Setelah sekian lama Nathan berusaha menghindari Nadira—gadis yang melukai hatinya. Namun, pada akhirnya mereka dipertemukan kembali dalam sebuah hubungan kerjasama yang terjalin antara Nathan dan Rendra yang merupakan atasan Nadira di Alfa Group.
Sebuah kecelakaan yang dialami Davin dan Aluna dan menyebabkan mereka koma, membuat Nathan akhirnya menikahi Nadira demi untuk melindungi gadis itu dari bahaya yang mengancam keluarga Alexander.
Siapakah sebenarnya yang mengintai nyawa seluruh keluarga Alexander? Mampukah Nona Muda Alexander meluluhkan hati Nathan? Atau justru ada cinta lain yang hadir di antara mereka?
Simak kisahnya di sini.
Jangan lupa follow akun sosmed Othor
Fb : Rita Anggraeni (Tatha)
IG : @tathabeo
Terima kasih dan selamat membaca gaes
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rita Tatha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Nathan dan Nadira duduk di tepi Danau dekat Taman Kota. Walaupun mereka sudah sah sebagai pasangan suami istri, nyatanya hubungan mereka masih saja terasa dingin. Mereka tidak duduk berdempelan layaknya pasangan pengantin baru. Bahkan mereka duduk berjarak lebih dari duapuluh centi.
Hampir sepuluh menit duduk berdua, baik Nathan maupun Nadira belum ada yang membuka suara sama sekali. Masih sama-sama saling diam menyelami pikiran masing-masing.
"Kak ...." Nadira menghentikan ucapannya. Dia menatap Nathan yang juga sedang menatapnya. Mereka pun terdiam, saling terhanyut dalam tatapan yang memabukkan. Namun, sesaat kemudian Nathan memalingkan wajahnya membuat hati Nadira terasa mencelos sakit.
"Nona Muda ...."
"Aku tahu apa yang akan Kak Nathan katakan." Nadira menyela ucapan Nathan begitu saja. Sementara Nathan menoleh ke arah Nadira. Jantungnya kembali berdetak kencang saat menatap kedua netra bening milik Nadira. Namun, Nathan bisa melihat luka dari sorot mata itu.
"Aku tahu kamu terpaksa menerima perjodohan ini demi menuruti keinginan daddy dan aku sangat berterima kasih, Kak. Anggap saja pernikahan tadi tidak pernah terjadi." Nathan menatap tidak percaya ke arah Nadira yang sedang menunduk.
"Jaga bicara Anda, Nona Muda! Kita baru saja melangsungkan ijab kabul satu jam lalu. Kenapa Anda bisa berbicara seperti ini?" Suara Nathan mulai terdengar meninggi. Nadira semakin menunduk bahkan matanya mulai terlihat basah.
"Kak, aku tahu Kak Nathan sudah punya gadis tambatan hati. Maafkan aku, Kak. Aku tidak akan pernah memaksa Kak Nathan untuk bersikap sebagaimana suami istri yang wajar. Aku tidak akan melarang Kak Nathan dekat dengan siapa pun termasuk Nona Jasmin." Tangan Nathan mengepal erat setelah mendengar ucapan demi ucapan yang keluar dari mulut Nadira.
Maafkan aku, Kak. Aku tidak mau terluka semakin dalam jika terlalu dekat denganmu. Karena aku tahu, hatimu sudah bukan milikku lagi. Aku hanya ingin berusaha menjaga perasaanku sendiri. Nadira mengusap airmata yang mengalir dari kedua sudut matanya.
"Baiklah jika itu keinginan Anda, Nona Muda. Karena saya juga sadar bagaimana posisi saya di hidup Anda," balas Nathan. Hati lelaki itu sedang bergemuruh hebat saat ini. Antara amarah dan luka bercampur menjadi satu. Dia menatap Nadira yang sedang beranjak bangun dari duduknya.
"Kak, aku pulang dulu untuk bersiap-siap. Tidak perlu mengantarku karena aku bisa pulang sendiri. Aku juga mengucapkan terima kasih karena Kak Nathan bersedia memberi tumpangan padaku sampai Bandung." Nadira pergi begitu saja meninggalkan Nathan yang hanya berdiam di posisinya.
Sambil melangkah pergi, Nadira mengusap airmata yang tidak mau berhenti mengalir membasahi wajahnya. Dia menghentikan taxi, lalu pulang ke mansion Alexander.
Setelah Nadira tidak terlihat, Nathan memukul tanah yang ia duduki dengan kencang. "Agghhh!" teriak Nathan dengan keras. Dia menjambak rambutnya kasar, beruntung Danau itu sedang sepi.
"Kenapa kamu begitu bodoh! Kenapa kamu tidak mau mendengarkan apa yang aku ucapkan terlebih dulu?" Dia merebahkan tubuhnya di atas rumput. Satu lengannya menutupi kedua matanya agar tidak terkena silau matahari.
"Padahal aku hanya ingin mengajakmu tinggal di rumah yang aku berikan untukmu sebagai maskawin. Kenapa kamu begitu terburu-buru dan mengambil kesimpulan dari hasil pemikiranmu sendiri?" Nathan bermonolog sembari menghembuskan napas kasar berkali-kali.
"Aku memang terluka karena masa lalu. Tapi sekarang aku akan berusaha berdamai dengan hatiku sendiri. Kenapa kamu dengan jahatnya berkata seperti itu. Kembali menorehkan luka di atas luka yang belum sepenuhnya sembuh." Nathan memukul dadanya yang terasa begitu sesak.
"Kalau memang itu yang kamu inginkan. Maka aku akan menuruti kemauanmu, Nad!" Gigi Nathan bergemerutuk saat teringat ucapan Nadira tadi. Bagaimana gadis itu berbicara seolah ucapannya tidak melukai hati orang lain.
"Aaghh!" Nathan kembali berteriak kencang. Namun setelah itu, dia bangkit berdiri dan pulang ke rumah untuk bersiap-siap ke Bandung.
____________________________________________
Bagaimana jempol kalian? Aman?
Kalau hati kalian gimana? Geregetan enggak nih 😅
Doakan besok Othor bisa triple up lagi ya.
Jangan lupa dukungan kalian Othor pantau. Pastikan aktif di like dan komentar ya karena Othor bakal kasih kejutan setiap 2 minggu sekali 😅
Follow akun Othor Kalem ini dan masuk ke grup yuk kita ramein sarang Othor 😅
sm anak kambing saya...caca marica hay..hay