Novel Noda Merah Pernikahan adalah webseries Novel Pertama yang tayang di Genflix dengan judul "Cinta Albirru" yang dibintangi oleh Michelle Joan dan Kiki Farel.
Zeya gadis yatim piatu yang terpaksa karena keadaan membuat dirinya terjun ke dunia hitam menjadi seorang wanita penghibur.
Suatu hari tanpa di duga ia bertemu dengan seorang pria yang bernama Albirru anak seorang ustad.
Tak lama berkenalan Albirru mengajak Zeya menikah, Zeya yang memang ingin bebas dari dunia hitam menerima tawaran Albirru untuk menikah dengannya walaupun hanya secara siri.
Belum genap setahun pernikahan mereka, Zeya harus menerima kenyataan jika suami yang ia harap dapat membimbingnya menjadi wanita yang lebih baik ternyata telah menikah lagi dengan jodoh dari kedua orang tuanya.
Apakah yang akan Zeya lakukan. Apakah ia bisa menerima pernikahan suaminya.
Siapkan sapu tangan dan tisu. Novel ini akan banyak menguras air mata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 13. Zeya dan Zahra
Albirru mengantar Zeya pulang. Ia ingin menyusul abi dan uminya. Sebelum Zeya keluar dari mobil, Albirru menahannya.
"Maaf, Zeya. Mas mau bicara dengan Abi dan Umi. Apakah kamu mengizinkan mas malam ini menginap di tempat Zahra?"
"Kenapa mas harus minta izin padaku. Bukankah Zahra juga istrinya, mas."
"Bukankah seharusnya malam ini mas masih menginap di sini. Jadi sepantasnya mas meminta izin kamu."
"Mas, aku sebagai seorang istri hanya mengikuti apa yang kamu lakukan. Jika ternyata kamu tidak adil, aku pun tak pantas menghakimi. Bairlah kamu yang akan mempertanggungjawabkan nanti di akhirat."
"Zeya, bukannya mas tidak adil. Mas hanya ingin meluruskan semua yang abi dan umi pikirkan tentang kamu. Mas ingin ia juga bisa menerima kamu seperti ia menerima Zahra."
"Aku tak apa-apa, mas. Aku tidak pernah berharap pada manusia lagi. Seperti kata umi, jika kita berharap pada manusia hanya kekecewaan yang kita dapat. Aku hanya pasrahkan semua pada yang diatas. Dan aku akan selalu berdoa, semoga Allah membukakan pintu hati abi dan Umi untuk bisa menerima aku apa adanya. Hanya Allah lah yang bisa membalikkan hati orang."
"Mas harap kamu bisa memahami dan menerima sikap Abi dan Umi. Ia hanya kaget mendengar masa lalumu. Mas yakin suatu hari ia akan menerima kamu apa adanya."
"Semoga saja. Aku masuk dulu." Zeya mencium tangan Albirru sebelum keluar dari mobil.
Zeya baru masuk ke dalam rumah setelah mobil Albirru menghilang dari pandangannya.
Zeya masuk ke kamar dan membersihkan diri. Ia membaringkan tubuhnya di ranjang dengan mata menerawang menatap langit kamarnya.
Sebagian orang bilang, sangat menyakitkan menunggu seseorang. Sebagian orang lagi berkata, menyakitkan itu saat kita harus melupakannya. Tapi bagiku yang paling menyakitkan itu adalah saat aku tidak tau keputusan terbaik apa yang akan aku ambil, apakah tetap menunggu atau melupakannya dan pergi menjauh.
Bagiku orang yang kuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan, mereka yang tetap tegar saat terjatuh.
Setelah satu jam mencoba memejamkan matanya tapi tak bisa terlelap, Zeya akhirnya bangun.
Zeya membuka lemari dan mengambil gamis serta hijab yang pernah diberikan Umi ustadzah tempatnya mengaji.
Ia mengenakan gamis dan hijab itu. Zeya mematut dirinya di cermin dan layar ponselnya.
"Sebaiknya aku menggunakan hijab saja mulai besok. Umi juga bilang, wanita muslimah wajib menggunakan hijab. Aku pantas kok berpakaian begini," gumam. Zeya seorang diri.
Setelah itu Zeya membuka kembali pakaiannya, ia mengambil wudhu dan melaksanakan solat sunat sebelum tidur.
................
Di tempat rumahnya Zahra, Albirru sedang berkumpul dengan Abi dan Umi nya.
"Apa lagi yang ingin kamu bicarakan," ucap Abi.
"Aku tak bisa pisah dari salah satu istriku, Abi."
"Apa kamu bisa bersikap adil nantinya?"
"Aku akan berusaha semampuku untuk bersikap adil, Abi."
"Udah berapa lama kamu menikahi Zeya."
"Udah sembilan bulan, Abi."
"Sudah sembilan bulan, dan tak ada niat kamu mengenalkan Zeya pada Abi dan Umi. Apakah ini yang Abi ajarkan? Kenapa kamu tak berani berkata jujur?"
"Aku takut Abi tak setuju dengan pernikahanku, " gumam Albirru.
"Kamu takut abi tak setuju. Tampak sekali jika kamu telah melakukan kesalahan. Jika kamu benar, kenapa harus takut. Abi tak mengira Albirru, kamu berani membohongi kedua orang tua dan mertuamu. Zahra ... katakan dengan jujur, apakah kamu telah mengetahui pernikahan Albirru."
"Maafkan aku, Abi. Maafkan aku, Umi. Aku telah mengetahuinya sebelum Abi datang. Mas Al telah mengenalkan kami."
"Dan kamu menutupi ini dari kami."
"Aku tak ingin membantah perintah suamiku, Abi. Mas Al meminta aku menyembunyikan ini dari semuanya."
"Kamu lihat, Al. Pasti hati Zahra terluka saat mengetahui kebohongan kamu. Tapi ia dengan ikhlas menerimanya sebagai bakti kepada suami. Dan ia tetap taat dan patuh atas semua perkataanmu," ucap Abi mulai emosi.
"Abi, jangan salahkan mas Al. Aku setuju untuk menutupi semua ini. Kami sebenarnya akan mengatakan pada Abi dan Umi, cuma belum waktunya ternyata Abi sudah mengetahuinya," ucap Zahra membela Albirru.
"Apa kamu rela di madu?" ucap Umi.
"Aku rela, Umi. Semua demi baktiku pada suami dan mengharapkan ridho-Nya."
"Kamu memang wanita yang baik, bersyukurlah Al kamu bisa menikahi Zahra. Dan bagaimana nanti jika orang tua kamu tau semua ini."
"Aku yang akan menghadapi kedua orang tuaku. Yang akan menjalankan rumah tangga adalah aku, jadi aku rasa kedua orang tuaku pasti akan menerima dan mengerti."
"Baiklah jika kamu memang telah menerima semua ini. Abi dan Umi pamit dulu. Kami mau tidur."
Setelah Abi dan Umi masuk, Albirru langsung mendekati Zahra dan memeluknya.
"Terima kasih atas pembelaan kamu tadi."
"Sudah sepantasnya seorang istri membela suaminya. Mas tak perlu berterima kasih."
"Kamu memang wanita yang baik. Beruntung mas memiliki kamu," ucap Albirru dan mengecup dahi Zahra.
Albirru menggendong Zahra dan membawanya masuk ke kamar.
"Mas, turunkan aku. Badanku berat ...."ucap Zahra dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Albirru.
Albirru menghempaskan dengan pelan tubuh Zahra ke ranjang. Ia mengkukung tubuh Zahra dibawah kuasanya.
Albirru menyusuri wajah istrinya dari dahi hingga berakhir di bibir. Ia melum*tnya dengan rakus.
Satu persatu kain yang menutupi tubuh istrinya di buka Albirru. Ia mencumbu istrinya hingga Zahra terbuai. Setelah puas dengan pemanasan, Al mulai memasuki tubuh istrinya.
Albirru lupa jika saat ini seharusnya ia masih bersama Zeya. Ia menghabiskan malam bersama Zahra. Setelah membersihkan diri mereka terlelap.
Zeya yang terbangun tengah malam melihat ke samping. Hanya bantal yang menemaninya.
Apakah mas Al menginap di tempat Zahra. Kenapa ia tak mengabariku. Ia bilang hanya ingin bicara dengan abi dan Umi.
Zeya bangun dari tidurnya dan mengambil wudhu. Ia melaksanakan solat. Setelah solat tanpa bisa dibendung air matanya jatuh.
Ya Allah jika ini memang jalan takdir yang telah Engkau gariskan padaku, aku akan coba menjalani dengan ikhlas. Mungkin ini dapat menggugurkan dosa-dosaku yang begitu banyaknya. Aku mohon kuatkan dan tabahkanlah aku untuk menjalaninya hingga akhir. Albirru, Dulu dirimu pernah membuatku terbang bahkan hingga naik ke bintang-bintang, namun kini diriku kau hempaskan jauh ke dalam jurang yang curam. Ragaku memang terlihat masih tetap seperti dulu, tapi tidak dengan hatiku. Jika aku masih mencoba bertahan, itu semua kulakukan hanya mengharap ridho-Nya. Dan jika suatu saat aku pergi meninggalkan kamu itu juga karena aku tidak ingin menzalimi diriku sendiri. Jika hati ini sudah tak mampu lagi bertahan, aku akan mundur dengan hati ikhlas.
Bersambung
*****************
Bonus visual Zeya, Albirru dan Zahra. Menurut aku ini yang cocok. Tapi jika kalian memiliki gambaran lain, tak apa. 😍😍😍😍
Terima kasih