[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC 11
Azka dengan kasar menghempaskan tangan Kirana, sehingga Kirana jatuh tersungkur di atas lantai. Saat Azka hendak pergi, Kirana menahan kakinya agar tidak pergi.
"Az, setidaknya minum dan bersulang dulu denganku. Baru kamu boleh pergi, Az!" ucap Kirana memeluk kaki Azka.
Azka tanpa banyak bicara berjalan menuju nakas dan mengambil minuman yang telah disediakan oleh Kirana. Kirana berdiri bergegas menyusul Azka. Mereka berdua bersulang bersama seperti apa yang Kirana inginkan.
"Sudah 'kan? Sekarang aku mau pergi!" ketus Azka datar.
"Tunggu sebentar dulu, Az!" bujuk Kirana.
Azka yang berjalan keluar hampir terjatuh,ia merasa kepalanya pusing dan badannya terasa panas. Saat melihat penampilan Kirana, Azka menelan salivanya kuat-kuat. Tetapi, Azka masih dalam keadaan sadar dan bahkan masih bisa mengontrol dirinya.
Aku harus secepatnya pergi dari tempat ini. Pasti ada sesuatu dalam minuman yang telah kuminum itu. Aku tidak pernah menyangka bahwa Kirana nekat berbuat hal menjijikkan seperti ini, batin Azka. Azka mencoba keluar dari kamar itu.
Kirana yang melihat itu pun membuka linggerianya, dan berlari memeluk Azka dari belakang. Azka yang sudah tidak tahan lagi dengan perbuatan Kirana, mendorong tubuh Kirana dengan kasar, sampai Kirana tersungkur ke lantai dan membuat kaki Kirana keseleo.
Mendapat kesempatan, Azka langsung buru-buru keluar dari kamar itu. Berjalan gontai,mencari jalan keluar untuk pulang ke rumah.
Azka celengak-celenguk mencari jalan keluar yang sempat membuatnya binggung karena pengaruh obat. Belum sempat Azka keluar, tiba-tiba seorang wanita yang sedang mabuk datang menghampirinya. Wanita itu memeganggi kedua pipinya, menatapnya dalam dan ...
Cup! (menciumnya.)
Wanita itu langsung menyambar bibirnya dengan rakus walau masih terkesan kaku. Azka tahu bahwa wanita itu pasti baru pertama kalinya melakukan ciuman.
Azka kaget, membelalakkan matanya.
Berani-beraninya gadis kecil ini, membangkitkan jiwa harimauku. Tapi, ada apa dengan tubuhku? Aku tidak dapat menolak permainannya, seakan ada magnet yang menarikku, agar lebih dalam lagi mengikuti permainannya. Kelinci kecil, kamu tidak akanku biarkan lolos begitu saja, batin Azka dan terus mengikuti permainan wanita itu.
Azka dengan kesadarannya menahan hasratnya kuat. Tetapi, melihat wajah cantik di depannya, serta ciuman dadakkan yang diberikan oleh wanita yang berada di depannya secara mendadak, membuat ga*rah dalam dirinya mendidih.
Azka mengendus aroma wangi bunga lavender dari tubuh wanita itu. Aroma lavender itu dapat membuat hatinya tenang dan menginginkan lebih dari sekedar ciuman.
......................
Kirana yang belum bergeming dari kamarnya, segera bangkit dengan susah payah. Kirana mengambil pakaian yang ada di lemari untuk dikenakkannya kembali.
"Kurang ajar, rencanaku gagal semua. sebaiknya aku menelepon Tante dulu," ucapnya bergegas mengambil handphone.
Tut ... tut ... tut ...
Setelah teleponnya tersambung.
"Hallo Kirana, apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Tante, yang di telepon oleh Kirana.
"Maaf Tan, rencana kita kali ini gagal total," lirih Kirana.
"Apa?! Gagal?!" bentak Tante tak percaya.
"I-Iya Tan. Tante, aku harus bagaimana sekarang?"
"Cepat pulang! Segera bereskan barang-barangmu dan pergi secepatnya dari kota ini! Jangan sampai masalah ini terbongkar! Dan Azka tidak boleh tahu siapa dalang dibalik semua ini," ucap Tante tegas.
"Nanti Semua keperluan keberangkatanmu biar tante saja yang urus," ucapnya lagi.
"Baik Tan."
Setelah teleponnya berakhir, Kirana memilih pergi meninggalkan Club.
......................
Mereka berdua kini sudah berada di dalam kamar yang sama. Azka sudah tidak dapat menahan hasratnya lagi. Dia terus menciumi bibir wanita asing itu tanpa henti.
Untuk sementara waktu pagutan mereka dilepas. Karena merasa gerah membuat Azka perlahan melepaskan pakaiannya satu persatu, lalu membuangnya kesembarangan arah.
Sontak wanita asing itu yang melihatnya pun tidak mau kalah, ia juga lantas mengikuti apa yang dilakukan oleh Azka. Hingga kini di tubuh mereka sudah tidak memakai sehelai benang pun (polos).
Kemudian, Azka mendorong pelan tubuh wanita asing itu ke atas ranjang dan langsung memulai aksinya dengan menindih tubuh wanita asing itu. Sesekali Azka melu*** habis bibir tipis milik wanita asing itu agar lebih memperdalam ciumannya, lalu turun perlahan menciumi leher jenjang si wanita, hingga meninggalkan tanda kepemilikkannya di sana.
Ciuman Azka tidak berhenti dan turun ke bawah, menjelajah setiap inci tubuh wanita asing tanpa terlewat sedikit pun. Dada wanita itu kembang kempis dibuatnya, menimbulkan suara-suara aneh yang terus mengema seisi ruangan dihiasi lampu temaram.
Azka terus mencumbui wanita asing itu tanpa henti. Hingga wanita itu mengeluarkan suaranya yang berat diikuti rintihan-rintihan kecil dari bibirnya, begitu mengoda. Membuat Azka tidak dapat lagi menahan gairah yang ada dalam dirinya. Suara-suara aneh yang keluar dari bibir si wanita begitu merdu seakan memekik gendang telinga Azka.
Azka lantas mempersiapkan cakar dan taringnya untuk segera menerkam mangsa yang berada di bawah kendalinya. Wanita itu sudah tidak tahan lagi merasakan terkaman dari Azka. Hingga Azka berhasil menerkam wanita itu dan menyalurkan benih-benihnya ke dalam tubuh bagian bawah si wanita.
Azka terus mengulangi apa yang dia lakukan. Menerkam dan terus menerkam, menyalurkan benih-benih kehidupannya ke dalam tubuh bagian bawah si wanita, yang berada di bawah kendalinya. Hampir tiga jam Azka menerkam wanita itu dan membuat wanita itu terkulas lemah, lelah tak berdaya.
Minuman yang diberikan oleh Kirana membuatnya harus melewatkan malam pertamanya, bersama seorang wanita asing yang bahkan dia sendiri tidak tahu asal usulnya.
Mau menolak pun sudah terlambat, pengaruh obat yang semakin lama semakin besar membuatnya hilang kendali. Hingga mengharuskannya terus melanjutkan terkamannya pada wanita yang ada di bawahnya, menikmati dan merasakan syurga dunia yang tiada tara nikmatnya.
Sampai mencapai puncak akhir dari terkaman Azka,membuat wanita itu terkulas lemas tak sadarkan diri, sedangkan Azka lebih memilih untuk tidur.
☉Keesokan harinya.
Azka terjaga dari tidurnya dan mengingat kembali apa yang telah dilakukannya kemarin malam, bersama wanita asing.
"Apa yang sudah kulakukan? Kenapa aku malah melakukan perbuatan b*jat itu? Pesona wanita mana pun aku dapat menahannya. Tapi ... gadis semalam itu ... itu berbeda," ucapnya frustasi mengacak-acak rambutnya.
Azka mengumpulkan pakaiannya yang berserahkan di atas lantai dan memakainya kembali. Ia tidak sengaja menarik selimut dan melihat ada bercak darah yang sudah mulai mengering.
Ternyata dia masih vi*gin. Setidaknya, aku tidak tidur dengan Kirana. batin Azka senang.
Azka sekilas melihat ke atas nakas di pinggir tempat tidur terdapat tiga lembar uang seratus ribuan.
Menarik, seorang Azka Pratama Abraham dibayar dengan uang tiga ratus ribu, benar-benar seorang kelinci kecil yang konyol, batinnya tak percaya.
Azka memilih menelepon Asisten pribadinya. Setelah teleponnya tersambung.
"Halo Tuan," ucap Arya di seberang telepon.
"Cepat cari di mana keberadaan Kirana dan temui saya di kantor siang ini!" tegas Azka serius.
"Baik Tuan," ucap Arya.
Setelah menutup telepon, Azka mengambil uang tiga ratus ribu itu dan bergegas pulang ke rumahnya. Setelah sampai di rumah, Azka memilih mandi bersiap berangkat ke kantor mengendarai mobilnya sendiri. Sesampainya di ruangan kerjanya.
"Selamat siang Tuan," sapa Arya.
"Bagaimana dengan tugas yang saya perintahkan?" tanya Azka datar.
"Maaf Tuan, saya telah menyuruh orang untuk pergi ke rumah nona Kirana. Tetapi, saat ini nona Kirana tidak berada di kediamannya. Menurut pembantu yang bekerja di rumahnya, nona Kirana buru-buru pergi sejak pagi tadi membawa kopernya. Sedangkan orang tua dari nona Kirana mengatakan bahwa, dia sedang menyelesaikan pendidikan dan mengembangkan kariernya di luar negeri, dan saya tidak tahu jelas di mana keberadaannya sekarang, Tuan." jelas Arya panjang lebar.
"Tapi ...."
"Tapi apa?"
"Ibu nona Kirana sempat berkata bahwa anaknya berada di kota J."
"Oke. Kamu sudah boleh pergi, sisanya serahkan saja padaku," ucap Azka datar.
Cih, rupanya mau kabur dariku, ya? Setelah apa yang kau lakukan padaku, aku akan menunggumu, untuk membalas perbuatanmu padaku, batin Azka mendecih.
Azka memutuskan untuk menunggu Kirana. Azka mengingat kembali gadis yang ia tiduri semalam dan memutuskan untuk mencarinya.
Tapi, dengan kondisinya saat ini, dia tidak ada waktu untuk mencari gadis itu sekarang.
Azka sudah diberi kepercayaan penuh oleh Ayahnya, untuk mengelolah dan mengembangan perusahaan yang ada di kota H, dan harus membutuhkan waktu satu tahun dia berada di sana, membuat dirinya begitu frustasi.
Dia bisa saja menyuruh seseorang untuk menyelidiki informasi gadis itu. Tetapi,baginya pasti sangat mudah untuknya mengetahui keberadaannya. Jadi dia menganggap hal itu adalah hal sepele yang bisa diselesaikan dengan mudah.
Setelah perusahaan ayahnya berkembang pesat selama setahun itu. Ia mulai mencari keberadaan gadis yang pernah ia tiduri di kota M. Tapi,hasilnya nihil. Ternyata gadis itu sudah pindah entah ke mana.
Sampai pada waktu itu, dia yang berada di kota H, dan sedang serius mengerjakan pekerjaan di laptop pribadi miliknya.
Tok! Tok! Tok!
Bunyi ketukkan di luar pintu ruangan milik Azka.
"Masuk!" ucap Azka datar.
"Selamat pagi Tuan. Maaf Tuan! Saya menganggu waktu anda sebentar, saya hanya ingin menyampaikan bahwa, lamaran pekerja yang sudah terpilih akan bekerja di sini, sudah ada dan berka--" Belum sempat Asisten pribadi Azka berucap, Azka sudah memotong pembicaraannya.
"Terus," sergah Azka, acuh tak acuh dengan perkataan Asistennya. Bahkan posisi duduknya masih tetap sama.
Bersambung❣
jdi rd MLS klmaan