Demi mendapatkan uang untuk biaya operasi transplantasi ginjal ibunda tercinta, Arini rela menjadi teman ranjang atasannya, Sean, selama setahun.
Selama menikah dengan Arini, Sean bersikap sesuka hati tanpa memikirkan perasaan Arini sedikit pun. Arini terbelenggu oleh beragam aturan yang diberikan Sean, dilecehkan dan dihina, termasuk oleh Monica, kekasih Sean.
Sedihnya, setelah semua pengorbanan yang sangat menyakitkan, sang ibunda justru berpulang dan Arini terus diperbudak oleh Sean. Entah sampai kapan. Mungkin sampai hati Sean melembut tersentuh oleh cinta yang datang tanpa diundang? Atau, sampai Arini cukup kuat untuk melawan dan melarikan diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malah sebaliknya
Tok tok tok
Terdengar ketukan dari luar,
"Masuk." Sean mengijinkan masuk
Dua orang pria perawakan bule masuk ke dalam ruangan Sean.
"Hai Sean," sapa Daffa
"Hai Daffa" sahut Sean lalu beranjak dari kursi kebesarannya dan segera memeluk Daffa sahabatnya tersebut
Daffa adalah CEO Anderson Corp dan Shane adalah asistennya. Rencananya Daffa akan bekerja sama dengan perusahaan Sean.
Sean mempersilahkan Daffa dan Shane duduk di sofa. Tak lupa Sean mengambil minuman untuk kedua tamunya tersebut.
Daffa adalah teman Sean dari kecil, Sean dan Daffa memiliki sifat yang berkebalikan. Daffa jauh lebih lembut, sopan dan perhatian sedangkan Sean arogan, suka berteriak, pemarah namun sebenarnya Sean juga memiliki hati yang lembut terlebih untuk orang yang dia kasihi.
Dua jam berlalu akhirnya pembahasan tentang pekerjaan selesai sudah, kini mereka membahas yang lainnya
"Bagiamana Sean, kapan kamu akan menikah?" tanya Daffa sambil tertawa
"Kamu sendiri juga belum menikah kenapa bertanya padaku?" jawab Sean kesal
"Aku masih belum menemukan cewek yang tepat untuk menyandang nama belakangku," sahut Daffa
"Sama," timpal Sean
Di sisi lain Arini yang sehabis bertemu dengan Daffa suka senyum-senyum sendiri sehingga membuat Vina temannya curiga.
"Aku perhatikan setelah dari ruangan pak Presdir kamu senyum-senyum sendiri jangan-jangan pak Presdir nembak kamu ya," ucap Vina
"Sembarangan mana mungkin monster kampret itu nembak aku," sahut Arini
Vina pun bingung "Siapa itu monster kampret?" tanya Vina
Arini tersenyum ketir
"Maaf maksud aku pak Presdir mana mungkin menembak aku, aku tadi tu ketemu cowok cakep banget. Dia bule sih tapi lembut dan murah senyum," jawab Arini dengan membayangkan wajah Daffa
"Siapa? jangan-jangan kamu jatuh cinta pada pandangan pertama," tanya Vina penasaran
"Kelihatannya teman pak Presdir. Ntah lah Vina tapi tadi sumpah aku tu suka terkesan banget. Masa aku yang nabrak dia yang minta maaf," jawab Arini
Vina menepuk bahu Arini
"Kelihatannya cintamu akan bertepuk sebelah tangan, jadi siapkan dirimu," pesan Vina
Arini pun melemas, memang nasib kaum bawah terkadang harus seperti ini bahkan cinta harus direlakan karena nggak mungkin pungguk menggapai bulan.
Arrgggh "Bodoh amat ma perasaan yang penting aku happy." Arini menyemangati dirinya sendiri.
Dia pun mengumpulkan teman-temannya dan mengajak mereka semua untuk makan di warung yang tak jauh dari kantor.
Setelah makan Arini dan teman-temanya kembali lagi ke kantor.
Sean dan Daffa yang merasa lapar berencana makan siang bersama.
"Kita makan siang yuk" ajak Daffa
"Ayo," sahut Sean.
Tak sengaja saat di koridor mereka berpapasan dengan Arini yang hendak ke loker untuk mengambil ponselnya.
"Halo nona," sapa Daffa
"Eh, mas cakep tadi," sahut Arini dengan tersenyum manis
Sean hanya melongo melihat Arini senyum-senyum pada Daffa,
"Berani-beraninya dia memuji lelaki lain di depanku, sadar apa nggak wanita ini kalau ada suaminya di sini," umpat Sean dalam hati
"Aku duluan ya," pamit Daffa sambil tersenyum manis
Melihat senyum Daffa membuat Arini senang.
"Senyumnya sebelas dua belas dengan si Monster kampret itu tapi sayangnya monster itu jarang senyum," gumam Arini.
Sean yang kesal menjadi tidak tenang, dia mengirimkan pesan pada Arini
Daffa adalah temanku jangan keganjenan, nggak usah tebar-tebar pesona, nggak usah baper Daffa memang ramah senyum. Ingat statusmu adalah istriku!!!!😤😤😤😤😤😤
Pesan singkat Sean yang dikirimkan pada Arini.
Arini yang membacanya memutar malas matanya,
dia membalas pesan Sean
Siap pak bos,
Arini meletakkan ponselnya di sakunya saat hendak kembali ada bunyi notifikasi pesan dari Sean
Panggil aku suami jangan pak boz!
Arini yang kesal dengan Sean pun menuruti keinginannya
Siap suamiku
Arini memasukkan ponselnya di saku kembali dengan ekspresi mau muntah
"Orang aneh," gumam Arini lalu kembali bekerja.
Sean yang membaca pesan Arini senyum-senyum sendiri Daffa yang melihatnya mengerutkan alisnya.
"Kamu kenapa?" tanya Daffa khawatir, dia takut kalo temannya jadi gila atau kesambet hantu.
"Tidak ada apa-apa," sahut Sean lalu mengembalikan wajah seriusnya.
*********
Jam pulang kantor telah tiba, Arini menunggu Sean di tempat biasa. Tak selang beberapa lama Sean datang.
"Kita jadi nonton tuan?" tanya Arini
"Jadi," jawab Sean
"Kalau kita berdua panggil aku suami jangan tuan, mengerti," imbuh Sean
Arini hanya bisa menghela nafas
"Mengerti suamiku," sahut Arini malas
Sean tersenyum puas lalu melajukan mobilnya menuju gedung bioskop.
Saat di dalam ruangan,
Sean dan Arini menuju tempat duduk mereka yang terletak paling depan, Sean sungguh tidak sabar menunggu film diputar.
"Payah wajah saja garang tapi kenapa suka film drama dengan aneka bawang," batin Arini
Setelah film nya diputar, Arini melihat filmnya dengan datar, Sean berkali-kali melirik Arini namun raut wajah Arini biasa-biasa saja
"Kenapa dia nggak sedih sama sekali ya," batin Sean
Arini yang tau kalau Sean memandangnya melemparkan pertanyaan
"Ada apa?" tanya Arini
"Kamu kok nggak sedih sih," jawab Sean
"Sedih gundul mu, film model beginian aku tu paling benci," batin Arini dengan menatap Sean malas
"Wanita ini benar-benar wanita jadi-jadian, atau dulu saat pembagian nyawa, malaikat keliru," batin Sean
Arini sungguh bosan dengan film yang diputar di depannya,
"Suamiku kita keluar yuk, kita cari film lain aku tu sukanya film action atau thriller bukan film yang mengandung bawang seperti ini," kata Arini
"Gagal lagi gagal lagi, kamu mang gak jago sama sekali Nick Nick," batin Sean
Sean dan Arini keluar ruangan, Arini ingin memilih film yang dia sukai, kali ini dia memilih film thriller terbaru.
"Ini baru aku suka," gumam Arini dengan tersenyum puas.
Karena filmnya masih satu jam lagi, Arini dan Sean memutuskan untuk mencari makan dulu.
"Kita makan apa?" tanya Sean
Arini melongo, bukan karena pertanyaan Sean tapi karena cara bertanya nya yang lembut sekali.
Arini mengecek dahi Sean, "Tidak panas, kenapa bisa mengigau," gumam Arini
Tiba-tiba Arini membulatkan matanya, "Kamu kesambet ya?" terka Arini
Sean yang awalnya ingin lembut dengan Arini akhirnya harus urung karena sikap Arini
"Sembarangan, suka marah-marah salah sekarang mencoba untuk lembut juga dikira kesambet, mau kamu tu apa?" tanya Sean
"Habisnya aku shock suamiku, maaf," jawab Arini dengan tertawa
Seusai makan mereka kembali lagi untuk segera masuk ke studio bioskop karena film akan segera dimulai.
Awal diputar ketegangan telah terjadi, Arini sungguh menikmatinya. Sean menjadi tegang, karena kaget Sean memeluk Arini.
Arini menatap Sean "Takut?" tanya Arini
"Nggak, kaget saja," jawab Sean mengelak
Arini tersenyum, film thriller ini sungguh menegangkan dan menakutkan sehingga berkali-kali Sean memeluk Arini bahkan dia menyembunyikan wajahnya di bahu Arini saat adegan menegangkan terjadi.
"Badan gede ma film begini takut," gumam Arini
Sean yang kesal memelototi Arini, mengkode supaya dia dan tidak mengejeknya.
Awalnya dia ingin dipeluk Arini dan menghibur Arini saat melihat film drama sedih namun yang terjadi malah sebaliknya Sean yang takut dengan film thriller yang dipilih Arini.
apakah mantan nya Nick
kulit bersentuhan ada efek sampingnya
eh Sean malah frustasi lihat kelakuan nya Arini pada hantu🤣🤣