Bahagia karena telah memenangkan tiket liburan di kapal pesiar mewah, Kyra berencana untuk mengajak kekasihnya liburan bersama. Namun siapa sangka di H-1 keberangkatan, Kyra justru memergoki kekasihnya berkhianat dengan sahabatnya.
Bara Elard Lazuardi, CEO tampan nan dingin, berniat untuk melamar tunangannya di kapal pesiar nan mewah. Sayangnya, beberapa hari sebelum keberangkatan itu, Bara melihat dengan mata kepalanya sendiri sang tunangan ternyata mengkhianatinya dan tidur dengan lelaki lain yang merupakan sepupunya.
Dua orang yang sama-sama tersakiti, bertemu di kapal pesiar yang sama secara tak sengaja. Kesalahpahaman membuat Kyra dan Bara saling membenci sejak pertama kali mereka bertemu. Namun, siapa sangka setelah itu mereka malah terjebak di sebuah pulau asing dan harus hidup bersama sampai orang-orang menemukan mereka berdua.
Mungkinkah Bara menemukan penyembuh luka hatinya melalui kehadiran Kyra? Atau malah menambah masalah dengan perbedaan mereka berdua yang bagaikan langit dan bumi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon UmiLovi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayo, Bercinta denganku!
"Kamu sendiri pasti juga baru putus dengan pacarmu, bukan?"
Deg. Bara menoleh pada Kyra yang masih betah menelisik setiap inchi wajahnya.
"Atau jangan-jangan kamu baru saja bercerai?"
"Kami belum menikah!" tukas Bara cepat.
"Oooooh." Bibir mungil Kyra membulat "Dia ninggalin kamu?" selidiknya penasaran.
Bara mengatupkan rahangnya rapat-rapat. Mengingat momen itu ternyata masih saja menyisakan luka. Luka yang masih belum kering, bahkan mungkin sekarang mulai bernanah.
"Dia mengkhianatiku."
"Haaaah?" Giliran Kyra yang terbelalak. "Pasti dia selingkuh dengan lelaki yang lebih keren darimu! Ya, kan?"
"Dia selingkuh dengan sepupuku!"
"Hahhhh??" Sekali lagi Kyra tercengang. "Apa sepupumu adalah boss-mu? Biasanya wanita akan cenderung memilih lelaki yang lebih mapan secara finansial!"
Bara menolehi Kyra sekali lagi. "Begitukah?"
"Iya, contohnya sahabatku, Zeline. Dia merebut Keanu karena sekarang jabatannya sudah tinggi. Padahal dulu semasa awal aku mengenalkan Keanu padanya, dia selalu mencemooh pekerjaan Keanu yang hanya sebagai sales marketing."
Bara tersenyum kecut. Nyatanya Vale berselingkuh dengan Edy yang notabene berada satu level di bawah Bara! Bahkan mungkin ratusan level di bawahnya.
"Apa kamu juga tipe wanita seperti itu?" sindir Bara terkekeh.
Wajah serius Kyra sontak berubah kesal. "Enak saja! Aku tuh tipe wanita setia, tahu! Aku tipe wanita yang menemani lelakinya dari nol, buktinya malah aku yang diselingkuhi dan ditinggal!"
"Kasihan."
"Kamu lebih kasihan! Pasti berat memilih antara bertahan dengan pekerjaanmu, memusuhi sepupumu atau berhenti agar tak lagi tersakiti." Kyra menepuk pundak Bara dengan iba. "Semangat, ya! Kamu pasti bisa melalui semua ini!"
Tangan mungil itu menepuk bahu kokoh milik Bara beberapa kali, padahal mereka sama-sama tersakiti, namun Kyra justru memberi semangat pada Bara seolah ia sendiri baik-baik saja.
"Kamu juga. Semangat, ya!" Bara mengangkat tangan kirinya dan ikut menepuk pundak mungil Kyra.
Seolah semesta ingin memberi jeda waktu pada Bara dan Kyra agar beristirahat sejenak dari rasa lelahnya pada dunia. Tuhan ingin menghibur hati keduanya dengan pengalaman yang akan mereka kenang seumur hidup.
"Aku pengin mandi, kamu mau ikut ke air terjun itu?"
Bara menggeleng cepat. "Aku mau bikin atap di pohonku. Jadi kalo turun hujan, aku tidak lagi merepotkanmu!"
"Baiklah! Kalo begitu aku akan ke air terjun sendiri."
Namun nyatanya, Bara kini berada di air terjun yang sama dengan Kyra. Tadinya ia ikut masuk ke hutan untuk sekedar mencari kayu, hingga akhirnya malah mengikuti langkah Kyra yang semakin masuk ke dalam hutan dan berhenti di air terjun. Bara justru menunggui Kyra yang sedang mandi dan memunggungi gadis itu.
Melihat tubuh molek itu sedang membilas dirinya di bawah guyuran air terjun, Bara sekuat tenaga menahan salivanya. Sudah sebulan lebih sejak terakhir ia melakukan hubungan itu dengan Valeria. Nafsu liarnya sebagai lelaki entah mengapa mulai terpancing melihat Kyra mandi meskipun masih mengenakan underwear-nya dan celana.
"Bara, kamu yakin nggak mau mandi?"
"Jangan memancingku! Cepat selesaikan mandimu! Kita segera kembali ke rumah pohon!"
Kyra mengernyit bingung. Lalu untuk apa Bara ikut kemari bila tidak mau mandi?
Usai menyikat gigi dan membilas rambutnya, Kyra menyudahi kegiatan basahnya. Ia mengikuti langkah Bara yang terasa cepat dan terburu-buru.
"Eh, Bara. Di atas itu bukannya tumbuhan talas, ya?" Kyra menunjuk pepohonan di atas air terjun.
"Mana ada talas di daerah air terjun yang basah!"
"Coba kamu lihat baik-baik. Di atas sana sepertinya tanahnya lebih gembur." Kyra menarik Bara agar menghentikan langkahnya.
Dan benar saja, tanaman talas itu tumbuh subur dan banyak. Kyra berkali-kali berdecak bahagia karena menemukan pasokan makanan baru setelah sebelumnya harus rebutan pisang dengan monyet. Dengan cekatan, Bara mencabuti tumbuhan itu sementara Kyra mencuci umbinya di aliran sungai yang mengarah ke air terjun. Setelah memanen cukup banyak, mereka berdua memutuskan untuk turun dan kembali ke rumah pohon.
"Bukannya kemarin kamu bilang kalo hari ini kita akan dijemput tim SAR?" sindir Kyra sembari memperhatikan Bara yang berusaha membuat atap seperti milik Kyra.
Bara tak menyahut, ia sibuk mengikat kayu di batang pohon dengan susah payah.
"Bara, perlu bantuan, nggak?"
"Tidak. Kamu fokuslah memasak! Setelah atap ini jadi, aku pasti kelaparan!"
Kyra terkekeh, ia sudah menata umbi-umbi itu di atas tumpukan kayu dan dedaunan yang ia bakar. Aroma buah talas yang khas membuat Kyra seketika ingat pada masa kecilnya. Dulu ketika mendiang Neneknya masih hidup, umbi-umbian seperti ini selalu tersaji di meja makan setiap malam.
Bukan tanpa alasan Bara tak mengijinkan Kyra untuk mendekat dan membantunya. Sejak melihat gadis itu mandi di air terjun tadi, hormon kejantanannya seolah tergelitik. Belum lagi di pulau ini hanya ada mereka berdua, selama 24 jam mereka menghabiskan waktu bersama.
"Bara, kemarilah! Talasnya sudah matang nih!" Kyra menyisihkan talas yang sudah matang untuk Bara.
"Iya, sebentar." Tanpa menoleh, Bara menyahut dengan malas.
Sambil menikmati talas miliknya, Kyra memperhatikan Bara yang nampak sibuk sedari tadi. Merasa gemas karena tak kunjung selesai menali kayu di dahan pohon, Kyra akhirnya bangkit dan menghampiri lelaki itu.
"Minggir, sini aku yang tali!!" Kyra menyenggol tubuh Bara dengan sekuat tenaga. "Makanlah dulu, biar aku yang selesaikan ini!"
"Kamu yakin bisa menalinya?" ejek Bara terkekeh. “Bahkan menarik rambutmu dari monyet saja, kamu membutuhkan bantuanku!"
"Melawan monyet tadi nggak butuh tali temali! Sana makan, jangan cerewet!" Kyra menunjuk tumpukan buah talas milik Bara yang sudah matang.
Bara akhirnya menurut, ia membiarkan Kyra menyelesaikan pembuatan atap itu seorang diri. Bara akui, Kyra cukup pandai dan cekatan. Dengan lincahnya, ia menyelesaikan rangka atap itu hanya dalam waktu setengah jam.
"Wah, kamu hebat sekali!" puji Bara ketika Kyra kembali duduk dan melahap makanannya.
Dalam hening, keduanya pun larut dalam pikiran masing-masing. Sesekali tatapan keduanya bersiborok dan membuat Bara salah tingkah. Sungguh, nafsu lelakinya mulai liar butuh dilampiaskan. Tapi melampiaskannya pada Kyra bukanlah pilihan yang tepat, Bara sangat sadar akan hal itu.
"Ada yang salah dengan wajahku, ya?" Kyra mengusap pipinya ketika mendapati Bara sedang terpaku menatapnya.
Merasa malu karena ketahuan mengamati Kyra, Bara membuang muka keki.
"Apa kamu pernah melakukan hubungan badan dengan kekasihmu?"
Damnn! Pertanyaan macam apa ini, Bara!
Wajah Kyra mengernyit. "Maksudmu, sekss?" tanyanya bingung.
Melihat ekspresi itu, Bara semakin mengutuk dirinya sendiri. Kyra masih suci, ia tak pantas dinodai.
"Kamu mau melakukannya denganku?"
Bara terbelalak, umbi talas yang baru saja ia gigit sontak ia telan tanpa dikunyah ketika mendengar Kyra melontarkan pertanyaan itu padanya.
"Ayo lakukan denganku, Bara. Aku tahu kamu pasti sudah berpengalaman. Ajari aku bagaimana rasanya pacaran secara dewasa!"
...****************...
gengsi aja di gedein pake ga ada cinta
di abaikan dikit udah kesel hahah
wkwkwkwwk