Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pembicaraan Serius
Vio pun segera memasuki gedung tinggi nan megah itu.
Vio langsung duduk dimeja kerja yang sudah ditunjukan.
matanya fokus berkutat pada laptop didepannya.
otaknya selalu saja bekerja sambil memantau data keuangan perusahaan.
jam istirahat,
ia sudah sepakat dengan Kia akan makan siang bersama dikantin.
Vio menghampiri sebuah meja yang sudah ada sang sahabat yang tengah menunggunya.
"kamu udah pesen makanan?" tanya Vio.
"udah dong, aku pesen nasi padang"
"nah sip, kamu tau aja aku pengen makan apa" Vio mengacungkan jempolnya pada sang sahabat.
"Kia gitu loh"
beberapa saat kemudian, makanan pesanan Kia telah datang. mereka berdua menikmati makanan itu.
setelah selesai, Vio kembali duduk di meja kerjanya.
"panggilan Viona Adira untuk segera menuju ruang meeting" suara itu berasal dari pengeras suara yang ada dipojok ruangan.
Vio yang mendengar namanya dipanggil pun segera berdiri dari duduknya dan berjalan menuju ruang meeting.
ini adalah kali pertama nya meeting tepat dihari pertamanya bekerja.
hati Vio berdebar debat saat matanya tak sengaja bertatapan dengan sang CEO.
"plis merem aja napa, matanya bikin jantungku kerja extra" gumamnya didengar sayup sayup oleh rekan disampingnya.
"kamu bilang apa tadi?" tanyanya pada Vio.
"e enggak kok, nggak papa, hehehe" elak Vio sambil tersenyum canggung.
Vio fokus mendengarkan asisten Andy yang menjelaskan tentang strategi baru untuk mengembangkan produksi.
setelah meeting selesai, Vio segera membereskan berkas berkas yang tadi digunakannya untuk meeting.
....
sepulang kerja,
setelah makan malam Vio dipanggil sang papa untuk berkumpul diruang keluarga.
entahlah, sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan' pikirnya.
"Papa mau bicara hal penting sama Vio" ucap papa Rico mode serius.
"Bicara serius apa pa?" tanya Vio bingung.
"Panggilkan mama dan bang Vino dulu" titahnya pada sang putri.
Tak lama kemudian, Bang Vino dan mama Diana telah datang.
"Vino sama Vio duduk sini" ucap papa Rico menepuk nepuk sisinya.
Vino langsung duduk disebelah kiri sang papi, sedangkan Vio duduk disamping sebelah kanan sang papi.
"Bang Vino gimana kerjaannya sekarang?" Tanya papa Rico pada sang putra.
"Lancar pa"
"Vio, sini rebahan dulu" papa Rico menarik kepala sang putri ke pahanya.
"Bang Vino juga sini" papa Rico menarik kepala sang papa dipaha sebelahnya.
"Papa apaan sih, jadi tegang gini suasananya" celetuk bang Vino.
Papa Rico tak menggubris omongan sang putra. Ia mengusap usap kepala kedua anaknya.
"Vio, kamu sayang sama papa kan?"
Vio mengangguk
"Sayang banget pa"
"Vio mau nggak kalau papa jodohin?"
"Hah?! Jodohin pa?" Gadis itu terpekik kaget.
Papa Rico mengangguk
"Papa pengen anak gadis papa dapet suami yang bertanggung jawab, dan papa udah nemuin orang itu"
"Tapi Vio udah suka sama seseorang pa" cicitnya pelan.
"Siapa orang itu? Jika orang itu baik papa akan merestuimu"
"Ta tapi dia nggak suka sama Vio" cicitnya lagi membuat sang kakak Vino terkikik geli.
"Adek abang suka sama Siapa?" Tanya sang abang.
"Arqian Yulandres" cicitnya malu malu.
Degg
Papa Rico tersenyum mendengar nama laki laki itu.
"Sebagai seorang papa, papa mau kamu dapet yang terbaik. Papa yakin dengan pilihan papa Vio nggak bakal kecewa.Vio percaya kan sama papa?"
Vio sedikit ragu
"Vio nggak percaya sama papa?" Tanya papa Rico kembali.