NovelToon NovelToon
Second Husband

Second Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: dewi wahyuningsih

Awalnya aku adalah seorang istri yang diperlakukan bagai Ratu. Hingga suatu saat, gelar Ratu itu lengser dariku. Suamiku datang lalu mengenalkan Ratu barunya. Kesedihan tak berhenti sampai disitu, aku terus disalahkan atas kesalahan ratu barunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 13

Seperti yang sudah dijanjikan. Hari ini Jhon mengajak Elia pergi ke pusat belanja. Ketika sampai di sebuah toko perlengkapan bayi, Elia nampak bingung dengan apa yang harus ia beli. Maklum saja, ini adalah pengalaman pertamanya menjadi calon Ibu.

" Jhon, aku tidak tahu apa yang harus di beli. " Ujar Elia yang sedikit ragu ingin bertanya. Jhon yang sedari tadi melihat Elia kebingungan juga tidak bisa melakukan apapun. Apalagi Jhon, ini saja kali pertama dia datang ke pusat belanja dan melihat langsung benda-benda kecil yang tidak tahu apa gunanya.

" Aku juga tidak tahu. " Jhon mencoba melihat beberapa pasang suami istri yang tengah memilih beberapa perlengkapan bayi.

" Lihat saja orang itu, dan beli apa yang dia beli. " Titah Jhon sembari menunjuk sepasang suami istri yang berada tak jauh dari mereka.

" Tapi Jhon, yang mereka beli serba biru. Bagaimana jika anakku perempuan? "

Jhon menggaruk tengkuknya. Ini benar- benar memusingkan. Untuk urusan pekerjaan, Jhon adalah sosok yang paking di andalkan oleh para petinggi perusahaan. Dia juga di kenal sebagai CEO pencetak uang. Karena setiap kali Jhon memilih klien, sudah pasti perusahaan akan untung besar. Tapi memilih perlengkapan bayi? belum juga berperang, dia sudah menyerah.

" Bukankah bayi bisa diketahui jenis kelaminnya sebelum lahir? " Tanya Jhon.

" Iya memang. Tapi bulan ini aku belum sempat memeriksa kandungan. " Ujar Elia.

Jhon mengerutkan dahinya menatap Elia. " Kenapa tidak bilang? "

Elia benar-benar terkesima dengan segala perlakuan Jhon. Semakin kesini, laki-laki berwajah datar itu semakin memperhatikannya. Cara bicaranya juga sedikit menghangat.

" Besok aku akan ke dokter. "

" Sekarang saja. " Jhon meraih tangan Elia dan menuntunnya untuk mengikuti langkahnya.

Deg...!

Debaran jantung Elia benar-benar begitu kencang. Mungkin hampir membuat seluruh organ di dekatnya ikut bergetar karenanya.

Ya Tuhan,... apa secepat ini aku sudah jatuh hati pada pria ini?

Sementara Jhon, pria itu juga merasakan hal yang sama. Awalnya dia tidak sadar menarik tangan Elia. Tapi setelah beberapa detik, jantungnya memompa dengan begitu cepat. Benar-benar aneh rasanya. Tapi jika melepas tangannya saat itu juga, bukankah akan membuat Elia tersinggung? ah tidak tahulah! entah sejak kapan Jhon begitu perduli tentang perasaan orang lain.

" Wuah... aku pikir mataku salah lihat. Ternyata benar-benar Elia. "

Jhon dan Elia kompak menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke arah sumber suara.

Elia menatap jengah sepasang manusia tida tahu diri yang hina di matanya. Siapa lagi kalau bukan Zila dan Hendrick. Rasanya benar-benar benci melihat mereka berdua. Tapi mau bagaimana lagi, mereka adalah bagian dari masa lalu yang tidak mungkin dihilangkan dari dirinya. Elia menatap tajam Hendrick yang kini menatapnya marah. Marah? entah apa yang membuatnya marah. Sementara Zila, wanita tidak tahu malu terus menerus mengelus-elus perutnya. Mungkin, dia sengaja melakukan itu untuk memamerkan pada ia jika dia tengah mengandung.

" Wuah, sial sekali harus bertemu kalian. " Balas Elia dengan tatapan sinis.

" Kau pikir aku bahagia bertemu denganmu? " Tanya balik Zila yang tak kalah sinisnya.

" Ngomong-ngomong, kalian berdua bergandengan tangan ditempat umum begini apa tidak malu? " Sindir Zila sembari menatap tangan Jhon dan Elia yang masih saling menggenggam.

Elia melihat tangan mereka dan tersenyum. Jadi inilah alasan Hendrick terlihat marah? Elia tersenyum menatap Zila sembari mempererat genggamannya.

" Apa kau iri? aku lihat, tanganmu begitu santai sampai terus menerus mengelus perut. "

Zila tampak terpancing mendengar ucapan Elia. Memang benar, selama ini Hendrick bahkan tidak pernah menggenggam jemarinya seperti yang dilakukan Jhon kepada Elia. Jujur saja, Zila benar-benar merasa iri. Selain Jhon lebih tampan, pria itu juga terkenal berkat usahanya dalam mendirikan sebuah perusahaan kecil. Dan kini, perusahaan itu telah berkembang pesat hingga merajai dunia perdagangan di beberapa kota.

" Kami sering melakukanya. Hanya saja, hari ini aku sedang tidak dalam mood yang baik. "

Elia berdecih lalu menatap Jhon yang menatap Hendrick dengan tatapan kesal.

" Sayang, melihat mereka berdua rasanya aku ingin muntah. Bagaimana kalau kita pergi dari sini. "

Jhon yang terkesiap mendengar ucapan Elia langsung mengangguk. Dia diam bukan berarti tidak ingin membela Elia. Hanya saja, Jhon paling tidak suka meladeni mulut wanita wanita ketika sedang bertengkar.

Sebelum langkah mereka menjauh, Jhon dengan sengaja membuat langkah mereka terhenti lalu membenahi rambut Elia yang berantakan.

" Diam dan tersenyumlah. " Ucap Jhon berbisik sembari terus membenahi rambut Elia.

Aku bukanya tidak mau tersenyum. Tapi aku sangat gugup hingga tidak bisa melakukan apa-apa.

Jhon semakin tersenyum puas saa ekor matanya melihat kekesalan yang semakin memuncak dari wajah Jhon. Tentu saja Elia menyadari itu. Jhon tidak bisa menyembunyikan ekspresi marah dan senang saat. berada di dekat Hendrick atau anggota keluarga Dargo yang lainya.

" Terimakasih, Jhon. Tapi maaf untuk ini. " Elia menarik tengkuk Jhon dan mengecup singkat bibir Jhon.

Jhon terdiam membeku dengan apa yang baru saja terjadi. Lagi-lagi jantung itu berdetak dengan begitu hebatnya. Untuk saja mereka sedang berada di pusat belanja. Kalau tidak, detak jantung Jhon sudah pasti bisa Elia dengar.

" Ayo kita pergi. " Ajak Elia sembari mengganti posisi tangannya memeluk lengan Jhon.

Hendrick semakin mengepalkan tangannya kesal. Dia tidak bertemu Elia selama empat bulan. Dia benar-benar sangat merindukan wanita itu. Tapi kenapa saat bertemu keadaan sudah sangat kacau? dia bahkan mesra dengan saudaranya sendiri. Lalu bagaimana dia akan meraih Elia kembali kalau dia ada bersama Jhon?

Elia,.. apakah hatimu sudah berubah? apakah aku sudah terhapuskan dari hatimu? aku selalu ingin menemui mu, Elia. Tapi aku tidak bisa keluar dari Dargo. Mereka semua melarangku. Elia,.. tunggu sebentar lagi. Aku akan membawamu pergi Elia. Aku tahu kau hanya ingin membuatku cemburu kan? akan aku terima. Tapi aku akan tetap mengambil mu kembali saat anak Zila lahir nanti.

***

" Jhon, maafkan aku tentang barusan. "

Jhon diam tak bergeming. Hanya kakinya saja yang bergerak melangkah maju.

Kenapa harus meminta maaf? aku kan suaminya.

" Jhon, apa kau marah? " Tanya Elia kembali karena tak mendapat jawaban dari Jhon.

" Tidak. " Jawab Jhon singkat. Sebenarnya sebal juga dia mendengar permintaan maaf Elia sampai harus di ulang-ulang. Padahal dia sendiri tidak merasa keberatan. Toh memang sudah suami istri kan?

Jhon dan Elia telah sampai ke dokter kandungan setelah hampir satu jam menempuh perjalanan. Melihat banyaknya pasutri yang sedang mengantri, Jhon menghubungi temannya yang adalah anak dari si pemilik rumah sakit itu. Setelah sepuluh menit, Jhon dan Elia sudah dipersilahkan masuk.

Dokter dengan telaten membantu Elia menimbang berat badan, mengecek tekanan darah, tak lupa juga menanyakan beberapa keluhan pada kehamilan Elia. Elia hanya bisa tersenyum karena anak dalam kandungannya benar-benar sangat pengertian. Tidak pernah muntah lagi setelah tiga bulan. Hingga saat ini tak sedikitpun Elia mengalami keluhan-keluhan kayaknya Ibu hamil lainya.

" Anda beruntung sekali, Tuan. Anak anda sangat penurut dan baik hati. Dia sama sekali tidak membuat Ibunya kesusahan. " Ujar Dokter itu.

Elia terdiam mendengar ucapan Dokter itu. Ada rasa yang tidak bisa ia jelaskan mendengar ucapan Dokter itu. Rasanya sungguh aneh. Hamil dengan siapa dan yang menemaninya ke Dokter kandungan siapa.

" Baguslah. Aku harap dia akan seperti itu hingga dewasa nanti. "

Semakin pula Elia terdiam mendengar jawaban Jhon.

" Baiklah, Nyonya. Ayo kita USG. "

Elia menurut saja dan mengikuti intruksi sang Dokter.

" Semuanya baik, Nyonya. Berat badannya normal dan tidak ada kecacatan fisik. Jenis kelamin janin anda Perempuan, Nyonya. "

TBC

1
Wini Hilal
klw gk ada masalah biasanya bius lokal seperti lahiran ank ku yg pertama tp ketika aku SC anakku yg kedua karna saat itu nafasku sesak dn darah tinggi aku dibius total
Laila Umroh
Luar biasa
Anonymous
keren
novi 99
si ken yang gak pernah pacaran sama kelihatannya polos dengan hal dewasa ternyata suhu jg ya.......
bisa-bisanya Jehan hamil duluan
Syabariah BidolS
Baru baca bab 1 udah seru aja ceritanya...auto lanjuttttttt marathon bacanya. Keren karyamu othor 👍❤️
novita harahap
Luar biasa
Shinta Dewiana
hendrick gila mana ni bidyguat
Shinta Dewiana
ini baru permulaan hendrick...
Shinta Dewiana
ha..ha..ha....panas panas....rasa
Shinta Dewiana
wk...wk..wk....malu2 meong ya
Shinta Dewiana
sungguh keluarga forguso....mimpi kalian ketinggian..
Shinta Dewiana
hendrik goblok ..
Shinta Dewiana
bukannya op melahirkan hanya bius setengah kok ini bius total..ha..ha..ha..dlm mimpimu hendrik...
shofia ramadhani4
Lumayan
shofia ramadhani4
Luar biasa
Shinta Dewiana
muda2han nanti anaknya strong n jenius
Shinta Dewiana
cinta yg blm di sadari
Shinta Dewiana
mantap
Shinta Dewiana
waduh...jhon langsung ngelamar..
Shinta Dewiana
keluarga gila...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!