NovelToon NovelToon
Sweet Scandal

Sweet Scandal

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak / Patahhati
Popularitas:395.2k
Nilai: 4.8
Nama Author: Fhatt Trah

Karya orisinil.
Dilarang keras PLAGIAT!
18+

Skandal yang berbuah manis.

"Tidak ada cara lain lagi, kalian harus menikah."

"Apa?" Pekik keduanya berbarengan.

Berawal dari kesalahpahaman hingga berujung pada skandal yang menjungkirbalikkan kehidupannya secara mendadak.

Irene, gadis manis berusia 22 tahun. Yatim piatu, tinggal di sebuah panti asuhan. Pertemuannya dengan Axelle, seorang aktor ternama, membawanya pada sebuah skenario terburuk dalam hidupannya. Demi menutupi skandal yang tanpa disengaja, sebuah sandiwara pernikahan pun dilakukan.

Namun, siapa sangka pernikahan itu justru menguak fakta baru tentang jati dirinya yang sebenarnya. Lalu, siapakah Irene? Mampukah ia bertahan dalam sebuah rumah tangga yang penuh kepalsuan? Akankah pernikahan itu berakhir, atau justru menumbuhkan perasaan yang tak seharusnya ada diantara mereka?

ig@fhatt87

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fhatt Trah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch. 12

Tibalah pada acara resepsi pernikahan malam harinya. Dihadiri tamu undangan terbatas, dan diliput oleh awak media terbatas pula, resepsi pernikahan itu berlangsung bak resepsi pernikahan sungguhan. Benar-benar telah diatur apik dan sedemikian rupa. Namun sayang, acara itu tidak lebih dari formalitas semata untuk disaksikan oleh khalayak ramai.

Axelle berdiri gagah nan tampan dalam balutan setelan jas berwarna putih gading. Menunggu sang mempelai wanita di singgasananya.

Seharusnya, momen ini adalah momen indah mendebarkan. Namun baginya, ini hanyalah bagian dari aktingnya.

Ya.

Anggap saja malam ini, ia hanyalah sekedar berakting. Demi formalitas semata. Agar tak mengundang atensi khalayak ramai. Toh, sudah biasa baginya berakting seperti ini. Jadi, ini bukan apa-apa. Bukan sesuatu yang harus ia kenang seumur hidupnya. Dan bila tiba saatnya nanti, sandiwara ini pasti akan berakhir.

Ditengah sorotan kamera, dan berpasang-pasang mata memandang, Irene melangkah perlahan. Dengan buket bunga di tangan, dalam balutan gaun putih, dan mahkota kecil menghiasi puncak kepala. Senyum manis itu terukir. Memukau setiap mata memandang. Sungguh, Irene tampil bak seorang puteri raja.

Melangkah perlahan membelah deretan tamu undangan, menuju singgasana dimana seorang pangeran tampan tengah menanti. Senyum manisnya pun terukir. Teruntuk Axelle seorang. Senyum yang tak seorang pun tahu, tersimpan sejuta kesal di dada, dibalik senyum manis itu.

Dan untuk kesekian kalinya, lagi dan lagi, Axelle benar-benar dibuat terpukau akan penampilan Irene malam ini. Lebih cantik dari saat fitting gaun beberapa hari lalu. Penampilannya begitu bersinar, memukau setiap mata yang memandang. Tak terkecuali Axelle. Sang mempelai pria.

Axelle bahkan harus menelan saliva susah payah. Pandangannya tak mampu teralihkan. Menatap lurus bidadari jelita yang tengah melangkah perlahan menghampirinya di pelaminan.

Sekali lagi, Irene mengurai senyum termanisnya sambil menatap Axelle, yang menatapnya tanpa berkedip. Menimbulkan desiran aneh yang tiba-tiba menyentil hati. Hingga menimbulkan debaran aneh di dada.

Saking terpana akan kecantikan Irene, hingga Axelle pun tak menyadari gadis itu tengah mengulurkan tangannya. Mengharap uluran tangan Axelle untuk membantunya naik ke panggung pelaminan.

Axelle masih belum menanggapi. Tatapannya masih terpaku. Hingga akhirnya jentikan jemari Irene pun menyadarkannya. Dan mendapati gadis itu mengharap uluran tangannya.

"Bantu aku. Heels nya ketinggian. Aku hanya takut kalau nanti jatuh." Ucap Irene setengah berbisik.

Axelle maju beberapa langkah. Tangannya pun mulai terulur. Telapak tangan nan kokoh itu terbuka di depan Irene. Pelan, Irene meraih uluran tangan itu. Refleks, jemarinya tergenggam oleh jemari kokoh Axelle. Menuntunnya hati-hati naik ke atas panggung. Genggamannya pun terlepas saat Irene mengambil posisi berdiri di sampingnya.

Kedua mempelai, berdiri di pelaminan bak raja dan ratu sehari. Disaksikan oleh berpasang-pasang mata. Diabadikan oleh banyak kamera. Senyum manis keduanya pun terkembang. Senyum yang penuh kepalsuan. Senyum yang membodohi banyak orang. Sebab senyuman itu tidaklah berarti apa-apa.

Kini, semua orang tahu, bahwa Axelle Allardo dan Irene Kinara adalah sepasang suami isteri. Sebab hal itulah yang mereka tampilkan. Kenyataan yang semu.

.

.

Setelah serangkaian prosesi pernikahan, yang menguras tenaga, membuat Axelle tak bisa menahan diri untuk merebah. Meregangkan otot-otot yang sedikit menegang.

Di tempat tidur king size kamar hotel itu, Axelle menghempaskan tubuhnya. Setelah melempar jas nya ke sembarang tempat dan membuka sepatunya. Dengan posisi merebah, menatap langit-langit kamar, ia longgarkan dasinya yang sejak tadi membuatnya kesulitan bernapas. lalu melemparnya asal. Berserakan di lantai kamar hotel itu. Bersama jas dan kaos kakinya.

Namun sepertinya, bukan hanya dasi itu saja yang membuatnya kesulitan bernapas kini. Kamar hotel yang dihias sedemikian rupa, laksana kamar pengantin sungguhan. Membuatnya sedikit tak nyaman. Suasana yang terasa aneh dan ganjil baginya.

Di seberang, di sofa kamar itu, tengah duduk seorang dara jelita. Masih dalam balutan gaun pengantinnya, gadis itu, Irene sedang membuka sanggul rambutnya. Menggeraikan rambut panjangnya, lantas merapikannya dengan jemari lentiknya.

Meski dalam posisi terlentang, tapi Axelle masih bisa menangkap pemandangan itu dengan ekor matanya. Pemandangan indah yang terlalu sayang jika terlewatkan pandangan.

Sorot mata Axelle senantiasa mengamati setiap gerik Irene. Hingga saat gadis itu beranjak ke kamar mandi dengan santainya. Namun tiba-tiba terkejut saat mendapati pandangan Axelle tengah mengikuti. Niatnya masuk ke kamar mandi pun urung. Ia pikir pria itu telah tertidur. Tapi ternyata ia salah mengira.

Hati yang semula mulai tampak bisa berkompromi itu, kini mendadak cemas. Bahkan rasa takut mulai menghinggapi. Sebab, dalam kamar ini hanya ada mereka berdua saja. Sebagai pasangan suami isteri atas nama sandiwara.

"Ada apa lihat-lihat?" Ketus Irene memandang kesal pria di seberang sana. Yang semula merebah, kini perlahan bangun. Dengan seringai tipis di wajah, menatapnya dengan seksama. Tatapan itu memindainya dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Membuatnya mendadak merinding.

Oh god!

Apa pikiran kotor mulai merasuki otak mesum pria itu? Desis Irene membatin.

"Kamu mau mandi dalam keadaan seperti itu?" Axelle justru meledek Irene yang masih berbalutkan gaun pengantin.

"Memangnya kenapa? Di dalam juga nanti aku buka kok."

"Mau aku bantu membuka gaun itu?" Seringai usil menggoda pun ia ukir di wajahnya. Sekedar menakut-nakuti gadis polos itu.

"Jangan macam-macam ya?" Ancam Irene sambil raut wajahnya terlihat serius. Diikuti raga yang mulai beringsut perlahan.

Namun yang ia ancam justru bangun dari pembaringan. Lalu turun, langkah kakinya pun perlahan mulai menghampiri. Sambil membuka beberapa kancing bagian atas kemeja. Lalu menggulung lengan kemeja hingga ke siku.

Irene pun semakin ketakutan. Urat syarafnya bahkan sampai menegang. Terlebih lagi, saat sorot mata Axelle menatapnya dalam. Disertai senyum tipis yang mulai tampak. Semakin menambah ketakutannya.

Jangan bilang kalau Axelle menganggap ini adalah malam pertama mereka.

Hiii ... Irene sampai merinding membayangkannya.

Oh ya ampun ... Kenapa malah otak Irene yang tidak benar. Kenapa ia malah berpikiran yang bukan-bukan sekarang?

Pernikahan ini hanya sandiwara. Tidak lebih. Yang namanya malam pertama, itu tidak berlaku bagi mereka.

"Kita sekarang adalah suami isteri. Aku berhak atas dirimu." Ucap Axelle. Bermaksud menakuti.

"Hanya pura-pura. Kita bukan pasangan yang sesungguhnya. Jadi, jangan macam-macam ya. Aku jago ilmu bela diri. Jika kamu berani macam-macam, maka semua tulang-tulangmu aku patahkan." Ancam Irene untuk menakut-nakuti Axelle.

Axelle terkekeh, "Cukup punya nyali juga kamu." Kemudian berbalik, kembali menghampiri tempat tidur. Lalu duduk di tepian.

"Penipu kecil. Kamu itu bukan tipeku. Kamu itu sama sekali tidak bisa menarik perhatianku. Jadi tenang saja, aku tidak akan menyentuhmu." Imbuhnya.

"Baguslah kalau begitu. Kamu juga bukan tipeku. Kamu sama sekali tidak menarik dimataku." Irene pun tak mau kalah.

"Baguslah." Lalu menaikkan kaki, menarik selimut, disusul tubuh yang mulai merebah. Axelle sungguh lelah malam ini. Rasa kantuk mulai menyerang.

"Oh ya, kamu tidur di sofa. Besok, kita pulang. Perbaiki penampilanmu. Ingat, status kamu sekarang sudah berbeda. Aku sudah meminta Boni membelikanmu pakaian baru yang akan kamu pakai besok." Tambahnya. Sebelum akhirnya memiringkan badan, membelakangi Irene. Lalu mulai memejamkan mata. Tak peduli lagi keadaan. Rasa kantuk ia turuti.

Kesempatan bagi Irene. Dengan langkah pelan, ia berjalan ke kamar mandi. Lalu masuk dan mengunci pintunya rapat. Tak butuh waktu lama baginya untuk membersihkan diri.

Dengan berbalutkan handuk kimono, ia keluar dari kamar mandi. Mengambil baju ganti dari koper kecilnya, dan menyimpan gaun pengantin dalam koper. Lalu kembali lagi ke kamar mandi.

Tak lama, ia kembali lagi dari kamar mandi. Melangkah pelan ke arah sofa. Lalu duduk. Setelah menggerai rambut yang sempat ia cepol ke atas, perlahan ia membaringkan diri di sofa, mengistirahatkan raga yang terasa lelah . Dengan posisi miring. Memunggungi sandaran sofa. Perlahan mata pun mulai terpejam.

Teringat kata Zaky, bahwa Axelle adalah pria yang cukup bisa menjaga privasi. Semoga saja, pria itu tidak akan berbuat yang aneh-aneh. Harapnya dalam cemas.

Kini, keadaan hening. Senyap dalam temaram, saat lampu kamar dipadamkan. Dan berganti dengan cahaya redup lampu tidur. Rupanya Axelle belum benar-benar tertidur.

Perlahan ia bangun. Lalu memalingkan wajah, memandangi Irene yang telah terlelap, tenggelam dalam mimpi.

Pelan, tanpa membuat gerakan lebih, ia turun dari tempat tidur. Melangkahkan kaki dalam hening, menghampiri Irene yang berbaring di sofa kamar itu. Menatapnya lekat, dengan senyuman tipis yang tiba-tiba terkembang.

Entah takdir apa yang membawa gadis itu ke dalam kehidupannya. Insiden yang tak biasa itu menjadi awal pertemuan. Mendadak menghadirkan rasa, yang mungkin terasa aneh baginya.

"Sepolos itukah kamu?" Gumamnya lirih.

Drrrt Drrrt Drrrt

Getar ponsel disusul dering yang kencang terdengar, akhirnya mengusik tidurnya. Mata Irene yang terpejam itu pun perlahan terbuka. Lalu mendapati Axelle tengah berdiri di seberang. Menatapnya dengan seksama.

Sontak, Irene pun bangun. Lalu mendadak panik, ditengah rasa takut yang mulai menyergap. Terlebih, saat menyadari kamar itu hanya diterangi oleh cahaya redup lampu tidur. Temaramnya suasana kamar itu justru semakin menambah ketakutannya. Bahkan bernapas pun mulai terasa sesak.

Irene takut setengah mati. Wajar, sebab ini pertama kali baginya berada dalam satu kamar bersama orang asing. Wajar, jika berbagai pikiran buruk melintas di benaknya.

Sementara Axelle, melihat ekspresi ketakutan Irene, memilih menjauh. Kembali ke tempat tidur. Lalu meraih ponsel di nakas yang menampilkan satu panggilan tak terjawab dari Clarissa.

"Tidurlah. Aku hanya penasaran saja, apa kamu tidak kedinginan? Apa AC nya terlalu dingin bagimu?" Kilah Axelle. Menyadari Irene masih memandanginya dengan raut ketakutan.

Irene menggeleng cepat, "Aku tidak kedinginan. Jangan macam-macam ya? Jangan coba-coba mendekat. Aku bisa saja melenyapkan mu malam ini juga."

Axelle terkekeh mendengar ancaman Irene.

"Apa nyalimu sebesar itu?"

Irene mencebik. Lalu kembali berbaring. Kali ini memunggungi Axelle di seberang sana. Menyembunyikan wajahnya dalam-dalam pada sandaran sofa. Berharap malam ini akan cepat berakhir.

TBC

1
Tamima
terpesona akhirnya 🤭🤭🤭
Sugi Arso
lanjut
Sugi Arso
kasian
Arenna Dorenna
kenapa sy x like lbh awaal seperti selalu sbb sy mo melihat keseluruhan jln ceritnya baru la akn komen...cerita yg bagus..d dasari permulaan yg cantik...bahkan setiap bab sy enjoy menghayati setiap watak yg d suguhkan...welldone author...anda hebat...
🌺Fhatt Trah🌺: ☺️☺️ Terima kasih kk udah mampir di cerita receh author abal² ini🙏
total 1 replies
Youleannaa
bagus ceritanya,, 😘
Muniroh Mumun
extra part mana thorrrr .....iren blm hamil lg loh ....masak Olivia yg hamil lagi 😂😂😂😂😂
🌺Fhatt Trah🌺: 🤭🤭🤭🤭🤣ampun ngkk aku
total 1 replies
Muniroh Mumun
Zaky ...yg gentle dong jd org .......g kasihan sama iren .....nasib anaknya ada di tanganmu loh .....
Muniroh Mumun
iren anakny Olivia .....Axelle anakny Ranti ......wooww ......amazing
Ria An
dilarang keras plagiat
seperti novel bagus ajah wkwkkwwk
We💜💙
wah.. kereen ni ceritanya. gak bertele-tele. sat set sat set terungkap semua. drama misteri romantis action gak lebay kayak sinetron. syukaak 💜
🌺Fhatt Trah🌺: terimakasih sudah mampir
total 1 replies
Fafaaa
👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
lovely
lah kurang 🔥🔥🥵
lovely
gimna mau bosan s exel ma s Risa 3 taun sudah tau luar dlm namanya laki² tau yg masih segelan pasti akan berpaling 😜🥵
lovely
dih s axel main sosor aja g dimana² 🥴
lovely
OMG main sosor aja s exell ky bebek 😜
lovely
gak apa² lah toh dah halal 🥴
lovely
bagus ceritanya cm terlalu banyak narasinya jadi ngos²an bacanya 🥴
lovely
good job Irene cewek yang jual mahal SM cowok sombong macam exel
ainatul hasanah
iyalah... tunjukkan saja buku nikah mereka berdua, gigit jari entar Clarissa.
sportif sajalah bang Zaky... entar ada pasangan terbaik untukmu, bukan Irene.karena Irene milik bang Aldo.
ainatul hasanah
tuh kan beneran.... jadi yang disembunyikan Zaky itu buku nikah Irene sama Axell .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!