"Anda memang istriku,tapi ingat....hanya di atas kertas, jadi jaga batasan Anda"
" baik.... begitu pun dengan anda, tolong jangan campuri urusan saya juga, apapun yang saya lakukan asal tidak merusak nama baik keluarga anda, tolong jangan hentikan saya"
bismillahirrahmanirrahim...
hadir lagi... si wanita lemah lembut, baik hatinya , baik adabnya , baik ucapnya....tapi ingat, Hanya untuk orang-orang yang baik padanya, apalagi pada keluarga nya...
Rukayyah... gadis bercadar yang menutupi seluruh tubuhnya dengan kain kebesaran serta berwarna hitam, bahkan hanya kedua matanya saja yang terlihat.... terpaksa harus menerima perjodohan, karena wasiat kakeknya dulu, dan memang di lingkungan pesantren semua saudaranya menikah karena di jodohkan...hanya kakak laki-lakinya yang paling lembut hatinya mencari sendiri jodoh nya, siapa lagi kalau bukan Yusuf dan Zora....
nantikan kisah selanjutnya, semoga sukaaaa...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Marina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sarapan penuh drama
Tangan Hilman mencekal lengan Rukayyah, menghentikan langkahnya yang santai menuju pintu. Pemandangan ini, seorang istri baru yang membawa nampan makanan ke penjaga, di hadapan kekasihnya, adalah hal yang tidak bisa ditoleransi Hilman, bukan karena cinta, melainkan karena harga diri dan citra bisnis.
Hilman menarik Rukayyah kembali ke tengah ruangan, tepat di depan Rubby yang sedang melotot keheranan.
Hilman berkata dengan suaranya rendah dan tajam, ditujukan pada Rukayyah "Apa yang kamu lakukan? Makanan itu untuk siapa? Kamu istriku, bukan pelayan yang mengurus makanan penjaga. Itu sudah ada bagiannya sendiri."
Rukayyah menatap Hilman. Ia tahu Hilman tidak membelanya, tapi hanya menjaga nama baik keluarga.
"Saya tidak ingin makanan ini terbuang, Tuan Hilman. Saya sudah memasaknya, lebih baik saya berikan pada penjaga." balas Rukayyah datar.
Hilman Menghela napas, lebih kesal pada situasi yang ditimbulkan Rukayyah"Tidak ada yang terbuang.Letakkan di meja makan. Kamu makan sendiri.Biar para pelayan yang membereskan sisanya. Duduk. Kamu adalah nyonya di rumah ini, Rukayyah."
Hilman menekankan kata nyonya, sebuah penegasan status yang sangat ingin ia hindari sejak awal, namun terpaksa ia lakukan di depan Rubby.
" ini terlalu banyak, saya tidak mungkin menghabiskan nya " balas Rukayyah tidak merasa takut.
Rubby, yang sudah merasa dirinya adalah Nyonya yang sesungguhnya, langsung meledak.
Rubby Maju selangkah, nadanya menusuk "Hilman! Apa maksudmu? Kamu menyuruh wanita itu makan , dan kamu akan makan masakannya yang tidak jelas? Sementara aku, aku memasak dengan susah payah untukmu!"
Rubby meletakkan wadah makanannya di atas meja dengan bantingan yang cukup keras.
"Siapa dia sampai kamu harus membelanya di depanku? Ingat, Hilman. Dia hanya istri wasiat yang hanya menumpang di sini!" tegas Rubby dengan suara lantang.
Rukayyah, yang telah diperintahkan duduk, dengan tenang meletakkan nampannya di meja , ia duduk di kursi kosong. Ia memandang Rubby, lalu Hilman. Ia menyadari momen ini adalah kesempatan untuk menguji seberapa jauh Hilman akan berpegang pada statusnya.
Rukayyah Berbicara lembut, namun setiap kata mengandung bobot hukum"Nona Rubby benar. Saya hanya menunaikan wasiat. Tapi, Nona Rubby juga perlu ingat, saya adalah Nyonya sah di rumah ini, secara agama dan negara. Saya tidak menumpang , Saya di sini atas nama wasiat. Dan saya juga tidak berdebat tentang batasan saya dengan suami saya."
" memang anda siapa....?" tanya Rukayyah pura-pura tidak tahu.
Hilman tertegun. Rukayyah tidak menyerang Rubby, tetapi ia menggunakan fakta hukum yang tak terbantahkan untuk menampar status Rubby. Rubby seketika kehilangan kata-kata, wajahnya memerah karena marah. Hilman terjebak di antara dua wanita, satu adalah istri sah yang dingin dan cerdas, yang lain adalah kekasih yang ia cintai namun menimbulkan drama.
" dia sekretaris ku" jawab Hilman datar.
Ketegangan di ruang makan mencapai puncaknya, dan Hilman, yang benci membuang waktu untuk drama, memutuskan dengan cepat.
Ia menunjuk nampan berisi ikan goreng dan tumis kangkung serta sambal yang dimasak Rukayyah.
saat Rubby akan membuka suaranya, Hilman segera menghentikan nya.
Hilman dengan Nadanya yang kaku dan tanpa emosi "Aku makan ini."
Ia mengambil tempat duduk di meja makan, mengabaikan tatapan tajam Rubby. Namun, ia juga tidak ingin benar-benar menyingkirkan Rubby.
Hilman Menunjuk wadah makanan Rubby "Punya mu simpan saja untuk makan siang di kantor."
Itu adalah solusi terbaik Hilman, ia menghormati status Rukayyah dengan makan masakannya, tetapi menenangkan Rubby dengan menjanjikan makanan kekasihnya itu untuk nanti.
Hilman Menatap dingin, baik pada Rukayyah maupun Rubby "Cepat sarapan.
Rukayyah mengangguk tenang, ia mulai menyantap sarapannya, memisahkan ikan dengan durinya. Ia telah memenangkan pertarungan status pagi ini, bukan dengan amarah, tetapi dengan ketenangan. Rubby cemberut, mengambil kembali wadahnya dengan marah, tetapi ia patuh.
Dia ikut makan yang di masak oleh Rukayyah, yang sayangnya makanan itu sangat lezat.
" makanan ini sangat lezat, aku mau kalau Rukayyah memasak setiap hari untukku" gumamnya dalam hati sesekali melirik kearah istrinya yang sibuk memisahkan tulang dengan daging nya , dia mengangkat sudut bibirnya sedikit, dan tidak ada yang menyadari itu.
Sementara itu, Selena yang sedari tadi menyaksikan adegan itu bersama putrinya, tersenyum tipis.
"Bagus sekali. Beginilah caranya. Aku tidak suka gadis Pesantren itu karena dia merusak rencanaku. Tapi aku juga tidak suka Rubby yang hanya gadis biasa yang menjabat sebagai sekretaris tapi berani bertingkah seperti nyonya rumah." gumamnya pelan, "benar mah, aku juga benci dengan Rubby, dia sok berkuasa, sok jadi nyonya, ikut mengatur para pelayan, dasar kak Hilman saja yang bego , mau saja dengan nek lampir modelan begitu" timpal Patricia menatap benci pada Rubby.
Selena menikmati perdebatan itu. Baginya, baik istri maupun kekasih Hilman sama-sama mengganggu dan layak bersaing memperebutkan kekuasaan. Drama ini adalah hiburan baginya sebelum ia mulai melancarkan rencananya sendiri....
" mereka akan saling menghancurkan, setelah tinggal satu, kita yang akan menyingkirkannya " ucap nyonya Selena pelan.
" benar mah, biarkan mereka saling menyerang terlebih dahulu " sahut Patricia tersenyum...lalu mereka berdua ikut datang ke meja makan, menempati kursinya masing-masing....
" wah... sepertinya sangat lezat" ucap nyonya Selena ingin memanas-manasi Rubby.
" iya mah....pasti kak Rukayyah yang memasak, kemarin saja waktu di pesantren kita tidak sadar , malah nambah terus " timpal Patricia terkekeh,ia menyiram minyak dalam kobaran api, lihatlah wajah Rubby yang semakin memerah.
Sedangkan Rukayyah tidak perduli dengan drama kedua orang tersebut ,ia tetap melanjutkan makannya, begitupun dengan Hilman, dia begitu menikmati makanan istrinya sampai tidak melihat wajah Rubby yang sangat merah menahan kesal....dia tahu kalau ibu tiri dan adik tiri kekasihnya itu tidak suka padanya, makannya mereka memanas-manasi Rubby.
Rubby benar-benar menahan amarahnya, dia sangat tahu ,kalau saat Hilman sedang makan tidak bisa di ganggu, dia akan marah-marah , bahkan menggebrak mejanya kalau acara makannya di ganggu bahkan dengan kekasihnya juga.
Rubby harus bersikap lembut seperti biasanya, cukup tadi ... dirinya gegabah dan berakibat kena omel oleh Hilman.
" ibu boleh makan ikannya... Rukayyah?" tanya nyonya Selena tersenyum ramah,
Rukayyah mengangguk" silahkan " jawabnya datar.
Selena tersenyum,ia langsung mengambil nasi, ikan, sambal serta tumis kangkung....ia langsung memakannya...
" tuh kan, aku bilang apa, ini sangat lezat" ucapnya senang, walaupun pada kenyataannya masakan Rukayyah itu memang enak.
" aku juga mau ma" timpal Patricia mengambilnya seperti yang Mamanya ambil, dia makan dengan lahap, mereka ber empat makan dalam diam, dan begitu menikmati sarapan pagi yang penuh drama...
Berbeda dengan Rubby yang hanya mengaduk-aduk makanannya, walaupun enak tapi dia gengsi, lebih memilih membiarkan perutnya kosong sampai semuanya selesai.
" baiklah kalau begitu , saya berangkat ke kantor dulu" ucap Hilman berdiri setelah mengelap mulutnya dengan tissue.
Rubby tersenyum senang, akhirnya dia bisa menahan amarahnya sampai selesai,dan dia bisa berduaan dengan kekasihnya.
" Rukaayyah ikut berdiri, mengikuti Rubby dan Hilman jalan bersama.
Hilman menyadari bahwa ada yang mengikuti nya ,lalu dia menoleh ke belakang , terkejut karena ada istrinya.
Wajahnya sedikit menegang karena seperti ketahuan selingkuh.
" saya berangkat" ucapnya...
Rukayyah mengangguk lalu meraih tangan suaminya,ia mencium punggung tangan Hilman dengan Takzim.
" hati-hati"
Serrrrrr...
Deg
Deg
Deg
Tiba-tiba saja, jantung Hilman berdetak lebih cepat dari biasanya, "perasaan apa ini" gumamnya dalam hati,lalu segera berjalan cepat menuju mobilnya , Hilman selalu memakai sopir setiap bekerja.
***