egonya atau akan menebus kesalahannya.
Setelah melewati perjalanan yang cukup panjang akhirnya mobil yang dikendarai oleh Austin sampai di rumah sakit, dengan cepat Austin pun langsung berlari membawa Ilona ke dalam rumah sakit.
Austin menundukkan dirinya di kursi tunggu, lelaki itu menatap ke depan dengan tatapan kosong. Dalam sekejap dunia Austin menggelap, apa yang terjadi pada Ilona sepertinya mampu memukul kesombongan lelaki itu. Apalagi dengan matanya sendiri dia melihat Ilona hampir dilecehkan, dan juga dia melihat bagaimana perjuangan Ilona untuk keluar dari mobil dengan cara melompat padahal keadaan putrinya sangat lemas.
"Austin!"
Tiba-tiba terdengar suara Helena, hingga Austin menoleh ke arah samping. Mata lelaki itu membulat ketika melihat adik kembarnya datang.
"Helena sedang apa kau di sini!" Austin berbicara dengan panik. Rupanya tadi ketika di sekolah dan dilarikan ke ruang kesehatan, Ilona meminta guru untuk menelpon Helena, karena saat itu dia sudah merasakan tubuhnya akan tumbang. Ilona tidak mungkin menghubungi kakek neneknya apalagi ibunya, hingga Dia memutuskan untuk menelepon Helena.
Dan ketika mobil Helena tiba di sekolah, dia melihat Austin berlari ke arah mobil dengan terburu-buru, dan setelah bertanya pada guru akhirnya Helena pun mengetahui apa yang terjadi hingga dia dengan cepat mengikuti mobil Austin. Dan tadi Helena juga melihat, Ilona yang keluar dari mobil dengan cara melompat dari jendela.
Belum sempat Helena menjawab, dokter keluar dari ruang rawat Ilona. "Dok, bagiamana keadaan putriku?" Tanya Austin.
"Sepertinya putri anda mengalami shock, putri anda juga sepertinya kekurangan oksigen dan dehidrasi. Kami akan terus memantau kondisi putri anda. Kalau begitu kami permisi.
Setelah mengatakan itu, Dokter pun pergi dan Austin pun langsung masuk kedalam, ruang rawat Ilona di susul Helena.
Austin menatap putrinya dengan lekat, untuk pertama kalinya dia menatap putrinya dengan tatapan khawatir. Kejadian tadi benar-benar memukul Austin, hingga sekarang dia sadar bahwa tingkahnya selama ini keliru.
"Ilona .....” pertama kalinya Dia memanggil nama Ilona dengan penuh perasaan, tapi sepertinya semua terlambat entah bagaimana respon Ilona ketika sudah terbangun dari pingsannya.
Komennya mana?
