Ibu Untuk Ciara

Internasional School

Dhena sudah sampai di sekolah Ciara ia akan menjemput Cia lalu ke rumah kedua orangtuanya.

" Pak Jerry, tunggu sebentar ya saya jemput dulu Cia " ucap Dhena kepada Jerry, karena Bisma meminta Jerry untuk mengantarkan Dhena ke rumah orangtuanya.

" Iya Baik Bu "

Dhena turun dari mobil, lalu ia berjalan masuk menuju kelas Cia, sedangkan Jerry menunggu di dalam mobil.

" Siang Miss " ucap Dhena saat berpapasan dengan salah satu guru Ciara.

" Oh Mama Ciara, sebentar Ciara saya panggil kan tadi dia masih bermain lego di kelas sambil menunggu di jemput " ucap guru Cia.

" Iya Miss "

Tidak lama Cia keluar dari dalam kelas.

" Mama....... " pekik Ciara ia langsung memeluk Dhena.

" Sayang.. Salim dulu dong " ucap Dhena.

Lalu Cia menyalami Mama nya, Dhena pamit pulang kepada Guru Ciara.

" Mari Miss.. "

" Silakan Mam, hati-hati Cia sampai ketemu besok "

" Sampai ketemu Miss "

Dhena dan Cia berjalan menuju parkiran sekolah, saat mereka akan menuju mobil, tiba-tiba seorang wanita mencegah Dhena dan Cia.

" Hai.. Ciara " ucap wanita itu tiada lain adalah Elsa.

Cia dan Dhena menghentikan langkahnya.

Dhena hanya tersenyum, ia bingung dan tidak tahu siapa wanita itu. Cia pun lupa-lupa ingat karena ia terakhir bertemu dengan Elsa sekitar 1,5 tahun lalu.

" Cia lupa ya sama tante ? " ucap Elsa lagi.

Cia yang hanya bisa bengong melihat Elsa, Cia mungkin lupa karena terakhir bertemu Elsa saat ia masih sangat kecil.

" Maaf siapa ya ? " tanya Dhena.

" Oh ya kenalkan saya Elsa " Elsa mengulurkan tangannya.

Deg

Dhena terhenyak, ia teringat cerita Bisma tempo hari yang menceritakan Elsa.

Dhena langsung sedikit menarik Ciara agar ada dibelakangnya.

" Saya Dhena.. " ucap Dhena menjabat tangan Elsa.

" Istrinya Bisma ? " tanya Elsa lagi.

" Ya.. Mama nya Ciara " jawab Dhena.

" Ehem.. Sepertinya yang lebih pantas menjadi ibu pengganti untuk Cia, saya ya.. Karena garis keturunan dari Ayah nya Ciara lebih kuat, dibandingkan kamu yang hanya sekedar istri dari Om nya Ciara " ucap Elsa tersenyum sarkas.

" Mama .. " Cia memanggil Mama nya.

Dhena menyadari, Cia anak yang cerdas, ia khawatir Cia mencerna ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Elsa.

" Mohon maaf, saya ada kegiatan lain, permisi " ucap Dhena berlalu meninggalkan Elsa.

" Dia bukan Mama kamu Ciara " ucap Elsa saat Dhena dan Ciara melewatinya.

Dhena buru-buru naik kedalam mobil, ia langsung memeluk Ciara, hatinya sangat tidak karuan. Jerry melihat istri bos nya seperti sedang panik.

" Bu.. Ada apa ? " tanya Jerry.

" Oh gak apa-apa Pak Jerry, kita bisa lanjut jalan " jawab Dhena, berusaha menetralkan suasana hatinya.

Mobil melaju meninggalkan sekolah Cia.

" Mama.. " Cia memanggil Mama nya.

" Iya sayang "

" Mama tante tadi siapa sih ? Kok dia tau nama aku " tanya Ciara.

Dhena bingung menjelaskan ingin menjelaskan secara jujur namun ia merasa khawatir dengan Ciara kedepannya.

Mas Bisma.. Tolong aku bantu aku jawab pertanyaan anak mu...

" Terus kenapa dia bilang kalo Mama bukan Mama aku ? " susul Cia.

Jag...

Hati Dhena semakin tidak karuan. Benar kan Cia mendengar ucapan Elsa.

" Sayang.. Tante tadi kayanya salah orang deh, Cia kan anak Mama.. " jawab Dhena.

" Emang nya aku bukan anak Mama ? " tanya Cia lagi.

" Siapa bilang, kamu itu anak Mama yang paling cantik " Dhena memeluk Cia dengan erat.

Cia pun memeluk membalas pelukan Mama nya.

" Mama sayang banget sama kamu Nak... " ucap Dhena.

Tanpa di komando air mata lolos dari pelupuk matanya ada rasa khawatir ia kehilangan Ciara, ia tidak akan sanggup jika harus kehilangan Ciara.

Disisi lain Jerry yang memperhatikan istri bosnya melalui kaca spion mobil menjadi penasaran, ada apa sebenarnya yang terjadi kepada istri bos nya.

" Kenapa ya Bu Dhena ? Ada apa dia memeluk Cia sambil nangis ? Apa aku harus kabari Pak Bisma ? " batin Jerry.

Jerry tidak ingin banyak bertanya khawatir dianggap mencampuri urusan istri atasannya, ia kembali fokus mengemudi.

Jarak dari sekolah Cia ke rumah orang tua Dhena sekitar satu jam, baru setengah perjalanan mereka.

Pikiran Dhena menjadi tidak tenang, bayang-bayang ucapan Bisma tentang Elsa, terus menari-nari dipikiran nya.

" Mama.. Kenapa nangis ? " tanya Cia yang melihat Pipi Mama nya basah.

" Hmm.. Nggak kok Mama gak nangis, ini tadi kayanya Mama kemasukan debu dari AC " ucap Dhena berbohong.

" Sini aku tiup mata Mama kalo kemasukan debu " balas Cia.

" Nih mata Mama yang kelilipan " Dhena mendekat kan matanya untuk di tiup Cia.

Fiuh

Fiuh

" Udah Ma.. Masih sakit gak ? " tanya Cia.

" Ng...nggak... Makasih ya sayang "

" Sama-sama Mama "

Setelah satu jam perjalanan akhirnya Dhena dan Cia sudah sampai di rumah Mama Nita.

" Sudah sampai.. Ayo turun sayang " ajak Dhena.

" Asikk sudah sampai "

" Pak Jerry terima kasih banyak ya "

" Sama-sama Bu Dhena, saya kembali ke kantor ya Bu " ucap Jerry.

" Iya " balas Dhena.

" Dadaaaa Om Jerry "

" Daaaa.... "

Cia memang sudah sangat mengenali Jerry, sedari kecil ia suka diajak Bisma ke perusahaan sehingga ia cukup mengenali Jerry dan sekretaris Papa nya.

Selepas kepergian Jerry kembali ke perusahaan, Dhena dan Cia masuk kedalam rumah.

" Assalamu'alaikum "

" Assalamu'alaikum "

" Wa'alaikumusalam " balas Mama Nita

Mama Nita menyambut kedatangan Dhena dan Cia.

" Dhena... Cia... "

" Sehat Mama ? " Dhena menyalami Mama nya.

" Alhamdulillah "

" Sayang.. Salim dulu ke Oma " Ucap Dhena kepada Ciara.

Cia langsung menyalami Oma nya.

" Sayang... Pintarnya.. Kok masih pake seragam sekolah ? " tanya Mama Nita.

" Iya Ma, tadi dari sekolah langsung kesini " balas Dhena.

" Oh gitu " Mama Nita terlihat celingak-celinguk.

" Dhen suamimu mana ? " tanya Mama Nita.

" Mas Bisma masih di kantor ada rapat Ma, nanti paling sore baru kesini sekalian jemput " jawab Dhena

" Oh begitu, ya udah ayo Cia mau minum apa ? Nanti Oma buatkan, sudah makan belum ? Makan ya Oma sudah bikin Ayam krispi khusus untuk Cucu Oma " ucap Mama Nita sambil menggendong Cia mengajaknya ke ruang makan.

Dhena ia duduk di sofa ruang tengah, ia menghempaskan tubuhnya ke senderan sofa, sedikit memijat-mijat pelipisnya agak pening karena tadi ia sedikit menangis di mobil mengkhawatirkan Cia.

Dhena memperhatikan Cia yang sedang di suapi makan oleh Mama Nita, kekhawatiran Dhena akan kehilangan Cia kembali menghantui, bagaimana tidak Mama Nita pun sama sangat menyayangi Ciara sama seperti kepada Alissa, walaupun Ciara bukan cucu kandung nya.

Dhena pun sebelum nya tidak menyangka Mama Nita bisa menerima dan menyayangi Ciara seperti dirinya, namun ternyata ia bisa lihat sendiri Mama Nita begitu menyayangi Ciara.

" Dhen... " panggil Mama Nita membuyarkan lamunannya.

" Iya Ma.. "

" Ayo makan dulu "

" Iya nanti aja Ma, masih kenyang .. Oya Alissa kesini gak Ma, Cia pengen ketemu Alissa katanya "

" Belum tahu, memangnya kamu gak menghubungi Mas Deva ? "

" Sudah aku kabari, mungkin Mas Deva sedang sibuk praktek "

" Ya sudah Mama hubungi Agni saja, jam segini Alissa pasti sudah pulang sekolah "

Mama Nita mengambil ponselnya yang tergeletak di dekat meja tv, ia lalu memanggil Cia yang sedang bermain puzzle, di rumah Mama Nita memang banyak mainan anak-anak, mainan Alissa saat kecil.

" Cia sini sayang.. Kita telepon Kak Alissa "

" Iya Oma " Cia menghampiri Mama Nita.

Tut Tut Tut

Mama Nita menghubungi Agni, Mama nya Alissa melalui sambungan video call.

Agni : " Halo Mama "

Mama : " Halo Gni.. Sehat kamu ? "

Agni : " Alhamdulillah Ma "

Mama : " Alissa mana ? Sudah pulang sekolah ? "

Agni : " Ada Ma.. Sebentar Agni panggilkan "

Agni memanggil Alissa, untuk berbicara dengan Oma nya.

Alissa : " Halo Oma "

Mama : " Sayang.. Sudah pulang sekolah ? "

Alissa : " Sudah Oma "

Mama : " Alissa lihat di rumah Oma ada siapa "

Mama Nita mengarah kan kamera ponsel ke wajah Ciara.

Alissa : Ciara.. Cia ada di rumah Oma ? "

Cia : " Halo Kak Alissa "

" Ma... Aku mau ke rumah Oma " ucap Alissa kepada Mama nya.

" Iya boleh, tunggu Papa pulang ya sebentar lagi Papa pulang, nanti kita langsung ke rumah Oma " balas Agni.

Alissa : " Cia.. Jangan dulu pulang ya, aku nanti ke rumah Oma "

Cia : " Iya Kak, aku pulang nya malam dijemput Papa "

Alissa : " Iya pokonya kamu jangan dulu pulang "

Cia : " Oke Kak "

Klik telepon terputus, Ciara memang seperti itu jika dirasa sudah cukup berbicara ia akan langsung memutus sambungan telepon nya.

" Oma sudah " Cia menyerahkan ponsel Oma nya.

" Oke "

Cia kembali bermain puzzle, sedangkan Dhena menuju kamarnya untuk mengganti pakaian dan ia pun akan mengambil pakaian ganti untuk Ciara, karena ia pun menyimpan beberapa baju Ciara di rumah Mama Nita.

🌷🌷🌷

Jangan lupa untuk selalu dukung author dengan vote like dan komennya ya.. Hatur nuhun ❤️